Вы находитесь на странице: 1из 12

Fisiologi Endokrin

STRUKTUR KELENJAR ENDOKRIN


Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar endokrin;
Kelenjar endokrin merupakan sekelompok susunan sel yang mempunyai susunan mikroskopis sangat
sederhana. Kelompok ini terdiri dari deretan sel-sel, lempengan atau gumpalan sel disokong oleh jaringan
ikat halus yang banyak mengandung pembuluh kapiler
Kelenjar endokrin mensekresi substansi kimia yang langsung dikeluarkan ke dalam pembuluh darah.
Sekresinya disebut : hormon. Hormon yaitu penghantar (transmitter) kimiawi yang dilepas dari sel-sel
khusus ke dalam aliran darah. Selanjutnya hormon tersebut dibawa ke sel-sel target (responsive cells)
tempat terjadinya efek hormon.
Derivat asam amino dikeluarkan oleh sel kelenjar buntu yang berasal dari jaringan nervus medulla supra
renal dan neurohipofise, contoh epinefrin dan norepinefrin
Petide /derivat peptide dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari jaringan alat pencernaan
Steroid dibuat oleh kelenjar buntu yang berasal dari mesotelium, contoh hormon testes, ovarium dan
korteks suprarenal.
Asam lemak merupakan biosintesis dari dua FA, contoh hormon prostaglandin.
KLASIFIKASI HORMON
1. Hormon perkembangan/Growth hormone hormon yang memegang peranan di dalam
perkembangan dan pertumbuhan. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar gonad
2. Hormon metabolisme proses homeostasis glukosa dalam tubuh diatur oleh bermacammacam
hormon, contoh glukokortikoid, glukagon, dan katekolamin
3. Hormon tropik dihasilkan oleh struktur khusus dalam pengaturan fungsi endokrin yakni
kelenjar hipofise sebagai hormon perangsang pertumbuhan folikel (FSH) pada ovarium dan
proses spermatogenesis (LH)
4. Hormon pengatur metabolisme air dan mineral kalsitonin dihasilkan oleh kelenjar tiroid untuk
mengatur metabolisme kalsium dan fosfor.
SISTEM ENDOKRIN
Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.
Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh.

STRUKTUR SISTEM ENDOKRIN;


Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau
organ internal, seperti lapisan traktus intestinal.
Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar
lakrimalis untuk air mata. Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
FUNGSI SISTEM ENDOKRIN
- Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pd janin yang sedang berkbg
- Menstimulasi urutan perkembangan
- Mengkoordinasi sistem reproduktif
- Memelihara lingkungan internal optimal
KLASIFIKASI SISTEM ENDOKRIN

Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon, hormon adrenokortikotropik
(ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin, norepinefrin, epinefrin)
Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis., estrogen, progesteron, testosteron,
glukokortikoid, aldosteron) dan tironin (mis., tiroksin).
KARAKTERISTIK SISTEM ENDOKRIN;
Sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam. Kortisol adalah contoh hormon
diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan turun pada malam hari.
Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen
adalah non siklik dengan puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. Tipe sekresi hormonal
yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya.
Hormon paratiroid disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan balik, yang memungkinkan tubuh untuk dipertahankan dalam
situasi lingkungan optimal.
Hormon mengontrol laju aktivitas selular dan hormon tidak mengawali perubahan biokimia, hormon
hanya mempengaruhi sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melakukan fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering
merangsang pelepasan hormon dari kelenjar lainnya.
Hormon secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi oleh ginjal.

PERAN HIPOTALAMUS &HIPOFISE


Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan
sistem persarafan dengan sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan
dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa hormon realising dan
inhibiting.
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon
hipofise. Hipofise anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol melalui kerja
saraf. Hormon yang disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon. Setiap
hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya
oksitosin, yang dilepaskan dari lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus.
Hormon hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik. Kelenjar yang
dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target.
STRUKTUR & FUNGSI HIPOFISE
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan os spenoidalis basis cranii.
Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan dibagi atas dua lobus, yaitu :
Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus
anterior ini juga disebut adenohipofise
Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari jaringan saraf sehingga disebut juga
neurohipofise.
Hipofise stalk adalah struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.
Struktur ini merupakan jaringan saraf. Hipofise menghasilkan hormon tropik dan nontropik. Hormon
tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi hormon kelenjar sasaran sedangkan Hormon nontropik akan
bekerja langsung pada organ sasaran.

Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas kelenjar endokrin lain
menjadikan hipofise dijuluki master of gland.

HIPERTIROIDISME
Hipertiroid sering menyerang wanita daripada pria karena produksi hormon pada wanita lebih kompleks
dibandingkan dengan produksi hormon pria. Namun, beberapa kasus kanker tiroid juga ditemukan pada
kaum pria.
Analisis Symptom
1. Dada Kiri berdebar-debar :
Penderita hipertiroid jantung, terjadi peningkatan jumlah dan affinitas dari reseptor beta adrenergik. Hal
akan mengakibatkan peningkatan kerja otot jantung, sehingga denyut jantung meningkat bersamaan
dengan meningkatnya cardiac output (Marks, 2000).
2. Tangan terus bergetar (tremor):
Pada sistem saraf, akan terjadi aksi system saraf perifer yang lebih cepat. Mekanisme kontraksi otot
perifer umumnya dikontrol lewat serebelum dan ganglion basalis. Namun pada pasien hipertiroid, terjadi
rangsangan berlebihan terhadap ganglion basalis. Oleh karena itu, pada otot yang ada di ekstremitas
terjadi kontraksi berlebih saat ada kegiatan yang akan mengakibatkan tremor. Tremor ini bebeda dengan
tremor pada pasien Parkinson, oleh karena, pada pasien Parkinson tremor akan meningkat pada keadaan
istirahat (Marks, 2000).
3. Sering berkeringat
Pada pasien hipertiroid terjadi peningkatan keringat yang keluar akibat pengaruh tingginya metabolisme
dalam tubuh sehingga terjadi akumulasi panas dalam tubuh (intoleransi panas). Keringat memungkinkan
pengeluaran panas berlebih melalui penguapan atau evaporasi dari permukaan kulit (Marks, 2000).
Penyebab Hipertiroidisme adalah adanya Imuoglobulin perangsang tiroid(Penyakit Grave), sekunder
akibat kelebihan sekresi hipotalamus atauhipofisis anterior, hipersekresi tumor tiroid. Penyebab
terseringhipertiroidisme adalah penyakit Grave, suatu penyakit autoimun, yakni tubuhsecara serampangan
membentuk
thyroid-stymulating immunoglobulin
(TSI),suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid (Sherwood,2002).1.
Tiroid :
Graves disease 80% karena iniTerjadi pada usia 20 40 tahun, riwayat gangguan tiroid keluarga,
danadanya penyakit autoimun lainnya misalnya DM tipe I
Adenoma toksik, Toksik nodular goiter, McCune-Albrigth, Tiroiditis sub akut, Tiroiditis limfositik kronik
2.Hipofisis :Adenoma hipofisis &Hipofisis resisten terhadap T4 | a. Eksogen, Iodine induced
hyperthyroidism, hCG

Patofisiologi
penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. pada kebanyakan penderita
hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan
banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih
meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. juga, setiap sel meningkatkan
kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.pada
hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyerupai TSH, Biasanya
bahan-bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating
Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat
TSH. Bahan - bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah
hipertiroidisme. karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama
12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid
yang disebabkan oleh TSIselanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis
anterior.Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga
untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang
sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat
peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang
menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan
sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagaiakibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar
tangan yang abnormal. Jadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon
tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
a. Hormon Utama
YANG
HORMON

MENGHASILKAN

FUNGSI
Membantu mengatur keseimbangan garam dan air dengan

Aldosteron

Kelenjar adrenal

cara menahan garam dan air serta membuang kalium

Hormon

Menyebabkan ginjal menahan air

antidiuretik

Bersama dengan aldosteron, membantu

(vasopresin)

Kelenjar hipofisa

mengendalikan tekanan darah


Memiliki efek yang luas di seluruh tubuh, terutama sebagai:

Anti peradangan

Mempertahankan kadar gula darah, tekanan darah


dan kekuatan otot

Kortikosteroid

Kelenjar adrenal

Membantu mengendalikan keseimbangan garam dan


air

Mengendalikan pembentukan dan pelepasan hormon oleh


Kortikotropin

Kelenjar hipofisa

korteks adrenal

Eritropoietin

Ginjal

Merangsang pembentukan sel darah merah


Mengendalikan perkembangan ciri seksual dan sistem

Estrogen

Indung telur

reproduksi wanita

Glukagon

Pankreas

Meningkatkan kadar gula darah

Hormon
pertumbuhan

Insulin

Kelenjar hipofisa

Mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan

Meningkatkan pembentukan protein

Menurunkan kadar gula darah

Mempengaruhi metabolisme glukosa, protein dan

Pankreas

lemak di seluruh tubuh

Mengendalikan fungsi reproduksi (pembentukan


sperma dan sementum, pematangan sel telur, siklus

LH (luteinizing

menstruasi

hormone)

Mengendalikan ciri seksual pria dan wanita

FSH (follicle-

(penyebaran rambut, pembentukan otot, tekstur dan

stimulating

ketebalan kulit, suara dan bahkan mungkin sifat

hormone)

Kelenjar hipofisa

kepribadian)
Menyebabkan kontraksi otot rahim dan saluran susu di

Oksitosin

Hormon paratiroid

Kelenjar hipofisa

Kelenjar paratiroid

payudara

Mengendalikan pembentukan tulang

Mengendalikan pelepasan kalsium dan fosfat

Mempersiapkan lapisan rahim untuk penanaman sel


telur yang telah dibuahi

Progesteron

Indung telur

Mempersiapkan kelenjar susu untuk menghasilkan


susu

Memulai dan mempertahankan pembentukan susu di kelenjar


Polaktin

Kelenjar hipofisa

susu

Renin dan

Ginjal

Mengendalikan tekanan darah

angiotensin
Mengatur pertumbuhan, pematangan dan kecepatan
Hormon tiroid

Kelenjar tiroid

metabolism

TSH
(tyroid-stimulating
hormone)

Merangsang pembentukan dan pelepasan hormon oleh


Kelenjar hipofisa

kelenjar tiroid

ANATOMI DAN FISIOLOGI KELENJAR TIROID

Kelenjar

tiroid

terletak

pada

leher

bagian

depan,

tepat

di

bawah

kartilago

krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masingmasing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di
dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid
mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior
merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari
arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan
dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia
servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.

Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan
T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar pembentukan
hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. Yodium yang
dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan
dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATPase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami
penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya terjadi reaksi
penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT
akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH
namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4
berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding Iodine).
a)

Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:


Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena
peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru dan

b)

testis
Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3
lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3 lebih sedikit

c)
d)
e)

jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari folikel kelenjar.
Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan

menambah irama jantung.


f)
Merangsang pembentukan sel darah merah
g)
Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan oksigen
h)

akibat metabolisme.
Bereaksi
sebagai

antagonis

insulin.

Tirokalsitonin

mempunyai

jaringan

sasaran

tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium
serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum
akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di
lambung.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap, yaitu:
1.

Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel. Dimana
dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam keadaan aktif.

Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya pemekatan konsentrasi iodida
oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum darah. Pompa Na/K yang menjadi
2.

perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh TSH.


Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi terlebih
dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah iodium. Iodium ini
kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin yang telah ada dan terikat
pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini dipengaruhi oleh kadar iodium dalam
plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel maka akan makin banyak pula iodium yang terikat
sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel, iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan

3.

T3 akan lebih banyak daripada T4.


Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk dari
proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk triiodotironin (T3) dan
tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini disintesis dalam koloid melalui
iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin

4.

dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
Penimbunan (storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di dalam
koloid. Tiroglobulin (dimana di dalamnya mengandung T3 dan T4), baru akan dikeluarkan apabila ada

stimulasi TSH.
5.
Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan mengalami
deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih
6.

menghemat pemakaian iodium.


Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di dalamnya
mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan

7.

enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian ditangkap oleh
protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding Protein (TBP) dan Thyroid
Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25% dari T3 total yang berada dalam
keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal
kadar T3 dan T4 total menggambarkan kadar hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah
protein pengikat bisa berubah. Pada seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu
penyakit kronik cenderung mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa

yang meningkat. Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik
maka kadar protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Efek Primer Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer hormon
tiroid adalah:
a)

Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein, lemak, dan

b)

karbohidrat.
Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme basal, pembakaran

c)

kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.


Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan frekuensi

d)
e)
f)

jantung.
meningkatkan responsivitas emosi.
Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi otot rangka.
Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan dibutuhkan
untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Pengaturan Faal Tiroid
Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :

1.

TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone)


Hormon ini merupakan tripeptida, yang telah dapat disintesis, dan dibuat di hipotalamus. TRH
menstimulasi keluarnya prolaktin, kadang-kadang juga Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan

2.

Luteinizing Hormone (LH).


TSH ( Thyroid Stimulating Hormone)
TSH yang masuk dalam sirkulasi akan mengikat reseptor di permukaan sel tiroid (TSH-Reseptor-TSH-R)
dan terjadilah efek hormonal sebagai kenaikan trapping, peningkatan iodinasi, coupling, proteolisis

3.

sehingga hasilnya adalah produksi hormon meningkat.


Umpan balik sekresi hormon
Kedua hormon ini mempunyai efek umpan balik di tingkat hipofisis. T3 selain berefek pada hipofisis
juga pada tingkat hipotalamus. Sedangkan T4 akan mengurangi kepekaan hipofisis terhadap rangsangan
TRH.
Tubuh memiliki mekanisme yang rumit untuk menyesuaikan kadar hormon tiroid. Hipotalamus
menghasilkan Thyrotropin-Releasing Hormone, yang menyebabkan kelenjar hipofisa mengeluarkan TSH.
TSH merangsang kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid dalam darah mencapai kadar tertentu,
maka kelenjar hipofisa menghasilkan TSH dalam jumlah yang lebih sedikit, jika kadar hormon tiroid
dalam darah berkurang, maka kelenjar hipofisa mengeluarkan lebih banyak TSH.

Embriologi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terbentuk paling awal diantara seluruh kelenjar tubuh
manusia yaitu sekitar umur kehamilan 24 hari dan pertama kali dapat diidentifikasikan pada usia
kehamilan 4 minggu.8,9
Kelenjar tiroid berasal dari foramen sekum yaitu lekukan faring antara branchial pouch pertama
dan kedua. Pada bagian tersebut terjadi penebalan di daerah garis median kemudian terbentuk
divertikulum tiroid yang kemudian membesar, tumbuh dan mengalami migrasi ke bawah. Divertikulum
tiroid akhirnya melepaskan diri dari faring, sebelum lepas, kelenjar tiroid berbentuk sebagai duktus
tiroglosus yang berawal dari foramen cecum di basis lidah (gambar 2.1). Pada umumnya duktus ini akan
menghilang pada usia dewasa, tetapi pada beberapa keadaan masih menetap, sehingga dapat terjadi
kelenjar disepanjang kartilago tiroid hingga basis lidah. 10,11,12,13
Proses organifikasi pada janin dimulai pada usia 10 minggu kehamilan, dan pada akhir trimester
pertama kadar hormon T4 dan TSH sudah dapat dideteksi pada darah janin. 1
Vaskularisasi Kelenjar Thyroid

Kelenjar thyroid memperoleh darah dari arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan
kadang-kadang arteri thyroidea ima (kira-kira 3 %). Pembuluh darah tersebut terletak antara
kapsula fibrosa dan fascia pretrachealis.8
Arteri thyroidea superior merupakan cabang pertama arteri caroticus eksterna, melintas turun ke
kutub atas masing-masing lobus kelenjar thyroid, menembus fascia pretrachealis dan membentuk
ramus glandularis anterior dan ramus glandularis posterior.8
Arteri thyroidea inferior merupakan cabang truncus thyrocervicalis, melintas ke superomedial di
belakang caroted sheath dan mencapai aspek posterior kelenjar thyroid. Truncus thyrocervicalis
merupakan salah satu percabangan dari arteri subclavia. Arteri thyroidea inferior terpecah
menjadi cabang-cabang yang menembus fascia pretrachealis dan memasok darah ke kutub
bawah kelenjar thyroid.8
Arteri thyroidea ima biasanya dipercabangkan oleh truncus brachiocephalicus atau langsung
dipercabangkan dari arcus aortae.8
Tiga pasang vena thyroidea menyalurkan darah dari pleksus vena pada permukaan anterior
kelenjar thyroid dan trachea. Vena thyroidea superior menyalurkan darah dari kutub atas, vena
thyroidea media menyalurkan darah dari bagian tengah kedua lobus dan vena thyroidea inferior
menyalurkan darah dari kutub bawah. Vena thyroidea superior dan vena thyroidea media
bermuara ke dalam vena jugularis interna, dan vena thyroidea inferior bermuara ke dalam vena
brachiocephalica.8

Innervasi Kelenjar Thyroid


Persarafan simpatis diperoleh dari ganglion cervicalis superior dan ganglion cervicalis media yang
mencapai kelenjar thyroid dengan mengikuti arteri thyroidea superior dan arteri thyroidea inferior atau
mengikuti perjalanan nervus laryngeus superior ramus eksternus dan nervus laryngeus recurrens. Seratserat saraf simpatis mempunyai efek perangsangan pada aktifitas sekresi kelenjar thyroid.3, 8

Nervus laryngeus superior mengandung komponen motoris untuk m. cricothyroidea, dan komponen
sensoris untuk dinding larynx di sebelah cranial plica vocalis. Nervus laryngeus recurrens mengandung
komponen motoris untuk semua otot intrinsik laryngeus dan komponen sensoris untuk dinding larynx di
sebelah caudal dari plica vocalis.8
Nervus laryngeus superior mempercabangkan ramus internus dan ramus eksternus. Ramus internus
berjalan menembus membrana thyrohyoidea, dinding anterior fossa piriformis dan mencapai otot-otot
lateral serta membawa komponen sensoris untuk dinding larynx di cranial plica vocalis dan aditus
laryngeus. Sedangkan ramus eksternus mempersarafi m. cricothyroidea. Kerusakan pada nervus laryngeus
superior menyebabkan perubahan suara yang khas dan hilangnya sensasi dalam larynx di cranial plica
vocalis.8
Nervus laryngeus recurrens yang terletak dalam sulkus tracheoesophagus memasuki pharynx dengan
melewati bagian profunda tepi inferior m. constrictor pharyngeus inferior dan berada pada bagian dorsal
articulatio cricothyroidea. Kerusakan pada nervus recurrens menyebabkan paralisis plica vocalis.8

Вам также может понравиться