Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUJUAN
Tekanan Burst
Beban Tension
Beban Aksial
Memahami Perhitungan-Perhitungan Pada Pendesainan Casing
Contoh Soal
Perencanaan Surface Casing
Perencanaan Intermediate Casing
Di Permukaan
Ps IP 0.052 g .Ls .......................................................(3)
0.052 Gfr 1 0.115 Ls ...........................................(4)
Garis yang menghubungkan titik Ps dan titik IP disebut garis
beban burst (Garis A) pada Gambar 1.
Pada kenyataannya casing juga mendapat tekanan dari luar
yang sifatnya membantu casing untuk menahan beban burst. Pada
metoda maksimum load beranggapan bahwa tekanan di luar casing
minimal sebesar tekanan hidrostatik kolom air asin.
Jadi :
8)
Keterangan Gambar 1
Ls
= panjang surface casing (ft)
g
= densitas gas (ppg)
m
= densitas lumpur (ppg)
8)
Pe 0.052 s Ls ......................................................(7)
dimana :
s = densitas semen (ppg)
Pe = tekanan di luar casing (psi)
Ls = panjang surface casing (ft)
Keterangan Gambar 2 :
(a). beban collapse = resultant, karena di dalam
casing kosong
(b). garis desain = a x desain factor
1.1.2. Intermediate Casing
a. Beban Burst
Beban burst di dalam intermediate casing dibentuk oleh dua
macam fluida yaitu lumpur terberat yang akan digunakan dan
gas. Dengan menggunakan densitas lumpur terberat dalam
perhitungan maka berarti tekanan hidrostatik lumpur pada casing
lebih besar, sehingga diharapkan dapat diperoleh casing dengan
kualitas paling kuat. Beban burst pada intermediate casing dapat
dilihat pada Gambar berikut ini, terlihat pada Gambar 3.
Pe
C
D
B
=
=
=
=
Hm + Hg = Li
dengan
Hm
= tinggi kolom lumpur terberat (ft)
Hg = tinggi kolom gas (ft)
Dengan menganggap gradien hidrostatik gas = 0.115 psi/ft,
maka :
IP = Ps + Pm + Pg.....................................................(10)
maka :
Hg
P3 = 0.465 D2 ...........................................................(16)
dan tekanan hidrostatik lumpur terberat pada kaki casing setelah
lost adalah :
D3
0.052 m2 D2 0.465 D2
0.052 m2
..........................................(18)
8.942
D2
D3 1
m2
dimana :
= Densitas semen (ppg)
= densitas lumpur saat casing dipasang (ppg)
= densitas lumpur terberat (ppg)
Li
= Panjang intermediate casing (ft)
Lm1
= Tinggi kolom lumpur 1 (ft)
Lm2
= Tinggi kolom lumpur 2 (lumpur terberat) setelah lost
(ft)
Hs
= Tinggi kolom semen (ft)
D
= Kedalaman (ft)
P
= Tekanan (psi)
D2
= kedalaman kaki casing (ft)
D3
= Kedalaman puncak kolom lumpur terberat setelah
lost (ft)
s
m1
m2
8)
PF
f
=
=
=
=
=
=
=
=
Beban Collapse
10
P1 0.052.m.Lm ..........................................................(22)
P2 = P1 + 0,052 sHs.................................................(23)
keterangan Gambar 6:
m = densitas lumpur saat casing dipasang, ppg
s = desitas semen (ppg)
Lm = Tinggi kolom lumpur (ft)
Hs
= Tinggi kolom semen (ft)
D
= Kedalaman (ft)
P
= Tekanan (ft)
Sebagaimana disebutkan pada sub bab sebelumnya ruang
antara tubing dan production casing diisi oleh packer fluid. Kondisi
terburuk terjadi apabila penyekat di dasar sumur bocor sehingga
seluruh kolom packer fluid menghilang/lost. Dengan demikian casing
menahan beban collapse tanpa mendapat bantuan tekanan dari
dalam. Pada Gambar 6 karena di dalam casing kosong maka :
OP1P2 = resultan (a)
Garis desain (b) = a x design factor
11
m
65.5 ................................................................(24)
Seksi 1 :
WM1 = L1 . wa1.BF......................................................(25)
dengan,
BF
=
m =
WM
=
wa
=
L
=
Seksi 2 :
gaya apung
densitas lumpur saat casing dipasang (ppg)
berat casing (lbs)
unit berat casing di udara (lbs/ft)
panjang seksi casing (ft)
12
TN D1
BF
.D1
W1
...........................................................(28)
BL 218.de.. A ............................................................(29)
dengan,
BL = beban tension akibat deviasi lubang (lbs)
de = diameter luar casing (inch)
F = perubahan sudut (derajat/100 ft)
A = luas penampang dinding casing (inch2)
Harga perubahan sudut dapat diperoleh dari hasil survey
dengan menganggap deviasi terjadi pada satu arah, maka :
1 2
.100
D1 D2
...........................................................(30)
dengan :
1 & D1
13
Beban.tension
Body .Yield .Strength .................................................(31)
14
15
= 343 OR
= 673 Psi
Untuk menentukan faktor gas kompresibilitas (Z) perlu dihitung pseudoreduced tekanan dan temperatur (Ppr dan Tpr), yaitu :
Ppr
Pf 14.7( Psia )
Pc
...............................................................................................................
(32)
16
Tpr
Tf 460(R )
(Tc )
...............................................................................................................
(33)
dimana :
Ppr
=
Tpr
=
Pf
=
Tf
=
Pc
=
Tc
=
Pf
R Tf Z
...............................................................................................................
(34)
dimana :
R
Pf
Tf
Z
=
=
=
=
=
dahulu
17
Ps = Pfr
= 0,052 (Gfr ) Ls ..................................................(36)
dimana :
Ps = tekanan di permukaan (psi)
Pfr = tekanan rekah (psi)
Gfr = gradien tekanan rekah (ppg)
Ls = panjang surface casing (ft)
Garis yang menghubungkan titik Ps dan titik Pfr disebut garis
beban burst (garis A).
18
12)
Jadi,
Pf = 0,052 . Gf . Ls .....................................................(37)
dimana :
Pf = tekanan formasi (psi)
Gf = gradien tekanan formasi (ppg)
Ls = panjang surface casing (ft)
Garis B menggambarkan tekanan di luar casing. Sehingga
resultan beban burst (C) sama dengan beban burst (A) dikurangi
tekanan di luar casing (B). Garis disain (D) diperoleh dengan cara
mengalikan resultan (C) dengan desain faktor. Garis desain ini
merupakan kekuatan burst minimal casing yang harus dipasang.
Hingga disini untuk sementara sudah dapat ditentukan
rangkaian casing yang mampu menahan beban burst. Selanjutnya
hasil sementara perencanaan casing ini harus diuji terhadap collapse,
tension dan beban biaksial.
19
12)
Keterangan Gambar:
Li =panjang intermediate casing (ft)
Hm
=tinggi kolom lumpur (ft)
Hs =tinggi kolom semen (ft)
f =densitas fluida (ppg)
m =densitas lumpur (ppg)
Pe =tekanan di luar casing (psi)
Pm =tekanan lumpur di luar casing (psi)
c =resultan = a b
d =garis disain = c x design factor
Batas tekanan maksimum untuk intermediate casing, :
di kaki casing :
Ps =PASP....................................................................(39)
atau
Ps 0.052. G fr Li
...................................................(40)
dimana :
Ps = tekanan di permukaan (psi)
Li = panjang intermediate casing (ft)
Gfr = gradien tekanan rekah (ppg)
Pm = 0,052 . m . hs ..................................................(41)
dari puncak semen hingga kaki casing
20
21
Pe = 0,052 . f . Lpd
= 0,465 . Lpd ......................................................(45)
dimana :
Pe = tekanan hidrostatik air asin (psi)
Lpd
= panjang production casing (ft)
f = densitas air asin (ppg)
Pf = 0,052 . f . Ls .....................................................(46)
22
12)
Keterangan Gambar:
Pf =tekanan formasi (psi)
Ls =panjang surface casing (ft)
f =densitas fluida (ppg)
m =densitas lumpur (ppg)
a =resultan, karena di dalam casing kosong
b =garis disain = a x design factor
23
12)
Keterangan Gambar :
s =densitas semen (ppg)
m1 =densitas lumpur saat casing dipasang (ppg)
m2 =densitas lumpur terberat (ppg)
Li =panjang intermediate casing (ft)
Lm1 =tinggi kolom lumpur 1 (ft)
Lm2 =tinggi kolom lumpur 2 (lumpur terberat) setelah lost
(ft)
Hs
D
P
a
b
pada
P2 = P1 + 0,052 . s . Hs
= 0,052 . m1. Lm1 + 0,052 . s . Hs
= 0,052 . ( m1. Lm1 + s . Hs) ..............................(48)
Kondisi terburuk terjadi apabila lumpur terberat (garis putusputus) mengalami lost circulation, sehingga kolom lumpur di dalam
casing turun. Lost circulation terjadi antara lain karena turunnya
gradien tekanan formasi. Tetapi perlu diingat bahwa batas minimum
gradien tekanan formasi adalah sebesar gradien tekanan hidrostatik
air asin, atau 0,465 psi/ft. Pada interval kedalaman lubang yang belum
dicasing (Gambar 13) dapat dipahami bahwa tekanan formasi terkecil
akan berada tepat di bawah kaki casing. Pada metode ini beranggapan
kolom lumpur dalam casing akan turun sampai setengah dari panjang
casing. Dengan demikian hal ini akan memberikan tinggi kolom
lumpur tersisa (Lm2) di dalam casing sebesar setengah panjang
casing. Jadi tekanan formasi minimum pada kaki casing adalah :
D3 = 0,5 . D2 .............................................................(50)
dimana :
D2 =kedalaman kaki casing (ft)
D3 =kedalaman puncak kolom lumpur setelah lost (ft)
P1 = 0,052 m . Lm ....................................................(51)
24
dan
P2 = P1 + 0,052 s . Hs
= 0,052 m. Lm + 0,052 s. Ls
= 0,052 (m . Lm + s . Ls)....................................(52)
25
berat casing di udara. Akibat lain dari adanya gaya apung ini adalah bahwa
pada sebagian rangkaian casing, tepatnya bagian bawah, casing berada
dalam kondisi compression dan selebihnya dalam kondisi tension. Distribusi
beban tension pada rangkaian casing dapat digambarkan sebagai berikut :
Misalkan suatu rangkaian casing terdiri dari tiga seksi berada di dalam
sumur yang berisi lumpur dengan densitas m (ppg). Dengan mengambil
tanda positif untuk arah gaya ke bawah maka :
12)
Keterangan :
1,2,3 =menyatakan seksi casing
D
=kedalaman, ft
L
=panjang casing, ft
Seksi 1 :
m
1 65.5 L1 .W1
M1 =
...............................................................(53)
dimana :
WM
=berat casing lumpur, lbs
m
=densitas lumpur saat casing dipasang, ppg
w
=unit berat casing, lbs/ft
L
=panjang casing, ft
Seksi 2 :
WM 2 1
L2 .W2 WM 1
65.5
...............................................................................................................
(54)
Seksi 3 :
26
WM 3 1
L3 .W3 WM 2
65.5
..................................................(55)
Beban tension di permukaan :
Ts = WM1 + WM2 + WM3 ..................................................(56)
Garis disain tension dipergunakan untuk menguji body yield strength
dan joint strength casing yang akan dipakai. Selain itu juga akan dipakai
dalam perhitungan beban biaksial.
27
28
3. Contoh Soal
: 13,375 inch
Panjang Casing
: 3000 ft
: 1000 ft
: 14,0 ppg
Semen, 0 - 2000 ft
: 11,7 ppg
2000 - 3000
: 15,6 ppg
: 12,25 inch
: 11,0 ppg
: 1,1
tension
: 1,6
: 7,625 inch
Panjang Casing
: 10900 ft
: 2500 ft
: 14,0 ppg
: 6,5 inch
: 14,2 ppg
: 10,8
Puncak Semen
: 6900 ft
BOP
: 5000 psi
Densitas Semen
: 16,4 ppg
: 1,1
tension
: 1,6
: 5,5 inch
Panjang Casing
: 11000 ft
: 2000 ft
29
: 4,0 inch
BHP
: 5400 psi
: 8,94 ppg
Densitas Semen
: 16,4
: 8500 ft
: 11,0
: 1,1
Tension
: 1.6
30
Tabel 1
31
32
Tabel 2
Tabel 3
33
34
Tabel 4
Tabel 5
35
36
Tabel 6
Tabel 7
37
38
Tabel 8
Tabel 9
39
40
Tabel 10
Tabel 11
41
42
Tabel 12
Tabel 13
43
44
Tabel 14
Tabel 15
45
46
Tabel 16
Tabel 17
47
48
Tabel 18
Tabel 19
49
50
Tabel 20
DAFTAR PUSTAKA
1. nn., "Pipe Characteristics Handbook", Williams Natural Gas Company Engineering Group,
PennWell Publishing Company, Tulsa-Oklahoma, 1996.
2. Rabia. H., "Oilwell Drilling Engineering: Principles & Practices", Graham & Trotman,
Oxford, UK, 1985.
3. Paxson J., "Casing and cementing", Second Edition, Petroleum Extension Service, Texas,
1982.
4. Azar J.J., "Drilling in Petroleum Engineering", Magcobar Drilling Fluid Manual.
5. Bourgoyne A.T. et.al., "Applied Drilling Engineering", First Printing Society of Petroleum
Engineers, Richardson TX, 1986.
6. Moore P.L., "Drilling Practices Manual", Penn Well Publishing Company, Tulsa-Oklahoma,
1974.
7. Bill-Mitchel, "Tubular Goods Design ", Mobil Oil Company, 1983.
8. Kumoro, Arianto, "Metoda Maksimum Casing Load", Kolokium, Jurusan Teknik
Perminyakan Institut Teknologi Bandung, 1984.
9. Prentice, C.M., "Maximum Load Casing Design", Journal of Petroleum Technology, Juli
1970.
10. Moore, P.L., "Drilling Practices Manual", PenWell Publishing Co., Tulsa, 1974.
11. Pattilo, P.D, Huang N.C., "The Effect of Axial Load on Casing Collapse", Journal of
Petroleum Technology, Januari 1982.
12. DeLuish, K.R, Jayne, L.E., "Deep Casing Design Simplified", Oil and Gas journal, Juli 18,
1977.
13. Hills, J.O., "A Review of Casing-string Design Principles and Practice", Drilling and
Production Practice, API, 1951.
Woodlan, B. Powell, G. E., "Graphical Method Speeds Deviated Well Casing Design", World
Oil, Februar 1, 1975.
14. Casing and Tubing Technical Data, Lone Star Stell Company, 1984.
15. Performance Properties of Casing and Tubing, API Bulletin 5C2, Dallas, Texas, 1975.
16. Greenip, Jr, J.E., "Optimum Casing Program Design Stresses Economy", Oil and Gas
Journal, Oktober 16, 1978.
17. Kastor, R.L., "Casing Burst Design Criteria for Kick Pressure Control", SPE AIME series
no. 6A, Dallas, texas, 1973.
51
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Ts
wa
WM
=
=
=
=
=
f
g
m
m1
m2
PF
s
Ppr
Tpr
Tf
Tpc
Tc
52
R
Pf
Tf
Z
Pfr
Gfr
=
=
=
=
=
=
53
54