Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Indonesia yang dilewati garis khatulistiwa termasuk daerah yang memiliki iklim
tropis lembab. Iklim tropis dapat didefinisikan sebagai daerah yang terletak di antara
garis isotherm 20 C di sebelah bumi utara dan selatan atau daerah yang terdapat di
antara 23
dibedakan menjadi daerah iklim tropis kering yang meliputi padang pasir, stepa, dan
savana, sedangkan iklim tropis lembab meliputi hutan tropis, daerah dengan angin
musim dan savana lembab. (Prasetya, 2002 : hal. 1)
Bangunan di Indonesia juga disesuaikan dengan iklim tropis. Bisa kita lihat rumahrumah tradisional seperti rumah adat jawa yang memakai atap joglo, atau rumah gadang
yang memakai atap bernentuk runcing. Pada dasarnya bentuk-bentuk seperti ini
menyatakan bahwa bangunan menyesuaikan dengan iklim untuk meminimalisasi dampak
negatif iklim terhadap manusia.
Salah satu alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi alam
iklim tempat manusia berada tidak selalu baik menunjang aktivitas yang dilakukannya.
Aktivitas manusia yang bervariasi memerlukan kondisi iklim sekitar tertentu yang
bervariasi pula. Untuk melangsungkan aktivitas kantor, misalnya, diperlukan ruang
dengan kondisi visual yang baik dengan intensitas cahaya yang cukup; kondisi termis
yang mendukung dengan suhu udara pada rentang-nyaman tertentu; dan kondisi audial
dengan intensitas gangguan bunyi rendah yang tidak mengganggu pengguna bangunan.
Karena cukup banyak aktivitas manusia yang tidak dapat diselenggarakan akibat
ketidaksesuaian kondisi iklim luar, manusia membuat bangunan. Dengan bangunan,
diharapkan iklim luar yang tidak menunjang aktivitas manusia dapat dimodifikasidiubah
menjadi iklim dalam (bangunan) yang lebih sesuai.Usaha manusia untuk mengubah
kondisi iklim luar yang tidak sesuai menjadi iklim dalam (bangunan) yang sesuai
seringkali tidak seluruhnya tercapai.
Dalam banyak kasus, manusia di daerah tropis seringkali gagal menciptakan kondisi
termis yang nyaman di dalam bangunan. Ketika berada di dalam bangunan, pengguna
bangunan justru seringkali merasakan udara ruang yang panas, sehingga kerap mereka
lebih memilih berada di luar bangunan. (Tri Harso Karyono, 2000 : www.desain!
arsitektur.com)
Untuk menyiasati pengeluaran energi yang besar maka kita dapat menciptakan
bangunan yang secara optimal dapat menggunakan potensi alam sebagai solusi masalah
1
energi. Caranya adalah dengan membuat bangunan yang berbasis pada konsep arsitektur
tropis yang bersahabat dengan iklim lokal yang panas dan lembab. (Imelda Akmal,
2004 : www.kompas.com)
I.2 Tujuan
Tujuannya adalah
II.
II.1
PENINJAU
PENGERTIAN
A. Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam arti yang
lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan
binaan, mulai dari level makro. Arsitektur berasal dari bahasa latin architectura yang
berarti suatu prosesdan hasil nyata dari perencanaan, desain, dan konstruksi.
Arsitektur bisa juga diartikan sebagai :
Desain dan konstruksi yang berlandaskan seni dan ilmu pengetahuan.
Pengertian umum untuk mendeskripsikan suatu bangunan atau infrastruktur lainnya.
2
Suatu aliran, gaya, atau metode yang ada pada desain dan konstruksi maupun struktur
sehingga
hampir
tidak
bisa
di
manfaatkan
bagi
kehidupan
manusia.tumbuhan yang rendah dan juga pepohonan rendah kurus yang tumbuh
jarang merupakan ciri-ciri daerah ini.
Daerah tropis dan lembab
Dengan lembab mencakup savana lembab daerah dengan angin musim dan
hutan hujan tropis. Daerah savana lembab dan daerah bermusim hujan memiliki satu
atau dua musim hujan dengan batas yang jelastumbuhan di daerah ini lebat dan mmpu
melewati musim kering panjang tanpa akibat yang berartiini pada siang hari memiliki
3
temperatur dan potensi penguapan yang tinggi sungai-sungai kering dan aliran air
menunjukkan bahwa kadang- kadang turun hujan
E. Arsitektur Tropis
Arsitektur tropis adalah suatu proses perencanaan dan perancangan suatu
bangunan, infrastruktur, dan karya arsitektural lainnya yang dapat diterapkan dan
sesuai dengan karakteristik suatu lingkungan tertentu. Beberapa diantaranya adalah
iklim, sosial, dan lingkungan atau sebuah konsep desain yang beradaptasi dengan
lingkungan yang tropis
F. Arsitektur Tropis Dengan Arsitektur Tradisional
Arsitektur tropis merupakan prinsip desain, sedangkan arsitektur tradisional
merupakan kebudayaan arsitektur yang turun-menurun dan digetok-tularkan melalui
kebudayaan. Arsitektur tropis tidak harus tradisional, tapi biasanya arsitektur
tradisional masyarakat sudah sangat memperhatikan prinsip-prinsip arsitektur tropis
meskipun tidak tertulis, tapi sudah terlihat melalui bangunannya.
Arsitektur tropis gaya baru bisa memakai material apa saja dan tidak harus
terpaku pada tradisi karena banyak perubahan paradigma terutama penggunaan
material baru, asalkan masih memperhatikan bagaimana menangani iklim tanpa
menggunakan penanganan modern terhadap iklim, misalnya bangunan tropis
seharusnya tidak memakai AC dan pencahayaan buatan pada siang hari, karena sudah
mengandalkan iklim tropis yang sebenarnya mendukung untuk itu. Karena arsitektur
tropis memperhatikan iklim, maka penanganan arsitektur yang berkaitan dengan iklim
seperti
mempertahankan
menggunakan
II.2
suhu
potensi
nyaman,
kelembapan,
dari
iklim
dan
sebagainya
tropis
juga
tersebut.
IKLIM INDONESIA
Indonesia termasuk dalam daerah tropika basah atau daerah hangat lembab
Perbedaan antar musim hampir tidak ada, kecuali periode sedikit hujan dan
banyak hujan yang disertai angin keras. Lebih khusus lagi, Indonesia termasuk dalam
daerah sekunder hutan hujan tropis (tropis lembab) dengan gambaran sebagai berikut:
A. Lansekap : Daerah hutan hujan khatulistiwa dengan dataran rendah.
B. Permukaan tanah : Lansekap hijau, warna tanah biasanya merah atau coklat.
C. Vegetasi : Lebat, speciesnya bermacam-macam, semak belukar, pohon-pohon tinggi
(rimba dan hutan bakau).
D. Musim : Perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas dan lembab sampai basah :
bulan terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
E. Kondisi awan : Berawan dan berkabut sepanjang tahun. Terang, bila awan sedikit,
(awan kumulus putih) dan matahari tidak tertutup, abu-abu suram bila awan tebal.
Jenis awan selalu bertukar, lapisan awan 60-90%.
F. Radiasi matahari dan panas : Radiasi matahari langsung dengan intensitas sedang
sampai tinggi. Radiasi terdifusi melalui awan atau uap. Refleksi radiasi matahari
langsung pada tanah sedikit. Tanah menyerap banyak panas.
G. Temperatur/suhu : Temperatur maksimum rata-rata tahunan 30,5C, pengecualiaan
di atas 32C, sedang pada daerah khatulistiwa selama musim kering mencapai
33C dan musim hujan 30C, bisa turun sampai 26C. Fluktuasi harian dan
tahunan relatif kecil, sekitar 30-5,5C.
H. Presipitasi : Curah hujan tahunan di atas 2000 mm, maksimum 5000 mm, dalam
musim hujan mencapai 500 mm setiap bulan sedang untuk daerah khatulistiwa, hujan
turun biasanya setelah tengah hari dan pagi hari sering berkabut.
I. Kelembaban udara :
J. Gerakan udara : Lambat, terutama di daerah hutan rimba, bertambah cepat bila turun
hujan, sampai kekuatan angin 6 atau lebih. Biasanya satu atau dua arah angin utama
III.
III.1
PEMBAHASAN
Iklim dan arsitektur adalah bagian dari sains bangunan dan sains arsitektur. Sains
bangunan adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan lingkungannya.
Bangunan dan shelter dalam hal ini berlaku sebagai perubah (modifier) lingkungan luar
(outdoor enviroment) menjadi lingkungan dalam (indoor enviroment) yang memenuhi
syarat habitasi dan penghunian bagi manusia.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan :
- Iklim setempat
- Temperatur, suara, dan penerangan
- Manusia dan cara habitasinya
- Sistem lay-out bangunan
- Bentuk bangunan
- Sistem konstruksi
- Pemilihan material
Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengaruh iklim terhadap arsitektur, maka perlu
dilakukan beberapa analisa seperti :
a. Analisa lahan yang meliputi adaptasi terhadap lingkungan
b. Analisa orientasi yang meliputi lokasi terbaik agar didapatkan lingkungan yang sesuai
dengan syarat
c. Analisa bentuk yang meliputi analisa dari rancangan bangunan dan
komposisi kelompok bangunan
d. Analisa sistem konstruksi untuk proses modifikasi iklim atau lingkungan
luar menjadi lingkungan dalam yang terhuni dengan baik.
Iklim yang berlaku di Indonesia adalah Iklim tropis basah karena kadar uap air
(humidity) tinggi dengan dua musim.
Ciri-ciri dari iklim ini adalah sebagai berikut :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur hampir selalu tinggi
4. Angin sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi, sehingga air tidak mudah menguap
Masalah-masalah yang kerap ditemui dalam bangunan di negara beriklim tropis basah
adalah :
1. Panas bangunan tidak menyenangkan
2. Penguapan sedikit karena gerakan udara lambat
3. Perlu perlindungan terhadap radiasi matahari, hujan, dan serangga
4. Di sekitar lautan juga diperlukan perlindungan terhadap angin keras
Tropis: Permasalahan Dari Aspek Iklim
Ciri yang menonjol pada iklim tropis adalah tingginya suhu rata-rata harian
dibanding pada iklim lain. Persoalan yang ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya
dengan kota sebagai tempat manusia bermukim dan melangsungkan aktifitas kerja
sehari-hari adalah sebagai berikut:
1.
Pemanasan yang ditimbulkan oleh Radiasi Matahari
Matahari memancarkan panasnya melalui radiasi ke permukaan bumi. Panas yang
dipancarkan oleh matahari ke permukaan bumi tidak tergantung apakah permukaan bumi
tersebut berupa kota (urban) atau desa (rural), tapi lebih bergantung pada sudut jatuh
radiasi akan mencapai jumlah maksimum apabila sudut jatuhnya 90o, demikian juga
bergantung pada kondisi awan yang dapat menghalangi pemancaran radiasi tersebut.
Implikasi radiasi matahari ke permukaan bumi akan berbeda ketika permukaan tersebut
memiliki perbedaan karakter dalam hal penyerapan dan pemantulannya terhadap radiasi
tersebut. Permukaan keras cenderung akan menyerap panas lebih banyak, yang pada
saatnya akan dipantulkan kembali. Warna permukaan juga menentukan jumlah panas
yang diserap, warna terang cenderung akan lebih banyak memantulkan, sementara warna
gelap cenderung lebih banyak menyerap panas radiasi tersebut.
2. Terjadinya heat urban island
Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton (yang dapat berupa bangunan
atau perkerasan permukaan tanah) serta aspal (jalan dan parkir), radiasi matahari yang
jatuh pada permukaan tersebut sebagian besar diserap dan kemudian dilepaskan lagi ke
udara di atas dan sekitarnya. Pelepasan panas yang diserap oleh material keras
sebagaimana beton atau aspal akan jauh lebih besar dibanding yang terjadi pada
tumbuhan. Karena sebagian besar area kota tertutup oleh material keras, maka suhu
udara kota menjadi lebih tinggi dibanding kawasan sekelilingnya yang masih bersifat
rural. Fenomena ini sering disebut sebagai heat urban island, dimana area fisik kota
seolah menjadi sebuah pulau yang memancarkan panas di tengah hamparan kehijauan
kawasan rural.
3.
Berkurangnya kecepatan angin pada kawasan urban
Kawasan kota dicirikan dengan kerapatan bangunan yang lebih tinggi disbanding
kawasan rural. Dengan kepadatan bangunan yang tinggi yang berarti mengecilnya
ruang terbuka, kecepatan angin dalam kota berkurang secara mencolok dibanding pada
kawasan rural, yang masih terbuka.
4.
Berkurangnya vegetasi per satuan luas tertentu
Seperti diuraikan diatas, kawasan kota dicirikan dengan menurunkan jumlah
vegetasi persatuan luas tertentu dibanding kawasan yang masih bersifat rural. Karena
kemampuan tumbuhan untuk menyerap dan mengeliminir panas yang dipancarkan oleh
matahari, maka suatu kawasan yang banyak ditutup oleh tumbuhan (misalnya desa)
cenderung memiliki suhu udara yang lebih rendah dibanding kawasan yang banyak
tertutup oleh material keras, seperti halnya kawasan urban.
Pemahaman Arsitektur & Iklim Aritektur dan iklim dikenal salah satunya sebagai
pendekatan arsitektur bioklimatik. Bioklimatik menggambarkan suatu pendekatan desain
bangunan yang diinspirasikan keadaan alam dan menggunakan logika yang
berkelanjutan didalam setiap aspek suatu proyek, memfokuskan pada optimasi dan
penggunaan lingkungan. Logika logika tersebut meliputi kondisi peruntukan lahan,
ekonomi, konstruksi, manajemen bangunan, serta kesehatan dan kesejahteraan manusia
melalui keadaan fisik bangunan
Dalam persyratanya arsitektur tropis dapat di simpulkan sebagi berikut :
a)
(tradisional) secara cermat diikuti, secara bersamaan digunakan pula rancangan arsitektur
modern hingga detail elemen bangunan.
8
b)
kaidah arsitektur tropis diikuti, namun dengan pertimbangan tertentu digunakan alat
kenyamanan suhu.
c)
alat kenyamanan suhu kaidah arsitektur tropis pada beberapa elemen rancangan
diterapkan, pada bagian lain
d)
pola rancangan tidak menggunakan kaidah adaptasi terhadap iklim (Agus, studi pustaka
arsitektur bioklimatik, skripsi A. 2008)
III.2
Bangunan dengan desain arsitektur tropis, memiliki ciri khas atau karakter
menyesuaikan dengan kondisi iklim tropis, atau memiliki bentuk tropis. Tetapi dengan
adanya perkembangan konsep dan teknologi, maka bangunan dengan konsep atau bentuk
modern atau hitech, bisa disebut bangunan tropis, hal ini diatasi dengan adanya sistem
sirkulasi udara, ventilasi, bukaan, view dan orientasi bangunan, serta penggunaan
material modern/hitech yang tidak merusak lingkungan.
Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan
atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis, dengan pengaruh atau dampak terhadap
lingkungannya.
Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai
berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar
tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan
pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan
standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar(window radiation), serta memiliki
karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan
penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.
Desain rumah tropis bekerja menuju satu tujuan utama dasar: tinggal nyaman tanpa
bergantung pada AC. Hal ini dilakukan dengan moderasi dari tiga variabel: temperatur,
kelembaban dan sirkulasi udara. Victor Olgay dalam bukunya, Desain dengan Iklim,
mengembangkan garis panduan untuk arsitektur iklim responsif dalam empat daerah
iklim yang berbeda, salah satunya adalah lingkungan tropis panas lembab. Merancang
sebuah rumah pasif didinginkan dimulai dengan situs dan mencakup setiap aspek dari
rumah sampai ke warna.
Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan
bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa factor-factor spesifikasi yang
hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur,
komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan
yang berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang
berbeda kondisi iklimnya.
1. Orientasi bangunan
Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal terutama adalah mengurangi
perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar
bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari
permukaan dalam yang panas.
View dan Orientasi Bangunan Dari contoh-contoh study kasus desain
bangunan tropis modern yang ada di Indonesia pada saat ini, maka dapat disimpulkan
ciri-ciri view dan orientasi bangunan tropis adalah sebagai berikut:
ruangan
mendapat cahaya matahari langsung, dengan suatu system pelindung yang menambah
kenyamanan manusia
Memperkecil luas permukaan
yang
2. Warna
10
menghadap
ke
timur
dan
barat
Sun Protection
Sun protection adalah suatu bagian memprotec atau menjaga bagian dalam
bangunan atau interior, dengan suatu system atau bahan, yang dapat menambah
kenyamanan .
Sun Shading
Sun Shading adalah suatu bagian penyaring sinar matahari pada bukaan atau
ventilasi ruangan, yang biasanya terdapat pada material kaca atau penyangga ventilasi
bangunan
11
B. Udara
13
Peletakan bangunan pada iklim tropis sebaiknya berada ditengah lahan. Peletakan
bangunan pada tengah bangunan akan memungkinkan udara untuk masuk
kedalam setiap ruang. Bangunan sedapat mungkin berada ditengah lahan
sehingga semua sisi terkena hembusan angin. ventilasi, hembusan angin juga
dapat menyejukan permukaan bangunan.
Peletakan bukaan sebaiknya tidak hanya terdapat pada 1 sisi ruangan. Peletakan
bukaan pada sisi yang berbeda didalam satu ruang dapat membantu persilangan
ventilasi didalam ruang. Ventilasi silang didalam ruang memudahkan udara bersih
masuk, serta membuang udara kotor didalam ruang.
14
Peletakan bukaan sebaiknya berada pada 3 sisi vertikal yaitu pada sisi atas, tengah,
dan bawah. Bukaan pada sisi atas berguna untuk membuang udara panas didalam
ruang keluar ruang. Udara panas memiliki berat yang ringan sehingga akan
berkumpul pada sisi atas ruang. Bukaan pada sisi tengah berfungsi untuk
mendinginkan tubuh, udara yang bersirkulasi pada sisi tengah ini sangat mudah
untuk mengenai tubuh manusia. Bukaan pada sisi bawah berguna untuk membuang
udara lembab. Udara lembab memiliki berat yang berat sehingga akan berkumpul
pada sisi bawah ruang.
Untuk masalah atap, karena panas matahari bisa menjadi cukup panas sehingga
dapat mempengaruhi ruang dibawah atap, maka atap sebaiknya dibuat secara
khusus, yaitu dengan jalan membuat ruang kosong diantara plafon dan penutup
atap (genteng). Sebenarnya hal ini telah ditemukan lewat penggunaan atap
berongga dengan plafon, yang sejak dulu digunakan oleh nenek moyang kita dalam
membangun rumah (melalui arsitektur vernakular). Atap dengan plafon memberi
jarak antara genteng dan plafon, sehingga udara panas tidak secara langsung
diterima oleh ruangan.
15
Bukaan sebaiknya terbuka kearah area yang dapat memberikan aliran udara sejuk
kedalam ruang. Area yang memberikan udara sejuk antara lain halaman berumput
dan pepohonan. Bukaan sebaiknya menghindari area yang membawa polusi
kedalam ruang.
4.Atap
16
Pada daerah tropis lembab, curah hujan yang turun tinggi sehingga penggunaan jenis
atap miring disarankan untuk digunakan. Atap miring dapat berupa atap pelana, atap
limasan, atau atap panggang-pe. Fungsi utama kemiringan atap adalah mengalirkan air
hujan sebelum merembes ke dalam bahan bangunan. makin kecil daya rembes bahan
atap, makin kecil pula sudut miring atap yang dapat dibuat. Pemilihan material atap
miring dilakukan berdasarkan tingkat kemiringan atap yang akan digunakan.
Pada umunya ciri dari arsitektur tropis ialah
Mempunyai atap yang tinggi dengan kemiringan diatas 30 derajat. Ruang di bawah
atap berguna untuk meredam panas. Agar aliran air hujan dapat turun
17
No.
18
Nama
Material
Gambar Material
Ket. Gambar
Kelebihan dan Kelemahan
1
Sirap
Sirap biasanya dibuat dari kayu besi/kayu ulin tua yang tahan cuaca
Kelebihan:
membuat rumah terasa sejuk karena tidak menyerap panas dan memberikan sirkulasi udara
yang bagus bagi atap.
Kelemahan:
membutuhkan perawatan dan perbaikan teratur agar bisa bertahan lama. Pelapukan
dan serangga dapat memperpendek usia sirap.
lebih sulit dipasang dibandingkan dengan genteng sehingga kualitas atap sirap sangat
tergantung pada kecakapan tukang yang memasangnya.
rentan terhadap bahaya kebakaran bila tidak diproses dengan lapisan antipanas.
2
Genteng Tanah Liat
19
Genteng tanah liat dengan bermacam variasinya merupakan bahan atap yang paling banyak
dipakai
Kelebihan:
sangat awet karena tidak dapat lapuk, terbakar atau dirusak serangga. Bila jenis material
dan pemrosesannya bagus, genteng tanah liat sangat sedikit memerlukan perawatan.
kelemahan:
genteng tanah liat dapat sangat berat sehingga membutuhkan papan pendukung yang lebih
kuat.
warna genteng dapat memudar atau menghitam setelah sekian lama. Genteng jenis baru
yang diproses dengan suhu tinggi dan berglazur warnanya lebih permanen.
relatif rapuh, dapat pecah bila Anda menginjaknya. Hal ini membuat perawatannya lebih
sulit.
3
Genteng Beton
biasanya dibuat dari semen yang diperkuat dengan serat dan aditif tertentu. Beberapa produk
dilapisi dengan plastik, enamel, logam tipis, dan material lainnya
Kelebihan:
sangat awet karena tahan api, pelapukan dan serangga. Bentuk dan warnanya yang variatif
juga menarik secara penampilan
Kelemahan:
genteng beton adalah bobotnya yang berat (lebih berat dari genteng tanah liat) dan harganya
yang lebih mahal.
4
20
Rumbia
terbuat dari helai daun rumbia yang dirangkaikan hingga berbentuk sisir lalu diikat pada
sebatang tongkat atau bambu yang berfungsi sebagai reng setiap 20 cm
kelebihan :
terutama pada aspek estetika dan nuansa tradisionalnya
Kelemahan:
ketersediaan bahan dengan kualitas yang baik di pasaran, sistem pemasangan yang sedikit
rumit, dan umur yang relatif pendek (untuk bahan atap rumbia).
5
Asbes
Atap asbes memerlukan rangka atap yang lebih jarang. Asbes langsung dipasang pada
gording, sehingga tidak memerlukan usuk dan reng.
Kelebihan:
memiliki karakteristik seperti seng yaitu murah, ringan dan tahan lama. Tidak seperti seng,
asbes tidak menyerap panas sehingga membuat rumah lebih sejuk.
Kelemahan:
penampilannya yang tidak menarik, mudah retak bila terinjak dan dapat membahayakan
kesehatan (memicu timbulnya kanker paru mesothelioma).
6
Bitumen Selulose
21
Jenis material atap ini, terbuat dari fiber selulosa, bitumen, dan resin,
Kelebihan:
lentur, sehingga mudah dibentuk menyesuaikan bentuk atap, berbobot ringan sehingga tidak
membebani konstruksi bangunan, insulasi panas yang baik karena karakteristik bahan
penyusunnya, tidak bising ketika ditimpa hujan, dan memiliki variasi warna yang cukup
banyak.
Kelemahan:
relatif lebih mahal daripada jenis atap lembaran lainnya
7
Seng
terbuat dari lembaran logam tipis bergelombang yang diikat satu sama lain dengan paku
Kelebihan:
bahan penutup atap yang murah, ringan dan tahan lama.
Kelemahan:
sifatnya yang menyerap panas, berkarat, kurang menarik secara penampilan dan mudah
terhempas angin.
8
Metaldeck
22
Banyak nama lain di pasaran, yaitu spandek, bondek, trimdek, kliplok, hingga galvalum dan
zincalume tergantung material penyusunnya
Kelebihan:
biaya yang hemat dan beban konstruksi yang ringan
Kelemahan:
mempunyai sifat meneruskan radiasi panas matahari yang cukup besar pada ruangan di
bawahnya.
Kelemahan lain adalah bahan metal akan berisik apabila ditimpa hujan.
9
Atap ijuk dan alang-alang
5. Baseplane - Lantai
Pengolahan baseplane pada daerah tropis lembab sebaiknya tidak bersentuhan
langsung dengan tanah, hal ini berguna untuk membantu pelepasan panas serta
sirkulasi udara. Pengolahan ini dapat dibuat dengan penamabahan ketinggian lantai
dasar bangunan, serta mendirikan bangunan diatas tiang. Pengolahan penambahan
ketinggian bangunan dengan penambahan ketinggian lantai dasar bangunan dapat
berfungsi untuk menghalang gangguan dari luar bangunan untuk masuk kedalam
bangunan, gangguan dapat berupa udara lembab, binatang, hingga debu. Pengolahan
23
III.3
MATERIAL
24
Kayu mudah dalam pengerjaan, bisa dibuat atau dibentuk sesuai keinginan, misalkan
saja untuk ukiran, desain kusen, dll. Selain itu, kayu juga mudah untuk dipaku, dibaut,
dan direkatkan
Kualitas kayu bisa dilihat secara visual, misalkan saja bila terjadi cacat kayu dapat
diketahui secara kasat mata.
Dengan adanya bermacam jenis kayu, maka kayu memiliki tekstur yang baik dan
indah.
Kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat
resonansinya.
Kayu dapat diubah menjadi bentuk pulp (bubur kayu), dan bisa diolah untuk dijadikan
bahan produk lainnya, misal untuk bahan baku pembuatan kertas.
Sedangkan kekurangan atau kelemahan material kayu diantaranya adalah:
Tidak tahan api, sehingga kayu mudah terbakar, apalagi kalau dalam kondisi kering.
Kayu tidak dapat dimanfaatkan secara keseluruhan sehingga sisa penggunaan kayu
hanya menjadi limbah.
Untuk pekerjaan tertentu (yang besar atau lebar), kayu tidak bisa menutup secara
keselurahan karena terbatasnya diameter kayu. Biasanya untuk menyikapi hal ini kayu
harus disambung atau diperlebar/perbesar.
Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti rayap atau serangga
lainnya.
Kayu mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu. Kayu yang
belum kering biasanya masih mengalami penyusutan atau perubahan bentuk, oleh
karena itu kayu harus dikeringkan sebelum digunakan.
25
Batu bata merah merupakan bahan material dinding yang sangat umum dipakai
dan mudah dijumpai di lapangan maupun diaplikasikan dalam bangunan. Batu bata
merah terbuat dari tanah liat yang dibentuk/ dicetak kotak kotak kecil berukuran
1220-25cm dengan tebal 4-5cm yang dibakar dalam suhu tinggi sampai mengeras
dan warnanya menjadi kemerah-merahan
Kelebihan Batu bata Merah :
Ukuran/dimensi 12x25x5cm yang kecil memudahkan untuk pengangkutan
Cukup mudah dalam pemasangannya dan tidak erlu keahlian khusus
Relatif murah dari segi harga dan efektif untuk kebutuhan volume bangunan yang
kecil
Mudah dijumpai di toko bangunan dan sekitar
Kuat, kokoh dan tahan terhadap cuaca maupun benda keras
Desain yang kreatif seperti bata press, akan menjadi dinding yang sangat menarik
kalau bata merah ini di ekspos sebagai tampilan tampak bangunan
Kekurangan Batu Bata Merah :
Perlu ketelitian untuk mendapatkan pemasangan batu bata merah yang sangat rapi
Pemakaian dalam volume/jumlah per biji dalam satuan m3/m2 bisa dikatakan boros
26
c. Batako
Batako adalah alternatif bahan material untuk dinding terbuat dari campuran
semen dengan pasir kasar yang dicetak dengan alat khusus dengan dimensi ukuran
lebh besar dari batu bata merah. Ukuran Batako bervariasi mulai dari yang terkecil
berukuran 20x40x15 cm. adapun bangunan yang sering dijumpai menggunakan batu
batako adalah pabrik, gudang, pos jaga dan pembuatan pagar
Kelebihan Batako :
Pembuatan dan bentuknya bisa request sesuai permintaan kita
Waktu pemasangan lebih cepat dari pada batu bata merah
Bila pemasangannya rapi, akan sangat bagus menonjolkan tkestur Batako tanpa
plesteran/acian
27
d. Bata ringan
Bata ringan merupaka terobosan teknologi alternatif pengganti batu bata merah
dan batako, Bata Ringan terbuat dari Terbuat dari pasir kwarsa, semen, kapur, sedikit
gypsum, air, dan alumunium pasta sebagai bahan pengembang (pengisi udara secara
kimiawi). Setelah adonan tercampur sempurna, nantinya akan mengembang selama 78 jam.
Kelebihan Bata Ringan :
Ukuran bata ringan beragam mulai dari ukuran 20x60x10cm dengan ukuran yang
sangat presisi
Lebih ramah lingkungan karena dalam pembuatannya tidak merusak alam dan
dibuat di pabrik
28
Lebih kuat, lebih presisi sehingga membutuhkan plesteran dan hemat acian lebih
sedikit
Bobit material yang jauh lebih ringan daripada batu bata merah dan batako, cocok
untuk bangunan tinggi seperti ruko, apartemen dsb
Insulasi panas dan suara sangat bagus sehingga sangat cocok untuk dinding rumah
tinggal
Kekurangan Bata Ringan :
Dalam beberapa kasus banyak membuang potongan sisa karena ukurannya yang
terlalu besar
Harga sedikit lebih mahal daripada Batako dan Bata Merah
Cukup susah untuk mendapatkan, hanya tersedia biasanya di toko bangunan besar
Untuk pemasangan yang kebih rapi, perlu tukang ahlinya
Pemasangan perlu semen perekat khusus batu bata ringan misal semen instan
e. Batu alam
Solusi Batu alam : Akhir-akhir ini batu alam menjadi pilihan utama dalam
menghiasi Interior dan Eksterior Rumah. dengan karakteristiknya yang kuat, dan
memberikan kesan alami, sangat cocok dengan trade mark sekarang ini, dimana
sedang di gembor-gemborkan Go Green atau back to Nature.
Dengan berbagai kelebihan yang di miliki, tetapi pasti akan ada kekurangannya,
di sini akan coba di kupas kelebihan dan kekurangan batu alam sebagai pelapis
dinding. Sehingga di harapkan dengan mengetahui kelebihan dan kekurangaya kita
bisa mendapatkan solusi untuk memanfaatanya secara maksimal.
Adapaun kelebihan batu alam secara umum di antaranya :
Jika ada yang rusak, lantai batu alam tidak akan terlihat jelek
29
Memiliki pori-pori yang besar sehingga harus ditutup dengan bahan khusus lagi
Penggunaan batu alam pada lantai dua, harus memperhatikan struktur bangunan
Material cenderung berat, sehingga saat distribusi dan pemasangan cukup repot
f. Beton
Kelebihan :
30
g. BAJA
Kelebihan :
Bisa berkarat.
Tidak fleksibel seperti kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai profile
h. BAMBU
Kelebihan :
Sangat cepat pertumbuhannya (hanya perlu 3 s/d 5 tahun sudah siap tebang)
Pada berat jenis yang sama, Kuat tarik bambu lebih tinggi dibandingkan kuat tarik
Ringan.
31
Jarak ruas dan diameter yang tidak sama dari ujung sampai pangkalnya.
III.4
yaitu perubahan iklim yang drastis, alias pemanasan global. Semenjak revolusi
industri, dalam beberapa dekade terakhir suhu bumi meningkat sekitar 2 derajat dan
pada tahun 2100 diperkirakam suhu bumi naik hingga mencapai 58 derajat. Kondisi
ini diawali oleh kerusakan ekosistem di alam yang sangat parah dan mulai habisnya
sumber daya alam. Kondisi ini juga menjadi bencana ekologis yang akan mengancam
kualitas hidup manusia, kecuali kita mulai melek lingkungan.
32
Pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini tidak dapat hanya dikurangi dengan
upaya penggunaan energi yang efisien saja, tetapi harus ada upaya lain yang berpihak
pada
penggunaan
sumber
daya
alam
secara
keseluruhan
dengan
menjaga
keberlangsungan sumber daya alam. Kerusakan alam yang secara ekologis sudah
demikian parah, kini sudah saatnya dipikirkan dengan pendekatan dengan pengertian
kearah ekologi. Upaya tersebut harus dilakukan oleh setiap manusia disegala kegiatannya
untuk menyelamatkan kualitas alam yang akan menjamin kualitas hidup manusia. Pada
setiap rancangan kegiatan manusia termasuk rancangan bangunan diharapkan juga
berpihak pada keselarasan dengan alam, melalui pemahaman terhadap alam. Pemahaman
terhadap alam dengan menggunakan pendekatan ekologis diharapkan mampu menjaga
keseimbangan alam.
Fenomena Gedung Pencakar Langit
Di kota-kota besar di Indonesia seringkali dijumpai penyelesaian desain arsitektur
perkotaan yang tidak tanggap terhadap lingkungan, terutama terhadap iklim tropis.
Contoh yang paling terlihat adalah pada bangunan-bangunan tinggi / pencakar langit.
Bangunan-bangunan ini biasanya menggunakan material kaca pada seluruh bagian
luarnya karena dianggap dapat menyelesaikan aspek estetika bangunan dan mengurangi
efek masuknya panas matahari ke dalam ruangan. Namun, hal ini menimbulkan dampak
lain berupa efek panas yang lebih besar karena penggunaan pengkondisian udara buatan
(AC) untuk mengkondisikan suhu ruangan. Selain itu, pemakaian material kaca
berdampak pada munculnya radiasi panas yang ditimbulkan dari pantulan kaca terhadap
lingkungan sekitarnya.
33
www.earthtimes.org
Lingkungan sekitar bangunan pencakar langit pun juga seringkali tidak tanggap
terhadap lingkungan dengan penyelesaian sistem perkerasan seperti jalan, jalur
pedestrian, open space. Fungsi terbuka untuk publik banyak yang menggunakan material
paving block dengan alasan kemudahan dalam perawatan. Material aspal dan paving
block mempunyai potensi memantulkan panas matahari yang cukup besar dan
mengakibatkan radiasi panas yang luar biasa. Penyelesaian perkerasan yang semakin luas
juga akan mengurangi kemampuan tanah dalam menyerap air hujan dan mengakibatkan
banjir.Biasanya di lingkungan perkotaan dengan banyak bangunan tinggi juga sangat
minim vegetasi dan unsur air, sehingga suhu lingkungan menjadi sangat panas
dibandingkan suhu lingkungan di luar kota, yang kemudian dikenal dengan efek urban
heat island.
Wind Shadow dan Wind Turbulent
Bangunan tinggi menciptakan wind shadow (daerah bayangan angin). Ketinggian
bangunan berpengaruh pada jarak daerah bayangan angin. Semakin tinggi bangunan,
semakin panjang daerah bayangan angin dan semakin kecil kecepatan angin dalam
daerah di bawah aliran angin (daerah bayangan angin), misalnya di daerah belakang
bangunan dan jalan.Selain itu, bangunan tinggi menciptakan wind turbulent karena
ketinggian bangunan yang berbeda dengan bangunan di sekitarnya menahan angin.
Wind turbulent membuat polusi udara terkonsentrasi di daerah tersebut. Demikian juga di
derah wind shadow karena angin tidak melewati daerah tersebut.
34
footage.framepool.com
klorotechpavers.com
35
Dalam penelitian Santoso dan Antaryama (2005), kinerja energi akibat pengaruh
pemakaian kaca lebih besar pada besar perolehan panas radiasi karena menyebabkan
pertambahan beban panas yang sangat besar, yang selanjutnya menambah kebutuhan
energi untuk pendinginan. Sedangkan pengurangan energi untuk pencahayaan akibat
pertambahan perolehan cahaya alami, jauh lebih kecil dibanding pertambahan energi
untuk pendinginan tersebut. Artinya, sebenarnya bangunan tinggi tidak perlu berlebihan
menggunakan material kaca karena hanya akan memanaskan ruangan dan pasti
mengandalkan AC yang berlebih. Harusnya lebih diutamakan desain pasif yang
memasukkan sirkulasi udara alami sehingga lebih hemat energi.
Bangunan Tinggi Menutup Akses Cahaya Alami ke Lingkungan Sekitar
Bangunan-bangunan tinggi dalam sebuah kota memiliki dampak menutupi akses
cahaya matahari terhadap bangunan yang lebih rendah. Keadaan ini tentunya dapat
berakibat buruk jika bangunan yang lebih rendah di sekitar bangunan tinggi tersebut
36
www.mosesong.com
sekitarnya. Dimensi, jarak antar bangunan, dan posisi bangunan memiliki pengaruh
terhadap kondisi termal lingkungan.
thebritishgeographer.weebly.com
38
39
adalah Bahrain World Trade Center di Manama, Bahrain, di mana desain bangunan
berupa dua tower. Wind turbin diletakkan di celah antara kedua tower bangunan untuk
menangkap angin yang mengalir dengan kecepatan tinggi melalui celah tersebut. Wind
turbin juga diterapkan di Pearl River Tower di Guangzhou, di mana fasad bangunan
didesain untuk mengarahkan angin ke celah-celah di antara lantai bangunan.
Bahrain World Trade Center, Manama (kiri) dan Pearl River Tower, Guangzhou (kanan) :
Sutjadi, 2011
memberikan
pembayangan
41
terhadap
ruang-dalam
gedung
Aplikasi photovoltaic pada fasad bangunan Co-operative Insurance Tower, Manchester (kiri)
dan Hong Kong Science Park (kanan) : Sutjadi, 2011
42
1.Pengertian.
Konsep green architecture atau arsitektur hijau menjadi topik yang menarik saat
ini, salah satunya karena kebutuhan untuk memberdayakan potensi site dan menghemat
sumber daya alam akibat menipisnya sumber energi tak terbarukan. Berbagai pemikiran
dan interpretasi arsitek bermunculuan secara berbeda-beda, yang masing-masing
diakibatkan oleh persinggungan dengan kondisi profesi yang mereka hadapi. Green
arsitektur ialahsebuah konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk
terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih
baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan
sumber daya alam secara efisien dan optimal. Konsep arsitektur ini lebih bertanggung
jawab terhadap lingkungan, memiliki tingkat keselarasan yang tinggi antara strukturnya
dengan lingkungan, dan penggunaan sistem utilitas yang sangat baik. Green architecture
dipercaya sebagai desain yang baik dan bertanggung jawab, dan diharapkan digunakan di
masa kini dan masa yang akan datang.
Dalam jangka panjang, biaya lingkungan sama dengan biaya sosial, manfaat
lingkungan sama juga dengan manfaat sosial. Persoalan energi dan lingkungan
merupakan kepentingan profesional bagi arsitek yang sasarannya adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup.
43
2.
3.
masa
mendatang
Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya
alam.
4.
5.
Merespon keadaan tapak dari bangunan / Respect for user : Dalam merancang
bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua
kebutuhannya.
6.
44
Green architecture (arsitekture hijau) mulai tumbuh sejalan dengan kesadaran dari
para arsitek akan keterbatasan alam dalam menyuplai material yang mulai
menipis.Alasan lain digunakannya arsitektur hijau adalah untuk memaksimalkan potensi
site.
Penggunaan material-material yang bisa didaur-ulang juga mendukung konsep arsitektur
hijau,
sehingga
penggunaan
material
dapat
dihemat.
A.Sustainable ( Berkelanjutan ).
Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman,
konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan
perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.
1.
terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi
juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green
architecture mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek
aspek pendukung lainnya.
1.
Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk memanfaatkan energi panas matahari
konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung
konsep green architecture. bangunan perkantoran yang menggunakan bentuk bangunan
untuk menyatakan symbol green architecture.
4.Beberapa contoh bangunan yang menggunkan konsep GREEN ARCHITECTURE.
1.) Healthy House ( Indonesia ).
46
Salah satu prinsip Green Architecture adalah working with Climate (bekerjasama
dengan iklim). Wilayah Indonesia yang beriklim tropis dengan ciri-ciri udara panaslembab, curah hujan rata-rata cukup tinggi dan sinar matahari yang bersinar sepanjang
tahun, diperlukan penanganan khusus dalam merancang bangunan Healthy House pada
daerah tropis. Perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan ini akan
memperoleh hasil yang maksimal. Tidak jarang kita temui bangunan dibuat tanpa
memperhitungkan aspek iklim, misalnya dengan menggunakan dinding kaca
keseluruhan, padahal pantulan sinar dan panas matahari menambah panas dalam ruangan
2.) Architecture Design Kindergarten School ( Croatia ) .
kindergarden school Berdiri diatas sebidang tanah dengan luas 2300 m2 .s Sekolah ini
didirikan dengan sebuah konsep green architecture. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan
pengaturan sirkulasinya. Sekolah ini banyak mengambil ruang terbuka untuk mengambil
47
sirkulasi udara alami dan memanfaatkan kaca kaca sebagai pencahayaan alami melaui
sinar matahari.
3.) Gedung Perpustakaan Nasional Singapura
Gedung ini menggunakan teknik-teknik kinerja konsumsi energi yang rendah (Ir
Jimmy Priatman, M Arch. Perpustakaan Nasional Singapura dirancang sebagai state-ofthe art nya perpustakaan untuk di iklimtropis.Dibuka untuk umum di tahun 2005Terdiri
dari 16 lantai dengan luas tiap lantai kira-kira 58,000 m2 Kira-kira 6,000-8,000 m2
dirancang sebagai green spaces. Kehadiran landskap yang teduh, telah mengurangi
temperatur permukaan bangunan. Panas diteruskan ke udara bebas, sehingga
meningkatkan kondisi termal dalam ruangan.
Arsitektur tropis bangunan tinggi Ken Yeang / High Rise tropical Architecture of Ken
Yeang
48
Sebagaimana jenis arsitektur yang berkembang pada akhir abad 20, Menara Mesiniaga
dibuat dari konstruksi baja dan kaca yang prefabricated dan mempercepat masa
konstruksi. Memperhatikan iklim tropis, Yeang menempatkan tangga dan lift pada bagian
timur menara, dan ruang-ruang pada sisi barat yang dilindungi oleh kisi-kisi penahan
panas. Tujuannya agar sinar matahari pagi cukup maksimal dan cahaya sore yang panas
bisa ditahan oleh kisi-kisi tersebut.
49
Perhatian Yeang adalah pada hubungan antara lingkungan binaan (built environment)
dengan lingkungan alam yang diwujudkan dalam adaptasi terhadap cahaya matahari dan
angin melalui studi yang mendalam untuk mendapatkan bangunan tingkat tinggi dengan
pencahayaan dan penghawaan alami. Aliran udara dimasukkan dalam bangunan melalui
innercourt dan 'dinding angin' yang juga memasukkan cahaya alami.
Beberapa bagian bangunan yang berfungsi sebagai 'buffer' atau penahan untuk angin,
sinar matahari dan sebagainya diwujudkan dalam kisi-kisi, tabir, balkon, atau buffer
tanaman yang disarankan oleh Yeang dalam upaya beradaptasi dengan lingkungan tropis.
Konsep Ken Yeang tentang pencakar langit yang disebutnya 'Artificial Land in the Sky'
merupakan konsep pencakar langit (high rise building) yang dapat 'hidup' dan
beradaptasi dengan lingkungannya seperti halnya mahluk hidup. Struktur bangunan
berfungsi sebagai bingkai dan lantai-lantainya dapat berfungsi berbeda beda, seperti
menjadi taman bermain, mall, cafe atau yang lainnya. Konsep ini tak ubahnya seperti
mendefinisikan lantai-lantai pencakar langit menjadi seperti sebuah lahan kosong yang
bisa diisi berbagai fungsi seperti perumahan, taman, serta tempat-tempat komersial pada
umumnya.
50
"Bangunan akan harus didesain bukan sebagai sistem terbuka berenergi tinggi yang
polutan, tapi sebagai tiruan dari ekosistem urban yang berhubungan dengan imput,
output dan operasi didalam konteks tersebut dan membawa kapasitas ekosistem dalam
biosfer..."
Hal ini bisa berarti membawa unsur tanaman hijau dalam lingkungan vertikal pencakar
langit, yaitu memberikan rasio perbandingan antara ruang yang inorganik dan organik
agar mencapai keseimbangan layaknya diatas tanah. Inilah yang disebut Ken Yeang
sebagai "Artificial Land in the Sky". Peniruan terhadap ekosistem ini bisa dianalogikan
seperti sarang semut diatas tanah yang dalam skala semut berarti adalah sebuah pencakar
langit. Analogi lainnya: seseorang yang memakai payung disaat hujan menerpa, yang
merupakan perlindungan terhadap variasi perubahan iklim eksternal, disebutnya sebagai
'cybernetic enclosural system'.
BANGUNAN DI SEPANJANG JALAN SUDIRMAN THAMRIN
Jl. Sudirman
51
Koridor Jl. Sudirman dan Jl. M.H. Thamrin merupakan satu jalur yang cukup
padat di Jakarta, karena kawasan ini merupakan kawasan sibuk sebagai pusat bisnis di
Jakarta. Sebagai kawasan bisnis jalur ini memiliki banyak sekali gedung-gedung
bertingkat dan highrise building. Dengan melalui jalur ini kita bisa mengamati
perkembangan arsitektur di kota Jakarta dari tahun 1950 an sampai 2000 an Desainnya
pun bermacam-macam, karena kawasan ini sudah berkembang cukup lama, dari Clasic
style sampai Modern style ada disini. Iklim tropis di kota Jakarta juga berpengaruh
terhadap desain rancangan gedung-gedung.
Ada beberapa gedung yang didesain dengan memperhatikan efek/ pengaruh cuaca
terhadap bangunannya, bisa terlihat dari beberapa gedung yang memiliki sunscreen,
fasade. Namun ada pula gedung-gedung yang bergaya modern yang menggunakan
material kaca sebagai lapisan terluar pada seluruh dinding gedung. Ada beberapa gedung
yang akan dibahas disini yang memperhatikan iklim tropis pada desain bangunannya.
Gedung PNM di Jl. Jend. Sudirman merupakan salah satu gedung yang memperhatikan
iklim tropis di Jakarta. Gedung ini mengurangi intensitas sinar matahari yang cukup
tinggi yang masuk kedalam dengan menggunakan sunscreen pada jendela gedung.
Dengan menggunakan sunscreen sinar matahari yang masuk ke dalam
52
ruangan bisa di minimalisir sehingga suhu udara didalam ruangan pun menjadi tidak
tetrlalu panas dengan begitu pemakaiaan AC (Air Conditioner) pun tidak terlalu boros,
sehingga bisa menghemat energi.
Hotel Niko & Wisma Nusantara juga merupakan salah satu gedung yang cukup
memperhatikan iklim tropis kota Jakarta dalam desainnya. Gedung Wisma Nusantara
karya arsitektur Jepang yang dibangun sekitar tahun 1963 1970 ini memiliki faade
bangunan ini didominasi dengan elemen Horisontal dan vertikal lewat permainan antara
jendela kaca dan dinding. Pada Hotel Niko menggunakan sunscreen yang berfungsi
sebagai pelindung dari sinar matahari yang masuk kedalam ruangan, sehingga suhu
didalam tidak terlalu panas akibat intensitas cahaya matahari di Jakarta yang cukup
tinggi pada siang hari. Pemakaian Kaca pada pada loby di bagian bawah gedung
memaksimalkan pemakaian penerangan alami pada siang hari, sehingga bisa menghemat
pemakaian energi.
53
54
55
ini.
56
Selain gedung-gedung yang memperhatikan iklim tropis dalam desainnya, ada juga
gedung-gedung modern yang lapisan terluar gedungnya menggunakan material kaca
selain bahan ini ringan juga dinilai lebih modern. Namun dengan demukian membuat
atmosfer di sekitar gedung menjadi lebih panas dan juga meninggkatkan pemanasan
global (global warming).
57
58
DAFTAR PUSTAKA
59