Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKAN
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang sangat baik dan potensial untuk memenuhi
kebutuhan protein bagi masyarakat. Beberapa jenis ikan mengandung omega 3 yang berfungsi
untuk pertumbuhan otak manusia. Sedangkan protein yang dihasilkan dari ikan merupakan salah
satu elemen penting bagi kesehatan tubuh manusia. Pemanfaatan daging ikan sebagai sumber
protein bagi manusia sangat digalakkan. Selain dalam bentuk daging ikan yang langsung dapat
dikonsumsi, daging ikan juga dapat diolah menjadi pasta daging ikan (Fish Jelly Product) atau
dalam bahasa jepang disebut kamaboko. Pasta daging ikan selanjutnya dapat diolah menjadi
berbagai makanan olahan lanjutan seperti bakso ikan, surimi, Kamaboko, Breaded, Burger ikan,
Tempura udang.
Potensi lestari perikanan laut Indonesia diperkirakan sebesar 6,4 juta ton per tahun yang
tersebar di perairan wilayah Indonesia dan ZEE (Zona Ekonomi Ekslusif) dengan jumlah
tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5,12 juta ton pertahun atau sekitar 80 persen dari potensi
lestari. Di samping itu juga terdapat potensi perikanan lain yang berpeluang untuk
dikembangkan, yaitu (a) perikanan tangkap di perairan umum seluas 54 juta ha memiliki potensi
produksi 0,9 juta ton per tahun; (b) budidaya laut yang meliputi budidaya ikan, budidaya
moluska dan budidaya rumput laut; (c) budidaya air payau dengan potensi lahan pengembangan
sekitar 913.000 ha; (d) budidaya air tawar meliputi budidaya di perairan umum, budidaya di
kolam air tawar dan budidaya mina padi di sawah; serta (e) bioteknologi kelautan untuk
pengembangan industri farmasi, kosmetik, pangan, pakan dan produk-produk non-konsumsi
(Departemen Kelautan dan Perikanan, 2005).
Sektor perikanan Indonesia pada era globalisasi ini memiliki prospek pengembangan
yang sangat potensial. Hal ini dapat dilihat dari industri pangan hasil perikanan yang semakin
berkembang dan beragam jenisnya. Salah satu bahan pangan perikanan yang pada saat ini sedang
berkembang di Indonesia adalah surimi (Santoso, 2008).
Kata surimi berasal dari Jepang yang telah diterima secara internasional untuk
menggambarkan hancuran daging ikan yang telah mengalami berbagai proses yang diperlukan
untuk mengawetkannya. Surimi adalah protein miofibril ikan yang telah distabilkan dan
diproduksi melalui tahapan proses secara kontinyu yang meliputi penghilangan kepala dan
tulang, pelumatan daging, pencucian, penghilangan air, penambahan cryoprotectant, dilanjutkan
dengan atau tanpa perlakuan, sehingga mempunyai kemampuan fungsional terutama dalam
membentuk gel dan mengikat air (Matsumoto, 1992).
Surimi dibuat dari daging ikan yang telah dipisahkan bagian kepala, jeroan, kulit dan
tulangnya, yang kemudian mengalami perlakuan pelumatan dan ditambah beberapa bahan
pembantu untuk mendapatkan mutu yang dikehendaki. Surimi merupakan produk antara atau
bahan baku untuk pembuatan produk selanjutnya, antara lain bakso, sosis, kamaboko, chikuwa,
fish stick, agemono, detemaki, dan beberapa produk imitasi seperti telur, kaki atau daging
kepiting, udang, daging kerang, daging sapi dan lain-lain (Koswara, 2008).
Pada dasarnya pembuatan kamaboko meliputitahap-tahap pencucian ikan yang masih
utuh, penggilingan, pencucian daging giling, pembuatan adonan, pencetakan dan pemasakan.
Namun pada praktikum kali ini tidak dilakukan pencucian daging yang telah digiling tetapi
disertai proses lainnya.Bahan baku kamaboko yang digunakan bisa dalam bentuk surimi yang
segar atauyang telah dibekukan. Ikan untuk bahan dasar kamaboko biasanya dipilih yang
volume produksi (hasil tangkapannya) melimpah dengan nilai ekonomis rendah. Bahan mentah
ikanyang digunakan dapat terdiri dari satu jenis ikan atau campuran beberapa jenis ikan.
Ikanyang digunakan harus bermutu baik. Apabila mutu kesegaran ikan sudah menurun,
akandihasilkan ikan dengan tekstur yang elastisitas gel yang rendah. Disarankan untuk
memilihikan berkadar lemak rendah dengan konsistensi daging yang padat dan kandungan proteinmiofibrilar
yang tinggi agar dihasilkan kamaboko dengan sifat gel yang baik. Secara umum,ikan air tawar
dan ikan berdaging merah mempunyai kekuatan gel yang lebih rendah daripadaikan laut dan ikan
berdaging putih. Warna daging ikan juga akan mempengaruhi warnakamaboko yang
dihasilkan.Pada tahap pencucian dilakukan dengan memisahkan bagian-bagian yang
tidak diperlukan untuk pengolahan. Bagian-bagian tersebut meliputi kotoran, lemak, darah,
lendir. protein larut air, komponen flavor , insang, kulit, kepala dan jeroan ikan. Yang
digunakanuntuk pembuatan kamaboko adalah daging ikannya saja. Pencucian dimaksudkan
untuk menghilangkan sisa-sisa darah dan komponen lain yang menyebabkan penyimpangan
baudan warna, dan untuk mengekstrak protein sarkoplasma yaitu protein larut air
BAB III
MATERI DAN METODE
3.1 WAKTU DAN TEMPAT
Pratikum ini dilaksanakan pada hari Senin 25 april 2016 s/d Rabu 27 april 2016, jam 01.00 wib
s/d selesai di ruang laboratorium fakultas peternakan universitas jambi.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat Dan Bahan Surimi
Alat yang digunakan adalah Baskom, Nampan, Talenan, Pisau, Mesin penggiling daging
ikan / belender, Timbangan analitik, Wadah pelastik Kain saring, Sendok, Freezer. Dan bahan
yang digunakan adalah Es batu, Garam, Sorbitol/Sukrosa, Polopospat, dan air dingin.
3.2.2 Alat Dan Bahan Surimi Kamaboko
Alat yang digunakan adalah Kompor, Timbangan, Sendok, Baskom, Kain belacu,
Cetakan,Panci perebus, Panci pengukus, Panggangan/ oven, Wajan, Piring, Kayuulenan, Talenan.
Dan bahan yang digunakan adalah Daging ikan kakap, Daging ikan tenggiri, Daging ikan patin,
Air bersih, Es batu, NaCL, Garam dapur, Aluminium foil, Gula, Msg, Tapioka, Pewarna merah
makanan.
3.2.3 Alat dan Bahan Breaded
Alat yang digunakan adalah Kompor, Timbangan, Sendok, Baskom, Wajan, Piring,
Loyang, Talenan. Dan bahan yang digunakan adalah Surimi, Tepung Terigu 3%, Telur 1 %,
Garam 2,5 %, Air es 30%, Vetsin 0,3 % jika suka.
3.2.4 Alat dan Bahan Burger Ikan
Alat yang digunakan adalah Timbangan analitik, Baskom, Blender, Lumpung, Pisau,
Kompor, Panci, Wajan. Dan bahan yang digunakan adalah Daging ikan kakap, Garam, Gula,
Bawang merah, Bawang putih, Selada, Tepung terigu, Roti burger, Saos tomat, Air es, Merica,
Tepung tapioca, Mayonais, Tepung roti, Minyak, Aluminium foil, Plastik gula.
3.2.5 Bahan Tempura udang
2.3 Metoda
2.3.1 Metoda pembuatan Surimi
a. Setiap ikan diukur panjang dan berat total dengan menggunakan timbangan analitik
perhitung rendemen dilakukan secara bydiferen meliputi rendemen daging dan rendemen
surimi yang telah dipreparasi.
b. Penyiangan dan pencucian
Iakn segar disiang dengan cara membuang kepala dan isi perut, kemudian dicuci
bersih.
Syatlah ikan memanjangpada bagian punggung lalu lakukan pengambilan daging
dalam frizeer.
Metode pembuatan Kamaboko
Cuci 2 kg daging ikan giling dengan air es sebanyak 3 4 kali. Gunakan air cukup
banyak dan pada pencucian terakhir gunakan larutan NaCL 0,1 %. Buang airnya dengan
kain saring.
b.
c.
d.
e.
merata
Cetak bentuk yang diinginkan
Rebus, Kukus, Goreng dan Panggang sampai merata.
2.3.3
a. Daging ikan yang sudah dihaluskan ( surimi ) dicampurkan dengan garam, tepung terigu,
putih telur, vetsin dan air es diaduk sampai adonan tercampur rata ( homogen )
b. Adonan dicetak berbentuk bulat atau persegi, selanjutnyua dicelupkan didalam better dan
kemudian dilumuri dengan tepung roti sampai merata. Breaded yang diperoleh dibekukan
dalam frizzer
c. Breaded digoreng dalam minyak panas suhu 150 160
kuning kecoklatan )
2.3.4
a.
II
III
f. Ditambah bahan tambahn yang sudah dihaluskan, kemudian diaduk sehingga adonan
bercampur menjadi satu.
2.3.5
a. Step pertama kita belah perut udang yang sudah bersih, kemudian tekan punggung udang
dengan pisau agar udang bisah memanjang
b. Setelah itu kita siapkan wadah lalu campur tepung terigu, tepung bumbu dan tepung beras
aduk hingga rata.
c. Kemudian masukan telur air dingin (air es), Garam, backing powder dan juga merica
aduk hingga rata.
d. Setelah itu celupkan udang kedalam campuran adonan tepung tersebut
e. Kita panaskan minyak goring dan goreng tempura hingga kuning keemasan dan matang
f. Angkat dan tiriskan
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil pembuatan surimi
Kelompo
k
Jenis ikan
Berat
Berat sebelum
Berat setelah
Dicuci
dicuci
Rendemen
1
2
3
4
Patin
Patin
Kakap
kakap
2 kg
2 kg
9, 18 gr
9, 18 gr
634,5 gr
634,5 gr
31,725 gr
31, 725 gr
Kamaboko
Chikua
itatsukukamabok
o
Satssumage
parameter
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Jumlah
Berat awal
Berat akhir
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Jumlah
Berat awal
Berat akhir
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Jumlah
Berat awal
Berat akhir
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Jumlah
Berat awal
Berat akhir
Kelompok 1
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4
penulis
warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Braded ikan
Ring finger
Hedonik
Produk
Breded ikan
Ring finger
Penulis
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Hedonik
Penulis
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
Penulis
Warna
Aroma
Tekstur
Rasa
BAB V
PENUTUP
5.1
1.
Kesimpulan surimi
2.
Keuntungan pembuatan ikan menjadi surimi yaitu bahan dan harganya stabil, biaya
penyimpanan dan transportasi lebih rendah, menghemat tenaga kerja. Surimi merupakan bahan
baku untuk pembuatan produk selanjutnya atau diolah kembali menjadi makanan antara lain
bakso, sosis, kamaboko, chikuwa, fish stick, agemono, detemaki, dan beberapa produk imitasi
seperti telur, kaki atau daging kepiting, udang, daging kerang, daging sapi dan lain-lain.
5.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis menyarankan bahwa perlu adanya sosialisasi
kepada masyarakat luas tentang pengolahan surimi ikan, karena proses pengolahannya mudah
dan dapat disimpan dalam waktu yang lama serta dapat diolah kembali menjadi makanan yang
dapat dikonsumsi secara langsung maupun produk makanan yang bernilai ekonomis untuk
dijadikan suatu usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Koswara.
S.
Surimi
Suatu
Alternatif
Pengolahan
Ikan.
http://www.ebookpangan.com/ARTIKEL/SUMIRI,%20SUATU%20ALTERNATIF
%20PENGOLAHAN%20IKAN.pdf. Diakses pada 18 oktober 2009.
Matsumoto JJ, Noguchi SF. 1992. Cryostabilization of protein in surimi. Dalam: Lanier TC, Lee
CM (eds.). Surimi Technology. New York: Marcel Dekker Inc