Вы находитесь на странице: 1из 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Gejala
Hipersaliv
asi
Hiperlakri
masi
Nafas
Defekasi
Urinasi
Grooming

0.05
(5)
-

0.1
(5)

0.2 (5)

++
-

+++

0.4
(5)
++

++

1.6
(2)
++

Atrop
in
-

+++

+++
-

+
-

+
-

++
-

(Kiposis)
-

0.8 (5)

Pembahasan

Beberapa jenis pestisida tertentu telah lama diketahui memiliki efek


toksisitas delayed onset pada sel-sel saraf, yang sering kali bersifat
ireversibel dan ada pula yang bersifat reversibel. Beberapa studi telah
menunjukkan defisit terus-menerus dalam fungsi kognitif pada pekerja
terpajan terhadap pestisida. Bukti Baru menunjukkan bahwa pestisida
dapat menyebabkan neurotoksisitas perkembangan pada dosis yang lebih
rendah dan tanpa depresi kadar cholinesterase di plasma (Jamal et al,
2002).
Asetikolin esterase adalah ezim yang berfungsi memecah asetat dan
kolin. Enzim ini melekat pada membran ujung syaraf pre dan post
sinaptik, racun yang bekerja sebagai penyekat asetilkolinesterase secara
tidak

langsung

bekerja

secara

kolinergik

dengan

memperpanjang

keberadaan asetikolin endogen yang dilepas oleh ujung syaraf kolinergik.


Keberadaan ini pula yang menyebabkan penumpukan asetilkolin dalam
ruang

sinaptik.

Hal

ini

dapat

pula

memicu

respon

pada

semua

kolinoreseptor dalam tubuh, baik muskarinik maupun nikotinik, efek


toksisitas racun ini secara umum akan memperlihatkan salivasi, muka
merah dan panas, menurunnya tekanan darah, mual, nyeri perut, diare
dan brochospsme.
Dari percobaan uji toksisitas terhadap karbamat dapat diamati gejala
yang diderita hewan percobaan terlihat seperti gejala sistem syaraf

parasimpatis dimana terlihat jelas bahwa hewan mengalami hipersalivasi,


pada pengamtan keadaan hiersalivasi hewan coba jelas terlihat dengan
adanya grooming, area rambut hewan coba juga terlihat menjadi sedikit
basah. Efek toksisitas yang mirip seperti sistem syaraf parasimpatis ini jua
dapat diamati pada sistem gastrointestinalnya, dimana hewan terlihat
meringkuk(kiposis) disertai dengan adanya defekasi. Menurut Ecobichon
2001, semua senyawa organofosfat dan organoklorin bersifat perintang
ChE (ensimcholine esterase), ensim yang berperan dalam penerusan
rangsangan syaraf. Keracunan dapat terjadi karena gangguan dalam
fungsi susunan syaraf yang akan menyebabkan kematian atau dapat pulih
kembali.
Insektisida

karbamat

telah

berkembang

setelah

organofosfat.

Insektisida ini biasanya daya toksisitasnya rendah terhadap mamalia


dibandingkan dengan organofosfat, tetapi sangat efektif untuk membunuh
insekta.

Struktur Carbamate insektisida


Name
Physosti
gmine

Structure

Carbaryl

Temik

Struktur karbamate seperti physostigmin, ditemukan secara alamia


dalam kacang Calabar (calabar bean). Bentuk carbaryl telah secara luas
dipakai

sebagai

insektisida

dengan

komponen

aktifnya

adalah

SevineR.Mekanisme toksisitas dari karbamate adalah dengan car dimana


enzim achE dihambat dan mengalam karbamilasi.

Dalam

bentuk

ini

enzim

mengalami

karbamilasi

Pada hewan coba yang sudah mengalami keracunan dari pestisida


ini dapat diperbaiki dengan memberikan antidotanya, dalam percobaan
diberikan atropin sulfat. Atropin sulfat mencegah terikatnya asetilkolin
dengan reseptor muskarinik.Atropin menyekat reseptor muskarinik baik
disentral maupun syaraf tepi
DAPUS

Ecobichon,

D.J.

(2001).

"Toxic

effects

of

pesticides".

In

Klaassen,

C.D.. Casarett and Doull's Toxicology: The Basic Science of Poisons,


6th edition. McGraw-Hill Professional.
Jamal, GA; Hansen, S; Julu, PO (2002). "Low level exposures to
organophosphorus esters may cause neurotoxicity". Toxicology 181182: 2333.

Вам также может понравиться