Вы находитесь на странице: 1из 7

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI

(UMUR 4-5 TAHUN)


http://melyloelhabox.blogspot.com/2013/05/karakteristik-perkembangan-motorikanak_29.html
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
(UMUR 4-5 TAHUN)
Perkembangan motorik anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual
anak serta berlangsung secara bertahap tetapi memiliki alur kecepatan perkembangan yang
berbeda pada setiap anak (Silawati, 2008).
Kemampuan motorik setiap anak berbeda, pada umumnya anak yang mempunyai
kemampuan motorik halus baik mengalami kemampuan motorik kasar yang kurang baik
begitu juga sebaliknya. Secara umum terdapat kelompok anak dengan kemampuan motorik
halus lebih dominan dan kemampuan motorik kasar lebih dominan.
A. KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun berbeda-beda untuk setiap anak.
Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui
kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terorganisasi (Hurlock, 1991).
Menurut Elizabeth Hurlock (1999) tugas-tugas perkembangan anak usia 4-5 tahun
diantaranya yaitu mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan yang
umum dan mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk memebaca, menulis dan
berhitung.
Suherman (2000) menjelaskan secara ringkas tugas-tugas perkembangan motorik
halus pada anak usia 4-5 tahun, salah satunya yaitu dapat mengancingkan baju.
Menurut Silawati (2008), tahap perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun
yaitu: Anak usia 4 tahun mempunyai kemampuan pada aspek motorik halus yang terdiri dari;
membangun menara setinggi 11 kotak, menggambar sesuatu yang berarti bagi ank tersebut

dan dapat dikenali oleh orang lain , mempergunakan gerakan-gerakan jemari selama
permainan jari, menjiplak gambar kotak, menulis beberapa huruf. Anak usia 5 tahun
mempunyai kemampuan pada aspek motorik halus yang terdiri dari; menulis nama depan,
membangun menara setinggi 12 kotak, mewarnai dengan garis-garis, Memegang pensil
dengan benar antara ibu jari dan dua jari, menggambar orang beserta rambut hidung,
menjiplak persegi panjang dan segitiga, memotong bentuk-bentuk sederhana.
Berdasarkan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional No 58 tahun 2009 tentang
Standar Pendidikan Anak Usia Dini, tingkat pencapaian perkembangan anak usia 4-5tahun
adalah; membuat garis vertical, horizontal, lengkung kiri/kanan, miring kiri/kanan, dan
lingkaran. Menjiplak bentuk. Mengkoordinasikan mata dan tangan untuk melakukan gerakan
yang rumit. Melakukan gerakan manipulative untuk menghasilkan suatu bentuk dengan
menggunakan berbagai media. Mengekspresikan diri dengan berkarya seni menggunakan
berbagai media.
B.

CARA MENSTIMULASI KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5


TAHUN
Ketrampilan anak pada aspek motorik perlu dilatih agar dapat berkembang dengan
baik (Silawati, 2008).
Stimulasi dan intervensi sejak dini untuk meningkatkan kemampuan kecerdasan motorik
harus dilakukan sejak dini sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya.
Stimulasi adalah upaya orang tua atau keluarga untuk mengajak anak bermain dalam
suasana penuh gembira dan kasih sayang. Stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan
berinteraksi dengan bayi/balita, setiap hari, terus-menerus, bervariasi, disesuaikan dengan
usia perkembangan kemampuannya, dilakukan oleh keluarga (terutama atau ibu pengganti).
Stimulasi hendaknya dilaksanakan pada saat suasana yang menyenangkan dan kegembiraan
antara pengasuh dan bayi/balita. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-buru,
memaksakan kehendak pengasuh, tidak memperhatikan minat balita, atau bayi sedang

mengantuk, bosan atau bermain yang lain. Pengasuh yang sering, bosan, sebal, maka tanpa
disadari pengasuh malah memberikan rangsang emosional yang negative. Karena prinsipnya
semua ucapan, sikap dan perbuatan merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan ditiru
atau justru menimbulkan ketakutan bayi bayi/balita (dr. Kusnandi Rusmi, Sp.A(k)
MM,2010).
Benyamin Bloom menyatakan bahwa rentang penguasaan psikomotorik ditunjukkan
oleh gerakan yang kaku sampai gerakan yang luwes. Dari teori Dave ini lah yang dijadikan
pijakan untuk memberikan stimulasi guna meningkatkan perkembangan fisik motorik pada
anak usia dini.
Cara menstimulasi kemampuan motorik halus anak usia 4-5 tahun:
a. Imitation ( peniruan)
Imitation (peniruan) adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah di
latih sebelumnya.latihan ini bisa dilakukan dengan cara mendengarkan atau memperlihatkan.
Oleh karena itu, peningkatan gerak fisik motorik halus pada tahap ini bisa dilakukan dengan
memeragakan gerakann tertentu, atau sekedar mempertontonkan tayangan film, misalnya
stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik mtorik halus.
b. Manipulation (penggunaan konsep)
Manipulation (penggunaan konsep) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep
dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan
manipulasi. Sebab, pada tahap ini perkembangan anak selalu mengikuti arahan, penampakan
gerakan-gerakan, dan menetapkan suatu keterampilan gerak tertentu berdasarkan latihan.
Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik motorik halus ini
adalah dengan melatih keterampilan tertentu pada anak, seperti menggunakan sendok makan,
gunting, atau gerakan-gerakan lainnya.
c.

Presition (ketelitian)

Presition

(ketelitian)

adalah

kemampuan

yan

berkaitan

dengan

gerak

yang

mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu. Stimulasi yang dapat diberikan untuk


menunjang tercapainya gerak fisik motorik halus pada tahap ini adalah dengan melatih
mengendarai sepeda roda tiga, berjalan mundur, menyamping, dan zigzag, melempar bola,
menangkap dll.
d. Articulation (perangkaian)
Articulation (perangkaian) adalah kemampuan untuk melakukan srangkaian gerakan
secara kmbinatif dan berkesinambungan. Kemampuan ini membutuhkan koordinasi antar
organ tubuh,saraf, dan mata secara cermat. Kemampuan ini dapat ditingkatkan pada
mengurutkan serangkaian gerak secara berkesinambungan, konsisten, ajeg, dan luwes.
Stimulasi yang bisa diberikan untuk mencapai kemampuan gerak fisik motorik halus pada
tahap ini adalah menggambar, mengetik, menulis, dan lain sebagainya.
e.

Naturalization (kewajaran/kealmiahan)
Naturalization (kewajaran/kealmiahan) adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara
wajar atau luwes. Pada tahap ini diperlukan koordinasi tingkat tinggi antara saraf,
pikiran,mata,tangan, dan anggota badan yang lain. Stimulasi yang dapat diberikan utuk
mencapai kemampuan gerak fisik motori halus pada tahap ini adalah mendemonstrasikan an
koordinasi tingkat tinggi antara saraf, pikiran,mata,tangan, dan anggota badan yang lain.
Stimulasi yang dapat diberikan utuk mencapai kemampuan gerak fisik motori halus pada
tahap ini adalah mendemonstrasikan atau meragakan gerak akrobat ( jungkir balik),
pantomim, tampil bergaya, dan lain sebagainya.

Selain itu, bentuk-bentuk stimulasi

yang dapat dilakukan diantaranya: melipat,

menggambar dengan crayon, main lilin/dough, finger painting, meronce, melukis dengan cat
air, tracing (mengikuti titik-titik yang berbentuk gambar/huruf/angka), bemain kolase,

menggunting, bermain dengan sepuluh jari, memasukan kunci kedalam celah, memasukan
uang logam kedalam celengan, dan masih banyak kegiatan menyenangkan yang dapat
dilakukan anak untuk melatih keterampilan motorik halusnya.

Adapun prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan stimulasi tumbuh
kembang anak diantaranya:
1. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi cinta dan kasih sayang
2. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru tingkah laku orangorang yang terdekat dengannya
3. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak
4. Lakukan stimulasi dengancara mengajak bermain, bernyanyi, bervariasi, menyenagkan tanpa
paksaan dan tidak ada hukuman
5.

Lakukan stimulasi secara bertahap dan berrkelanjutan sesuai umur anak terhadap keempat
aspek kemampuan dasar anak.

6. Gunakan alat bantu permainan yang sederhana, aman dan ada disekitar anak.
7. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
8. Anak selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

C.

HAMBATAN-HAMBATAN ATAU GANGGUAN DALAM PERKEMBANGAN


MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-5 TAHUN
Status gizi dan asupan nutrisi juga sangat berpengaruh terhadap kemampuan motorik
anak. Pada keadaan kurang energi dan potein (KEP), anak menjadi tidak aktif, apatis, pasif,
dan tidak mampu berkonsentrasi. Akibatnya, anak dalam melakukan kegiatan eksplorasi
lingkungan fisik di sekitarnya hanya mampu sebentar saja dibandingkan dengan anak yang
gizinya baik, yang mampu melakukannya dalam waktu yang lebih lama. Untuk melakukan

suatu aktivitas motorik, dibutuhkan ketersediaan energi yang cukup banyak. Tengkurap,
merangkak, berdiri, berjalan, dan berlari melibatkan suatu mekanisme yang mengeluarkan
energi yang tinggi, sehingga yang menderita KEP (Kurang Energi Protein) biasanya selalu
terlambat dalam perkembangan motor milestone. Sebagai contoh, pada anak usia muda,
komposisi serat otot yang terlibat dalam pergerakan kontraksi kurang berkembang pada anak
yang kurang gizi. Keadaan ini juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tulang sehingga
terjadi pertumbuhan badan yang terlambat.
Menurut Rusda Koto dan Sri Maryati ( 1994 ) dalam perkembangannya mungkin
ditemukan beberapa hambatan pada anak diantaranya adalah :
1.

Gangguan fungsi pada pancaindra yang banyak menimbulkan masalah pada anak adalah
gangguan pada indra penglihatan dan pendengaran. Kekurangan daya penglihatan maupun
mendengar dapat di ketahui bila derajat penyimpangannya sedah cukup besar dari yang
normal. Sebaliknya, apabila taraf kekurangannya masih ringan, cukup sulit untuk mendeteksi
kesulitan yang di hadapi anak.

2.

Pertumbuhan dan perkembangan tubuh . Jika anak mengalami penyakit yang lama dan
menahun maka pertumbuhan tubuhnya akan terhambat. Lebih-lebih bila sakitnya terjadi pada
saat pertumbuhan berjalan cepat. Dan hamper semua penyakit menyebabkan penurunan berat
badan .

3. Pengaruh lanjutan sakit Karena sakit, Pertumbuhan fisik anak jadi terhambat.
4.

Emosi meningkat. Sakit menyebabkan kegoncangan terhadap keseimbangan. Anak yang


sedang sakit hamper selalu memperlihatkan sikap yang mudah tersinggung, mudah cemas,
dan pemarah, gugup, tidak percaya diri, cepat bosan.

5. Prilaku sosial . Anak yang sering sakit lama, sering kali menjadi kikukk dan canggung untuk
bermain kembali. Apabila sering dimanja anak akan sering mengembangkan sikap yang tidak
sehat

terhadap

dirinya

6.

Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi keterlambatan dalam
perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering
digendong.

7. Anak lebih sering dibantu oleh orang tuanya dalam melaksanakan tugasnya.

Diposkan oleh Meli Novikasari

Вам также может понравиться