Вы находитесь на странице: 1из 16

BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Penelitian

Ide
Pemilihan Lokasi
Studi Pendahuluan
Identifikasi Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder :
Data Jumlah Penduduk
Data PDRB
Data Jumlah Kepemilikan
kendaraan

Data Primer:
Data Volume Lalu Lintas
Data Inventarisasi Jalan
Data Waktu Tempuh Kendaraan
Hambatan Samping
Harga komponen BOK
Data Tingkat Isian Penumpang
Pengolahan Data
- Peraturan MKJI
- Metode DLLAJ
- Metode PCI
A

Analisis Kinerja Ruas Jalan :


- Arus Lalu Lintas
- Kapasitas Jalan
- Kecepatan
- Derajat Kejenuhan
- Tingkat Pelayanan Jalan

Analisis Biaya Perjalanan :


- Volume Lalu Lintas
- Kecepatan Tempuh
- Kecepatan Arus Bebas
- Nilai Waktu Kendaraan
- Biaya Operasional Kendaraan

45

Terhadap Kondisi Jam Sibuk


{t1 x ( BOK1 + NW1 )}

Terhadap Kondisi Kec. Arus Bebas


{ t0 x ( BOK0 + NW0 )}

Analisis Biaya Perjalanan Akibat Tundaan


D = Q x {( t1 x ( BOK1 + NW1 )) ( t0 x ( BOK0 + NW0 ))}

Hasil Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Gambar 3.1 Kerangka Penelitian

3.2

Umum
Dalam bab ini akan dijelaskan metode atau langkah kerja dari penelitian

tentang Analisis Biaya Perjalanan Akibat Tundaan Lalu Lintas di Ruas Jalan Raya
Canggu di Kabupaten Badung. Tujuan dari metode penelitian ini adalah untuk
mengetahui atau merencanakan langkah-langkah kerja penelitian dari pengenalan
masalah, pengumpulan data, analisis data sampai mendapatkan hasil dari analisis
46

data serta simpulan dan saran. Setiap langkah sangat berhubungan dari awal
sampai akhir. Sehingga diharapkan dari metode penelitian ini dapat menghasilkan
penelitian yang tertata dengan jelas dan sesuai dengan tujuan awal dari penelitian.
Langkah pertama yang dilakukan adalah studi pendahuluan untuk
mengetahui karakteristik ruas jalan, kemudian dilanjutkan dengan identifikasi
masalah dan tujuan penelitian merupakan pengelanan dari permasalahan yang
akan dibahas. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data sekunder dan data primer.
Data sekunder yang dicari meliputi data jumlah penduduk Kabupaten Badung,
Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB) dan data jumlah kepemilikan
kendaraan. Sedangkan untuk data primer meliputi data volume lalu lintas, data
inventarisasi jalan,data waktu tempuh kendaraan dan hambatan samping.
Dari data primer dan data sekunder dapat dianalisis kinerja ruas jalan saat
ini yang meliputi arus lalu lintas, kapasitas jalan, kecepatan arus bebas,derajat
kejenuhan, dan tingkat pelayanan jalan. Untuk mendapatkan besarnya biaya
tundaan dilakukan analisis biaya tundaan yang ditimbulkan dari kecepatan
tempuh, kecepatan arus bebas, nilai waktu kendaraan dan biaya operasional
kendaraan. Selanjutnya dilakukan perbandingan antara biaya yang dikeluarkan
saat kondisi kendaraan tertunda dengan biaya saat kondisi ideal (kecepatan arus
bebas), sehingga didapatkan selisih biaya tundaan lalu lintas. Kemudian
dilanjutkan dengan simpulan dan saran.

3.3

Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk memperoleh datadata awal pada

kondisi saat ini, dimana dalam studi ini akan diketahui kondisi lapangan yang
sebenarnya. Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa gambaran awal mengenai karakteristik ruas Jalan Raya Canggu yaitu :
1. Tipe Jalan Raya Canggu adalah jalan lokal primer. Inventarisasi jalan
meliputi panjang ruas jalan Raya Canggu yang berjarak 50 m. Lokasi
penelitian ditunjukan pada Gambar 3.2.

47

Gambar 3.2 Peta Ruas Jalan Raya Canggu


Sumber: Google maps (2011)

2. Kecepatan kendaraan kadang melambat bahkan kadang terhenti pada ruas


jalan ini umumnya terjadi saat masyarakat menjalankan aktivitas sehari
hari atau pada saat jam sibuk. Dengan adanya banyak hambatan samping
seperti parkir pinggir jalan (on street parking) yang memperkecil lebar
jalan, pejalan kaki yang menyeberang jalan, digunakannya badan jalan
oleh pejalan kaki, kendaraan umum dan pribadi yang berhenti sehingga
menimbulkan tundaan dalam perjalanan.
3.4

Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis data, yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung
dari lapangan melalui kegiatan survei, sedangkan data sekunder adalah data yang
telah ada yang didapat dari instansiinstansi terkait.
3.4.1

Data Primer

48

Dalam pengumpulan data primer dilakukan berbagai macam survei


yaitu survei inventarisasi jalan, survei kecepatan kendaraan, dan survei
volume lalu lintas dengan adanya hambatan samping.
1. Survei volume lalu lintas bertujuan untuk mencatat setiap kendaraan
yang lewat (melewati suatu titik atau garis tertentu). Dimana volume
lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu ruas jalan pada
periode waktu tertentu. Dari hasil survei ini akan digunakan dalam
analisis kinerja ruas jalan.
2. Survei inventarisasi jalan adalah untuk mengetahui tipe jalan, panjang
jalan, lebar bahu jalan, lebar jalan, lebar lajur jalan dan lebar kereb yang
terdapat pada lokasi survei. Dari hasil survei yang didapat digunakan
dalam analisis kinerja ruas jalan.
3. Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan bertujuan untuk mengetahui
waktu ratarata yang diperlukan kendaraan untuk melewati ruas jalan
yang diteliti. Dengan mengetahui waktu tempuh ratarata maka akan
diketahui kecepatan ratarata kendaraan.
4. Survei hambatan samping jalan bertujuan untuk mengetahui besarnya
hambatan samping jalan pada Ruas Jalan Raya Canggu, Badung. Pada
survei hambatan samping ini, diambil pada segemen 200 meter. Dari
hasil survei hambatan samping ini digunakan dalam analisis kinerja
ruas jalan.
5. Survei harga komponen BOK bertujuan untuk mengetahui harga
komponen BOK. Dimana harga komponen BOK ini dilakukan di
bengkel dan showroom mobil terdekat, dan hasilnya digunakan dalam
analisis perhitungan Biaya Operasional Kendaraan.
6. Survei tingkat isian penumpang bertujuan untuk mengetahui isian
penumpang dari masing-masing kendaraan. Dari hasil survei ini akan
digunakan dalam perhitungan nilai waktu.

3.4.1.1 Survei Volume Lalu Lintas


Survei volume lalu lintas bertujuan untuk mencatat setiap
kendaraan yang lewat (melewati suatu titik atau garis tertentu). Dari hasil
survei ini digunakan untuk menganalisis kinerja ruas jalan.

49

1.

Metode yang digunakan


Metode pengukuran volume lalu lintas dilakukan dengan
menggunakan bantuan handycam. Dari hasil rekaman handycam
kemudian dilakukan perhitungan untuk memperoleh data yang
dibutuhkan dengan bantuan surveyor. Kategori dan jenis kendaraan
yang dihitung menggunakan klasifikasi kendaraan sesuai dengan
sistem klasifikasi Bina Marga yaitu: kendaraan berat (HV);
kendaraan ringan (LV) yaitu mobil penumpang, opelet, mikrobis,
pick-up, truk kecil; sepeda motor (MC) yaitu kendaraan bermotor
roda dua termasuk sepeda motor dan skuter; kendaraan tak
bermotor (UM) yaitu kendaraan beroda yang menggunakan tenaga
manusia atau hewan termasuk sepeda, becak, kereta kuda dan
grobak/kereta dorong. Dalam pelaksanaan survei pengukuran
volume lalu lintas, penulis membaginya dalam dua tahap, yaitu;
- Proses pelaksanaan dan pemasangan alat di lapangan.
- Cara pengumpulan data yang diperlukan dari hasil rekaman di
laboratorium.

2.

Alat yang digunakan


Peralatan yang diperlukan dalam survei ini antara lain:
- Kamera Video/Handycam
- Laptop
- TV Box atau TV Combo
- Kabel RCA
- Kabel Roll
- Tiang dengan kantilever
- Genset
- Pelindung alat dan sambungan kabel (plastik transparan, tas
kresek, lakban, plastik bening)
- Alat pelengkap (meteran, meja, jas hujan, tenda, senter, alat
tulis, kamera digital)
- Alat untuk perhitungan (lembar kerja, pulpen, kalkulator,
counter, meteran)

3.

Cara pelaksanaan
50

Pelaksanaan survei dilakukan disepanjang segmen Jalan

Raya

Canggu, Badung yang dijadikan lokasi studi.


Pada tahap pelaksanaan survei ini dilakukan dua tahap:
a. Proses pelaksanaan dan pemasangan alat di lapangan
Banyak hal yang harus dilakukan sebelum bisa memulai
merekam dengan handycam di lapangan. Oleh karena itu,
persiapan di lapangan paling tidak harus dilakukan empat jam
sebelum jam rencana perekaman dimulai. Adapun proses
pelaksanaan dan pemasangan alat di lapangan adalah:
- Posisikan alat-alat yang digunakan pada tempat yang telah
direncanakan agar aman dan merpermudah pekerjaan.
- Langkah selanjutnya adalah mengatur handycam/ kamera video.
Handycam harus disetting supaya mampu menampilkan gambar
tanpa terputus.
- Baterai handycam dilepas selama perekaman. Baterai handycam
tidak boleh dicas terlalu lama karena akan menyebabkan
kerusakan baterai. Surveyor dapat menggunaan charger yang
ada pada handycam untuk menghidupkan handycam.
- Pasang Kabel RCA ke dalam handycam. Kabel yang berwarna
kuning kedalam soket kabel yang bertuliskan video. Sedangkan
yang berwarna merah dan putih ke soket yang bertuliskan audio.
Bila tidak memerlukan perekaman audio, kabel audio tidak
perlu dimasukkan.
- Kabel yang telah

disambung

ke

handycam

kemudian

disambungkan ke TV Box.
- TV Box disambungkan ke laptop. Untuk menyambung TV Box
ke laptop diperlukan Kabel USB.
- Hidupkan genset.
- Kabel roll dan kabel-kabel listrik lainnya dipasang pada tempat
yang telah diatur.
- Hidupkan laptop.
- Buka software TV Home Media (pastikan software diinstal di
laptop sebelum hari survai dan di cek, agar tidak terjadi masalah
di lapangan), pilih menu TV.

51

- Perhatikan layar pada software TV Home Media , bila gambar


yang ditampilkan benar gambar dari handycam maka pasangan
kabel sudah sesuai. Bila belum memunculkan gambar, cek
kondisi pasangan kabel, cek mode hardware di software TV
Home Media (harus composite dan USB TV), cek kondisi
handycam apakah sudah hidup atau belum.
- Selanjutnya mode perekam diatur dengan memilih folder yang
sudah disiapkan.
- Jam pada laptop diatur sesuai dengan kondisi jam yang
sebenarnya.
- Handycam diletakkan pada tiang penyangga.
- Ketinggian tiang diatur sehingga lebih tinggi dari badan
kendaraan agar rekaman tidak terhalangi. Ketinggian handycam
pada penelitian ini adalah 3,5 m.
- Handycam dan sambungan kabel dibungkus dengan plastik dan
lakban agar tidak terjadi konslet dan kerusakan saat terjadi
hujan.
- Setelah posisi gambar dirasa cukup baik menampilkan area
perekaman, proses perekaman dapat dilakukan dengan menekan
tombol record pada software TV Home Media.
- Surveyor mengamati seluruh proses perekaman di lapangan,
baik handycam, layar laptop, dan segmen yang direkam.
Surveyor yang dibutuhkan adalah: 3 surveyor untuk mengamati
laptop, 2 surveyor untuk mengamati tiang handycam, 2 surveyor
untuk mengamati segmen rekaman. Bila tidak terjadi masalah,
surveyor mencatat secara detail masalah yang terjadi.
- Karena penelitian ini menggunakan genset, maka pengisian
bensin dilakukan setiap 4 jam.
b. Cara pengumpulan data dari hasil rekaman di laboratorium
Setelah video hasil rekaman di lapangan di pisah (split) tiap 15
menit, dilakukan pengumpulan data selama 12 jam. Pengumpulan
data yang diperlukan dilakukan dengan bantuan software Ulead
Video Studio 9 dengan menggeser timeline yang sudah diatur dan
mencatat banyaknya kedaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
52

Untuk kondisi geometrik ruas jalan sudah dihitung penulis pada


survei inventarisasi jalan.
c. Layout Lokasi Studi
d. Layout Lokasi Studi
c. Layout Lokasi Studi
Gambar 3.3 Layout Lokasi Studi

3.4.1.2 Survei Inventarisasi Jalan

53

Survei ini dilakukan untuk mengetahui tipe jalan, panjang jalan,


ukuran kereb, lebar bahu jalan, ukuran median dan lebar jalan. Dari hasil
survei yang didapat digunakan untuk menganalisis kinerja ruas jalan.
1.

Metode yang digunakan


Metode yang digunakan adalah metode manual, yaitu dengan
mengukur masingmasing parameter yang akan diukur dan

2.

mencatat pada formulir survei.


Alat yang digunakan
Peralatan yang diperlukan pada saat survei adalah: formulir survei
inventarisasi jalan, pensil/pulpen, clipboard, pita ukur/meteran dan
alat bantu lainnya (Pencatatan hasil survei menggunakan formulir

3.

B1).
Cara pelaksanaan
Survei dilaksanakan pada saat keadaan volume lalu lintas sepi
demi kelancaran pelaksanaan survei. Para surveyor akan mengukur
masing masing dari kebutuhan data, misalnya untuk mengukur
lebar jalan digunakan alat pita ukur/meteran.

3.4.1.3 Survei Waktu Tempuh


Pengumpulan data dilakukan dari hasil rekaman di laboratotrium.
Dengan mengamati lamanya waktu kendaraan untuk menyusuri rute yang
ditetapkan. Sehingga didapatkan data lama waktu tempuh kendaraan. Pada
studi ini, cara yang digunakan adalah dengan pengamat bergerak (moving
observer). Cara ini dilakukan dengan kendaraan yang menyusuri rute yang
telah ditetapkan. Pada saat survei diperlukan 3 orang pengamat dan 1
orang pengemudi. Pengamat pertama, bertugas menghitung kendaraan
yang berpapasan dengan kendaraan yang digunakan untuk pengukuran.
Pengamat kedua, menghitung kendaraan yang disiap dan menyiap
kendaraan peneliti dan pengamat ketiga bertugas mencatat waktu
perjalanan pada saat survei dimulai sampai akhir.
3.4.1.4 Survei Hambatan Samping
Survei hambatan samping ini dilakukan pada segmen 20 meter dari
depan pertokoan. pada survei ini digunakan 2 orang surveyor. Hambatan
54

samping yang dicatat oleh surveyor adalah pejalan kaki yang menyeberang
jalan, angkutan umum yang berhenti untuk menaik turunkan penumpang,
dan kendaraan yang parkir dipinggir jalan. Data hambatan samping jalan
digunakan dalam perhitungan kapasitas jalan.

3.4.1.5 Survei Harga Komponen BOK


Survei harga komponen BOK dilakukan dengan survei langsung
pada bengkel dan showroom mobil terdekat untuk mengetahui harga
komponen BOK tersebut. Dimana pada survei ini data yang diperlukan
antara lain :
-

Harga kendaraan ringan (LV) (toyota avanza)

Harga kendaraan berat truk (HV) (Truk 6 roda)

Harga kendaraan berat bus (HV) (Bus besar)

Harga bahan bakar (premium dan solar)

Harga minyak pelumas kendaraan ringan dan kendaraan berat

Harga ban

Upah montir

Harga suku cadang kendaraan, dimana harga suku cadang pada


perhitungan digunakan harga pada saat kendaraan tersebut turun
mesin (Service Besar)

Data komponen BOK tersebut digunakan dalam analisis Biaya


Operasional Kendaraan.

3.4.1.6 Survei Tingkat isian Kendaraan


Survei tingkat isian kendaraan ini dilakukan di pompa bensin
terdekat dari lokasi survei. Pada survei tingkat isian kendaraan ini
55

digunakan 2 orang surveyor yang bertugas mencatat kendaraan dan jumlah


penumpang pada kendaraan tersebut yang masuk ke pompa bensin. Survei
tingkat isian penumpang ini dilakukan bersamaan dengan survei volume
lalu lintas yaitu selama 12 jam.

3.4.2

Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang digunakan untuk menunjang data

primer. Dimana data sekunder didapat dari instansiinstansi terkait. Data


sekunder untuk penelitian ini adalah data jumlah penduduk, data PDRB
(Produk Domestik Regional Bruto), dan data jumlah kepemilikan kendaraan.
Jumlah penduduk suatu kota mempengaruhi kinerja ruas jalan. Data
jumlah penduduk diambil dari Badan Pusat Statistik (BPS) kota Badung, dari
data tersebut dapat diketahui kapasitas ruas jalan pada lokasi penelitian, data
PDRB juga didapat dari BPS dimana dari data ini akan dapat diketahui
pendapatan perkapita per satu orang penduduk untuk masyarakat kota Badung
dan selanjutnya digunakan untuk perhitungan analisis nilai waktu kendaraan
yang melintas pada Ruas Jalan Raya Canggu.
Nilai waktu kendaraan yang melintas pada Ruas Jalan Raya Canggu Badung didapat dari suatu pendekatan yaitu pendapatan perkapita yang
didapat dari data PDRB dan tidak membedakan nilai waktunya. Dalam studi
penelitian ini nilai waktu penumpang ratarata dihitung 50 % dari pendapatan,
jadi berdasarkan PDRB per kapita per jam kerja yang didapat dikalikan
dengan 50 %, dalam hal ini diasumsikan bahwa pergerakan kendaraan pada
ruas jalan yang diteliti adalah dari rumah ketempat kerja atau nilai
penghematan waktu perjalanan adalah sama dengan 50 % dari upah karena
data PDRB menunjukkan pendapatan per kapita tanpa membedakan nilai
waktu setiap orang, maka dari hal tersebut akan didapat nilai waktu
penumpang per jam. Nilai waktu kendaraan per jam per kendaraan adalah
nilai waktu penumpang per jam per kendaraan dikalikan ratarata jumlah
penumpang berdasarkan jenis kendaraanya karena adanya pembagian jenis
kendaraan berdasarkan moda menyebabkan diperlukannya nilai ratarata
jumlah penumpang per jenis kendaraan dan selanjutnya didapat nilai waktu
56

kendaraan yang melintas pada Jalan Raya Canggu, Badung yang didapat
dari nilai waktu kendaraan per jam dikalikan dengan panjang Ruas Jalan Raya
Canggu, Badung dibagi dengan kecepatan tempuh atau kecepatan ratarata
ruang.
3.5

Waktu Survei
Survei inventarisasi jalan dilakukan pada saat volume lalu lintas sepi demi

kelancaran pelaksanaan survei. Survei hambatan samping, survei kecepatan


tempuh atau kecepatan rata rata ruang (space mean speed) dan survei volume
lalu lintas dilakukan selama satu hari pada hari kerja antara hari senin sampai
minggu, selama kurang lebih 12 jam dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 wita.
Penentuan waktu survei didapat melalui survei waktu puncak dan dilakukan saat
jam kerja karena akan berhubungan dengan perhitungan analisis nilai waktu dan
biaya operasional kendaraan.

3.6

Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan dan analisis data merupakan langkah terpenting dalam sebuah

penelitian, dimana setiap data dianalisis dan dilakukan kajian secara ilmiah untuk
mendapatkan simpulan yang menjawab permasalahan yang telah diajukan. Dalam
penelitian ini, yang dianalisis adalah tingkat pelayanan ruas jalan dan biaya
perjalanan akibat adanya tundaan.
3.6.1

Analisis Kinerja Ruas Jalan


Untuk penentuan karakteristik lalu lintas dan tingkat pelayanan jalan di

Kawasan Jalan Raya Canggu dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


1. Menentukan arus lalu lintas
2. Menentukan kapasitas
3. Menentukan kecepatan
4. Menentukan tingkat kinerja

3.6.1.1 Menentukan Arus Lalu Lintas


1. Menentukan arus dalam kendaraan/jam
57

Dari jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan akan didapat


arus lalu lintas dengan menggunakan Rumus 2.2 dalam satuan
kend/jam.
2. Menentukan ekivalensi mobil penumpang
Dengan menggunakan Tabel 2.1, nilai emp untuk masing-masing tipe
kendaraan dapat diambil.
3. Menghitung parameter arus lalu lintas yang diperlukan untuk analisis
Arus lalu lintas per jam (Q) dalam smp/jam dihitung dengan
mengalikan arus dalam kend/jam dengan emp yang sesuai. Kemudian
arus total dihitung dalam smp/jam.
3.6.1.2 Menentukan Kapasitas
1. Kapasitas Dasar
Dari Tabel 2.2 ditentukan besarnya kapasitas dasar (Co).
2. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCw untuk Lebar Jalur Lalu Lintas
Berdasarkan pada lebar jalur lalu lintas efektif (We) dan dengan
bantuan Tabel 2.3, maka didapatkan penyesuaian FCw untuk lebar
jalur lalu lintas.
3. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCsp untuk Pemisahan Arah
Nilai dari faktor penyesuaian pemisah arah diperoleh dari Tabel 2.4.
4. Faktor Penyesuaian Kapasitas FCsf untuk Hambatan Samping
Berdasarkan tingkat hambatan samping, dapat ditentukan faktor
peayesuaian kapasitas FCsf untuk hambatan samping dari Tabel 2.5.
5. Faktor penyesuaian untuk kapasitas dasar akibat ukuran kota
disesuaikan dengan jumlah penduduk , seperti yang ditunjukkan pada
Tabel 2.8
6. Penentuan Kapasitas untuk Kondisi Sesungguhnya
Dengan menggunakan Rumus 2.1. kapasitas segmen jalan untuk
kondisi sesungguhnya dapat ditentukan.
3.6.1.3 Kecepatan Dan Penentuan Tingkat Pelayanan Jalan

58

Kecepatan rata-rata ruang dapat ditentukan dengan menggunakan


data waktu tempuh kendaraan yang telah didapat dari hasil survai. Data
waktu tempuh tersebut dicari rata-ratanya kemudian digunakan Rumus 2.3.
Dan untuk menentukan tingkat pelayanan jalan berdasarkan TRB (1994)
digunakan rasio arus dan kapasitas seperti tertera pada Tabel 2.9.

3.6.2

Analisis Biaya Operasional Kendaraan


Adapun datadata yang diperlukan dalam analisis biaya operasioanal

kendaraan adalah:
1. Data kecepatan tempuh kendaraan yang diperoleh dari hasil survey
waktu tempuh kendaraan
2. Kecepatan
3. Nilai waktu
4. Data harga satuan masing masing komponen BOK
3.6.2.1 Kecepatan Tempuh dan Nilai Waktu
Dengan menggunakan Rumus 2.6 dan 2.7 akan menghasilkan
waktu tempuh perjalanan yang kemudian dimasukkan ke Rumus 2.3 untuk
mendapatkan kecepatan tempuh atau kecepatan rata rata ruang.
Dalam studi ini, nilai waktu penumpang ratarata dihitung 50 %
dari pendapatan. Diasumsikan bahwa pergerakan kendaraan pada ruas Jalan
Raya Canggu,

Badung adalah dari rumah ketempat kerja atau nilai

penghematan waktu perjalanan adalah sama dengan 50 % dari upah karena


data PDRB menunjukkan pendapatan perkapita tanpa membedakan nilai
waktu setiap orang. Jadi berdasarkan data PDRB pendapatan per kapita per
jam kerja didapat setelah itu dikalikan dengan 50 % maka akan didapat
niali waktu penumpang per jam dan selanjutnya didapat nilai waktu
kendaraan yang melintas di ruas jalan tersebut. Selain itu dalam penelitian
ini dipergunakan derajat kejenuhan 0,74 (batas tingkat prlayanan C) untuk
menentukan kecepatan kendaraan sebelum pertambahan volume lalu lintas
dan hambatan samping jalan. Adapun data yang diperlukan dalam analisis
ini antara lain :
59

1.

Data kecepatan tempuh. Data ini diperoleh dari survei waktu

2.

tempuh perjalanan.
Data PDRB yang diperoleh dari badan Pusat Statistik (BPS)
Kabupaten Badung. Dari data ini maka akan diketahui pendapatan

3.

perkapita per satu orang penduduk untuk masyarakat Badung.


Data geometrik jalan yang diperoleh dari survey inventarisasi
jalan.

3.6.2.2 Biaya Operasional Kendaraan


Analisis biaya operasional kendaraan diperoleh dari kecepatan
tempuh kendaraan. Biaya operasional kendaraan ringan dan berat dihitung
dengan metode PCI (Pasific Consultant International), karena metode PCI
ini hanya memasukkan kecepatan sebagai variable perhitungannya. Metode
PCI ini merupakan model empiris dan untuk perhitungan BOK sepeda
motor mengacu pada model hasil studi yang pernah dilakukan di Bali yaitu
PTSBUIP 1999.
3.6.3

Analisis Biaya Tundaan


Untuk mendapatkan biaya akibat tundaan yang terjadi, dilakukan

perhitungan selisih biaya perjalanan antara volume lalu lintas pada jam puncak
dengan kecepatan tempuh saat sebelum penambahan volume lalu lintas dan
hambatan samping (kondisi kecepatan arus bebas) dengan setelah penambahan
volume lalu lintas dan hambatan samping (kondisi eksisting). Adapun data
data yang diperlukan dalam menganalisis biaya tundaan, antara lain :
1. Data Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
2. Data nilai waktu perjalanan
3. Data volume lalu lintas

60

Вам также может понравиться