Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
Pneumonia adalah Inflamasi pada parenkim paru dengan konsolidasi ruang
alveolar.1 Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus terminalis dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.2
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita
oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan
pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob.3
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan
tertinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan yang terjadi dimasyarakat. Pneumonia
merupakan bentuk infeksi saluran pernapasan akut di parenkim paru yang serius
dijumpai sekitar 15-20% kejadian infeksi saluran pernapasan.2
Pada laporan kasus ini dilaporkan kasus pneumonia agar dapat menjadi
pembelajaran dalam manajemen tatalaksana holistik pada pasien ini, yang dilakukan
oleh dokter layanan primer di puskesmas.
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama
: An. MAR
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Usia
: 2 tahun
Agama
: Islam
Alamat
Pekerjaan
: Belum bekerja
Pendidikan
: Belum sekolah
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: -
Nadi
: 135 x/menit
Pernapasan
: 58 x/menit
Suhu
: 38.5 0C
Berat badan
: 12 kg
Tinggi Badan: 91 cm
Status Gizi
Keadaan spesifik
Kepala
Mata
Hidung
Telinga
Tenggorokan
Mulut
Leher
Thorax
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
KGB
B. Diagnosis Banding
Pneumonia
Bronkiolitis
C. Diagnosis Kerja
Pneumonia
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
E. Pemeriksaan Anjuran
1. Rontgen Thorax AP
F. Terapi
Nonmedikamentosa
o Memberikan informasi kepada pasien bahwa penyakitnya adalah
Pneumonia yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur. Gejala
berupa batuk, pilek, demam disertai dengan sesak nafas atau nafas cepat.
o Menjelaskan mengenai pengobatan yang akan dilakukan pada pasien.
o Menjelaskan kepada pasien tentang dampak yang akan ditimbulkan jika
pasien tidak segera diobati.
o Menjelaskan untuk tetap melanjutkan konsumsi makanan seperti biasa
dan istirahat.
Medikamentosa
Sistemik:
1. Parasetamol 3 x 1 cth
2. Amoxicillin 3x 1 cth
3. Multi Vitamin 1 x 1 tab
G. Komplikasi
Efusi Pleura
Respiratory Failure
ARDs
H. Prognosis
Quo ad Vitam
Quo ad Functionam
Quo ad Sanationam
: bonam
: bonam
: bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Pneumonia adalah Inflamasi pada parenkim paru dengan konsolidasi
ruang alveolar.1 Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus terminalis dan
alveoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat.2
Pneumonia komunitas adalah pneumonia yang terjadi akibat infeksi
diluar rumah sakit, sedangkan pneumonia nosokomial adalah pneumonia
yang terjadi > 48 jam setelah dirawat dirumah sakit, baik di ruang rawat
umum, maupun diruang ICU yang tidak menggunakan ventilator.2
Pneumonia lobaris menggambarkan pneumonia yang terlokalisir pada
satu atau lebih lobus paru. Pneumonia atipikal mendeskripsikan pola selain
dari pneumonia lobaris. Bronkopneumonia mengacu pada inflamasi paru
yang terfokus pada area bronkiolus dan memicu produksi eksudat purulen
yang dapat mengakibatkan obstruksi saluran respirasi berkaliber kecil dan
menyebabkan konsolidasi merata ke lobules yang berdekatan. Pneumonitis
interstitial mengacu pada proses inflamasi pada interstisium yang terdiri dari
dinding alveolus, kantung dan duktus alveolar serta bronkiolus.1
B. Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme,
yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia
komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan
bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak
disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan pneumonia aspirasi banyak
disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di
Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang ditemukan dari pemeriksaan
dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif.3
C. Epidemiologi
Penyakit saluran nafas menjadi penyebab angka kematian dan
kecacatan tertinggi diseluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru
praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan yang terjadi
dimasyarakat. Pneumonia merupakan bentuk infeksi saluran pernapasan akut
di parenkim paru yang serius dijumpai sekitar 15-20% kejadian infeksi
saluran pernapasan.2
Insidensi tahunan: 5-11 kasus per 1.000 orang dewasa; 15-45% perlu
di rawat dirumah sakit (1-4 kasus), dan 5-10% diobati di ICU. Insidensi
paling tinggi pada pasien yang sangat muda dan usia lanjut. Mortalitas: 512% pada pasien yang dirawat di rumah sakit; 25-50% pada pasien ICU.4
D. Patofisiologi
Proses pathogenesis pneumonia terkait dengan 3 faktor, yaitu keadaan
(imunitas), mikroorganisme yang menyerang pasien, dan lingkungan yang
berinteraksi satu sama lain. Interaksi ini akan menentukan klasifikasi dan
bentuk manifestasi dari pneumonia, berat ringannya penyakit, diagnosis
empiric, rencana terapi secara empiris serta prognosis dari pasien. 5
3 bulan terakhir
Macrolide [klaritromisin (500mg PO bid) atau azitromisisn (500mg PO
G. Pencegahan
Pemberian imunisasi memberikan arti yang sangat penting dalam
pencegahan pneumonia. Pneumonia diketahui dapat sebagai komplikasi dari
campak, pertusis, dan varisela sehingga imunisasi dengan vaksin yang
berhubungan dengan penyakit tersebut akan membantu menurunkan insiden
pneumonia. Pneumonia yang disebabkan oleh Haemophillus influenza dapat
juga dicegah dengan pemberian imunisasi Hib.7
Pencegahan lain dapat dilakukan dengan menghindari factor paparan
asap rokok dan polusi udara, membatasi penularan terutama dirumah sakit
misalnya dengan membiasakan cuci tangan dan penggunaan sarung tangan
dan masker, isolasi penderita, menghindarkan bayi/anak kecil dari tempat
keramaian umum, pemberian ASI, menghindarkan bayi/anak kecil dari
kontak dengan penderita ISPA.7
H. Prognosis
Pada umumnya anak akan sembuh dari pneumonia dengan cepat dan
sembuh sempurna, walaupun kelainan radiologi dapat bertahan selama 6-8
minggu sebelum kembali ke kondisi normal. Pada beberapa anak, pneumonia
10
dapat berlangsung lebih lama dari 1 bulan atau dapat berulang. Pada kasus
seperti ini, kemungkinan adanya penyakit lain yang mendasari harus
diinvestigasi lebih lanjut, seperti dengan uji tuberculin, pemeriksaan
hidroklorida keringat untuk kistik fibrosis, dan bronkoskopi untuk identifikasi
kelainan anatamis atau mencari benda asing.1
I. Komplikasi1
1. Pneumonia ekstrapulmoner, pneumonia pneumokokus dengan bakteriemi.
2. Pneumonia ekstrapulmoner non infeksius gagal ginjal, gagal jantung,
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PENCEGAHAN/PEMBINAAN
A. Pembahasan
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang anak laki-laki
berumur 2 tahun. Berdasarkan tinjauan pustaka disebutkan bahwa pneumonia
dapat mengenai anak-anak maupun dewasa. Keluhan utama pada pasien ini adalah
11
batuk dan pilek sejak 1 hari yang lalu. Pada awalnya pasien mengeluh batuk
berdahak, tidak ada darah disertai dengan pilek. Pasien mengaku belum ada
demam. Sejak 1 hari sebelum rumah sakit pasien mengeluh sesak napas terus
menerus disertai dengan demam tinggi, batuk pilek masih ada. Hal ini sesuai
dengan teori dimana disebutkan bahwa gejala utama pneumonia adalah batuk
berdahak, pilek, disertai demam dan sesak napas atau napas cepat, terutama pada
anak-anak gejala yang lebih utama muncul adalah batuk dan pilek.
Pada pemeriksaan fisik didapati pada status generalis yang menunjukkan
bahwa pasien dalam keadaan febris kemudian dari pemeriksaan paru ditemukan
napas cepat (takipneu 58 x/menit), disertai wheezing dan ronkhi kasar, hal ini
sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada pasien pneumonia terjadi
inflamasi pada parenkim paru yang dapat menyebabkan terbentuknya konsolidasi,
sehingga pasien mengeluh sesak napas dan disertai adanya ronkhi. Untuk
wheezing bias muncul bila inflamasi juga mengenai bronkus terminalis.
Tujian pengobatan pada pasien ini adalah untuk memperpendek perjalanan
penyakit dan mengurangi gejala klinis yang ada, yaitu dengan pemberian
antibiotik, yaitu amoxicillin 3x 120 mg/hari selama 5-7 hari, hal ini dimaksudkan
untuk membunuh bakteri penyebab pneumonia, Roborantia berupa antipiretik
Paracetamol 3x125 mg/hari dan multivitamin diberikan dengan tujuan untuk
menurunkan gejala demam, dan meningkatkan daya tahan tubuh anak.
Pasien disarankan agar istirahat yang cukup, minum obat yang teratur,
makan makanan yang bergizi, Hal itu bertujuan untuk memperbaiki daya tahan
tubuh pasien, mencegah terjadinya infeksi sekunder dan mencegah terjadinya
komplikasi. Selain itu keluarga pasien diedukasi mengenai tanda bahaya
pneumonia agar segera dibawa ke unit kesehatan terdekat bila tanda bahaya
tersebut muncul.
Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan penanganan dan
kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis Quo ad
vitam adalah Bonam karena penyakit ini tidak mengancam jiwa, sebab dari
pemeriksaan tidak didapatkan tanda-tanda komplikasi. Prognosis Quo ad
Functionam adalah Bonam karena fungsi bagian tubuh yang terkena tidak
12
Ny. R / 26 tahun
An. D / 7 tahun
13
14
pelayanan
kesehatan,
padahal
jarak
rumah
dengan
15
Gambaran lingkungan luar rumah sudah kurang baik, jarak rumah dengan
jalan raya sekat, tidak ada kebisingan disekitar rumah, jarak rumah dengan
kali cukup dekat, dan tempat pembuangan umum jauh dari lokasi rumah.
DAFTAR PUSTAKA
1. J. Marcdante Karen, et al. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Essensial Edisi ke
6. Saunders Elsevier: Singapore. 2011.
2. Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II Edisi
V.Jakarta: Interna Publishing Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam. 2007.
3. PDPI. Pneumonia Komuniti Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan Di
Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Akses pada:
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensuspneumoniakom/pnkomuniti.pdf
16
LAMPIRAN 1
DENAH RUMAH
Pintu Masuk
WC
Ruang Tamu
Dapur
Tempat Tidur
Tempat Tidur
17
LAMPIRAN 2
APGAR SCORE
Skor untuk masing-masing kategori adalah :
0 = Jarang/tidak sama sekali
1 = Kadang-kadang
2 = Sering/selalu
Tiga kategori penilaian yaitu :
5 = Kurang
6-7 =
Variabel
APGAR
APGAR
APGAR
Cukup
8-10 =
Penilaian
Adaptation
Ayah
2
Ibu
2
Anak I
1
Baik
Partnership
Growth
18 2
Affection
Resolve
2
2
2
2
2
1
Total
10
10
LAMPIRAN 3
SCREEM SCORE
Variabel Penilaian
Social
Penilaian
Interaksi keluarga ini dengan tetangga sekitar cukup
baik.
Culture
Religious
Economic
19
Educational
Medical
20