Вы находитесь на странице: 1из 9

KEANEKARAGAMAN KOMUNITAS

LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktikum Interaksi Makhluk Hidup
Yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc. dan Ibu Dra. Susilowati, M.Si

Oleh,
Ahmad Ridho Sudrajat

140351600056

Ana Rosida

140351604420

Binti Aliatul Mutmainah

140351604360

Indah Aulia Rachmawati Dewi

140351603480

Lintang Rizkyandani

140351604319

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Maret 2016

Topik

: Keanekaragaman Komunitas

Hari, Tanggal : Kamis, 17 Maret 2016


A. Tujuan
1. Mengetahui frekuensi relatif vegetasi dalam komunitas
2. Mengetahui dominansi relatif dalam komunitas
3. Mengetahui kerapatan relatif dalam komunitas
4. Mengetahui indeks nilai penting vegetasi dalam komunitas
B. Dasar Teori
Menurut Konvensi Keanekaragaman dalam (Hayati,1994) yang tercantum
dalam UU No. 5 Tahun 1994, keanekaragaman di antara mahluk hidup dan semua
sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lainnya serta
kompleks ekologi yang merupakan kajian dari keanekaragaman, mencakup
keanekaragaman di dalam jenis, antar jenis dan ekosistem. Menurut McNeely
(1988) dalam (Haryanto,1995), keanekaragaman hayati atau yang dikenal dengan
istilah Biological Diversity (Biodiversity) adalah istilah payung untuk
keanekaragaman sumber daya alam hayati, meliputi jumlah maupun frekuensi
dari ekosistem, jenis maupun genetik dalam suatu tempat tertentu. Istilah
keanekaragaman hayati mencakup tiga tingkat pengertian yang berbeda, yaitu
keanekaragaman genetik, jenis dan ekosistem.
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh
antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem
tersusun atas semua makhluk hidup, yaitu individu, populasi dan komunitas.
Individu adalah makhluk hidup tunggal. Populasi adalah kumpulan individu
sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Komunitas adalah populasi
makhluk hidup di suatu daerah tertentu
Keanekaragaman jenis di suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh
banyaknya jenis tetapi juga oleh banyaknya individu dari setiap jenis. Untuk

Indonesia, dari hasil penelitian untuk berbagai tipe hutan dapat dikatakan bahwa
nilai indeks keanekaragaman pada angka lebih dari 3,5 dapat dikatakan tinggi.
Suatu daerah yang didominasi oleh jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut
dapat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman
jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas
yang tinggi, karena didalam komunitas itu terjadi interaksi antara jenis yang
tinggi (Soerianegara,1996)
Dalam kajian ekologi, komunitas diartikan sebagai kumpulan populasi
yang saling berinteraksi pada ruang dan waktu yang bersamaan. Menurut
Odum(1993) dalam (Dharmawan,2005)

komunitas biotik adalah kumpulan

populasi-populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik tertentu.
Komunitas yang disebut juga biocenose adalah berbagai jenis organisme yang
merupakan bagian dari suatu unit ekologis tertentu yang di sebut ekosistem. Unit
ekologis yang dimaksud disini adalah suatu satuan lingkungan hidup yang
didalamnya terdapat bermacam-macam makhluk hidup yang antar sesama
makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya
membentuk hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Komunitas dapat
berupa komunitas hewan yang terdiri dari berbagai macam hewan, komunitas
tumbuhan yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dalam satu komunitas, atau
keseluruhan

hewan

dan

tumbuhan

yang

disebut

komunitas

biotik

(Dharmawan,2005)
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu
dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric
sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu
komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya
bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Jika suatu wilayah berukuran luas/besar, vegetasinya terdiri atas beberapa
bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol. Sehingga terdapat
berbagai tipe vegetasi. Contoh bentuk pertumbuhan (growth form): termasuk

herba tahunan (annual), pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang meranggas
pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi atau rhizome, tumbuhan selalu hijau
berdaun jarum, rumput menahun (perennial), dan semak kerdil (Soetjipta, 1994).
Suatu wilayah berukuran luas atau besar, vegetasinya terdiri atas beberapa
bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol sehingga terdapat
berbagai tipe vegetasi.Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua spesies
tumbuhan dalam suatu wilayah dan memperlihatkan pola distribusi menurut ruang
dan waktu. Tipe-tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan
dominan tau paling besar atau paling melimpah dan tumbuhan karakteristik
(Harjosuwarno, 1990)
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat
adalah tempat hidup suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut
alamat. Relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme
dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural,
tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Penyesuaian diri secara
umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk
kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi makin besar kementakan
kelangsungan hidup organisme (Riberu, 2002). Pengertian umum vegetasi adalah
kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup
bersama pada suatu tempat. Diantara individu-individu tersebut terdapat interaksi
yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang
yang hidup dalam vegetasi itu dan faktor-faktor lingkungan
Untuk mengetahui tingkat keragaman jenis pohon dan tumbuhan bawah
pada plot cuplikan dihitung dengan menggunakan indeks sebagai berikut:
Indeks keanekaragaman jenis (Indeks of Heterogenity) Shannon-Wiener.
pi
ln

( pi )
s

H =
'

i=1

Dimana H= nilai indeks keanekaragaman ShannonWiener dan pi= proporsi dari


tiap species i. Jadi, H adalah jumlah dari seluruh pi ln pi untuk semua species
dalam komunitas. Indeks kekayaan jenis (Indeks of Species Richness) Margalef
(Dm) Margalef's Indeks:
D mg = (S-1)/ln N
Di mana Dmg adalah Indeks Margalef, S adalah Jumlah jenis yang teramati, dan
N adalah jumlah total individu seluruh spesies dalam sample, dan ln = Logaritma
natural. Indeks kemerataan jenis (Indeks of Evennes)
E=

H'
ln s

Dimana E = Indeks Kemerataan jenis, H = Indeks Keanekaragaman ShannonWiener, dan S = Jumlah jenis yang teramati (Magurran 1988)
Polunin (1990), menyebutkan bahwa kisaran lingkungan tertentu memiliki
kisaran parameter edafik tertentu pula. Artinya bahwa unsur-unsur hara tanah
yang ada di lokasi kajian tidak terdistribusi secara merata, sehingga kemerataan
spesies yang hidup di atasnya juga tidak merata.
Dalam Soerianegara dan Indrawan (1982) Parameter yang diukur di
lapangan meliputi nama jenis, jumlah individu tiap jenis, diameter, tinggi, dan
tinggi bebas cabang. Parameter ini diukur untuk menghitung nilai frekuensi relatif
(FR), kerapatan relatif (KR), dan dominansi relatif (DR) sehingga diperoleh
indeks nilai penting (INP).
kerapatan( K )=

jumla hindividu suatu jenis


luas plot

Kerapatan Relatif ( Kr )=

frekuensi ( f )=

Kerapatan suatu jenis


100
Kerapatan seluru h jenis

plot ditemukan suatu jenis


seluru h plot

Frekuensi Relatif ( Fr )=
Dominansi ( D )=

frekuensi suatu jenis


100
frekuensi seluru h jenis

luas bidangdasar suatu jenis


luas plot

Dominansi Relatif ( Dr )=

Dominansi suatu jenis


100
Dominansi seluru h jenis

Indeks Nilai Penting jenis tumbuhan pada suatu komunitas merupakan


salah satu parameter yang menunjukkan peranan jenis tumbuhan tersebut dalam
komunitasnya tersebut. Kehadiran suatu jenis tumbuhan pada suatu daerah
menunjukkan kemampuan adaptasi dengan habitat dan toleransi yang lebar
terhadap kondisi lingkungan. Semakin besar nilai INP suatu spesies semakin
besar tingkat penguasaan terhadap komunitas dan sebaliknya (Soegianto, 1994).
Penguasaan spesies tertentu dalam suatu komunitas apabila spesies yang
bersangkutan berhasil menempatkan sebagian besar sumberdaya yang ada
dibandingkan dengan spesies yang lainnya (Saharjo dan Cornelio, 2011)
Nilai penting merupakan suatu harga yang didapatkan dari penjumlahan
nilai relative dari sejumlah variabel yang telah diukur (kerapatan relative,
kerimbunan relative, dan frekuensi relatif). Jika disususn dalam bentuk rumus
maka akan diperoleh:
Indeks Nilai Penting = Kr + Dr + Fr
Menurut Syafei (1990) Harga relative ini dapat dicari dengan
perbandingan antara harga suatu variabel yang didapat dari suatu jenis terhadap
nilai total dari variabel itu untuk seluruh jenis yang didapat, dikalikan 100%
dalam table. Jenis-jenis tumbuhan disusun berdasarkan urutan harga nilai
penting, dari yang terbesar sampai yang terkecil. Dan dua jenis tumbuhan yang
memiliki harga nilai penting terbesar dapat digunakan untuk menentukan
penamaan untuk vegetasi tersebut
C. Alat dan Bahan:
Alat:

Rafia, Saringan Bertingkat, Baskom, Botol Sampel, Soil Termo, Luxmeter, Gelas
Plastik, Point Frame
Bahan: Air, Tanah, Alkohol, Gliserin
D. Prosedur Percobaan
1. Metode Titik
Menyiapkan point frame
Menaruh point frame di tempat yang diinginkan
Menancapkan besi panjang disetiap lubang secara berurutan
Mencatat vegetasi yang segaris besi
Mencatat data pengamatan dalam tabel pengamatan
2. Metode Kuadrat
Menyiapkan rafia dibentuk persegi 1x1 m
Mencatat vegetasi yang berada di dalam kuadrat
Memasukkan data ke tabel
Mengulangi langkah langkah di atas sebanyak 2x
3. Metode Pitfall
Menggunakan sekop untuk menggali lubang
(sedalam gelas aqua)
Memasukkan gelas aqua dalam lubang dengan
keadaan bibir tanah dan gelas aqua sejajar
Memasukkan atraktan dalam gelas aqua

Menutup dengan serasah


Menunggu dalam kurun waktu setengah hari
Memasukkan hasil trap dalam botol sample
Mengamati hasil trap
Mencatat data pengamatan
pada tabel pengamatan
E. Data
1. Point Frame
Intensitas Cahaya: 654
Suhu: 27oC
pH: 7
Kelembaban: 3
Kesuburan: sangat sedikit

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Lubang ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

2. Kuadrat (Tumbuhan)

Taksa (kode)
A
A
B
C
D
A
C
A
C

No

Kode Taksa

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total

Faktor Abiotik
Intensitas Cahaya
Suhu
pH
Kelembaban
Kesuburan

Plot I
20
5
8
7
2
3

Plot I
654
27oC
7
3
Too little

Jumlah Organisme
Plot II
Plot III
11
14
9
5
2
3
3
2
1
5
5
2
1
-

Plot II
903
29oC
7
1
Too little

3. Pitfall Trap
No

Taksa

1
2
3
4
5
6
7
8
9

Semut Hitam Besar


Walang Sangit
Laba-Laba
Semut Merah Kecil
Jangkrik
Kumbang (Kepik)
Species A
Anak Kelabang
Species B

Jumlah Organisme
Plot I
Plot II
3
6
1
2
1
5
7
1
3
1
1
1

Plot III
422
27oC
7
3
Too little

Вам также может понравиться