Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DIARE
1.
DEFENISI
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari
tiga kali sehari.
Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).
Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L.
Wong)
1.
1.
ETIOLOGI
Faktor infeksi
1.
2.
2.
Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping
itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
1.
Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
1.
Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang
terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.
1.
MANIFESTASI KLINIS
Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau
darah. Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan
empedu. Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi
dan tinja yang asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.
Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan
karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam
basa dan elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa
penggantian yang memadai, gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan
menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung (pada
bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta kulit kering.
Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala
denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak
teraba, tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran
menurun. Karena kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai
anuria). Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan
cepat dan dalam (pernapasan Kussmaul).
1.
PATOFIIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1.
Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
1.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya
timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
1.
1.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut pada anak:
1.
1.
1.
N I LAI
Yang Diperiksa
Keadaan Umum
Sehat
Mengigau, koma/syok
ngantuk
Turgor
Normal
Sangat kurang
Sedikit, kurang
Mata
Nomral
Sangat cekung
Sedikit cekung
UUB
Normal
Sangat cekung
Sedikit cekung
Mulut
Normal
Kering, sianosis
Kering
Denyut Nadi
Kuat
Lemah
Sedang
< 120
> 140
(120-140)
KETERANGAN :
Skor :
0-2 dehidrasi ringan
: dehidrasi ringan
1-2 detik
: dehidrasi sedang
> 2 detik
: dehidrasi berat
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu:
1.
1.
Mengukur BJ Plasma
BJ Plasma 1,025
- x BB x 4 ml
0,001
2)
Metode Pierce
= 5% x kg BB
= 8% x kg BB
= 10% x kg BB
3)
<3
3-10
10-15
15-25
Umur
< 1 bln
PWL
NWL
CWL
150
125
25
300
125
100
25
250
100
080
25
205
080
025
25
130
1 bln-2 thn
2-5 thn
5-10 thn
= cairan muntah
= cairan diuresis,
Dietetik
Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap
dipertahankan yang meliputi:
1.
Obat-obatan
Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:
1.
1.
A.
PENGKAJIAN
Identitas
Diare akut lebih sering terjadi pada bayi dari pada anak, frekuensi diare untuk
neonatus > 4 kali/hari sedangkan untuk anak > 3 kali/hari dalam sehari. Status
ekonomi yang rendah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
terjadinya diare pada nak ditinjau dari pola makan, kebersihan dan perawatan.
Tingkat pengetahuan perlu dikaji untuk mengetahui tingkat perlaku kesehatan
dan komunikasi dalam pengumpulan data melalui wawancara atau interview.
Alamat berhubungan dengan epidemiologi (tempat, waktu dan orang)
1.
Keluhan utama
yang membuat klien dibawa ke rumah sakit. Manifestasi klnis berupa BAB
yang tidaknomral/cair lebih banyak dari biasanya
1.
1.
Prenatal
Pengaruh konsumsi jamu-jamuan terutamma pada kehamilan semester
pertama, penyakti selama kehamilan yang menyertai seperti TORCH, DM,
Hipertiroid yang dapat mempengaruhi pertunbuhan dan perkembangan janin
di dalam rahim.
1.
Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yang dapat mempengaruhi
fungsi dan maturitas organ vital .
1.
Post natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau
hiperbilirubinemia. BErat badan dan panjang badan untuk mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian
ASI dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi
buatan yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
Persepsi keluarga
Kondisi lemah dan mencret yang berlebihan perlu suatu keputusan untuk
penangan awal atau lanjutan ini bergantung pada tingkat pengetahuan dan
penglaman yang dimiliki oleh anggota keluarga (orang tua).
1.
1.
Pola Nutrisi
Makanan yang terinfeksi, pengelolaan yang kurang hygiene berpengaruh
terjadinya diare, sehingga status gizi dapat berubah ringan samapai jelek dan
dapat terjadi hipoglikemia. Kehilangan Berat Badan dapat dimanifestasikan
tahap-tahap dehidrasi. Dietik pada anak < 1tahun/> 1tahun dengan Berat
badan < 7 kg dapat diberikan ASI/ susu formula dengan rendahlaktosa, umur
> 1 tahun dengan BB > 7 kg dapat diberikan makananpadat atau makanan
cair.
1.
Pola eliminasi
BAB (frekuensi, banyak, warna dan bau) atau tanpa lendir, darah dapat
mendukung secara makroskopis terhadap kuman penyebab dan cara
penangana lebih lanjut. BAK perlu dikaji untuk output terhadap kehilangan
cairan lewat urine.
1.
Pola istirahat
Pada bayi, anak dengan diare kebutuhan istirahat dapat terganggu karena
frekuensi diare yang berlebihan, sehingga menjadi rewel.
1.
Pola aktivitas
Klien nampak lemah, gelisah sehingga perlu bantuan sekunder untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
1.
1.
Pengkajian Fisik
Pengakajian secara umum dilakukan dengan metode head to too yang
meliputi: keadaan umum dan status kesadaran, tanda-tanda vital, area kepala
dan wajah, dada, abdomen, ekstremitas dan genito-urinaria.
Fokus pengkajian pada anak dengan diare adalah penemuan tanda-tanda
yang mungkin didapatkan yang meliputi: penurunan BB, denyut nadi cepat
dan lemah, tekanan darah menurun, mata cekung, mukosa bibir dan mulut
kering, kulit kering dengan turgor berkurang. Dapat ditemukan peningkatan
frekuensi pernapasan, peningkatan peristaltik usus dan adanya luka lecet
sekitar anus
1.
a.
Sistem Neurologi
bertemu dengan klien. Keadaan sakit diamati apakah berat, sedang, ringan
atau tidak tampak sakit. KeSadaran diamati komposmentis, apatis, samnolen,
delirium, stupor dan koma.
1.
b.
Sistem Penginderaan
sucedum (-), warna dan distibusi rambut serta kondisi kulit kepala kering, pada
neonatus dan bayi ubun-ubun besar tampak cekung.
Mata, Amati mata conjunctiva adakah anemis, sklera adakah icterus. Reflek
mata dan pupil terhadap cahaya, isokor, miosis atau midriasis. Pada keadaan
diare yang lebih lanjut atau syok hipovolumia reflek pupil (-), mata cowong.
Hidung, pada klien dengan dehidrasi berat dapat menimbulkan asidosis
metabolik sehingga kompensasinya adalah alkalosis respiratorik untuk
mengeluarkan CO2 dan mengambil O2,nampak adanya pernafasan cuping
hidung.
Telinga, adakah infeksi telinga (OMA, OMP) berpengaruh pada
kemungkinaninfeksi parenteal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya
diare (Lab. IKA FKUA, 1984)
Palpasi,
Kepala, Ubun-ubun besar cekung, kulit kepala kering, sedangkan untuk anakanak ubun-ubun besar sudah menutup maximal umur 2 tahun.
Mata, tekanan bola mata dapat menurun,
Telinga, nyeri tekan, mastoiditis
1.
c.
Sistem Integumen
1.
d.
Subyektif, badan terasa panas tetapi bagian tangan dan kaki terasa
Sistem Kardiovaskuler
dingin
Perkusi, normal redup, ukuran dan bentuk jantung secara kasar pada
kausus diare akut masih dalam batas normal (batas kiri umumnya tidak lebih
dari 4-7 dan 10 cm ke arah kiri dari garis midsternal pada ruang interkostalis
ke 4,5 dan 8.
1.
e.
Sistem Pernafasan
1.
f.
Sistem Pencernaan
kali dalam sehari, adakah bau, disertai lendi atau darah. Kontur permukaan
kulit menurun, retraksi (-) dankesemitrisan abdomen.
Perkusi, mendengar aanya gas, cairan atau massa (-), hepar dan lien
tidak membesar suara tymphani.
1.
g.
Inspeksi, testis positif pada jenis kelamin laki-laki, apak labio mayor
Sistem Perkemihan
1.
h.
Subyektif, lemah
Sistem Muskuloskletal
dilanjutkan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan , kekuatan otot.
1.
Pemeriksaan Penunjang
1.
Laboratorium
1)
Faeces lengkap
Makroskopis dan mikroskopis (bakteri (+) mis. E. Coli, PH dan kadar gula,
Biakan dan uji resistensi
2)
1.
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan kalau ada penyulit atau penyakit penyerta
seperti bronchopnemonia dll seperti foto thorax AP/PA Lateral.
1.
Penatalaksanaan
1.
Rehidrasi
i.
Jenis cairan
cara rehidrasi oral : Formula lengkap (NaCl, NaHCO3, KCl dan
Glukosa) seperti oralit,pedyalit setiap kali diare, Formula sederhana (NaCl dan
Sukrosa/KH lain) seperti LGG, tajin
cairan parenteral : usia 0-2 hari dengan BB < 2500 D5%, BB > 2500
(aterm) D10%, Usia 2 hari-3 bulan d100,18 NS, Usia 3 bulan- 3 tahun D51/4
NS, Usia > 3 tahun D51/2NS, HSD (Half Strength Darrow) D1/2 2,5 NS cairan
khusus untuk diare > usia 3 bulan.
ii.
Jalan pemberian
Oral (dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi, anak mau minum
iii.
Jumlah cairan
Rumatan (maintenance)
iv.
Jadwal/kecepatan
1.
Obat-obatan
Obat antispasmotiliti
Papaverin, opium. Loperamid
Antibiotik
Penyebab jelas, ada penyakit penyerta
1.
1.
Dietetik
Anak < 1 tahun atau > 1 tahun denga BB < 7 kg
1.
1.
1.
Dalam keadaan malabsorbsi berat serta allergi protein susu sapi dapat
diberikan elemental/semi elemental formula.
Supportif
Vitamin A 100.000 iu IM
Vitamin A 5000 iu
Vitamin A 2.500 iu po
Vitamin A 5.000 iu po
1.
MASALAH KEPERAWATAN
1.
2.
3.
4.
5.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
1.
Penatalaksanaan rehidrasi :
Anjurkan keluarga bersama klien untuk meinum yang banyak
(LGG, oralit atau pedyalit 10 cc/kg BB/mencret
Rasional : Kandungan Na, K dan glukosa dalam LGG, oralit dan pedyalit
mengandung elektrolit sebagai ganti cairan yang hilang secara peroral. Bula
menyebarkan gelombang udara dan mengurangi distensi.
1.
Pemberian cairan parenteral (IV line) sesuai dengan umur dan penyulit
(penyakit penyerta)
Rasional : Klien yang tidak sadar atau tingkat dehidrasi ringan dan sedang
yang kurang intakenya atau dehidrasi berat perlu pemberian cairan cepat
melalui IV line sebai pengganti cairan yang telah hilang.
1.
Kolaborasi :
1.
1.
1.
2.
DX.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d
gangguan absorbsi nutrien dan peningkatan peristaltik usus.
Tujuan :
Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Criteria :
1.
1.
1.
1.
1.
Kolaborasi :
Dietetik
anak , 1 tahun/> 1 tahun dengan BB < 7 kg diberi susu (ASI atau
formula rendah laktosa), makan setengah padat/makanan padat.
Rasional : Pada diare dengan usus yang terinfeksi enzim laktose inaktif
sehingga intoleransi laktose.
Umur > 1 tahun dengan BB > 7 kg diberi makan susu/cair dan padat
Rasional : Makanan cukup gizi dan disesuaikan dengan kondisi kesehatan.
1.
1.
1.
3.
1.
Atur posisi yang nyaman bagi klien, misalnya dengan lutut fleksi.
Rasional : Menurunkan tegangan permukaan abdomen dan mengurangi nyeri.
1.
1.
1.
1.
4.
anaknya
Tujuan
kecemasan berkurang
Intervensi
1.
1.
1.
1.
5.
DX.Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis
dan kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah
interpretasi informasi dan atau keterbatasan kognitif.
Tujuan
Intervensi
1.
1.
1.
Ruangan
Rekam medic
: 094204
1.
BIODATA
2.
Identitas Klien
Nama
: An. A
Tanggal lahir
: 3-12-2011 ( 2 tahun )
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: t____
Ibu
Nama
: NY. A
Usia
: 25 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan
:IRT
Agama
: Islam
Alamat
: T______
Ayah
Nama
: Tn.K
Usia
: 28 tahun
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: Pegawai koperasi
Agama
: Islam
Alamat
: Tamalate VI
1.
KELUHAN UTAMA
2.
Keluhan utama
Muntah kurang dari 10 kali dan BAB kurang dari 4 kali
1.
1.
RIWAYAT KESEHATAN
2.
1.
1.
2.
1.
2thn
Keterangan :
: perempuan
: pasien
: laki-laki
: meninggal
: garis keturunan
GI
GII :
GIII : klien dengan penyakit diare
IV.
RIWAYAT IMUNISASI
No
Jenis Imunisasi
Waktu Pemberian
1.
BCG
1X
2.
DPT
3X
DEMAM
3.
POLIO
4X
4.
CAMPAK
5.
V.
1.
HEPATITIS B
3X
1.
2.
Tinggi badan
3.
4.
: 48 cm
Berguling
: 3 bulan
2.
Duduk
: 4 bulan
3.
Merangkak
: lupa
4.
Berdiri
: 8 bulan
5.
6.
7.
1.
: 12 bulan
: 9 bulan
RIWAYAT NUTRISI
Pemberian ASI
1.
Pertama kali disusui sejak 2 hari lahir karena asi ibu belum ada
2.
3.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
5.
Usia
Jenis nutrisi
Lama pemberian
1.
0-4 bulan
ASI
1 tahun 8 bulan
2.
4-12 bulan
3.
Sekarang
1.
RIWAYAT PSIKOLOGI
2.
3.
4.
5.
1.
RIWAYAT SPIRITUAL
2.
3.
1.
REAKSI HOSPITALISASI
2.
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
AKTIVITAS SEHARI-HARI
1.
Nutrisi
No
1.
Kondisi
Sebelum sakit
Saat sakit
1.
Selera makan
Baik
Kurang
2.
Menu makan
Nasi +sayur+lauk
Bubur
Frekuensi makan
3 x sehari
1x sehari
semua
Apel
Makanan pantangan
Pembatasan pola
Cara makan
Disuapi
Disuapi
Cairan
No
Kondisi
Sebelum sakit
Saat sakit
Jenis minuman
Frekuensi minum
6 gelas/hari
4 gelas/hari
Kebutuhan cairan
800-1000 cc/hari
800-100 cc/hr
Cara pemenuhan
Gelas
1.
Eliminasi (BAB/BAK)
Sebelum sakit
No
Saat sakit
Kondisi
BAB
BAK
BAB
BAK
Tempat pembuangan
Wc
Wc
Wc
Wc
Frekuensi
1x sehari
3x sehari
1x sehari,
3x sehari
Konsistensi
Lunak
Kuning
Lunak
Kuning
Kesulitan
Obat pencahar
1.
Istirahat tidur
No
Sebelum sakit
Saat sakit
Siang
Jam 13.00-15.00
Tidak teratur
Malam
Jam 09.30-05.00
Tidak teratur
1.
Olah raga
No
Kondisi
Sebelum sakit
Saat sakit
Program olahraga
1.
Personal hygiene
No
Kegiatan
Sebelum sakit
Saat sakit
Mandi
2x sehari
2 x sehari
Sabun+air
3x seminggu
Belum pernah
Frekuensi
Cara
Alat mandi
2
Cuci rambut
Shampoo+air
Frekuensi
Cara
3
Gunting kuku
1x seminggu
Belum pernah
Gosok gigi
2x sehari
Pasta gigi+sikat gigi,
frekuensi
Belum pernah
sebelum tidur
cara
1.
Kondisi
Sebelum sakit
Saat sakit
Kegiatan sehari-hari
main, nonton tv
1.
Rekreasi
No
Kondisi
Sebelum sakit
Saat sakit
Waktu luang
Senang
Nonton tv
Main, nonton tv
1.
PEMERIKSAAN FISIK
2.
1.
Tanda-tanda vital
1.
Suhu
: 36,5
2.
Nadi
: 128x/ i
3.
Respirasi
: 38 x/i
4.
5.
Antropometri
1.
Tinggi badan
2.
Berat badan
: 9 kg
3.
4.
Lingkar kepala
5.
Lingkar dada
6.
Lingkar perut
7.
System pernafasan
1.
Hidung
1.
Inspeksi
1.
Palpasi
1.
Leher
1.
Inspeksi
1.
Palpasi
1.
Dada
1.
Inspeksi
1.
Palpasi
1.
Auskultasi
1.
Perkusi
1.
System kardiovaskuler
1.
2.
1.
System pencernaan
1.
2.
3.
4.
Jumlah gigi
1.
1.
212
212
212
212
System indra
Mata
1.
Inspeksi
Anemis
1.
Palpasi
1.
Hidung
1.
Penciuman baik
2.
3.
4.
Telinga
1.
Inspeksi
1.
Palpasi
1.
System saraf
1.
Fungsi cerebral
1.
Status mental :
2.
Kesadaran
3.
Fungsi cranial
1.
2.
3.
Pupil isokor
1.
Nervus IV (troclearis )
1.
Nervus V ( trigeminus)
Sensorik
Klien dapat merasakan sensasi pada daerah maksila dan mandibula
Motorik
1.
Nervus VI ( abdusen)
1.
Sensorik
Klien dapat merasakan rasa asam, manis, asin, dan pahit
Motorik
Klien dapat tersenyum, menutup mata dengan rapat, mengangkat kedua alis,
mengembangkan pipinya.
1.
1.
Nervus IX ( glosofaringeus )
Klien dapat merasakan fungsi pengecapan pada 1/3 posterior lidah
1.
Nervus X ( vagus )
1.
Nervus XI ( aksesorius )
1.
1.
Fungsi motorik
Keterangan :
5 : normal
Tonus otot
1.
3
Fungsi sensorik
Fungsi cerebellum
Tidak ada tremor
1.
Reflex
1.
2.
3.
1.
1.
System musculoskeletal
Inspeksi
1.
Palpasi
Tidak teraba pembengkakan pada tangan dan kaki
1.
System integument
1.
2.
3.
4.
Suhu 37
5.
System endokrin
1.
2.
3.
System perkemihan
1.
2.
3.
System imun
1.
2.
3.
1.
Pemeriksaan nyeri
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya
merasa nyeri pada perut timbul sejak 3 hari sebelum masuk RS
2.
3.
4.
5.
1.
TEST DIAGNOSTIK
2.
Darah rutin
3.
Feses rutin
4.
GDS
5.
Eletrolit
1.
PENGOBATAN
2.
Zimpit syrup 11
3.
Probit sachet 21
4.
Elkana syrup 21
10
KLASIFIKASI DATA
DATA SUBJEKTIF:
Ibu klien mengatakan bahwa klien muntah kurang dari 10 kali sebelum
masuk rs
Ibu klien mengatakan bahwa klien BAB kurang dari 4 kali sejak 3 hari
sebelum masuk rs
DATA OBJEKTIF :
BB 9 kg
TTV
TD: 90/60 mmhg
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
DATA
DS:
ETIOLOGI
MASALAH
Malabsorbsi, Makanan,
Psikologis
eletrolit
Gangguan sekresi
rs
Rangsangan tertentu
Ibu klien mengatakan bahwa klien
BAB kurang dari 4 kali sejak 3 hari
sebelum masuk rs
Peningkatan sekresi air
DO:
rongga usus
N :128 x/i
Diare
Pengeluaran cairan
berlebihan
P : 38 x/i
Dehidrasi
S :36,5
Defisit volume cairan
DS:
Faktor Infeksi,
Mengkontaminasi
makanan dan air
rs
Masuk ke dalam saluran
Ibu klien mengatakan bahwa klien
pencernaan
DO:
BB: 9 kg
TTV
N :128 x/i
P : 38 x/i
S :36,5
DS :
Merangsang reseptor
Skala nyeri (VAS) : 4 ( nyeri sedang
nyeri
Mengeluarkaan
TTV
neurotransmitter
histamine ke SSP
P : 38 x/i
S :36,5
Nyeri
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO
RASIONAL
KEPERAWATAN
1.
TUJUAN
Tidak
terjadinya
Ketidakseimbangan
defisit volume
cairan dan
ditandai dengan :
elektrolit
DS:
Dengan
INTERVENSI
dan elektrolit.
tanda dehidrasi.
Ibu klien
Klien
menentukan tingkat
acuan untuk
tampak segar
mmelanjutkan intervensi
masuk rs
klien tidak
Ibu klien
Untuk
mengatakan bahwa
klien muntah kurang
mendeteksi adanya
ketidakseimbangan cairan
Observasi tanda-
kriteria:
Membantu
kering
selanjutnya.
Catat frekuensi
BAB,karakteristik, dan
konsistensi.
mengatakan bahwa
Dapat menentukan
bertanya status diare klien
serta untuk menentukan
tindakan selanjutnya.
DO:
BB: 9 kg
dasar intervensi
Makanan tidak
berikutnya.
dihabiskan
Mengganti cairan
Penatalaksanaan
Klien tampak
yang hilang.
Pemberian cairan
lemah.
Bibir klien
tampak kering
Tampak
Terpasang Infus
TTV :
TD : 90/60
S : 36,5 c
P : 38 x/i
N : 128 x/i
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO
RASIONAL
KEPERAWATAN
2.
TUJUAN
INTERVENSI
Pemenuhan
Kaji pola nutrisi
mengetahui
dengan
terpenuhi,
DS:
dengan kriteria :
Nafsu
Ibu klien
mengurangi
mengatakan bahwa
makan
meningkat
kerja usus,
Kaji makan yang di
BB
normal sesuai
usia
sebelum masuk rs
DO:
Timbang berat
BB: 9 kg
Makanan tidak
dihabiskan
Anjurkan klien
TTV
N :128 x/i
kebosanan makan.
mengetahui
mengatakan bahwa
menghindari
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk pemberian
boleh dikonsumsi.
P : 38 x/i
diet
S :36,5
mengetahui
pola makan, kebiasaan
makan, keteraturan waktu
makan.
meningkatk
an status makanan yang
disukai dan menghindari
pemberian makan yang
tidak disukai.
penghemata
n tenaga, mengurangi kerja
tubuh.
RENCANA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
NO
RASIONAL
KEPERAWATAN
3.
TUJUAN
Nyeri berhubungan
Nyeri teratasi
dengan hiperperistaltik
Dengan criteria
DS :
Anak
Ibu klien
mengatakan
mengatakan bahwa
tidak merasa
nyeri
INTERVENSI
Kaji keluhan
Mengevaluasi
perubahan
menetapkan intervensi
karakteristik nyeri,
selanjutnya
pada perut
Skala
nyeri 0
DO :
Anak
Skala nyeri
Atur posisi
tidak menangis
Menurunkan
Lakukan
aktivitas pengalihan
untuk memberikan
N :128 x/i
P : 38 x/i
Meningkatkan
relaksasi, mengalihkan
kompres hangat
abdomen
meningkatkan
kemampuan koping.
Bersihkan area
S :36,5
anorektal dengan
Anak nampak
menangis
Melindungi kulit
dari keasaman feses,
Kolaborasi
pemberian obat
analgetika dan atau
antikolinergik sesuai
indikasi
mencegah iritasi.
Analgetik sebagai
agen anti nyeri dan
antikolinergik untuk
menurunkan spasme
traktus GI dapat diberikan
sesuai indikasi klinis.
Share this: