Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MANAJEMEN KEPERWATAN
Tentang
Konsep dan Prinsip Kewenangan dalam Pendelegasian dan Supervisi
OLEH KELOMPOK 3
Amelia Ulfa
Annisa Khaidir
Elsa Abel Nuine
Gita Aprilonia
Refika Rahmi
Riki Alfitra
Sari Afma Yuliane
Sesar Fauza Fatimah
Yendhika Ivo Apsectya
Yolanda Putri D
SEMESTER VI
DOSEN PEMBIMBING
Ibuk Ns. Yasmi, M. M. Kep
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusunan makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Manajemen keperawatan. Selain itu tujuan dari penyusunan
makalah ini juga untuk menambah wawasan secara meluas.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan ,dukungan dan arahan dari berbagai pihak yang sangat berharga, baik
secara moril maupun materil, baik langsung ataupun tidak langsung.Dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada: (1) Ibuk
Ns.Yasmi, M.M.Kep selaku dosen Pembimbing mata kuliah manajemen
keperawatan (2) Kedua orang tua penulis (3) Teman-teman dan seluruh pihak
yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis berharap makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak. Selain itu juga bisa dijadikan
sumber bacaan untuk menambah wawasan.
Penulis menyadari, bahwa apa yang disajikan dalam makalah ini mungkin
belum seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan,
saran, dan masukan yang bersifat membangun dari semua pihak.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...............................................................................
1.2 Rumusan masalah ..........................................................................
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.PENDELEGASIAN
1. Pengertian Pendelegasian ...........................................................
3
2. Aspek Penting Dalam Pendelegasian........................................... 4
3. Kosep Dasar Pedelegasian .......................................................... 5
4. Metode Metode Pendelegasian .................................................... 7
5. Komponen Utama Penedelegasian .............................................. 7
6. Pelakasanaan Pendelegasian ....................................................... 8
7. Waktu Dan Tempat Pendelegasian ............................................. 9
8. Wewenang Yang Dideligasikan ................................................... 9
9. Kegiatan Delegasi Wewenang....................................................... 12
10. Jenis Pendelegasian....................................................................... 12
11. Jenis-Jenis Wewenang................................................................... 13
12. Pedoman Pelimpahan Wewenang Yang Efektif............................ 13
13. Prinsip Delegasi............................................................................. 13
14. Prinsip Wewenang........................................................................ 14
15. Cara Melakukan Delegasi.............................................................. 15
16. Cara Pendelegasian...................................................................... 15
17. Manfaat Delegasi.......................................................................... 16
18. Alasan Penting Pendelegasian....................................................... 18
19. Ketidakefektifan Dalam Delegasi................................................... 18
20. Masalah Pendelegasian.................................................................. 19
2.2. SUPERVISI
1. Pengertian supervisi ......................................................................
2. Tujuan superfisi ............................................................................
3. Fungsi dan mamfat superfisi .........................................................
4. Sasaran superfisi ..........................................................................
5. Model-model superfisi .................................................................
6. Peran superfisi .............................................................................
7. Karakteristik superfisi keperawatan ............................................
8. Prinsip-prinsip superfisi keperawatan .........................................
9. Teknik superfisi............................................................................
20
21
21
23
24
25
25
26
27
28
28
29
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu
Pelayanan keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam pengembangan
kemasa depan. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya dan
berubah sesuai tuntutan masyarakat , dan menjadi tenaga perawat yang
professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.
Oleh karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan ,
ilmu keperawatan dan kehidupan keprofesian merupakan fokus utama
keperawatan Indonesia dalam proses profesionalitas. Proses profesionalisasi
merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang dirasakan, dinilai dan
diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk mengembangkan
dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Keperawatan Indonesia sampai saat ini masih berada dalam proses
mewujudkan keperawatan sebagai profesi, maka akan terjadi beberapa perubahaan
dalam aspek keperawatan yaitu : penataan pendidikan tinggi keperawatan,
pelayanan dan asuhan keperawatan, pembinaan dan kehidupan keprofesian, dan
penataan lingkungan untuk perkembangan keperawatan. Perubahaan-perubahaan
ini akan membawa dampak yang positif seperti makin meningkatnya mutu
pelayanan kesehatan/keperawatan yang diselenggarakan, makin sesuainya jenis
dan keahlian tenaga kesehatan/keperawatan yang tersedia dengan tuntutan
masyarakat, bertambahnya kesempatan kerja bagi tenaga kesehatan .Oleh karena
alasan-alasan di atas maka Pelayanan keperawatan harus dikelola secara
profesional, karena itu perlu adanya Manajemen Keperawatan
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan
pelayanan nyata di Rumah Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman
konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi keperawatan itu sendiri. Untuk lebih
1
memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui terlebih
dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada
akhirnya akan membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari
Manajemen Keperawatan itu.
Pengawasan dan Pengendalian merupakan proses akhir dari proses
manajemen, dimana dalam pelaksanaannya proses pengawasan dan pengendalian
saling keterkaitan dengan proses-proses yang lain terutama dalam perencanaan.
Dalam proses manajemen ditetapkan suatu standar yang menjadi acuan,
diantaranya yaitu : visi-misi, standar asuhan, penampilan kinerja, keuangan, dan
lain sebagainya. Dengan demikian dalam pelaksanaannya perlu dilakukan
pengawasan apakah setiap tahapan proses manajemen telah sesuai dengan standar
atau tidak dan jika ditemukan adanya penyimpangan maka perlu dilakukan
pengendalian sehingga kembali sesuai standar yang berlaku.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Konsep dan prinsip kewenangan dalam pendelegasian dan supervisi
a) Pengertian pendelegasian
b) Aspek penting dalam pendelegasian
a)
b)
c)
d)
e)
keperawata,
supervisi
dalam
keperawatan
serta
dapat
BAB II
2
PEMBAHASAN
2.1 PENDELEGASIAN
2.1.1
PENGERTIAN PENDELEGASIAN
Delegasi (Delegation) secara singkat dapat dikatakan bahwa delegasi
(1995) mendefinisikan
pendelegasian
sebagai
pemberian
professional
dan
dikembangkan
untuk
dapat
menerima
results").
- Pendelegasian menyatakan dengan tegas tentang apa yang harus
dicapai, bukan bagaimana mencapainya, di mana fokus utama
diarahkan kepada hasil produksi.
- Pendelegasian memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung jawab,
kewajiban membuat/memberi laporan pada awal tugas, dalam tugas,
dan akhir tugas untuk diketahui dan dievaluasi oleh pemimpin.
- Pelaksanaannya dilandasi pedoman / petunjuk ("guidelines") yang
jelas, baik bagi tugas maupun pelaksana tugas. Artinya pendelegasian
menyatakan pedoman-pedoman, larangan-larangan, dan batas-batas
dimana seseorang harus bekerja/melakukan kewajibannya. Hal ini
menolong setiap orang untuk bekerja dengan baik/patut.
- Melibatkan sumber-sumber daya ("resources") yang
pasti.
c. Proses
orang lain
Mendidik dn memberikan pelatihan supaya tugas dpat
dilaksanakan dengan aman dan kompeten.
Proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang
Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP
Proses evaluasi yang terus menerus dalam membantu seseorang
Proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA
pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung
METODE PENDELEGASIAN
6
a. Cara bijaksana, yaitu sikap bertanggung jawab penuh dari pemimpin dan
bawahan.Pemimpin melaksanakan pendelegasian serta memberi dukungan,
sementara bawahan siap serta taat kepada pemimpin dalam melaksanakan
tugas/tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya.
b. Cara konsistensi, yaitu sikap pasti yang terus-menerus dipertahankan oleh
pemimpin dan bawahan.
c. Efektif dan efisien, yaitu memperhitungkan faktor kualitas dan kuantitas
kerja.
d. Pragmatis dan produktif, yaitu berorientasi kepada hasil atau produksi
tinggi, sesuai dengan perencanaan.
2.1.5. KOMPONEN UTAMA DALAM DELEGASI
A. Delegator
Delegator memiliki wewenang untuk mendelegasikan, karena posisinya di
suatu organisasi dan danmemiliki ijin pemerintah untuk melakukan tugastugas tertentu. kebijakan lembaga menjelaskan bahwa delegator dapat
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab (responsibility), tapi tanggung
gugat (accountability) tetap pada delegator.
B. Delegatee
Sebuah delegatee menerima arah untuk apa yang harus dilakukan dari
delegator. Hubungan antara dua individu yang ada dalam lingkungan kerja
atau melalui badan kebijakan. Delegatee memiliki kewajiban untuk
menolak utau menerima tugas-tugas yang diberikan oleh delegator,
kemampuan atau deskripsi pekerjaan.
C. Tugas
Tugas adalah aktivitas yang didelegasikan. Aktivitas yang didelegasikan
umumnya harus sebuah tugas rutin. Tugas-tugas rutin memiliki hasil yang
diprediksi, dan ada metode langkah demi langkah untuk menyelesaikan
tugas. Pengambilan keputusan pada bagian dari delegatee untuk
didelegasikan tugas itu terbatas bagaimana untuk mengatur waktu dan
menyelesaikan tugas dengan berbagai pasien atau variasi dalam peralatan.
D. Klien/ Situasi
Identifikasi klien tertentu atau situasi agar pendelegasikan perawatan
dilakukan untuk memastikan bahwa tujuan untuk perawatan pasien dapat
dipenuhi oleh delegatee. Situasi baru memerlukan orientasi.
2.1.6.
PELAKSANAAN PENDELEGASIAN (Lima benar
untuk
pelaksanaan delegasi ) :
a. Tugas yang benar (Right Task)
7
Salah satu alasan untuk mendelegasikan adalah bahwa masingmasing perawat memiliki waktu terbatas dan energi untuk merawat klien,
Jangan mendelegasikan hanya untuk tugas-tugas yang remeh, karena
pelaksanaan delegasi adalah membagi pekerjaan kepada anak buah
termasuk tugas penting yang sangat menonjol dan juga tugas rutin.
b. Benar Orangnya (Right Person)
Delegasi melibatkan perawat sebagai salah satu delegator atau
delegatee. Tetapkan tujuan perawatan klien tertentu dan kegiatan dengan
orang untuk mempercayakan dengan tanggung-jawab sesuai otoritas
sebuah tantangan.
c. Keadaan yang benar (Right Circumstance)
Situasi untuk didelegasikan perawatan
diperlukan
untuk
a) Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekerjaan, tanggung jawab
terhadap masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat merupakan
tugas biasa dan dapat didelegasikan kepad staf.
b) Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Pendelegasian dapat dilaksanakan pada tugas-tugas tertentu karena
meneger tidak mempunyai cukup waktu untuk mengerjakannya. Tugas-
Pendelegasian
dapat
mengakibatkan
masalah
jika
tugas
yang
Cyril
ODonnel
Pekerjaan rutin
10
Upacara
Menentukan kebijakan
Krisis
Masalah-masalah rahasia
memberikan
petunjuk
intervensi
keputusan
harus
didiskusikan
sebelum
tindakan
dilaksanakan.
2.1.13. PRINSIP DELEGASI
A. PRINSIP UTAMA PENDELEGASIAN
Supervisi dalam praktik keperawatan profesional adalah suatu proses
pemberian berbagai sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan
12
Tugas
Kekuasaan
Pertanggung Jawaban.
Wewenang yang didelegasikan harus kepada orang yang tepat
Pelimpahan wewenang harus disertai pemberian motivasi
Adanya hubungan dan pengawasan pada penerima pelimpahan
wewenang.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
yang dapat didelegasikan dari eksekutif departemen atau kepala unit,dan dari
kepala unit sampai perawat. Delegasi mencakup kewenangan untuk
persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan.Tugas-tugas seharusnya di samakan
dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan sebaiknya satu
kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
2.1.16. CARA PENDELEGASIAN :
b. Seleksi Dan Susun Tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang
harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap
berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan
yang kontinu, menjawab semua pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung jawab, dan
melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya. Menyusun suatu
daftar secara berurutan dengan dua kriteria, yakni waktu yang diperlukan dan
pentingnya bagi institusi. Hal yang terpenting dalam mendelegasikan tugas
adalah menentukan suatu tugas pendelegasian dan wewenang secara bertahap.
Hal ini akan menghindari terjadinya suatu penyalahgunaan wewenang.
b. Seleksi Orang Yang Tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat atau tidaknya dalam memilih staf
tergantung dari kemampuan meneger mengenal kinerja staf, kelebihan,
kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang terlalu
sedikit. Jika kita memberikan pendelegasian terlalu berlebih maka staf tidak
akan siap untuk menerima keadan tersebut dan akan berdampak terhadap
14
kegagalan staf dalam melaksanakan tanggung jawab ntuk tugas yang pertama
kali diterimanya. Sebaliknya, pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi
hal yang sangat buruk efeknya terhadap staf maupun institisi. Pendelegasian
jenis ini akan menghabiskan waktu dan sering berakibat terhadap beban bagi
staf.
c. Berikan Arahan Dan Motifasi Bagi Staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan
pula bagaimana melaksankan tugas tersebut. Jika anda sudah siap untuk
memberikan pendelegasian, mka anda harus mampu menjawab pertanyaanpertanyaan sebagai berikut :
a. Apakah saya sudah menjelaskan alasan pendelegasian dan mengpa
tugas ini penting dilakuakan?
b. Apakah semua tugas sudah jelas dalam ingatan kita? Haruskah saya
menuliskan secara rinci?
c. Jika kawabanya ya, dapatkah saya memberikan instruksi dan prosedur
secara rinci terhadap tingkatan pemehaman staf?
d. Apakah tugas yang dilimpahkan dapat memberikan staf kesempatan
untuk berkembang dan memotivasi staf secara tepat?
e. Apakah staf anda sudah mendapatkan latihan, pengalaman, dan
keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut?
Hal penting dalam pendelegasian adalah kesepakatan antara meneger
keperawatan dan staf mengenai hasil yng diharapkan.
2.1.17. MANFAAT DELEGASI
Melaksanakan
delegasi
tidaklah
mudah.
Pelaksanaan
delegasi
memerlukan waktu, upaya dan motivasi. Jika kita tidak yakin akan adanya
manfaat dalam pelaksanaan delegasi, anda tidak akan termotivasi untuk
melaksanakannya. Berikut ini adalah beberapa keuntungan besar yang dapat
dipertimbangkan :
a. Memiliki lebih banyak waktu untuk melaksanakan fungsi manajerial. Oleh
para
manajer
seharusnya
menjalankan
fungsi
perencanaan,
f)
b.
dituruti?"
Bawahan tidak mengerti nilai dari tugas yang diinformasikan.
Apakah tugas tersebut sangat mendesak karena bernilai primer atau
dapat ditunda karena sifatnya yang kurang penting, dsb.
18
2.2. SUPERVISI
2.2.1. PENGERTIAN SUPERVISI
Kron T.(1987), supervisi adalah merencanakan, mengarahkan,
membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,
mempercayai, mengevaluasi secara terus-menerus pada setiap tenaga
keperawatan dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap tenaga
keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, trampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan
keterbatasan yang mereka miliki.
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasinya (Page S.,& Wosket, 2000).
Dalam kegiatan supervisi semua orang yang terlibat bukan sebagai
pelaksana pasif, namun secara bersama sebagai mitra kerja yang memiliki
ide-ide, pendapat, dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai, dan
diikutsertakan dalam usaha perbaikan proses kegiatan termasuk proses
keperawatan. Dengan demikian, supervisi merupakan suatu kegiatan dinamis
yang mampu meningkatkan motivasi dan kepuasan di antara orang-orang
yang terlibat baik pimpinan, anggota, maupun klien dan keluarganya
(Arwani, 2005).
Dalam pelaksanaannya, supervisi bukan hanya apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bagaimana
memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung (Suyanto, 2008).
2.2.2. TUJUAN SUPERVISI
19
adalah peningkatkan
pelaksanaan
memiliki sasaran dan target tertentu yang akan dicapai. Setiap sasaran dan
target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati berdasarkan struktur
dan hierarki tugas.
Sasaran yang menjadi target dalam kegiatan supervise adalah
terbentuknya staf yang berkualitas dan berkesinambungan, penggunaan alat
yang efektif dan ekonomis, tersedianya sistem dan prosedur yang tidak
menyimpang, adanya pembagian tugas dan wewenang yang proporsional,
dan tidak terjadinya penyelewengan kekuasaan, kedudukan, dan keuangan.
Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan (Suarli dan Yanyan,
2009; Depkes, 2008).
2.2.5. MODEL-MODEL SUPERVISI
Model supervisi diterapkan dalam kegiatan supervisi antara lain
(Suyanto, 2008):
a. Model konvensional
Model supervisi dilakukan melalui inspeksi langsung untuk
menemukan
masalah
dan
kesalahan
dalam
pemberian
asuahan
22
Model Klinis
Supervisi model klinis bertujuan untuk membantu perawat
yang
diberikan
oleh
seorang
perawat
selanjutnya
antar
manusia,
kemampuan
menerapkan
prinsip
dalam
menetapkan
pencapaian
atau
upaya
mempertahankan
kualitas
maupun
upayamemperbaiki.
2. Area yang disupervisi
Area supervisi dalam keperawatan mencakup pegetahuan dan
pengertian tentang tugas yang dilaksanakan, keterampilan yang
dilakukan yang disesuaikan dengan standar, sikap dan
penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kunjungan empati.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
pendelegasian secara sederhana adalah menyelesaikan tugas melalui
orang lain atau mengarahkan tugas kepada satu orang atau lebih untuk
mencapai tujuan organisasi. Namun, definisi yang lebih komplek dari
pendelegasian, superfisi, dan penugasan telah dibuat oleh American Nurses
Association (ANA) dan National Council of State Boards of Nursing
(NCBSN) sebagai respon terhadap adanya kompleksitas pendelegasian di area
pelayanan kesehatan dewasa ini, yaitu meningkatnya jumlah pekerja, yang
relative tidak terlatih dan tidak memilik izin, yang merawat pasien secara
langsung.
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan berkala
oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan untuk
kemudian apabila ditemukan masalah, segera diberikan petunjuk atau bantuan
yang bersifat langsung guna mengatasinya (Page S.,& Wosket, 2000).
3.2. SARAN
Sebagai seorang calon perawat yang nantinya akan bekerja di suatu
institusi Rumah Sakit tentunya kita akan dihadapkan kepada berbagai persoalan,
termasuk terjadinya pelimpahan weweang dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien antara seorang perawat primer kepada perawat sekunder, maka agar
hal tersebut dapat berjalan dengan lancar maka diperlukan pemahaman kita semua
mengenai pendelegasian keperawatan.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan
dan kesalahan dalam tulisan maupun penyusunannya, karena selain penulis masih
dalam tahap belajar, penulis juga manusia biasa yang tidak akan lepas dari salah
26
dan dosa. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran konstruktif
pembaca demi perbaikan penyusunan makalah kami selanjutmya.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam (2002) Manajemen Keperawatan; Aplikasi pada praktek perawatan
profesional, Salemba Medika, Jakarta
Brown, Montague. 1997. Manajemen Perawatan Kesehatan. Jakarta : EGC
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha
Medika
Potter dan Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
www.google.com//pendelegasian dalam keperawatan
www.google.com//supervisi keperawatan
Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan. Jakarta :
Erlangga
Nursalam, 2002. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam, 2007. Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Gillies, 19VIII9. Managemen Keperawatan Suatu pendekatan Sistem, Edisi
Terjemahan. Alih Bahasa Dika Sukmana dkk. Jakarta.
FKp, 2009. Buku Panduan Manajemen Keperawatan : Program Pendidikan
Ners. Surabaya.
Douglass (1992), The effective nurse ; leader and manager 4th, St Lonis,
Masby Year Book.
Kron and Gray (1987), The management of patient care putting leadership
skills to work. 6th ed.W.B.Sounders,Philadelphia.
27