Вы находитесь на странице: 1из 13

Makalah Perancangan Proses Pembuatan Hidrogen dengan

Proses Steam Reforming (Cracking)

Disusun Oleh :
Nugroho Tri Wahyudi

1209065010

Ben Yudha Satria

1209065022

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang

Kemajuan industri di Indonesia dewasa ini cukup pesat, terutama dalam bidang
pemanfaatan hasil-hasil pertanian, perkebunan, pertambangan, dan berbagai jenis hasil
hutan. Kemajuan tersebut ditujukan untuk mendukung program pemerintah dalam
pemanfaatan sumber daya bagi keperluan industri baik dalam negeri maupun luar
negeri. Salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui adalah gas alam,
yang biasanya diperoleh dari dari dalam sumur dibawah perut bumi yang biasanya
bergabung dengan minyak bumi.
Indonesia berpotensi sebagai produsen bahan-bahan produksi gas alam bila di kelola
secara intensif dan berpola pada permintaan pasar dalam negeri dan peluang ekspor. Gas
alam (natural gas) dewasa ini menjadi sumber alternatif yang banyak digunakan oleh
masyarakat dunia untuk berbagai keperluan, baik untuk perumahan, komersial maupun
industri. Di dalam dunia industri gas alam (natural gas) dipergunakan untuk bahan baku
plastik, bahan baku pabrik pupuk, petrokimia, dan bahan dasar pembuatan hidrogen.
Salah satu jenis produk industri non pangan yang dibutuhkan dan pemakaiannya terus
meningkat akibat permintaan semakin banyak adalah hidrogen. Pada pra rancangan
pabrik ini, pembuatan hidrogen dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa gas
alam (natural gas ) dengan proses cracking.
Sejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar
H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia.
Konsumen

utama

dari

H2

di

kilang

petrokimia

meliputi

hidrodealkilasi,

hidrodesulfurisasi, dan hydrocracking. H2 memiliki beberapa kegunaan yang penting. H2


digunakan sebagai bahan hidrogenasi, terutama dalam peningkatan kejenuhan dalam
lemak tak jenuh dan minyak nabati (ditemukan di margarin), dan dalam produksi
metanol. Hidrogen juga merupakan sumber hidrogen pada pembuatan asam klorida.
Selain itu hidrogen juga digunakan sebagai reduktor pada bijih logam. Selain digunakan
sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang fisika dan teknik. Ia
digunakan sebagai gas penameng di metode pengelasan seperti pengelasan hidrogen

atomik. H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia


mempunyai konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H 2 cair
digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas.
Baru-baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen
(kadangkala disebut forming gas) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran
gas yang kecil. Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit
listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi. Teknologi terbaru di jepang telah di
temukan kendaraan bermotor berbahan bakar hydrogen. Dengan kata lain bahwa
sumber energy di dunia mulai menggunakan gas hydrogen untuk kehidupan. Oleh
karena itu, pada perancangan proses pabrik kami memilih untuk membuat pabrik
hidrogen agar kedepanya dapat di terapkan di kehidupan dan menjadi salah satu
alternative untuk mengatasi masalah kelangkaan minyak bumi yang sudah mulai habis
khususnya di Indonesia.
1.2.
Tujuan Perancangan
a) Mengetahui bahan dasar pembuatan hidrogen
b) Mengetahui jenis reaksi dalam pembuatan hidrogen
c) Mengetahui proses pembuatan hidrogen

BAB II
ISI
2.1. Sifat Termodinamika dan Fisik Bahan Baku dan produk
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan hidrogen dengan menggunakan
proses steam reforming (cracking) adalah dengan menggunakan metana (CH4) dan
karbon monoksida (CO).
2.1.1.
Sifat Termodinamika dan Fisik Metana (CH4)
Sifat Termodinamika dan Fisik Methane ( CH4)
16,043 g/mol
Berat molekul
-82,7 oC
Temperatur kritis
45,96 bar
Tekanan kritis
-182,5 oC
Titik cair
58,68 kJ/kg
Panas laten
500 kg/m3
Densitas cair
-161,6 oC
Titik didih
510 kJ/kg
Panas laten uap
0,717 kg/m3
Densitas gas
0,998
Faktor kompresi
0,55
Spesifik graffiti
0,035 kJ/mol.K
Cp
0,027 kJ/mol.K
Cv
0,054 vol/vol
Kelarutan
0,0001027 poise
Viskositas
2.1.2.
Sifat Termodinamika dan Fisik Karbon Monoksida
Sifat Termodinamika dan Fisik Karbon Monoksida
Rumus Molekul
Titik Leleh
Panas Laten
Densitas
Titik Didih
Temperatur Kritik
Tekanan Kritik
Densitas Kritik
Viskositas pada 32 oF
Kelarutan pada 1 atm 0 oC
konduktivitas Termal

28.01 g/mol
-205.07
30.024 Kj/Kg
793.2Kg/m3
-191.5 oC
-140.29 oC
34.94 bar
303.91 Kg/m3
1.65 x 10-4 Poise
0.0352 vol/vol
24.74 mW/m.K

2.1.3. Sifat Termodinamika dan fisik dari gas hidrogen (H2)


Sifat Termodinamika dan fisik dari gas hidrogen (H2)
Densitas pada 0 oC, (mol/cm3) 103
Faktor kompresibilitas, pada 0 oC
Kompresibilitas adiabatik, pada 300 K, MPa-1 b
Koefisien ekspansi volume, pada 300 K, K-1
Cp pada 0 oC, J/(mol.K) c
Cv pada 0 oC, J/(mol.K) c
Entalpi pada 0 oC, J/mol c d
Energi dalam pada titik lebur, J/mol c d
Entropi pada titik lebur, J/(mol.K) c d
Kecepatan suara, m/s
Viskositas, mPas (=cp)
Konduktivitas termal pada titik lebur, mW/(cm.K)
Konstanta dielektrik pada titik lebur
Kompresibilitas isotermal, Mpa-1 b
Koefisien difusi-diri pada 0 oC, cm2/s
Difusivitas gas dalam air pada 25 oC, cm2/s
Diameter benturan, , m 1010
Parameter interaksi, /k, K
Panas disosiasi pada 298,16 K, kJ/mol c

0,04460
100,042
7,03
0,00333
28,59
20,30
7749,2
5477,1
139,59
1246
0,00839
1,740
1,000,271
-9,86
1,285
4,8 10-5
2,928
37,00
435,881

*Catatan :
a semua nilai pada 101,3 kPa (1 atm)
b untuk konversi Mpa ke atm, dibagi dengan 0,101
c untuk konversi J ke cal, dibagi dengan 4,184
d titik dasar (nilai nol) untuk entalpi, energi dalam, dan entropi adalah 0 K untuk gas
ideal pada tekanan 101,3 kPa (1 atm)

2.1.4.

Sifat Termodinamika dan Fisik Hidrogen (Cair).


Sifat Termodinamika dan Fisik Hidrogen (Cair).

Titik lebur, K (triple point)


Titik didih normal, K
Suhu kritis, K
Tekanan kritis, kPa

13,947
20,380
33,18
1315

Densitas pada titik didih, mol/cm3


Densitas pada titik lebur, mol/cm3
Faktor kompresibilitas, pada titik lebur
titik didih
Titik kritis
Kompresibilitas adiabatik, MPa-1 b pada triple
point titik didih
Koefisien ekspansi volume, K-1 pada triple
point titik didih
Panas penguapan, pada triple point titik didih
Cp, J/(mol.K) c
pada triple point titik didih
Cv, J/(mol.K) c pada triple point titik didih
Entalpi, J/mol c d pada triple point titik didih
Energi dalam, J/mol c d pada triple point titik
didih
Entropi , J/(mol.K) c d pada triple point titik
didih
Kecepatan suara, m/s pada triple point titik
didih
Viskositas, mPas pada triple point titik didih
Konduktivitas termal, mW/(cm.K) pada triple
point titik didih
Konstanta dielektrik pada triple point titik
didih
Tegangan muka, dyne/cm pada triple point titik
didih
Kompresibilitas isothermal, Mpa-1 b pada triple
point titik didih
Catatan :
a untuk konversi kPa ke mm Hg, dikali dengan 7,5
b untuk konversi Mpa ke atm, dibagi dengan 0,101
c untuk konversi J ke cal, dibagi dengan 4,184

0,03520
0,03830
0,001621
0,01698
0,3191
0,00813
0,0119
0,0102
0,0164
911,3
899,1
13,23
19,70
9,53
11,60
438,7
548,3
435,0
545,7
28,7
34,92
1282
1101
0,0256
0,0133
0,73
0,99
1,253
1,231
3,00
1,94
0,0110
0,0199

d titik dasar (nilai nol) untuk entalpi, energi dalam, dan entropi adalah 0 K untuk
gas ideal pada tekanan 101,3 kPa (1 atm)
2.2. Daftar Harga Bahan
Carbon Monoxide (CO)
Price
$50.00
Size
17 Liter
Description
50 ppm / Air
Methane (CH4)
Price
Rp. 12.000.000
Size
7000 Liter

2.3. Proses Pembuatan hidrogen


Kriteria seleksi proses dalam pembuatan gas hidrogen difokuskan dalam beberapa
faktor kandungan hidrogen dalam umpan; hidrogen yang dihasilkan dari proses; yang
meliputi biaya dari umpan; biaya modal dan operasi; energi yang dibutuhkan;
pertimbangan lingkungan; penggunaan yang diharapkan dari hidrogen.
Secara mendasar, spesifikasi proses komersial untuk pabrik hidrogen diperoleh dari
steam reforming, oksidasi parsial, gasifikasi batubara, dan elektrolisa air. Di seluruh
dunia, hidrogen sebagai bahan baku untuk industri kimia diperoleh sebagai berikut:
77% dari gas alam/petroleum, 18% dari batubara, 4% dari elektrolisa air, dan 1% dari
proses lain.
Semua proses ini menghasilkan hidrogen dari hidrokarbon dan air. Mekanisme
reaksinya adalah sebagai berikut :

Steam Reforming

CH4 + 2H2O

CO2 + 4H2

Naphtha Reforming

CnH2n + 2 + nH2O

Resid Partial Oxidation

CH1.8 +0.98 H2O + 0.51 O2

Coal Gasification

CH0.8 + 0.6 H2O + 0.7 O2

Water Electrolysis

2H2O

2H2 + O2

2.3.1. Steam Methane Reforming (SMR) atau cracking

nCO + (2n +1)H2


CO2 + 1.88 H2
CO2 + H2

Dari buku (McGraw.Hill.Dictionary.Of.Engineering.eBook) Cracking adalah suatu


proses yang dilakukan untuk mereduksi berat molekular senyawa hidrokarbon dengan
cara memecah ikatan molekul-molekul dengan berbagai metode (thermal, catalytic,
hidrocracking). Proses Steam Methane Reforming (SMR) terdiri atas 4 langkah proses:
a) Pemanasan stok umpan dan pemurnian (dibutuhkan karena katalis memiliki
sensitivitas yang tinggi oleh ketidakmurnian, contohnya: sulfur, mercury, dan
logam lainnya)
b) Steam reformer
c) CO shift
d) PSA purification (menyerap campuran lainnya selain dari H2 untuk
menghasilkan H2 mencapai 80 90%.
Adapun keuntungan dari proses steam reforming adalah :
a. Merupakan proses yang paling efisien untuk mengubah gas alam menjadi
hidrogen sampai saat ini.
b. Panas yang digunakan dapat diperoleh dari panas yang sebelumnya.
c. Teknologi sudah terbukti.
d. Biaya Produksi paling murah.
Reaksi reformer (untuk methana) :
CH4 + 2H2O CO2 + 4H2 (H0 = +164kJ /mol )
CH4 + H2O CO2 + 3H2 (H0 = +205kJ /mol )
-

Beroperasi pada tekanan < 40 bar


Reaksi sangat endotermis
Konversi penguapan oleh steam dan suhu yang tinggi; konversi akan berkurang

dengan tekanan yang tinggi.


Membutuhkan katalis nikel yang aktif
Kemungkinan untuk tingkatan reaksi oleh adsorpsi CO 2, memungkinkan suhu
reaksi untuk menjadi berkurang sampai 550 oC.

Reaksi CO shift :
CO + H2O CO2 + H2 H0 = 40,4 kJ/mol
-

Menggunakan katalis CO shift : besi oksida (secara konvensional suhu tinggi


340 460 oC), (suhu sedang) besi + tembaga oksida (suhu tinggi dimodifikasi

310 370 oC), tembaga, seng, aluminium (suhu rendah 180 280 oC)
Ukuran pabrik kecil dan sedang yang memiliki reactor shift suhu sedang yang

tunggal
Pabrik skala besar memiliki 2 reaktor suhu sedang atau suhu tinggi ditambah
reactor suhu sedang

Ukuran pabrik yang umum :


Kecil 500 - 3000 Nm3/jam, Sedang mencapai 25,000 Nm3/jam, Besar lebih dari 25,000
Nm3/jam, Sangat besar over 150,000 Nm3/jam
2.4. Deskripsi Proses
2.4.1. Unit untuk menghilangkan kandungan sulfur (desulphurization)
Gas alam (natural gas) yang disalurkan langsung melalui pipeline dari PGN
bertekanan sekitar 15 bar dan suhu 20 oC, dengan menggunakan kompresor
dinaikkan tekanannya hingga mencapai tekanan sekitar 26 bar dan sebagian akan
dialirkan sebagai bahan bakar di steam furnace. Gas bertekanan dari kompresor
dilewatkan melalui feed preheater dengan memakai gas yang keluar dari unit high
temperatur CO shift conversion sebagai media pemanas hingga suhu mencapai
415 oC. Gas alam yang telah dipanaskan sampai mencapai 415 oC ini akan
melewati unit desulphurization untuk dihilangkan kandungan sulfurnya agar tidak
meracuni katalis pada vessel yang lainnya. Di dalam unit desulpurization bisa
dibagi menjadi dua tahapan proses. Pada tahap pertama, kandungan organik sulfur
di konversi menjadi H2S pada suhu sekitar 415 oC dengan katalis cobaltmolybdenum (Co-Mo). Pada tahap kedua H2S di adsorbsi oleh senyawa Zinc
Oxide (ZnO). Gas alam yang keluar dari unit desulpurization tekananya menjadi
25 bar dan suhunya 425 oC dan kandungan sulfur harus lebih kecil dari 0,5 ppm.
Kandungan sulfur harusdihilangkan karena akan menutupi permukaan katalis.
ZnO + H2S

ZnS + H2O

2.4.2. Unit Steam Reforming dengan memakai katalis Nikel


Gas alam yang telah melewati unit desulpurization, dicampur dengan sejumlah
steam superheated yang tekananya 25 bar, temperatur 300

C dimana

perbandingan gas alam dengan steam adalah 3 mol H2O/mol C (Leiby, 1994).
Sebelum masuk ke unit steam reformer (R-301), gas alam ini terlebih dahulu
lewatkan melalui preheater berupa coil di dalam steam reformer sampai suhu 500
o

C. kemudian masuk ke suatu pipa yang terdapat didalam steam reformer (R-301)

dan di panaskan lewat pembakaran (burner). Didalam pipa tersebut, dengan katalis
nikel pada suhu 800 oC 900 oC gas alam diubah menjadi gas proses yang terdiri
dari H2,CO,CO2 serta sejumlah kecil CH4, N2 dan steam yang tidak

terdekomposisi. Saat gas keluar dari sistem steam reformer (R-301) suhunya
mencapai 820 oC dan tekananya 25 bar dan harus didinginkan dengan cara
melewatkannya dari waste Heat Boiler (Boiler yang bekerja dengan menyerap
panas) (E-301). Dalam proses pendinginan dihasilkan Steam.
2.4.3. Unit Pengubah CO dengan suhu tinggi (High Temperatur CO Shift
Convertion)
Gas proses yang keluar dari steam reformer akan memasuki unit pengubah CO
yang berisi katalis Fe dan Cr untuk meningkatkan gas H2. Gas proses tersebut
masuk melalui bagian atas, mengalir kebagian bawah dan terjadilah proses
pengubahan gas CO menjadi CO2.
Fe dan Cr
CO + H2O

CO2 + H2

Reaksi proses adalah eksotermik, temperatur gas proses yang keluar dari unit
pengubah CO meningkat menjadi sekitar 450 oC.
2.4.4. Unit Pendinginan gas proses
Gas proses yang keluar dari unit pengubah CO kemudian didinginkan dengan cara
melewatkannya pada alat penukar panas feed preheater dimana panas yang
berpindah digunakan sebagai media pemanas umpan gas alam sebelum masuk ke
reactor desulphurisasi, sehingga temperatur gas proses turun menjadi 299 oC. Gas
proses dilewatkan kembali melalui penukar panas water cooler I dengan
menggunakan air pendingin biasa hingga temperatur gas proses turun menjadi 150
o

C. Gas proses kembali dilewatkan melalui penukar panas water cooler II dengan

menggunakan air pendingin biasa, hingga temperatur gas proses turun menjadi 55
o

C. Kemudian gas proses didinginkan kembali didalam water cooler III dengan

menggunakan air pendingin biasa. Sehingga suhu gas proses akhir setelah
pendinginan sekitar 30 oC.
Adanya proses pendinginan ini akan menyebabkan terjadinya kondensat.
Kondesat ini akan ditampung dan dipisahkan dari gas pada alat knok out drum
secara gravitasi. Dimana, fase cair dari H2O akan turun kebawah drum, sedangkan
fase gas akan naik keatas drum. Dalam hal ini itu perlu diingat bahwa tidak boleh
ada steam yang lolos bersama gas, sebab alat yang dipakai selanjutnya PSA

(Pressure swing adsorpsion), sangat peka terhadap kerusakan yang disebabkan


oleh uap air.
2.4.5. Unit penyerap kotoran preassure swing adsorbtion (PSA) (A-501)
Preses gas yang telah didinginkan dan telah dipisahkan kandungan airnya
kemudian dilewatkan melalui alat PSA (pressure swing adsorpsion), yang
bertujuan untuk memurnikan/ memisahkan H2 dari impuritisnya misalnya H2O
CO,CO2 dan CH4 yang tidak bereaksi. Kandungan CO dan CO2 yang tersisa dalam
H2 maksimum 20 ppm sedangkan CH4 nya maksimum 50 ppm. Saat
berlangsungnya proses di PSA ini, tidak dapat dihindari terjadinya penghilangan
atau terikutnya sejumlah kecil H2 dan gas-gas yang harus dibuang (dipisahkan).
Gas yang diinginkan dari unit PSA ini hanya Hidrogen. Gas-gas buangan yang
dihasilkan unit PSA akan dipakai untuk bahan bakar dari Steam Reformer, setelah
dahulu disimpan dalam sebuah tangki yang disebut Surge Drum. Sistim PSA ini
terdiri dari 4 vessel adsorber A, B, C, D. Masing-masing vessel terdiri dari 3
bagian adsorben (penyerap) yang berlainan :
- Pada bagian atas, berisi Zeolite berfungsi untuk menyerap CO2
- Pada bagian tengan, berisi Activated Carbon berfungsi untuk menyerap CH4
- Pada bagian bawah, berisi Activated Alumina berfungsi untuk menyerap H2O
Ada 4 cara PSA bekerja secara kontiniu
a. Adsorption
Proses gas masuk dari bawah vessel sehingga impuritis dari proses gas diserap
oleh adsorbent dan keluar melalui bagian atas vessel. Kemurnian H2 yang keluar
sekitar 99,99 % dengan impuritis CH4 (< 5 ppm) dan CO2 (<5 ppm).
b. Regenerassi
Tahap regenerasi dimulai dengan depresurisai, selama proses ini gas yang
dihasilkan proses depresurisasi digunakan untuk purging vessel lain yang
mengalami proses regenerasi.
c. Purging
Pada tahap ini tekanan gas dalam vessel sangat rendah mendekati ambient
pressure dan proses purging ini diambilkan dari gas vessel lain yang sedang
dalam proses depressurisasi. Gas hasil proses ini disebut purge gas (sebagai
bahan baku CO2 plant dan bahan bakar burner reformer).
d. Repressurization
Pada tahap ini tekanan vessel yang tadinya rendah dinaikkan sampai mencapai
tekanan operasi adsorbsi (25 bar). Gas hidrogen yang telah dimurnikan akan

meninggalkan PSA dengan laju alir yang konstan, dengan tekanan sekitar 24,5
bar sedikit dibawah tekanan gas sewaktu gas memasuki alat PSA.

2.4.6. Diagram Blok Diagram Proses Pembuatan Gas Hidrogen dari Gas Alam
dengan Proses Cracking/ Steam Reforming
Udara

Gas
Alam

Desulfu
risasi

Mixing
Point

air

Storage
tank

PSA

Buffer
Tank

PSA OFF
Gas

Reformer
Fuel

Steam
Reform
er

WHB

KOD

Air
Konden
sor

CO
Converte
r (HTS)

Fluel
gas

BAB III
KESIMPULAN dan SARAN

3.1. Kesimpulan
a.

Вам также может понравиться