Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN BUKU
Tidak dapat disangkal bahwa hangatnya Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang
polemik tentang sistem ekonomi Indonesia artinya nilai dasarnya tetap, namun penja-
sekitar tahun 1980-81 berkisar kepada gagasan barannya dapat dikembangkan secara kreatif
Mubyarto mengenai Sistem Ekonomi dan dinamis sesuai dengan dinamika perkem-
Pancasila (SEP). Sebutan SEP sebenarnya bangan masyarakat Indonesia (Alfian, 1991).
telah dilontarkan lebih dulu oleh Emil Salim
dalam suatu artikel pada harian Kompas
PARA PENGKRITIK
tanggal 30 Juni 1966. Buku “Membangun
Sistem Ekonomi” karya guru besar FE UGM Pertanyaan yang muncul setiap kali men-
ini sekali lagi menegaskan betapa konsistennya diskusikan sistem ekonomi Indonesia adalah:
Pak Muby, demikian dia biasa dipanggil, Sistem ekonomi yang sekarang berlangsung di
dalam memperkenalkan dan mempopulerkan Indonesia sebenarnya tergolong sistem
sistem ekonomi yang pas bagi Indonesia. ekonomi apa?
Di kalangan para pelopor SEP terdapat dua Ada beberapa pendapat mengenai hal ini.
cara pandang. Pertama, jalur yuridis formal, Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa
yang berangkat dari keyakinan bahwa landasan sistem ekonomi Indonesia bukan sistem
hukum SEP adalah pasal 33 UUD 1945, yang kapitalisme maupun sosialisme. Emil Salim
dilatarbelakangi oleh jiwa Pembukaan UUD (1979) mengatakan bahwa SEP adalah sistem
1945 dan dilengkapi oleh pasal 23, 27 ayat 2, ekonomi pasar dengan unsur perencanaan.
34, serta penjelasan pasal 2 UUD 1945. Dengan kata lain, sifat dasar dari kedua kutub
Pelopor jalur ini, misalnya adalah Sri-Edi ekstrim ini berada dalam keseimbangan.
Swasono dan Potan Arif Harahap. Mubyarto (1980: 74) berpendapat bahwa SEP
Jalur kedua adalah jalur orientasi, yang mungkin sekali berada di antara dua kutub
menghubungkan sila-sila dalam Pancasila. tersebut, tapi di luarnya.
Termasuk dalam kubu ini adalah Emil Salim, Tentu saja pandangan ini mendapat banyak
Mubyarto, dan Sumitro Djojohadikusumo. kritikan tajam. Frans Seda, misalnya, menju-
Pada dasarnya mereka menafsirkan SEP luki pandangan ini sebagai paham "bukan-
sebagai sistem ekonomi yang berorientasi pada isme", yaitu paham serba bukan: bukan
sila I, II, III, IV, dan V. Perbandingan kapitalisme, bukan liberalisme, tidak ada
pemikiran ketiga tokoh ini dapat dilihat dalam monopoli, tidak ada oligopoli, tidak ada
Tabel 1. Terlihat bahwa ketiganya berusaha persaingan bebas yang saling mematikan, dsb
menjabarkan ideologi Pancasila dalam dunia (Kwik, 1996). Tidak berlebihan, bila ada yang
ekonomi dan bisnis. Agaknya ini sejalan menyebut sistem ekonomi semacam ini hanya
dengan pandangan yang menyatakan bahwa dihuni oleh para malaikat, masyarakat utopia.
1 Disempurnakan dari makalah yang disajikan dalam acara Bedah Buku, yang diselenggarakan oleh Kopma UGM, di
University Centre UGM, Yogyakarta, 13 Nopember 2000.
90 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari
Kritikan tajam juga datang dari Arief Budiman pagar-pagar batas untuk mengurung
(1989: 4), yang mengatakan: 'binatang' yang bernama SEP, sambil
"Tampaknya, Mubyarto sendiri belum sekali-kali meraba-raba dan menerka-
dapat merumuskan dengan tepat apa isi nerka bagaimana persisnya bentuk dan
SEP-nya. Dia baru berhasil membuat rupa 'binatang' ini".
Tabel 1. Perbandingan SEP versi Emil Salim, Mubyarto, dan Sumitro Djojohadikusumo
SUMITRO
SILA EMIL SALIM MUBYARTO
DJOJOHADIKUSUMO
Mengenal etika dan moral Roda perekonomian Ikhtiar untuk senantiasa
agama digerakkan oleh hidup dekat dengan Tuhan
I
rangsangan ekonomi, YME
sosial, dan moral
Titik berat pada nuansa Ada kehendak kuat dari Ikhtiar untuk mengurangi
manusiawi dalam menggalang masyarakat untuk & memberantas
hubungan ekonomi dalam mewujudkan kemerataan kemiskinan dan
II
perkembangan masyarakat sosial (egalitarian), sesuai pengangguran dalam
asas kemanusiaan penataan perekonomian
masyarakat
Membuka kesempatan Nasionalisme menjiwai Pola kebijakan ekonomi &
ekonomi secara adil bagi setiap kebijaksanaan cara penyelenggaraannnya
semua, lepas dari kedudukan ekonomi tidak menimbulkan
III
suku, agama, ras, atau daerah kekuatan yang
mengganggu persatuan
bangsa & kesatuan negara
Bermuara pada pelaksanaan Koperasi merupakan Rakyat berperan dan
demokrasi ekonomi & politik sokoguru perekonomian berpartisipasi aktif dalam
IV dan merupakan bentuk usaha pembangunan
paling kongkrit dari usaha
bersama
Memberi warna egalitarian dan Imbangan yang tegas Pola pembagian hasil
social equity dalam proses antara perencanaan di produksi lebih merata antar
V
pembangunan tingkat nasional dan golongan, daerah, kota-
desentralisasi desa
Sumber: Kuncoro (2000: 199)
Pandangan kedua melihat sistem ekonomi ekonomi” (hal. 152) yang bisa diwujudkan
Indonesia dalam dataran normatif maupun dengan pengembangan dan pemihakan penuh
dataran positif. Secara normatif menurut UUD pada ekonomi rakyat, lewat upaya penang-
1945, terutama pasal 33 ayat 2 dan 3, sistem gulangan kemiskinan, peningkatan desentra-
ekonomi Indonesia seharusnya condong lisasi dan otonomi daerah, dan menghapus
mengarah pada sosialisme. Oleh Mubyarto, ini ketimpangan ekonomi dan sosial.
diterjemahkan sebagai ekonomi kerakyatan. Ia Namun, dewasa ini semakin kuatnya
menggambarkan bahwa pengembangan sistem lapisan pengusaha dan muculnya gejala kong-
ekonomi kerakyatan ibarat “perang gerilya lomerasi dan konsentrasi kekuatan ekonomi2)
2001 Kuncoro 91
agaknya membuat tidak dapat menyangkal ekonomi di mana peranan negara dominan; (2)
bahwa kapitalisme telah tumbuh subur di peranan swasta, baik nasional maupun asing,
negeri ini. Kendati demikian, menurut tidak kecil; (3) harga yang berlangsung pada
pengamatan Sjahrir (1987: 162-164), dilihat umumnya mencerminkan inefisiensi karena
dari segi kepemilikan dan sifat pembentukan jauh lebih tinggi harga domestik dibanding
harga (lihat tabel 2), sistem ekonomi yang harga internasional.
berlangsung di Indonesia adalah: (1) sistem
Tabel 2. Perkiraan Pemilikan Alat-alat Produksi Menurut Sektor-sektor Ekonomi serta Sifat
Pembentukan Harga
2)
Bagaimana sepak terjang konglomerat Indonesia lebih jauh lihat tulisan Christianto Wibisono, Kwik Kian Gie, Bob
Widyahartono, Sjahrir, dan B.N. Marbun dalam Kwik dan Marbun, et.al.(1996). Lihat juga Basalim (1994); Wibisono
(1989); Kuncoro (1995; 1997; 2000).
92 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari
mekanisme informasi dan koordinasi ditentu- -----------, 1993, "Indonesia Menjelang Tahun
kan oleh pasar ataukah perencanaan, bagai- 2000: Sebuah Renungan", Analisis CSIS,
mana hak-hak milik diatur, dan sistem insentif. tahun XXII, no.2, Maret-April.
Selain itu, dalam perbandingan sistem ----------, 1997, Ekonomi Industri, Teori,
ekonomi diperlukan kajian mengenai hasil Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia,
akhir dari sistem ekonomi yang kita anut, yang PT Widya Sarana Informatika, Yogyakarta.
meliputi: pertumbuhan ekonomi, efisiensi, dis-
tribusi pendapatan, stabilitas, dan tercapainya Kuncoro, M. dan Anggito A., 1995, "Struktur
tujuan-tujuan pembangunan (Gregory & dan Kinerja Industri Indonesia dalam Era
Stuart, 1992: bab 1-3). Ini barangkali dimensi Deregulasi dan Debirokratisasi", Kelola
yang belum dikupas secara mendalam dalam (Gadjah Mada University Business
buku ini. Review), no.10/IV/1995.
Kendati demikian, melihat materi dan isyu Kwik, K.G. dan B.N. Marbun (penyunting),
yang dibahas, buku ini amat tepat dianjurkan 1996, Sepak Terjang Konglomerat, cetakan
untuk menjadi acuan mata kuliah Perban- ke-6, Pustaka Sinar harapan, Jakarta.
dingan Sistem Perekonomian. Ini terbukti dari ------------, 1994, Analisis Ekonomi Politik
upaya Mubyarto untuk menganalisis berbagai Indonesia, PT Gramedia Pustaka Utama &
sistem ekonomi yang berada di “persimpangan STIE IBII, Jakarta.
jalan” saat ini. Untuk mata kuliah Ekonomi Mubyarto dan Boediono (penyunting), 1981,
Indonesia juga bermanfaat sebagai suplemen Ekonomi Pancasila, BPFE, Yogyakarta.
yang berharga. Setidaknya ini terlihat dari
kajian mengenai ekonomi Indonesia terutama Mubyarto, 1988, Sistem dan Moral Ekonomi
pada periode krisis multidimensional. Pancasila, LP3ES, Jakarta.
------------, 2000. Membangun Sistem Ekonomi,
BPFE, Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Rice, R.C, 1983, "The Origins of Basic
Alfian, 1991, "Pancasila sebagai Ideologi Economic Ideas and Their Impact on 'New
dalam Kehidupan Politik", dalam Oetojo Order' Policies", Bulletin of Indonesian
Oesman dan Alfian (penyunting), Economic Studies, vol. XIX, no.2, Agustus,
Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berba- h. 60-82.
gai Bidang Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa, dan Bernegara, BP7 Pusat, Salim, E. 1979, "Ekonomi Pancasila", Prisma,
Jakarta. Mei.
Basalim, U, 1994, "Konglomerat: Aset atau Sjahrir, 1987, Kebijaksanaan Negara: Konsis-
Beban Nasional?", Profil Indonesia, Jurnal tensi dan Implementasi, LP3ES, Jakarta.
Tahunan CIDES, no. 1, h. 119-144. Swasono, S. E. 1992, "Demokrasi Ekonomi
Budiman, A., 1989, Sistem Perekonomian Sekali Lagi Restrukturisasi dan Reformasi
Pancasila dan Ideologi Ilmu Sosial di Ekonomi", dalam M. Rusli Karim dan
Indonesia, PT Gramedia, Jakarta,. Fauzie Ridjal (ed.), Dinamika Ekonomi dan
Iptek dalam Pembangunan, PT Tiara
Gregory, P.R. dan R.C. Stuart, 1992, wacana, Yogyakarta.
Comparative Economic Systems, edisi ke-4,
Houghton Mifflin Company, Boston,. Wibisono, C., 1989, "Anatomi dan Profil
Konglomerat Bisnis Indonesia", Manage-
Kuncoro, M., 2000, 'Ekonomi Pembangunan: ment dan Usahawan Indonesia, Desember.
Teori, Masalah, dan Kebijakan, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta,.
94 Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Januari