Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
LAPORAN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktikum Interaksi Makhluk Hidup
Yang dibina oleh Ibu Novida Pratiwi, S.Si., M.Sc. dan Ibu Dra. Susilowati, M.Si
Oleh,
Ahmad Ridho Sudrajat
140351600056
Ana Rosida
140351604420
140351604360
140351603480
Lintang Rizkyandani
140351604319
Topik
: Keanekaragaman Komunitas
Indonesia, dari hasil penelitian untuk berbagai tipe hutan dapat dikatakan bahwa
nilai indeks keanekaragaman pada angka lebih dari 3,5 dapat dikatakan tinggi.
Suatu daerah yang didominasi oleh jenis-jenis tertentu saja, maka daerah tersebut
dapat dikatakan memiliki keanekaragaman jenis yang rendah. Keanekaragaman
jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas
yang tinggi, karena didalam komunitas itu terjadi interaksi antara jenis yang
tinggi (Soerianegara,1996)
Dalam kajian ekologi, komunitas diartikan sebagai kumpulan populasi
yang saling berinteraksi pada ruang dan waktu yang bersamaan. Menurut
Odum(1993) dalam (Dharmawan,2005)
populasi-populasi apa saja yang hidup dalam daerah atau habitat fisik tertentu.
Komunitas yang disebut juga biocenose adalah berbagai jenis organisme yang
merupakan bagian dari suatu unit ekologis tertentu yang di sebut ekosistem. Unit
ekologis yang dimaksud disini adalah suatu satuan lingkungan hidup yang
didalamnya terdapat bermacam-macam makhluk hidup yang antar sesama
makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungan sekitarnya
membentuk hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Komunitas dapat
berupa komunitas hewan yang terdiri dari berbagai macam hewan, komunitas
tumbuhan yang terdiri dari berbagai macam tumbuhan dalam satu komunitas, atau
keseluruhan
hewan
dan
tumbuhan
yang
disebut
komunitas
biotik
(Dharmawan,2005)
Keragaman spesies dapat diambil untuk menanadai jumlah spesies dalam
suatu daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu
dari seluruh spesies yang ada. Hubungan ini dapaat dinyatakan secara numeric
sebagai indeks keragaman atau indeks nilai penting. Jumlah spesies dalam suatu
komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keragaman spesies tampaknya
bertambah bila komunitas menjadi makin stabil (Michael, 1994).
Jika suatu wilayah berukuran luas/besar, vegetasinya terdiri atas beberapa
bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol. Sehingga terdapat
berbagai tipe vegetasi. Contoh bentuk pertumbuhan (growth form): termasuk
herba tahunan (annual), pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang meranggas
pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi atau rhizome, tumbuhan selalu hijau
berdaun jarum, rumput menahun (perennial), dan semak kerdil (Soetjipta, 1994).
Suatu wilayah berukuran luas atau besar, vegetasinya terdiri atas beberapa
bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol sehingga terdapat
berbagai tipe vegetasi.Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua spesies
tumbuhan dalam suatu wilayah dan memperlihatkan pola distribusi menurut ruang
dan waktu. Tipe-tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan
dominan tau paling besar atau paling melimpah dan tumbuhan karakteristik
(Harjosuwarno, 1990)
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat
adalah tempat hidup suatu organisme. Habitat suatu organisme dapat juga disebut
alamat. Relung (niche atau nicia) adalah profesi atau status suatu organisme
dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural,
tanggal fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Penyesuaian diri secara
umum disebut adaptasi. Kemampuan adaptasi mempunyai nilai untuk
kelangsungan hidup. Makin besar kemampuan adaptasi makin besar kementakan
kelangsungan hidup organisme (Riberu, 2002). Pengertian umum vegetasi adalah
kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup
bersama pada suatu tempat. Diantara individu-individu tersebut terdapat interaksi
yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang
yang hidup dalam vegetasi itu dan faktor-faktor lingkungan
Untuk mengetahui tingkat keragaman jenis pohon dan tumbuhan bawah
pada plot cuplikan dihitung dengan menggunakan indeks sebagai berikut:
Indeks keanekaragaman jenis (Indeks of Heterogenity) Shannon-Wiener.
pi
ln
( pi )
s
H =
'
i=1
H'
ln s
Dimana E = Indeks Kemerataan jenis, H = Indeks Keanekaragaman ShannonWiener, dan S = Jumlah jenis yang teramati (Magurran 1988)
Polunin (1990), menyebutkan bahwa kisaran lingkungan tertentu memiliki
kisaran parameter edafik tertentu pula. Artinya bahwa unsur-unsur hara tanah
yang ada di lokasi kajian tidak terdistribusi secara merata, sehingga kemerataan
spesies yang hidup di atasnya juga tidak merata.
Dalam Soerianegara dan Indrawan (1982) Parameter yang diukur di
lapangan meliputi nama jenis, jumlah individu tiap jenis, diameter, tinggi, dan
tinggi bebas cabang. Parameter ini diukur untuk menghitung nilai frekuensi relatif
(FR), kerapatan relatif (KR), dan dominansi relatif (DR) sehingga diperoleh
indeks nilai penting (INP).
kerapatan( K )=
Kerapatan Relatif ( Kr )=
frekuensi ( f )=
Frekuensi Relatif ( Fr )=
Dominansi ( D )=
Dominansi Relatif ( Dr )=
Rafia, Saringan Bertingkat, Baskom, Botol Sampel, Soil Termo, Luxmeter, Gelas
Plastik, Point Frame
Bahan: Air, Tanah, Alkohol, Gliserin
D. Prosedur Percobaan
1. Metode Titik
Menyiapkan point frame
Menaruh point frame di tempat yang diinginkan
Menancapkan besi panjang disetiap lubang secara berurutan
Mencatat vegetasi yang segaris besi
Mencatat data pengamatan dalam tabel pengamatan
2. Metode Kuadrat
Menyiapkan rafia dibentuk persegi 1x1 m
Mencatat vegetasi yang berada di dalam kuadrat
Memasukkan data ke tabel
Mengulangi langkah langkah di atas sebanyak 2x
3. Metode Pitfall
Menggunakan sekop untuk menggali lubang
(sedalam gelas aqua)
Memasukkan gelas aqua dalam lubang dengan
keadaan bibir tanah dan gelas aqua sejajar
Memasukkan atraktan dalam gelas aqua
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lubang ke1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Kuadrat (Tumbuhan)
Taksa (kode)
A
A
B
C
D
A
C
A
C
No
Kode Taksa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
Total
Faktor Abiotik
Intensitas Cahaya
Suhu
pH
Kelembaban
Kesuburan
Plot I
20
5
8
7
2
3
Plot I
654
27oC
7
3
Too little
Jumlah Organisme
Plot II
Plot III
11
14
9
5
2
3
3
2
1
5
5
2
1
-
Plot II
903
29oC
7
1
Too little
3. Pitfall Trap
No
Taksa
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah Organisme
Plot I
Plot II
3
6
1
2
1
5
7
1
3
1
1
1
Plot III
422
27oC
7
3
Too little