Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini penggunan lensa kontak banyak digemari oleh masyarakat, karena
mempunyai banyak keuntungan dibandingkan dengan menggunakan kaca mata.
Banyak orang memilih lensa kontak karena alasan estis dan area pandangnya
yang lebih baik dari kacamata. Selain untuk membatu penglihatan lensa kontak
juga banyak digunakan untuk mempercantik penampilan. Alasan lain penggunaan
lensa kontak karena lebih sesuai untuk indikasi terapeutik seperti aniseikonia dan
keratokonus yang tidak dapat dikoreksi secara akurat dengan kacamata.(1)
Tetapi pengguaan lensa kontak dapat menimbulkan dampak negatif yang perlu
diwaspadai apabila kita tidak mengikuti aturan pemakaian. Seperi gangguan
metabolisme mata (hypoxia), kerusakan stroma, timbulnya toksik dan alergi,
keratitis steril, keratitis mikroba dan gangguan aliran mata. Keratitis oleh mikroba
atau bakteri merupakan masalah terpenting pada pengguna lensa kontak.
Kebersihan yang buruk, kegagalan disinfeksi dan tipe lensa merupakan faktorfaktor yang berkaitan dengan risiko terjadinya keratitis pada pemakain lensa
kontak.(2)
Penggunaan lensa kontak, memerlukan cairan perawatan dan prosedur
kebersihan yang benar. Cairan perawatan ini (cairan soflen) digunakan untuk
pemasangan, pelepasan, pemeliharan dan perendaman lensa kontak.
Kemungkinan terjadinya kontaminasi bakteri pada cairan ini sangat besar,
karena cairan ini selalu digunakan baik ketika melakukan pemasangan atau pun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Lensa kontak sudah menjadi bagian gaya hidup. Orang tak lagi
mengenakannya sekadar alat bantu penglihatan, tapi juga untuk mempercantik
penampilan. Tak heran, muncul lensa kontak dengan aneka warna.
Lensa kontak dibuat dari bahan baku, permeabel terhadap gas atau bahan
hidrofilik lunak. Semua lensa kontak akan memperlambat difusi oksigen ke
kornea. Lensa kaku yang permeabel terhadap gas lebih permeabel terhadap
oksigen dari pada lensa lunak. Meski lensa lunak lebih dapat ditoleransi
dengan baik, lensa yang permeabel terhadap gas memiliki beberapa
keuntungan salah satunya yaitu karena permeabilitas oksigennya lebih besar
dapat mengurangi risisko kerusakan kornea akibat hipoksia.(3)
Lensa kontak dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu lensa keras (hard lens)
dan lensa lunak (soft lens). Lensa kontak keras umumnya terbuat dari
bahan plexiglass dan lensa kontak lunak terbuat dari silikon.
Penyesuaian bentuk dari Softlens yang langsung menempel pada kornea yang
mengikuti bentuk mata yang cekung pertama kali dibuat oleh ahli Optometri
asal Oregon bernama Dr. George Butterfield.(4) Inovasi lensa kontak ini tak
berhenti sampai di sini saja, penyesuaian terhadap kebutuhan konsumen yang
bermata normal dalam arti kata konsumen memakai lensa kontak sebagai
penyempurna penampilan terus berlangsung. Warna lensa kontak kini tak
hanya bening, tapi bisa warna-warni.
4
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Streptococcus pneumoniae
Koliformis
Pseudomonas
Haemophilus
2.1.4
Menggunakan Centrifuge
Berdasarkan kekeruhan (turbiditas/turbidimetri)
Menggunakan cara Most Probable Number (MPN)
Berdasarkan jumlah koloni total (ALT)
Jumlah koloni total (ALT) merupakan jumlah bakteri yang dihitung
dengan metode hitung cawan yaitu dengan cara menghitung koloni
yang tumbuh pada cawan petri pada media Plate Count Agar (PCA)
yang telah diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam.
Teknik perhitungan dengan Angka Lempeng Total antara lain :
1. Teknik Cawan Sebar (Spread Plate)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok
kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah
memadat.
2. Teknik Cawan Gores (Streak Plate)
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar
terpisah dari koloni yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi.
Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri. Ose steril yang
telah
disiapkan
diletakkan
pada
sumber
isolat
kemudian
Angka Lempeng
Total CFU/mL
2.3 Hipotesis
Terdapat pengaruh lama perendaman lensa kontak terhadap ALT.
Variabel
Definisi
Cara Ukur
Alat Ukur
Hasil
Skala
1.
Waktu
Waktu
Manual
Stopwatch
Perendaman
perendaman
12,
16,
Lensa
lensa
20,
24
Kontak
dengan waktu
kontak
jam)
4, 8, 12, 16,
2.
Angka
20, 24 jam.
Perhitungan
Lempeng
jumlah bakteri g
Total (ALT)
dalam
agar
Menghitun
koloni Counter
media berdasarkan
PCA ALT
Lempeng
Total)
Coloni
Angka
dalam
cfu/mL
Ratio
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuasi eksperiment dan
dilakukan dengan cara menghitung jumlah Angka Lempeng Total (ALT)
menggunakan perlakuan waktu perendaman 4, 8, 12, 16, 20, 24 jam.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lensa kontak
serta cairan perawatan lensa kontak.
Sampel yang digunakan adalah cairan perawatan lensa kontak yang
telah digunakan untuk merendam lensa kontak selama 4 jam, 8 jam, 12 jam,
16 jam, 20 jam dan 24 jam.
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dan waktu penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi
Politeknik Kesehatan Bandung Jurusan Analis Kesehatan, yang dilaksanakan
pada bulan Januari-Juni 2016.
kassa,
kemudian
dibungkus
dengan
kertas
diikat
dan
dibungkus
menggunakan
kertas
12
3.6.
Rencana
Kegiatan
1 2 3 4 1
Waktu Penelitian
April
Mei
Juni
Minggu ke2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
X X X X X
X X X X
X X X X X X X X X X
X X X X X
X X X X
X X X X X X X X X X
Februari
Maret
Studi
1
Kepustakaa
n
Konsultasi
dan
Bimbingan
Penyusuna
n Usulan
Penelitian
Seminar
X X
Usulan
Penelitian
14
Persiapan
5
Alat dan
Bahan
Penelitian
Pengumpul
X X
X X
X X
X X
X X
X X
X X
an Data
Pengolahan
dan
8
Analisis
Data
Penyusuna
9
10
n KTI
Sidang KTI
3.7.
: Rp. 900.000,00
: Rp. 300.000,00 +
Rp. 1.100.000,00
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Sihota R and Tandon R, Parsons Diseases of the Eye, Twentieth Edition,
Elsevier, 2007, page 81-82.
2. Sidharta Ilyas. ( 2001 ).Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Jakarta : Penerbit FKUI
3. Bruce James, Chris Chew, dan Anthony Bron. 2006. Lecture Notes on
Ophthalmology. Edisi 9. Diterjemahkan oleh : dr. Asri Dwi Rachmawati.
Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama.
4. American Academy of Ophthalmology: Optics, Refraction, and Contact
Lenses, Section 3. Basic and Clinical Science Coure, 2003, page 181.
5. DR. Harmita, Apt, dan DR. Maksum Radji, M.Biomed. 2008. Buku Ajar
Analisis Hayati. Edisi 3. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
6. Yuwono, Triwibowo. 2005. Biologi Molekular. Jakarta : Erlangga.
16