Вы находитесь на странице: 1из 2

Masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang heterogen.

Heterogenitas masyarakat
Jawa kemudian menciptakan keanekaragaman kebudayaan Jawa dari setiap regionalnya.
Variasi regional kebudayaan Jawa sendiri dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yang
diantaranya meliputi pesisir lor, pesisir kidul, pedalaman, dan mancanegari. Setiap bagian
dari bentang kebudayaan masyarakat Jawa tersebut juga memiliki kekhasan budayanya
masing-masing. Walaupun kebudayaan Jawa tersebar merata ke beberapa daerah di Jawa
tentunya, namun kebudayaan-kebudayaan Jawa tersebut selalu mendapatkan pengaruhpengaruh baru di setiap region daerahnya masing-masing. Pengaruh-pengaruh baru itulah
yang menyebabkan kebudayaan Jawa memiliki sedikit perbedaan antara region satu dengan
region yang lainnya. Adapun perbedaan yang dimaksud seperti perbedaan bahasa, logat,
makanan khas, adat pernikahan, dan lain sebagainya.
Beragamnya kebudayaan Jawa dan cepatnya kebudayaan Jawa itu menyebar,
kemudian membuat setiap region dari kebudayaan Jawa seringkali mempunyai sebuah
kebudayaan yang kurang lebih sama. Salah satu kebudayaan yang masih kental dengan
masyarakat Jawa adalah sedekah bumi. Sedekah bumi merupakan kebudayaan Jawa yang
telah menjadi tradisi setiap tahun yang hampir pada setiap daerah di Jawa dikenal
keberadaannya. Mayoritas masyarakat Jawa yang memiliki mata pencaharian di sektor
agraris juga menjadi penyebab bagaimana kebudayaan ini tetap lestari eksistensinya.
Walaupun pelaksanaan tradisi sedekah bumi ini memiliki beberapa perbedaan di setiap
daerah, pada dasarnya tujuan dari pelaksanaan tradisi sedekjah bumi di setiap daerah itu
sama, yakni untuk memanjatkan syukur atas limpahan rezeki dari hasil bumi. Secara
horizontal, masyarakat Jawa juga mengetahui dan memahami akan makna dari pelaksanaan
tradisi sedekah bumi sehingga hingga saat ini masih banyak masyarakat Jawa yang tetap
melestarikan tradisi yang sudah ada sejak turun temurun ini.
Lepas dari tradisi sedekah bumi, masyarakat Jawa yang heterogen juga
dikelompokkan menjadi tiga golongan besar dengan ciri-cirinya masing-masing. Ada diantara
masyarakat Jawa yang tergolong sebagai masyarakat Jawa sederhana, madya, dan modern.
Masyarakat Jawa sederhana memiliki ciri-ciri seperti masih menunjukkan adanya gotongroyong, ikatan keluarga kuat, organisasi sosial turun-temurun, masih percaya dengan
kekuatan ghaib, dan masih menggunakan hukum adat. Berbeda dengan masyarakat Jawa
sederhana, masyarakat madya menunjukkan ciri-ciri ikatan keluarga masih kuat walaupun
ikatan dengan orang lain berkurang, masih menghormati adat-istiadat walaupun sudah
mendapatkan pengaruh dari luar, berpikir secara rasional, timbul lembaga formal, dan hukum
tertulis sudah mendampingi hukum adat. Ada pula masyarakat Jawa modern yang
menunjukkan ciri-ciri seperti sudah terbuka dengan dunia luar, kepercayaan ilmu
pengetahuan dan teknologi kuat, stratifikasi berdasarkan keahluan, tingkat pendidikan formal
tinggi, dan aturan hukum yang berlaku adalah hukum tertulis.
Ketiga golongan masyarakat Jawa diatas tentunya sudah cukup jelas batasnya.
Kaitannya dengan tradisi sedekah bumi, saya rasa masyarakat yang masih melestarikan
tradisi sedekah bumi termasuk dalam salah satu dari ketiga golongan masyarakat Jawa diatas.
Saya menyoroti tradisi sedekah bumi yang dilaksanakan oleh salah satu daerah di salah satu
kabupaten di Jawa Tengah, yaitu Blora. Menurut saya, masyarakat setempat yang

melaksanakan tradisi sedekah bumi masih tergolong masyarakat madya karena menunjukkan
ciri-ciri yang telah tertera diatas. Masyarakat setempat menunjukkan ciri-ciri seperti
mempunyai ikatan keluarga kuat, walaupun ikatan dengan orang lain sudah melemah,
menghormati adat istiadat yang terbukti masih menyelenggarakan tradisi sedekah bumi,
menggunakan hukum tertulis untuk mendampingi hukum adat, sudah berpikir rasional, dan
lain sebagainya.

Вам также может понравиться