Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DOKUMEN KEPERAWATAN
Diampu oleh Prima Daniyati Kusuma, S.Kep.,Ns
Oleh :
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
DEWI WATI
(2220111947)
2. FARHAN ROKHIMI
(2220111950)
3. OBI PRASETYO
(2220111963)
KELAS 2 B
A. Konsep Medis
1. PENGERTIAN
2. ETIOLOGI
a. Imunologik atau alergik atau autopik.
Dalam bentuk ekstrinsik antigen berupa suatu bahan yang dapat
berbentuk:
1) Inhalen yang masuk dalam bahan dengan melalui alat pernafasan
misalnya debu rumah, bahan-bahan yang terlepas (sepih kulit) dari
binatang misalnya anjing, kucing, kuda dan sebagainya.
2) Ingestan yang masuk dalam tubuh melalui mulut, biasanya berupa
makanan seperti susu, telur, ikan-ikanan, obat-obatan dan lain
sebagainya.
3) Kontaktan yang masuk dalam tubuh dengan jalan kontak dengan
kulit seperti obat-obatan dalam bentuk salep, berbagai logam
dalam bentuk perhiasan, jam tangan dan lain sebagainya.
b. Non imunologik atau non alergik atau non autopik
Seringkali dicetuskan oleh infeksi pada serangan.
3. PATOFISIOLOGI
Zat oksigen masuk dalam tubuh melalui pernafasan, mulut dan
kontak kulit. Dari jenis allergen yang masuk dalam tubuh, bila pada orang
yang tidak atopik tidak akan menyebabkan apa-apa. Bila jenis allergen
masuk dalam tubuh orang yang mempunyai factor keturunan untuk
bereaksi terhadap bahan allergen akan menyebabkan alergik.
Akibat reaksi dari tubuh untuk melepaskan zat histamine
menyebabkan reaksi kontraksi otot-otot polos saluran pernafasan sehingga
terjadi broncospasme. Broncospasme akan timbul kerusakan dinding
bronkus yang akan mengakibatkan kualitas otot polos bronkus dapat
ditembus oleh cairan atau zat dalam larutan yang dapat meningkatkan
permeabilitas kapiler yang berperan terjadinya edema mukosa.
Dari edema mukosa akan menimbulkan peningkatan sekresi
kelenjar mukosa dan peningkatan produksi sputum sebagai akibatnya akan
terjadi penyempitan saluran pernafasan kemudian menghambat saluran
pernafasan. Hambatan aliran pernafasan ini menyebabkan distribusi
ventilasi yang tidak rata dengan sirkulasi darah paru sehingga
mengganggu difusi gas di tingkat alveoli. Bila hal ini berlanjut akan terjadi
hipoksemia. Proses tersebut pada penderita asma bronkhiale sering akan
terjadi ketidakmampuan tentang penyakitnya.
Karena hambatan aliran nafas yang menyebabkan gangguan aliran
udara terjadi hipoventilasi karena hipersekresi sputum yang tertahan
sehingga menyebabkan jalan nafas tidak efektif di mana gejala dan tanda
yang muncul pada penderita asma bronkhiale terjadi sesak nafas, bunyi
nafas tidak normal (wheezing), batuk yang menerus dan semakin lama
terjadinya
serangan
akan
mengakibatkan
kurangnya
tenaga
atau
4. MANIFESTASI KLINIK
Gangguan klinik: tachicardi, tachipnea, mengi, pernafasan pendek,
rasa sesek di dada, serangan biasanya menghilang dalam waktu 30-60
menit, sputum dalam bentuk kental dan jumlah banyak, diaphoresis,
kelelahan terjadi setelah serangan. Kontraksi yang kaku dari bronkiolus,
penurunan kecepatan ekspirasi, batuk pada malam hari berlangsung 10-14
hari.
5. PATHWAYS
Zat alergen masuk ke dalam
Tubuh melalui pernafasan mulut
Dan kontak kulit
Reaksi tubuh terhadap allergen
Tubuh tidak tahan reaksi alergik
Di tingkat alveoli
Hipoksemia
Ketidaktahuan
perubahan
intoleransi
aktivitas
Kebutuhan tubuh
Tentang penyakit
Potensial infeksi
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Gas-gas darah arteri
Pa O2 dan Pa CO2 sedikit menurun, umum terjadi di antara serangan
hebat.
Pemeriksaan sinar X dada
Hiperinflamasi pada serangan
Tes kulit
Tes fungsi pulmoner
o Volume paru-paru normal atau meningkat
o Penurunan kecepatan aliran, dengan bronkodilator
Pemeriksaan SDP dan sputum
Eosinofilia darah dan sputum umum ditemukan kadar 1% E serum
meningkat pada asma ekstrinsik.
Edema pulmoner
Gagal pernafasan.
7. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi O2 dengan humidifikasi
Penatalaksanaan cairan
Jalan nafas buatan dan ventilator
Bila diperlukan:
Obat-obatan
Bronkodilator: parental, aerosol, oral
Simpatominetik
Teofilin
Steroid
Antibiotic
B. Konsep Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Proses pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan
yang bertujuan untuk mengumpulkan data tentang pasien agar dapat
mengidentifikasi, mengenali masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
(Effendy, 1995: 10).
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:
a. aktifitas/istirahat
gejala
b. Sirkulasi
Gejala
Tanda
c. integritas ego
gejala
tanda
d. makanan/cairan
gejala
: mual/muntah
ketidakmampuan untuk makan karena distress
tanda
: diaforesis
penurunan berat badan.
e. Hygiene
Gejala
Tanda
: kebersihan buruk
f. Pernafasan
Gejala
: nafas pendek
Tanda
g. Keamanan
Gejala
h. Seksualitas
Gejala
: penurunan libido
i. interaksi social
gejala
: hubungan ketergantungan
kurang sistem pendukung
penyakit lama/ketidakmampuan membaik
tanda
j. penyuluhan/pembelajaran
gejala
2. FOKUS INTERVENSI
Diagnosa keperawatan I : kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
factor serangan asma menetap.
Batasan karakteristik
Hasil pasien
Criteria evaluasi
NO.
1.
Intervensi
Rasional
Untuk mengidentifikasi indikasi
Pantau
-
hasil GDA
10
nadi oksimetri
2.
3.
4.
5.
hasil PaO2.
11
mukosa bronchial.
6.
memperbaiki toksisitas.
7.
8.
jam.
mencegah atelektasis.
bronchial.
9.
12
Batasan karakteristik
Hasil pasien
Criteria evaluasi
NO.
1.
Intervensi
Tetap berada di samping pasien atau
Rasional
Ansietas akan berkurang apabila
3.
teratasi.
stress.
ansietas.
diagnostic
-
tujuan
gambaran singkat
13
tersebut.
Intervensi
kaji kebiasaan diet, masukan makanan
Rasional
Pasien distress pernafasan akut
3.
aktifitas, hipoksemia.
sekali pakai.
14
4.
5.
minuman karbonat.
sangat dingin
spasme batuk.
8.
15
16
17