Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bunyi selalu berhubungan dengan indera pendengar kita , berarti juga
dengan sensasi fisik yaitu fisiologi telinga dan fisiolog otak yang menterjemahkan
sensasi yang merangsang mencapai telinga. Kita mendengar bunyi karena adanya
gangguan yang menjalar ketelinga. Getaran udaralah yang memaksa gendang
telinga kita bergetar. Karena gangguan ini, selaput gendang telinga bergetar dan
getaran ini berubah menjadi denyut listrik yang di laporkan ke otak lewat urat
syaraf. Bentuk gelombang yang kira-kira priodik atau terdiri dari sejumlah kecil
komponen yang kira-kira priodik akan menimbulkan suatu sensasi yang
menyenangkan (jika intensitasnya tidak terlalu tinggi) seperti bunyi musik.
Sedangkan bunyi yang mempunyai bentuk gelombang yang tidak periodik akan
terdengar sebagai derau (noise). Pada contoh bunyi alat musik di hasilkan warna
bunyi yang bagus dan teratur untuk didengarkan dan dinikmati , hal ini
disebabkan karena bunyi yang terbentuk telah ditetapkan nilai frekuensinya
sehingga keharmonisannya juga teratur, dimana tiap warna bunyi dengan
frekuensi tertentu ini dinamakan nada , yang juga memiliki jarak antara nada satu
dengan berikutnya teratur.
Karakteristik dan besarnya frekuensi gelombang bunyi yang dihasilkan
dari tiap nada alat musik maupun nada dasar suara tidak mampu diamati secara
langsung dengan alat sederhana biasa apalagi dengan kemampuan manusia , maka
hal ini merupakan salah satu fenomena yang sesuai dan perlu untuk diamati
dengan alat-alat bantu yang berbasis komputer. Pada penelitian ini akan di kaji
penerapan menganai sistem berbasis komputer yaitu sistem Spectra Plus dimana
fungsi sistem ini untuk menganalisis gelombang suara. Pada penelitian ini kami
juga akan menyelidiki bagaimana pengaruh frekuensi dan amplitudo terhadap
besar kecilnya suara terutama pada nada dasar la.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk gelombang nada dasar la setelah diuji dengan sistem
spectra plus?
2. Bagaimana pengaruh frekuensi dan amplitudo terhadap besar kecilnya
suara?
3. Bagaimana hubungan antara frekuensi dan amplitudo?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk gelombang pada nada dasar la.
2. Untuk menganalisis pengaruh frekuensi dan amplitudo terhadap besar
kecilnya suara.
3. Untuk menganalisis hubungan antara frekuensi dan amplitudo.
BAB II
Penelitian Nada Dasar La
Created : Sari Purwanti (2013 122 018)Page 2
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
a. Gelombang Bunyi
Dari semua gelombang mekanik yang ada di alam , yang akrab
dalam kehidupan sehari-hari adalah gelombang longitudina. Gelombang
longitudinal dalam sebuah medium biasannya udara dinamakan gelombang
bunyi, lebih khusunya dikenal dengan gelombang akustik. Sebagaimana
dikemukakan oleh Herman Helmholtz (1821-1894) yang teori dan usahanya
dilanjutkan oleh Lord Rayleigh (1841-1919) mengutarakan bahwa , akustik
merupakan cabang dari ilmu fisika dan ilmu teknik yang berkonsentrasi tentang
timbul dan merambatnya bunyi, tentang sifat proses pendengaran, tentang alatalat untuk mengukur, merekam dan memproduksi bunyi. Serta tentang
konstruksi auditorium yang memenuhi syarat pendengaran yang baik, baik
secara teori maupun matematis. Alasannya bahwa telinga manusia sangat peka
dan dapat mendeteksi gelombang bunyi walau intensitasnya sangat rendah
(Sears, 1963). Fenomena bunyi memiliki tiga aspek penting dalam
pembahasannya, yang pertama pasti ada sumber bunyi yang merupakan benda
yang bergetar. Kedua , energi dipindahkan dari sumber bunyi dalam bentuk
gelombang bunyi longitudinal, dan ketiga bunyi dideteksi oleh telinga atau
sebuah alat ( Giancoli, 1998).
Gelombang bunyi merupakan gelombang tiga dimensi, karena medium
gelombangnya bersifat tiga dimensi , dimana gelombang mengalir keluar dari
sumber kesemua arah. Jadi, gelombang bunyi dapat menjalar kedalam ruang
tiga dimensi ( misalnya: gelombang gempa bumi, gelombang cahaya dan
gelombang bunyi yang merambat diudara terbuka) .
Bentuk gelombang yang kira-kira periodik atau terdiri dari sejumlah kecil
komponen yang kira-kira periodik akan menimbulkan suatu sensasi yang
menyenangkan (jika intensitasnya tidak terlalu tinggi) seperti bunyi musik,
Penelitian Nada Dasar La
Created : Sari Purwanti (2013 122 018)Page 3
sedangkan bunyi yang mempunyai bentuk gelombang yang tidak periodik akan
terdengar sebagai derau (noise) (Haliday dan Resnick, 1997).
Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-sifat dari
gelombang yaitu:
a. Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda
yang keras, seperti permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh :
- Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan
bunyi yang mengenai dinding gua.
- Suara kita di dalam gedung atau studio musik yang tidak menggunakan
peredam suara.
b. Dapat dibiaskan (refiaksi)
Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati
bidang batas antara dua medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang
hari karena pembiasan gelombang bunyi.
c. Dapat dipadukan (interferensi)
Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua
sumber bunyi yang koheren.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator
sinyal (alat pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua
sumber bunyi yang koheren.
b. Karakteristik Bunyi
Yang kita kenal sebagai bunyi sebetulnya ialah gelombang mekanik
longitudinal dengan frekuensi dalam daerah pendengaran kita (frekuensi
audio),yaitu antara 29 Hz sampai kira-kira 20.000 Hz. Gelombang
mekaniklongitudinal dengan frekuensi di bawah daerah pendengaran disebut
gelombang infrasonik dengan frekuensi kurang dari 20 Hz, gelombang
semacam ini biasanya dihasilkan oleh sumber yang besar, misalnya gempa
bumi, guntur, gunung berapi, dan gelombang yang dihasilkan oleh getaran
mesin-mesin yang berat. Gelombang frekuensi rendah ini meskipun tidak dapat
terdengar namun berkerja dengan cara resonansi, sehingga dapat menyebabkan
gerakan dan iritasi yang cukup besar pada organ-organ di dalam tubuh
sehingga menyebabkan kerusakan pada tubuh manusia.
Untuk frekuensi di atas daerah pendengaran, gelombang bunyi yang
frekuensinya di luar jangkauan ini mungkin dapat terdengar mencapai
telinga,tetapi biasanya kita tidak menyadarinya. Gelombang mekanik
longitudilal inidisebut gelombang ulrtasonikyang menlpunyai rentang frekuensi
di atas 20.000 Hz Gelombang ultrasonik ini dapat dihasilkan oleh getaran
mekanik pada kwarsa yang diberi tegangan listrik bolak-balik dengan frekuensi
ultrasonik. Dengan cara-seperti ini orang dapat menghasilkan gelombang
mekanik dengan frekuensi setinggi
kira sebesar
5 10 3
6 10 8
c. Perambatan Bunyi
Telah disebutkan bahwa gelombang bunyi merambat di dalam suatu
medium. Seorang ahli Fisika berkebangsaan Jerman Otto von Guericke (1602
1806) telah membuktikan bahwa gelombang bunyi merambat memerlukan
medium. Dalam percobaannya, Guericke memasukkan bel ke dalam tabung
yang telah divakumkan dengan cara memompa udaranya keluar tabung. Dia
mendapatkan bahwa ketika bel dimasukkan ke dalam tabung hampa, bunyi bel
tidak dapat terdengar. Hal ini membuktikan bahwa bel dapat terdengar jika ada
udara sebagai medium penghantar gelombang bunyi. Dapatkah bunyi
merambat pada zat cair? Selain udara sebagai penghantar bunyi, zat cair
(contohnya air) pun dapat dijadikan medium untuk menghantarkan bunyi. Ikan
lumba-lumba
dapat
berkomunikasi
dengan
sesamanya
menggunakan
c. Ada penerima bunyi yang berada di dekat atau dalam jangkauan sumber
bunyi.
dahulu, kemudian disusul suaranya? Hal ini berkaitan dengan cepat rambat
gelombang. Halilintar terdiri atas dua gelombang, yaitu gelombang cahaya
yang berupa kilatannya dan gelombang bunyi yang berupa suaranya. Karena
kedua gelombang ini mempunyai cepat rambat gelombang yang berbeda, dua
gelombang ini tampak terjadi beriringan. Ternyata cepat rambat gelombang
cahaya lebih besar dari cepat rambat gelombang bunyi. Oleh karena itu, kilatan
cahaya akan lebih dahulu kita lihat, kemudian disusul suaranya. Hal serupa
juga terjadi ketika kamu mendengar bunyi pesawat di atas kamu, ternyata
pesawat terlihat sudah jauh berada di depan. Hal ini disebabkan cepat rambat
cahaya lebih besar daripada cepat rambat bunyi. Kecepatan perambatan
gelombang bunyi bergantung pada medium tempat gelombang bunyi tersebut
dirambatkan. Selain itu, kecepatan rambat bunyi juga bergantung pada suhu
me-
amatir (bukan musisi asili) mengenalnya sebagai do-re-mi-fo-sol-la-si-doSkala ini dapat dimainkan dengan tomboi-tombol putih pada papan piano
/keybord, yang dimulai dengan C. Perbandingan frekuensi antara dua nada
yang berurutan disebut suarantara, yang mana mempunyai harga:
c
9/8
10/9
16/15
9/8
10/9
9/8
16/15
2 1,06
besarnya
sis
dis
(des)
fis
gis
(eis)
(ges)
ais
(as)
(bes)
re
c
262
mi
d
294
fa
e
330
sol
f
349
la
g
392
si
a
440
do
b
494
c
524
tangga nada. Tangga nada diatonik digunakan pada musik barat didasarkan
pada not-not 1,2,3,4,5,6,7, i. Not-not ini diberi nama dengan huruf c, d, e, f g,
a, b, c. Perbandingan frekuensi nada-nada ini adalah : 24. 27, 30, 32, 36, 40,
45,48. Setiap nada mempunyai jarak interval yang teratur yang merupakan
perbandingaa antara frekuensi suatu nada dengan nada lain yang iebih rendah.
Jadi interval merupakan bilangan yang lebih besar dari pada 1 (Widagdo, 58).
f. Sifat-sifat Bunyi
1. Sumber Energi Bunyi
Energi bunyi adalah segala kemampuan yang terjadi akibat adanya
pengaruh bunyi. Bunyi adalah getaran di udara. Benda yang bergetar akan
menghasilkan bunyi. Saat berbicara kita mengeluarkan bunyi. Semua bunyi
itu dihasilkan oleh suatu sumber bunyi.
Bunyi ditimbulkan oleh benda yang bergetar, semakin kuat benda
bergetar semakin kuat bunyi yang ditimbulkannya dan semakin lemah benda
itu bergetar semakin lemah bunyi yang ditimbulkan benda tersebut.
Sumber energi bunyi ada bermacam-macam. Benda-benda yang
menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Kita juga dapat menghasilkan
bunyi karena pita suara.
Alat-alat musik juga merupakan sumber bunyi. Ada bermacammacam cara untuk memainkan alat musik agar berbunyi. Misalnya gitar, alat
musik ini akan menghasilkan bunyi jika di petik. Gendang dan drum akan
menghasilkan bunyi ketika dipukul.
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda karena getaran benda
lain. Sebagian besar alat musik dilengkapi resonator. Resonator merupakan
ruang udara yang berfungsi untuk memperkuat bunyi. Bunyi akan terdengar
Penelitian Nada Dasar La
Created : Sari Purwanti (2013 122 018)Page 13
kuat ketika kita berada di dekat sumber bunyi. Bunyi semakin melemah jika
kita menjauhi sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan berbagai benda ada
yang kuat, lemah, melengking dan bernada rendah.
Amplitudo adalah simpangan terbesar dari kedudukan setimbang,
satuannya desibel (dB). Amplitudo inilah yang mempengaruhi keras
lemahnya bunyi. Bunyi yang keras dihasilkan oleh benda-benda yang
amplitudo getarannya besar. Demikian sebaliknya, bunyi lemah dihasilkan
oleh benda yang amplitudo getarannya kecil.
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik.
Satuan frekuensi adalah Hertz (Hz). Suatu benda bergetar dengan frekuensi
rendah akan menghasilkan bunyi yang rendah. Getaran berfrekuensi tinggi
akan menghasilkan bunyi yang tinggi atau melengking.
Berdasarkan kuat lemahnya atau frekuensinya, bunyi dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu:
Infrasonik
Infrasonik adalah bunyi yang sangat lemah. Jumlah getaran
bunyinya kurang dari 20 getaran per detik. Kita tidak dapat mendengarkan
bunyi ini. Hanya hewan-hewan seperti jangkrik, angsa, dan anjing yang
dapat mendengarkannya.
Audiosonik
Audiosonik adalah jenis bunyi yang dapat kita dengar. Jumlah getaran
Ultrasonik
Ultrasonik adalah bunyi yang sangat kuat, di atas audiosonik. Jumlah
getaran bunyinya lebih dari 20.000 getaran per detik. Bunyi ini juga tidak
dapat kita dengar. Hewan yang dapat menangkap bunyi ini, misalnya
kelelawar dan lumba-lumba.
Kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo. Amplitudo ialah
simpangan terjauh dari kedudukan benda pada saat tidak bergetar, sedangkan
tinggi rendahnya bunyi ditentukan oleh frekuensi. Frekuensi adalah
banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik.
Berdasarkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul, maka bunyi
pantul dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
1. Gema
Sifat-sifat bunyi pantul adalah sebagai berikut:
a. Bunyi pantul memperkuat bunyi asli yaitu bunyi pantul yang dapat
memperkuat bunyi asli. Biasanya terjadi pada keadaan antara sumber
bunyi dan dinding pantul jaraknya tidak begitu jauh (kurang dari 10
meter). Jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul dekat, sehingga
bunyi pantul terdengar hampir bersamaan dengan bunyi asli sehingga
memperkeras suara asli. Contoh: bila kita berbicara di dalam ruangan
kosong yang tertutup.
b. Gaung adalah bunyi pantul yang terdengar kurang jelas atau tidak sejelas
bunyi aslinya. Biasanya terjadi pada jarak antara 10 sampai 20 meter.
Gaung dapat terjadi di dalam gedung bioskop, gedung konser, atau gedung
pertemuan.
c. Gema adalah bunyi pantul yang terdengar setelah bunyi asli, gema
terdengar jelas seperti bunyi aslinya. Biasanya terjadi pada jarak lebih dari
Penelitian Nada Dasar La
Created : Sari Purwanti (2013 122 018)Page 15
Bunyi Dapat Merambat Melalui Zat Padat, Zat Cair, dan Gas
Getaran bunyi merambat dalam bentuk gelombang. Oleh karena itu, bunyi
Udara merupakan benda gas. Oleh karena itu kita dapat mendengar
suara orang berbicara dan burung berkicau karena getaran suara itu masuk
ke telinga kita. Sama halnya dengan bunyi guntur. Guntur dapat kita
dengar karena getaran suaranya masuk ke telinga kita setelah merambat
melalui udara.
Bunyi tidak dapat merambat di ruang hampa. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan sebuah bel listrik yang diletakkan di dalam wadah
yang hampa udara.
listrik
pada
batasan
frekuensi
tertentu
sehingga
apabila
terdapat
yang
digunakan
untuk
meneruskan
sinyal
contoh
diberikan
di
bawah
ini. Mereka
BAB III
METODE PENELITIAN, ALAT DAN BAHAN,
DAN PROSEDUR KERJA
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan cara eksperimen,
maksudnya disini instrumen yang digunaklan dalam eksperimen ini adalah system
akuisisi data berbasis komputer yang di kenal dengan istilah system Spectra Plus.
Subjek eksperimen ini yakni menggunakan rekaman suara manusia pada
nada dasar La dengan peak frekuensi 440 Hz. Kemudian dari rekaman
bunyi/suara yang diperoleh dilakukan analisis menggunakan spectrum dan time
series yang sudah tersedia dalam software spectra plus. Kemudian analisis nilai
frekuensi dan amplitudonya dari grafik spectrum tersebut lalu ambil dan disajikan
dalam bentuk tabel, lalu di analisis untuk mengetahui hubungan antara frekuensi
dan amplitudo serta pengaruh keduanya terhadap bunyi/suara. Selainitu juga
analisis time series serta data dari tabel time seriesnya untuk melihat hubungan
tegangan dengan waktu grafik tersebut.
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Laptop
D. Prosedur Kerja
Dalam melakukan penelitian gelombang menggunakan software spectra
plus di lakukan langkah-langkah berikut ini :
1. Merekam suara peneliti dengan nada dasar la sampai menghasilkan peak
frekuensi (440 Hz).
2. Menampilkan hasil rekaman grafik di time seriesnya menggunakan spectra
plus.
3. Menampilkan frekuensi puncaknya atau peak frekuensi
4. Mengambil data dari grafik hubungan tegangan dan waktu grafik tersebut.
Dengan cara klik kanan grafik yang telah di pilih pada jarak rentang
waktu, lalu klik kanan pilih copy as takes dan copy pastekan ke dalam
microsoft office excel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Salah satu hasil pengukuran frekuensi dan amplitudo serta bentuk
gelombang menggunakan software spectra plus dengan nada dasar La
menghasilkan peak frekuensi 432 Hz yaitu seperti pada gambar 1 dan gambar 2.
Frekuensi ( Hz)
6.962.891
6.972.656
6.982.422
6.992.188
7.001.953
7.011.719
7.021.484
7.031.250
7.041.016
7.050.781
7.060.547
7.070.313
7.080.078
7.089.844
7.099.609
7.109.375
Amplitudo (dB)
-85.989.273
-74.655.899
-75.484.680
-78.304.321
-71.174.957
-81.239.441
-78.953.773
-72.953.613
-77.263.344
-70.076.447
-68.505.791
-74.853.218
-79.107.735
-73.102.982
-74.907.135
-87.430.374
20,000,000
0
-20,000,000
-40,000,000
;Freq(Hz)
Relative Amplitude
(dBr): Channel 0
-60,000,000
-80,000,000
-100,000,000
20,000,000
0
1
-20,000,000
;Freq(Hz)
Relative Amplitude
(dBr): Channel 0
-40,000,000
-60,000,000
-80,000,000
-100,000,000
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Milliseconds
Left
0.000000
0.125000
0.250000
0.375000
0.500000
0.625000
0.750000
0.875000
1.000.000
1.125.000
1.250.000
1.375.000
1.500.000
1.625.000
1.750.000
1.875.000
2.000.000
2.125.000
2.250.000
2.375.000
2.500.000
2.625.000
2.750.000
2.875.000
3.000.000
-16.144
-50.020
-63.173
-55.635
-31.343
-0.0092
20.508
25.239
26.093
24.201
-0.2503
-35.218
-40.315
-32.289
-12.116
17.823
16.877
-0.6043
-28.748
-56.368
-55.422
-48.219
-29.542
0.2472
23.652
B. Pembahasan
Berdasarkan gambar 1. dapat di lihat bahwa suatu suara tidak pernah diam
tetapi terus berubah menurut waktu. Ini berarti bahwa setiap amplitudo sinusoid
berubah sehingga bentuk grafik yang mewakili spektrum juga berubah. Ini
menjelaskan apa yang kita lihat ketika kita memperhatikan analisa spektrum
dengan LED-nya yang menyala-nyala. LED itu sebenarnya menunjukkan
amplitudo dari sinusoid-sinusoid dalam spektrum.
Dari data data diatas dapat di ketahui juga bahwa nada dasar La
memang memiliki nada standar dengan peak frekuensi 440 Hz. Hal ini juga di
karenakan pada tahun 1939 oleh dunia internasional telah ditetapkan frekuensi
sesuatu nada sebagai standar yaitu "A" (standar) atau "A" (normal) yang memiliki
frekuensi 440 Hz sehingga frekuensi deret nada adalah (Widagdo,60).
do
re
c
262
mi
d
294
fa
e
330
sol
f
349
la
g
392
si
a
440
do
b
494
c
524
Infrasonik
Infrasonik adalah bunyi yang sangat lemah. Jumlah getaran bunyinya
kurang dari 20 Hz getaran per detik. Kita tidak dapat mendengarkan bunyi
ini. Hanya hewan-hewan seperti jangkrik, angsa, dan anjing yang dapat
mendengarkannya.
Audiosonik
Audiosonik adalah jenis bunyi yang dapat kita dengar. Jumlah getaran
Ultrasonik
Ultrasonik adalah bunyi yang sangat kuat, di atas audiosonik. Jumlah
getaran bunyinya lebih dari 20.000 Hz getaran per detik. Bunyi ini juga tidak
dapat kita dengar. Hewan yang dapat menangkap bunyi ini, misalnya
kelelawar dan lumba-lumba.
Berdasarkan penelitian itu juga saya menganalisis bahwa amplitudo dan
frekuensi mempengaruhi kuat lemahnya bunyi seperti yang terlihat pada gambar 1
dan gambar 2. Hal ini di karenakan:
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang terjadi dalam satu detik. Satuan
frekuensi adalah Hertz (Hz). Suatu benda bergetar dengan frekuensi rendah
akan menghasilkan bunyi yang rendah. Getaran berfrekuensi tinggi akan
menghasilkan bunyi yang tinggi atau melengking.
Seperti yang terlihat pada gambar 1 dan 2 serta tabel 1 terlihat bahwa, jika
frekuensi dan amplitudonya semakin tinggi sehingga suara/bunyi yang di
hasilkan semakin tinggi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian menggunakan software spectra plus dapat disimpulkan :
B. Saran
Untuk penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang
ada. Untuk itu disarankan sebagai berikut :
1. Dapat dilakukan penelitian dengan menggunakan metode lain, sehingga bisa
dibandingkan tingkat akurasi serta kebenaran megenai peak frekuensi pada
nada dasar la. Selain itu juga untuk mengetahui metode apa yang lebih baik
digunakan.
2. Dapat melakukan penelitian pada nada dasar lainnya tidak hanya pada nada
dasar la, supaya kita dapat membandingkan nilai-nilai pada
nada dasar
lainnya. Dengan demikian akan lebih banyak lagi pengetahuan yang didapat
dan akan lebih akurat hasil penelitiannya karena semakin banyak penelitian
semakin banyak juga data yang diperoleh sehingga dapat membandingkan data
Penelitian Nada Dasar La
Created : Sari Purwanti (2013 122 018)Page 32
satu dengan yang lainnya kemudian dapat disimpulkan dan akan menghasilkan
sebuah penelitian yang lebih sempurna dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli. D. C. 1998. Fisika Jilid l. Erlangga: Jakarta.
Resnick, R. dan Halliday, D.1997. Fisika .Jilid 2. Erlangga : Jakarta.
Sutrisno.1979. Seri Fisika Dasar Gelombang dan Optik. ITB : Bandung.
Tipler, P. A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Jilid 1. Erlangga : Jakarta.
Young, H. D dan Freedman, R. A. 2000. Fisika Universitas. jilid 2. Jakarta:
Elangga