Вы находитесь на странице: 1из 36

BAB III

PELAKSANAAN MANAJEMEN KONSTRUKSI DI LAPANGAN

3.1. Data Proyek


3.1.1. Lokasi dan Situasi
Proyek pembangunan Holiday Inn Express ini berlokasi di Jalan Raya
Pajajaran Bogor no. 37, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur,
Kota Bogor Provinsi Jawa Barat Indonesia. Lokasi dan letak proyek cukup
strategis, terletak di pusat kota Bogor dan tersedianya akses jalur transportasi
yang cukup baik. Peta lokasi proyek dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini.
L

Gambar 3.1 Peta Lokasi Proyek

38

R
W
B
D

L
R
H

P
P

JL. PADJAJARAN
Gambar 3.2 Denah Lokasi Proyek
Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Barat
Sebelah Selatan

:
:
:
:

Hotel Permata
Rumah Sakit PMI Bogor
Jl. Raya Padjajaran
Rumah Sakit PMI Bogor

3.1.2. Data Umum Proyek


Adapun data umum dari proyek pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini
adalah :
1. Nama Proyek : Pekerjaan Pembangunan Hotel Holiday Inn Express
2. Lokasi Proyek : Jalan Raya Pajajaran Bogor no. 37
3. Kuantitas Pekerjaan
Deskripsi Proyek : Struktur Gedung 11 lantai
Luas Bangunan : 1494,5 m2

Luas Lahan : 1494,5 m2

4. Kontrak
Nilai Kontrak

Rp. 71.000.000.000,-

Terbilang

(Tujuh puluh satu miliar rupiah)

Sistem Kontrak

lumpsum

Tanggal kontrak

Agustus 2013

5. Pemilik Proyek

PT.DWI PUTRI SELARAS

6. Sumber Dana

PT.DWI PUTRI SELARAS


39

7. Kontraktor Pelaksana :

PT.BINTANG SEWU SEJAHTERA

8. Konsultan Perencana :

PT. ARKITEKTON LIMATAMA (Arsitektur)


PT. KETIRA ENGINEERING CONSULTANS
(Struktur)

9. Waktu Pelaksanaan

: 600 hari kalender

a. Mulai : Agustus 2013


b. Selesai : April 2015
10. Masa pemeliharaan : 360 hari kalender
a. Mulai : April 2015
b. Selesai : April 2016
11. Jenis Pekerjaan: Pembangunan Fisik, interior beserta M/E dan plumbing.
12. Jenis Pelelangan : Penunjukan Langsung
3.1.3. Data Khusus Proyek
Adapun data khusus pada proyek Pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini
adalah:
1. Jenis Pondasi : Pondasi Bore Pile beton bertulang K-300 penampang lingkaranberdiameter
1,5 m dengan panjang antara 10-21 m bergantung terhadap kedalaman tanah keras
dilapangan.
2. Material Struktur
a. Beton : Pondasi K-300, balok sloofK-300, kolom K-400, tangga beton K300, pelat lantai K-300
b. Baja : Baja tulangan D10, D13, D16 untuk sengkang, D16, D19, D21,
D22untuk tulangan pokok.

3.2. Manfaat Proyek

40

Manfaat Pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor ini ialah seiring lajunya
perkembangan kota Bogor yang belakangan ini menjadi tujuan objek pariwisata
berlibur warga Jakarta dan sekitarnya, maka dengan membangun Hotel berbintang 4
(empat) dapat menunjang perkembangan kota Bogor dan mampu menciptakan lapangan
pekerjaan untuk para pencari kerja khususnya di kota Bogor.

3.3. Lingkup Pekerjaan Proyek


Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek Hotel Holiday Inn
Express ini meliputi: apakah lingkup kerja selama kerja praktek ??
A. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan yang dilakukan pada proses pekerjaan persiapan antara lain:
1. Pembersihan lokasi pekerjaan,
2. Pemasangan pagar proyek,
3. Pengukuran dan pemasangan bouwplank,
4. Pemasangan papannama kegiatan.
B. Pekerjaan Pondasi
Proses pekerjaannya terdiri dari:
1. Pekerjaan pondasi bore pilebeton bertulang
2. Pekerjaan galian tanah
3. Pekerjaan cor lantai kerja beton
4. Pekerjaan urugan pasir di bawah pondasi dipadatkan
5. Pekerjaan urugan tanah di bawah pondasi dipadatkan
C. Pekerjaan Struktur Beton
1. Pekerjaan Basement
2. Pekerjaan GWT (Ground Water Tank)

41

3. Pekerjaan STP (Sewage Treatment Plant)


4. Pekerjaan struktur lantai basement
a.

Pekerjaan balok sloof

b.

Pekerjaan kolom

c.

Pekerjaan kolom praktis

d.

Pekerjaan tangga

e.

Pekerjaan lift

f.

Pekerjaan lantai

3.4. Siklus Proyek


3.4.1.

Konseptual
Dalam tahap konseptual kami belum terlibat didalam proyek, tetapi
menurut informasi yang kami dapat, pada tahap ini terciptanya gagasan
maupun ide pembuatan Holiday Inn Express ini ialah melanjutkan penyebar
luasan pembuatan Holiday Inn Expressyang sebelumnya sudah ada di kota
kota besar di Indonesia serta melihat perkembangan di kota Bogor yang
semakin maju di mana letak kota Bogor berdekatan dengan DKI Jakarta.
Pihak Pemilik Proyek mencari tim untuk merencanakan pembangunan
Holiday Inn Expressini, maka dipilih PT. ARKITEKTON LIMATAMAsebagai
konsultan

perencana

dalam

bidang

arsitekturdan

PT.

KETIRA

ENGINEERING CONSULTANS sebagai konsultan perencana dalam bidang


struktur sebagai pihak yang dipercayaan oleh pemilik proyek untuk mengatur
jalannya proyek,
3.4.2. Perencanaan dan Pengembangan Proyek
Dalam melaksanakan suatu proyek ada beberapa tahapan yang harus
dilaksanakan.

tahap

pertama

yang

42

harus

dilaksanakan

yaitu

tahap

pelelangandimana pada tahap ini para kontraktor ditunjuk langsung oleh pemilik
proyek, dan diawasi oleh wakil dari pemberi proyek, dalam hal ini konsultan
pengawas. Namun pada proyek pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini
pemberi jasa tidak menggunakan konsultan pengawas, akan tetapi kontraktor
pelaksana diawasi langsung oleh wakil dari pemberi jasa.
a. Sistem Pelelangan
Sistem pelelangan yang diadakan oleh Hotel Holiday Inn Express ini adalah
penunjukan langsung oleh pemilik proyek dan ini adalah proyek ke 4 yang
diberikan oleh owner kepada kontraktor. Dimana awal hubungan pihak owner
dengan kontraktor berawal pada proyek sebelumnya yang berlokasi di kota
Yogyakarta dalam proyek pembangunan Hotel The 101 Yogyakarta, dimana
kontraktor memenangkan pelalangan dan kemudian terjalinlah hubungan baik
antar keduanya.
b. Organisasi dan Personil
Banyak hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan di lapangan,
diantaranya adalah personil dan organisasi yang terlibat di dalamnya, peralatan
dan logistik yang digunakan, waktu kerja, metode kerja, pengawasan di
lapangan serta manajemen proyek.
Kedudukan masingmasing pihak secara organisasi dimaksudkan bahwa
pemilik proyek langsung membawahi kontraktor pelaksana artinya, kontraktor
pelaksana langsung bertanggung jawab atas hasil pekerjaannya kepada pemilik
proyek sesuai dengan penawaran.Hubungan kerja antara organisasi proyek
dapat dilihat seperti Gambar 3.3.berikut:

43

Jalur Perintah
Jalur koordinasi
Gambar 3.3 Hubungan Kerja Antara Organisasi Proyek

Struktur organisasi pekerjaan adalah satu kesatuan yang saling


berhubungan dan tidak bisa dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan
suatu pekerjaan. Sedapat mungkin segala urusan di dalam proyek dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya, jika terdapat ketidakcocokan pendapat,
maka dapat diselesaikan dengan baik-baik demi kelancaran proyek.
1. Konsultan Struktur
Konsultan Struktur adalah pihak yang ditunjuk oleh pengguna jasa
bertindak sebagai perencana pekerjaan struktur dalam batas-batas yang
telah

ditentukan

baik

teknis

maupun

administratif.Pada

proyek

pembangunan Hotel Holiday Inn Express Bogor ini PT. KETIRA


ENGINEERING CONSULTANS ditunjuk sebagai konsultan struktur.

44

2. Konsultan Arsitektur
Konsultan Arsitektur adalah pihak yang ditunjuk oleh pengguna jasa
bertindak sebagai perencana pekerjaan arsitektur, mekanikal, elektrikal,
interior, dan landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis
maupun administratif.Pada proyek pembangunan Hotel Holiday Inn
Express Bogor ini PT. ARKITEKTON LIMATAMAditunjuk sebagai
konsultan Arsitektur.
3. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor adalah badan yang menerima dan menyelenggarakan
pekerjaan bangunan menurut biaya yang telah tersedia.Kontraktor harus
melaksanakan pekerjan sesuai dengan peraturan, syarat dan gambar yang
telah tersedia. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Holiday Inn
Express Bogor adalah PT. BINTANG SEWU SEJAHTERA sebagai
kontraktor pelaksana. Struktur organisasi kontraktor pelaksana dapat dilihat
sebagai berikut:

45

R
D

N
D
H
A
R

S
W
A
N

A
F
R

Gambar 3.4. Struktur Organisasi Kontraktor Pelaksanaan

46

3.5

Pelaksanaan Teknis Lapangan


3.5.1.

Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan alat bantu untuk mendapatkan bentuk, ukuran dan
model dari suatu bagian konstruksi beton sesuai dengan perencanaan. Untuk
kontruksi bekisting ini dapat terbuat dari kayu atau dari baja.
Walaupun bekisting hanya merupakan alat bantu sementara, tetapi
bekisting memegang peranan yang sangat penting. Selain pembiayaannya
yaitu biaya upah dan biaya bahan, ternyata kualitas bekisting juga ikut
menentukan bentuk dan rupa konstruksi beton.Oleh karena itu, bekisting harus
dibuat dari bahan yang bermutu dan perlu direncanakan sedemikian rupa agar
konstruksi tidak mengalami kerusakan akibat lendutan atau benturan yang
timbul ketika beton dituang.
a. Syarat-Syarat Bekisting
1) Mempunyai kualitas yang baik sehingga menghasilkan konstruksi akhir
yang sesuai dengan perencanaan.
2) Kokoh dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran adukannya.
3) Terbuat dari bahan yang kedap air dan mudah dibuka pada saat
pembongkaran tanpa menimbulkan kerusakan pada beton.
4) Tidak berubah bentuk selama pengecoran sampai mengerasnya beton.
5) Cukup kuat untuk menahan beban yang mungkin timbul pada saat
proses pengecoran pengerasan beton serta menjamin keselamatan bagi
para pekerja bangunan yang ada diatasnya.
6) Memiliki nilai ekonomis, artinya dapat dimanfaatkan kembali untuk
pengecoran selanjutnya.
b. Bahan dan Pelaksanaan Pemasangan Bekisting
1) Bekisting Kolom Persegi Panjang
Bahan bekisting untuk kolom digunakan bentuk dari pablikasi
baja, dimana material yang gunakan bertujuan untuk mempermudah
dalam proses pengecoran dan pembongkaran bekisting.
Perlengkapan-perlengkapan bekisting kolom beserta ikatan-ikatannya
adalah sebagai berikut :
47

Bentuk pablikasi baja


Steel chanel-italics double.
Tie rood italics 12 mm/tracekstang dan wingnut (pengencang mur

pada tie rood).


- Pipa pendukung/penunjang miring .
- Unting-unting & benang ukur.
Cara pemasangan bekisting kolom persegi adalah sebagai berikut :
a) Menentukan as, elevasi dan kedudukan kolom sesuai gambar kerja.
Pada pelaksanaan di lapangan as kolom terletak dengan jarak 30 50 cm dari marking (garis berwarna hitam yang berasal dari
benang sipat), garis ini dibuat setelah beton lantai kering dan
cukup kuat untuk mendukung beban kerja diatasnya. Pembuatan
marking ini dilakukan dengan menggunakan alat theodolite.
b) Panel bekisting kolom dari bahan baja pablikasi akan di angkat
dengan tower crane dan di tempatkan sesuai letak yang sudah
ditentukan.
c) Mengoleskan minyak bekisting pada permukaan bekisting yang
bersentuhan dengan beton sebelum bekistingdiletakkan.
d) Bekisting kolom persegi dipasang di lokasi setelah tulangan kolom
terpasang.
e) Membersihkan lokasi yang akan dipasang bekisting dari kotoran
seperti : serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan
lain-lain.
f) Mengontrol kedudukan vertikal kolom memakai unting-unting dan
dengan mengatur pipa pendukung. Untuk menjamin ketepatan
kedudukan vertikal bekisting maka dilakukan pengontrolan dengan
theodolite.

48

Gambar 3.5. Pengecekan Letak dan Pemasangan Bekisting Kolom.


Pada proyek pembangunan Hotel Holiday Inn Express, bekisting
digunakan secara berulang kali karena material yang digunakan adalah
pablikasi baja. Cara pemakaian seperti ini dapat memberikan
keuntungan bagi pelaksanaan konstruksi, yaitu penghematan biaya,
waktu dan pelaksanaan. Tentunya dapat dipakai berulang kali, jenis
acuan seperti ini memerlukan perawatan dan penyimpanan secara
khusus.
Pemeliharaan yang dapat dilakukan pada bekisting meliputi :
- Permukaan bekisting selalu dibersihkan setelah

proses

pembongkaran.
Stempel sekrup disimpan dan dibersihkan sesuai dengan jenisnya.
Material pablikasi baja dilindungi dari bahaya karat/korosi.
Pemeriksaan kerataannya & kerusakan yang ada berada pada

permukaan bekisting diperbaiki.


Selama pembongkaran bekisting dilakukan secara hati-hati untuk

menghindari kerusakan material pada bekisting.


2) Bekisting Balok dan pelat
Bekisting balok ini diawali dengan pemasangan perancah yang
menggunakan scafolding tinggi 150 - 175 cm. Pada bagian bawah
perancah dipasang jack base yang dilengkapi dengan sekrup sehingga
dapat mengatur kedudukan elevasi bekisting di atasnya. Pada bagian
atas perancah dipasang U head 40 60 cm yang berfungsi selain
sebagai dudukan balok suri ukuran 8/12 (balok melintang) juga sebagai
pengatur elevasi bekisting balok dan pelat. Di atas balok suri diletakkan
balok gelagar ukuran 6/12 yang dipasang setiap jarak 50 cm. Setiap
balok 6/12 ini sebagai dudukan bekisting bawah balok (di lapangan
49

bekisting ini dikenal bodeman). Apabila ketinggian perancah kurang


maka scaffolding setinggi 150 - 175 cm disambung

dengan jenis

scaffolding yang lebih pendek disambung menggunakan joint pin.


Adapun urutan kerja pemasangan bekisting balok dan pelat adalah :
a. Menentukan as, elevasi dan kedudukan balok dan pelat sesuai
gambar kerja (cara kerja mirip dengan kolom). Cara menentukan as
balok yang lebih mudah yaitu dengan menentukan terlebih dahulu as
balok yang sejajar dengan kolom. Balok ini menjadi patokan untuk
pemasangan balok selanjutnya.
b. Membuat panel bekisting untuk dinding balok dan bodeman (bagian
bawah bekisting balok) dari bahan plywood 40 mm. Pada dinding
dan bodeman dipasang pengaku dari kayu 5/7. Pengaku ini
berfungsi menahan lendutan atau lenturan bekisting.
c. Pasangan dinding balok pada dua sisi, sambungan antara panel
dinding dan panel bodeman harus rapat untuk itu setiap pertemuan
panel dinding balok dengan bodeman dudukan baji (klos).
d. Pada bagian atas bekisting dinding dipasang kaso 5/7 yang berfungsi
sebagai dudukan.
e. Bekisting pelat dipasang setelah bekisting balok, bahan bekisting ini
terdiri dari plywood 22 mm.
f. Sambungan antar plywood harus rapat serta siku terhadap dinding
balok.
g. Mengontrol kelurusan panel dinding balok dengan tarikan benang
(jarak 1 meter).
h. Mengontrol elevasi bekisting balok dan pelat dengan menggunakan
alat ukur theodolite sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi
teknis, elevasi panel pelat diukur pada setiap balok induk.
Sebelum pemasangan bekisting balok harus memperharikan daerah
yang akan dilakukan pengecoran, seperti membersihkan lokasi yang
akan dipasang bekisting dari kotoran-kotoran, serbuk gergaji,

50

potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain dengan menggunakan


air compressor.

Gambar 3.6. Pemasangan Bekisting Pelat dan Balok.

c. Pemeriksaan Bekisting Sebelum dan Sesudah Beton Dicor


Pemeriksaan bertujuan memperbaiki bila terjadi kesalahan yang
mungkin terjadi meliputi :
Pengontrolan kedudukan vertikal bekisting kolom.
Pengontrolan kedudukan elevasi bekisting balok dan pelat lantai.
Struktur bekisting ketika pengecoran dilakukan harus terjamin
kekokohan dan kekakuannya, bekisting harus terus diperiksa oleh pekerja
bekisting yang ahli agar pada pelaksanaan dapat terhindar dari terjadinya
kerusakan dan biaya perawatan yang tinggi. Pemadatan adukan beton
dengan menggunakan vibrator dijaga agar tidak menyentuh bekisting yang
dapat menyebabkan sambungan panel terlepas dan adukan beton keluar dari
bekisting.

51

Gambar 3.7. Pengontrolan Elevasi Bekisting Balok dan Pelat.

d. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis
yang telah ditentukan dan setelah beton mencapai kekuatan yang cukup
untuk memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaan yang bekerja. Ini
dibuktikan dengan tes benda uji pada usia beton umur 7 hari. Pada saat
beton mencapai karakteristik .....kg/cm2
Urutan pembongkaran bekisting sebaiknya dimulai pada bagian
bekisting yang tidak mendukung seperti : bidang sisi kolom, dinding balok
dan lantai. Panel bekisting harus sedapat mungkin dijaga sesuai dengan
bentuk asalnya untuk keperluan pemakaian ulang bekisting untuk ini
dilakukan perawatan seperti apa ?.
Pada pembongkaran dari bekisting yang mendukung harus memulai
dari lokasi yang lendutannya paling besar. Ketika pembongkaran bekisting,

52

beban-beban dari struktur beton sendiri harus serata mungin agar tidak
menimbulkan kejutan pada bagian struktur beton.
Pada proyek pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini,
pembongkaran bekisting kolom dilakukan setelah bekisting berumur sekitar
7 hari karena bekisting kolom akan digunakan lagi untuk pemakaian
bekisting kolom selanjutnya. Hal ini dilakukan agar bekisting tersebut dapat
dipelihara untuk pemakaian berikutnya. Bekisting pelat dibongkar pada
umur 10 12 hari bersamaan dengan pembongkaran bekisting sisi/ dinding
balok. Setelah pembongkaran terakhir dilakukan, pada setiap balok
terutama balok induk dipasang pipa scafoldingscaffolding setiap jarak 1,5 2,0 meter. Pipa scafolding dilepas pada saat pemasangan dinding batu bata
dilakukan sehingga penyaluran beban dapat melalui pasangan dinding
tersebut.
Pengujian kekuatan tekan karakteristik beton harus dilakukan oleh
lembaga pemeriksaan bahan yang diakui. Pada proyek pembangunan Hotel
Holiday Inn Express ini lembaga yang melakukan pengujian tersebut adalah
Laboratorium Beton PT. Pionir Beton.
3.5.2.

Pekerjaan Pembesian
Tulangan merupakan bagian yangsangat penting untuk struktur beton
karena daya dukung struktur beton bertulang didapatkan dari hasil kerja sama
antara beton dengan tulangan. Seluruh struktur beton bertulang pada proyek
pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini pada pelaksanaannya
menggunakan bentuk baja tulangan ulir (BJTD). Baja tulangan polos (BJTP)
hanya digunakan pada kolom praktis. Sebelum digunakan di lapangan
tulangan tersebut harus melalui proses pengujian yang dikenal dengan

53

pengujian tarik, dimana pengujian dilakukan per 20 - 30 ton produksi.


Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kuat tarik dan batas leleh
dari baja yang akan dipergunakan.
Pekerjaan penulangan adalah pekerjaan untuk mempersiapkan tulangan
baja mulai dari pemotongan tulangan hingga pemasangan tulangan. Mutu baja
yang digunakan adalah U-39 D 16 mm untuk baja tulangan ulir (BJTD) dan
U-24 > 10 mm untuk baja tulangan polos (BJTP). Pekerjaan penulangan ini
memerlukan keahlian dalam membaca gambar rencana.
1) Penulangan Kolom
Tulangan kolom dirakit dan dipasang pada lokasi kerja. Tulangan
geser/sengkang pada kolom persegi untuk lantai 2, dan 3 menggunakan
tulangan polos D 10 dengan jarak antara 100 sampai 200 mm.
Sambungan antar tulangan (overlap) kolom dengan tulangan kolom
lantai sebelumnya dilakukan di dalam sengkang-sengkang yang rapat dan
menggunakan kawat pengikat. Panjang sambungan tersebut adalah
minimum 40 kali diameter tulangan yang disambung (40 Dd). Kolom
sebelah atas masuk kearah dalam minimal sepanjang 1 kali diameter
tulangan (1 D).

54

Gambar 3.8. Pekerjaan Penulangan Kolom

2) Penulangan Balok
Tulangan balok dipasang/dirakit oleh para pekerja besi di atas lantai.
Posisi tulangan balok ditunjang oleh tulangan kolom. Penghentian tulangan
balok harus berada pada daerah dimana tidak terjadi momen. Pada proyek
pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini penghentian tulangan balok
bawah berada di daerah yang tidak terjadi momen tersebut yaitu sekitar
dari panjang bentang balok dan penghentian ini diteruskan hingga ke dalam
tumpuan. Sedangkan penghentian tulangan balok atas dimana terjadi
momen negative berada di tengah bentang balokjangan diputus kalimatnya.
Yaitu sekitar dari bentang panjang.

55

Gambar 3.9. Pekerjaan Penulangan Balok

3) Penulangan Pelat Lantai


Perencanaan tulangan pelat lantai 2 sampai lantai 3 pada proyek ini
menggunakan penulangan jenis wiremesh. Wiremesh ini tidak perlu dirakit,
karena tulangan arah memanjang maupun melintang telah tersambung,
sambungan wiremesh menggunakan las, sehingga di lokasi pemasangan
tulangan pelat ini tinggal letakan pada lantai kerja dan diikat dengan
tulangan balok.
Tulangan pelat yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :
Pada lantai 2 sampai lantai 3 dipakai tulangan wiremesh M8-150mm.
Pemakaian tulangan pelat wiremesh dikarenakan tulangan jenis ini
praktis, tidak perlu dianyam sehingga waktu pelaksanaan lebih sedikit
sehingga biaya pelaksanaan dengan wiremesh lebih hemat dibanding
dengan tulangan biasa.
Antara tulangan pelat atas dan bawah diberi penahan jarak berupa
tulangan. Prinsip pemasangan tulangan serupa dengan pemasangan beton

56

decking, yaitu tulangan harus dipasang tersebar merata pada konstruksi


tulangan pelat.

Gambar 3.10. Pekerjaan PenulanganPelat

3.5.3.

Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran beton dilakukan oleh pihak kontraktor apabila telah
mendapat pesetujuan dari pihak pengawas proyek, dalam hal ini pihak
pengawas proyek berwenang untuk memeriksa terlebih dahulu persiapanpersiapan yang dilakukan berhubungan dengan pengecoran beton. Dalam
proyek Hotel Holiday Inn Express ini pihak pengawas berasal dari pihak
owner.
Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan kasar) dan ditambah
dengan pasta semen. Singkatnya dapat dikatakan bahwa pasta semen mengikat
pasir dan bahan-bahan agregat kasar (batu kerikil).

57

Pekerjaan beton merupakan pekerjaan yang paling mendapat perhatian di


dalam proyek pembangunan Hotel Holiday Inn Express ini karena struktur
bangunan menggunakan bahan beton. Maka beton ready mix yang akan
digunakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis. Mutu beton yang digunakan
pada proyek ini adalah mutu beton K-300 untuk balok dan pelat sedangkan
kolom mengunakan K-400.
a. Persiapan Pengecoran
Pekerjaan persiapan meliputi :
1) Mengontrol tulangan-tulangan dan bekisting baik letak, ukuran, ikatanikatan dan elevasi harus sesuai dengan gambar rencana.
2) Semua daerah tulangan yang akan diisi beton harus dipasang beton
decking yang cukup.
3) Semua peralatan, material dan tenaga kerja harus siap sebelum
pengecoran beton dimulai.
4) Permukaan bagian dalam bekisting italics/acuan harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat
dan lain-lain dengan menggunakan air compressor.
5) Pada daerah sambungan beton harus dibersihkan dan dikasarkan
kemudian diberi lem semen (calbon).check
b. Pelaksanaan Pengecoran
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat pada proyek ini, dicor secara
bersamaan sehingga menghasilkan ikatan yang lebih baik antara balok dan
pelat. Pengecoranbalok dan pelat dilakukan dengan truck mixer kemudian
material disalurkan ke dalam bucket cor yang dibawahnya sudah tersalur
oleh talang cor. Setelah bucket cor telah terisi cukup penuh maka bucket
tersebut diangkut ke tempat lokasi pengecoran menggunakan crane dengan
tinggi jatuh bebas maximum material 2m. Setelah itu pekerja yang turut
naik diatas bucket menyalurkan pipa talang cor kedalam bekisting yang

58

akan dicor. Pelaksanaan pengecoran pada kolom, balok dan pelat


dilaksanakan tanpa berhenti sampai batas penghentian.
Pemadatan adukan beton pada kolom, balok, dan pelat cara kerjanya
yaitu menggunakan alat penggetar (vibrator). Vibrator digerakkan
menggunakan bantuan tenaga diesel. Vibrator harus dimasukkan ke dalam
adukan secara vertical, dan jarum penggetar tidak boleh digerakkan kearah
horizontal
menggunakan

karena

dapat

mengakibatkan

segregasi.

Pemadatan

vibrator dihentikan apabila adukan mulai nampak

mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat)
atau sekitar 20 detik.
Pengontrolan ketebalan/ketinggian pengecoran adukan beton pelat
dilakukan bersamaan pada saat pelaksanaan pengcoran balok dan pelat,
pekerjaan ini dilakukan menggunakan alat ukur theodolite. Tebal pelat
lantai pada struktur pembanguna Hotel Holiday Inn Express ini adalah 120
mm.

Tahap-tahap pelaksanaan pengecoran balok dan pelat :


1) Persiapan-persiapan pengecoran harus dilakukan seperti : pengontrolan
elevasi bekisting, pembersihan bekisting balok dan pelat menggunakan
air compressor, persiapan para pekerja pengecoran dan peralatan
pengecoran.
2) Truck mixer yang membawa adukan beton serta bucket cor telah siap di
lapangan.setelah itu aAdukan beton siap dituangkan ke bucket cor.
3) Operator crane telah siap mengangkut material ke atas daerah yang
akan dicor.
4) Setelah bucket cor telah terisi oleh material, kemudian crane akan
membawa adukan material ke atas beserta pekerja yang akan

59

menyalurkan material dan mengontrol seberapa besar keluar material


tersebut.
5) Kemudian adukan tersebut diarahkan melalui pipa talang yang ada di
bagian bawah bucket.
6) Bila adukan sudah dituangkan, lalu diratakan disusul dengan dilakukan
pemadatan dengan vibrator.
7) Selama pekerjaan penuangan, perataan dan pemadatan adukan beton
dilakukan, alat theodoliteharus selalu siap untuk digunakan di
lapangan.
8) Setelah diadakan pemadatan kemudian pada permukaan adukan
diratakan kembali dengan menggunakan jidar perata supaya didapat
permukaan lantai yang rata dan rapih.
Pengecoran tersebut di atas dilakukan tanpa berhenti sampai batas
penghentian pengecoran.

Gambar 3.11. Uji Slump Test

60

Gambar 3.12. Pengisian Adonan adukan check momenklaturnya Cor


Kedalam Bucket

Gambar 3.12. Proses Pengecoran

61

Gambar 3.12. ProsesPengecoran

3.6. Implementasi (Pelaksanaan)


3.6.1

Pengendalian Proyek
Pada pembangunan proyek Hotel Holiday Inn Express Bogor dilakukan
pengendalian proyek baik pada mutu, waktu dan biaya. Hal ini dilakukan agar
proyek dapat berjalan dengan semestinya dan jika terjadi suatu permasalahan
dapat diantisipasi sejak dini. Adapun pengendalian dilakukan pada setiap
minggunya yang dilakukan dengan cara rapat mingguan , pengecekan laporan
harian mingguan ,dan uji material yang akan digunakan.

62

Gambar 3.8. Kondisi Kantor Manajemen Konstruksi

3.6.2

Value Engineering
Value Engineering adalah suatu usaha untuk mencapai konstruksi yang
optimal dengan batasan biaya minimum, yang makna dan aktivitasnya tidak
banyak berbeda. Secara umum Value Engineering adalah suatu usaha yang
terorganisir dengan menganalisis fungsi suatu barang dan jasa yang bertujuan
untuk mendapatkan biaya yang paling rendah dengan pencapaian perfomance
yang essensial sesuai kebutuhan dan harapan pemilik. Dalam kegiatanya
Value Engineering direncanakan dan diketahui oleh para pihak yang terlibat
dalm konstruksi, karena nilai manfaat dan efisiensi yang di hasilkan harus
dapat dinikmati oleh para pihak yang terlibat.
63

Sebelum Value Engineering ini dijalankan, sebenarnya banyak


ditemukan produk jasa yang memiliki biaya yang tidak diperlikan. Jadi Value
Engineering adalah usaha untuk mengevaluasi desain proyek atau bagian dari
proyek untuk dirubah tanpa mengorbankan fungsi dan kekuatannya maka
dilakukan pemeriksaan penulangan dari gambar kerja (shop drawing) yaitu
gambar yang diajukan atau dibuat oleh penyedia jasa sebagai dasar
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan gambar rencana yaitu gambar yang
dibuat oleh konsultan perencana yang digunakan sebagai acuan dalam
perhitungan volume pekerjaan untuk menerjemahkan keinginan dari pengguna
jasa. Pada pemeriksaan inigambar kerja tidak disetujui oleh pengguna jasa
karena terlalu banyak kesalahan dinilai penggunaan material yang boros pada
gambar kerja, maka dari itu penyedia jasa harus membuat perbaikan-perbaikan
sesuai dengan kesalahan teknis dan catatan yang ada.
Hal ini dilakukan dengan meninjau kembali desain proyek sehingga
memungkinkan

untuk

melakukan

penghematan

biaya

dengan

cara

mengidentifikasi biaya-biaya yang tidak perlu tanpa mengurangi tingkat mutu


dan fungsi proyek.
Value Engineering pada dasarnya dapat diaplikasikan pada semua hal,
sebab semua hal memiliki fungsi, dan semua biaya adalah untuk fungsi.
Namun dalam melakukan proses Value Engineering, hukum Pareto berlaku :
yaitu 80 % dari biaya total dikandung oleh 20 % komponennya.
Sumber-sumber perubahan dalam melakukan Value Engineering antara lain :
1. Optimalisasi design = 27.8 %
2. Biaya yang tidak perlu = 23.1 %
3. Spesifikasi = 14.4 %
64

4. Kemajuan Teknologi = 13.9 %


Total = 79.2 %
Pada design tahap program planning &concepts, Value Engineering
melakukan kajian konsep-konsep model Quality , sedangkan Quality Survey
menyajikan master schedule, market survey, dan budget model. Selanjutnya
desainer mendevelop konsep-konsep alternatif dan dengan masukan estimasi
biaya, maka dipilihkan salah satu konsep disain yang selanjutnya dilanjutkan
dengan proses disain skematik. Value Engineering melakukan kajian-kajian
terhadap disain skematik. Begitulah selanjutnya pada tahap

design

development, tahap dokumen konstruksi, maka Value Engineering dan Quality


Survey turut bersama-sama dengan disainer melakukan kajian sehingga
dihasilkan dokumen tender yang paling efisien.

d. Rapat Mingguan
Rapat

Mingguan

proyek

pembangunan

Hotel

Holiday

Inn

ExpressBogor antara pemilik dengan kontraktor dilaksanakan setiap hari


Jumat pukul 11.00 selesai. Adapun isi dari rapat tersebut adalah sebagai
berikut :

Tanggal 17Oktober 2014 :


-

Penyerahan gambar perubahan tampak depan akan diserahkan oleh


konsultan arsitektur.

Finishing untuk dinding bata sudah dapat dimulai dan pekerjaan ME


(Mechanical and Electrical) sudah memasuki intalasi listrik.

Tanggal 31 Oktober 2014:


65

Design struktur dan penulangan pagar bangunan sudah final.

Konsultan arsitek masih menunggu keputusan alternatif tentang tampak


sebelumnya.

Tanggal 14 November 2014


-

Detail dan potongan Ramp B1 ke GF (Ground Floor), konsultan struktur


sudah dikeluarkan.

Design tangga type 3 sudah diputuskan, shaft di pindah ke As 9.

Canopy tetap memakai balok WF (Web Flens) dan batang tarik, tetapi
masih menunggu design dari konsultan struktur.

Tanggal 21 November 2014


-

Arsitek akan revisi gambar tangga darurat ( As 6,8 - C )

struktur akan keluarkan revisi gambar balok B1-3A di As 8- BC akibat


balok tersebut yang diluruskan

Struktur akan keluarkan gambar detail tangga As I -5,8

Tanggal 28 November 2014


-

Pagar pembatas dgn PMI start tanggal 12 Desember 2014

Test rendam GWT (Ground Water Tank) dimulai hari minggu 30


November 2014

Pengecoran kolom As A, pengecoran tangga type 3 lt. GF (Ground


Floor) lantai 2 dan pengecoranRamp tanggal 02 Desember 2014

Shop drawingRamp selesai Senin 01 Desember 2014

Tanggal 12 Desember 2014


-

Pagar pembatas dgn PMI start tanggal 12 Desember 2014 tertunda,


karena besi D-22 habis.
66

Bedeng pekerja di B2 segera di bongkar , selesai 14 Desember 2014

Kantor owner selesai hari senin 21 Desember2014

e. Laporan Mingguan
Laporan mingguan ialah pelaporan jumlah volume dan bobot pekarjaan
yang sudah dilaksanakan pada setiap minggunya, serta diperhatikan pula
deviasi dari bobot pekerjaan yang sudah terlaksana dibandingkan dengan time
schedule yang telah dibuat sebelum pekerjaan dimulai apakah terjadi prestasi
atau keterlambatan kerja. Berikut ini adalah rekapitulasi laporan mingguan :

Laporan minggu ke 58 agar dilampirkan contoh report nya


( 10Oktober 2014 s/d 17 Oktober 2014 )
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,865 %.
Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 15,591 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,103 %.

Laporan minggu ke 60
(24Oktober 2014 s/d31 Oktober 2014)
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,865 %.
Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 18,833 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,404 %.

Laporan minggu ke 62
( 07 November 2014 s/d14 November 2014)
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,898 %.
67

Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 23,003 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,513 %.

Laporan minggu ke 63
( 15 November 2014 s/d 21 November 2014)
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,898 %.
Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 23,003 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,513 %.

Laporan minggu ke 64
( 22 November 2014 s/d 28 November 2014 )
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,898 %.
Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 23,003 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,513 %.

Laporan minggu ke 66
( 05 Desember 2014 s/d 12 Desember 2014 )
Pekerjaan persiapan, prasarana dan penunjang. Persentase 2,510 % dan
bobot 1,898 %.
Pekerjaan struktur, persentase 29,570 % dan bobot 23,003 %.

Pekerjaan arsitektur, persentase 31,674 % dan bobot 0,513 %.

f. Kendala Proyek
Di dalam proses mencapai tujuan telah ditentukan batasan besar yaitu
besar biaya (anggaran), jadwal serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan
68

ini merupakan lima kendala (five constraint). Lima kendala tersebut


dijabarkan sebagai berikut:

1. Jadwal proyek
Ada beberapa permasalahan yang terjadi selama pembangunan proyek
Hotel Holiday Inn Express. Diantaranya adalah faktor cuaca di kota Bogor.
Pekerjaan proyek dimulai pada bulan Agustusyang berdekatan dengan
musim hujan, produktifitas pekerja berjalan tidak optimal karena terhalang
oleh hujan selama pelaksanaan dilapangan, dan kinerja alat berat yang
tidak maksimal karena alat yang dipakai tergolong tua.Faktor utama
pekerjaan proyek Hotel Holiday Inn Expressyang tidak maksimal diawali
dengan kemunduran progress pekerjaan soldier pile jelaskan pengertian ini
karena terhambat oleh jumlah alat berat yang terbatas dimana seharusnya
terdapat 6 unit bentonite apa yang dimaksud ini tetapi yang digunakan
dilapangan hanya 1 unit bentonite. Setelah berjalan berjalan 4 bulan
proyek kembali menemukan hambatan dipekerjaan bore pile dengan 56
titik yang ditargetkan selesai dalam waktu 1 bulan tetapi selesai dalam
waktu 3 bulan karena ditemukan kesulitan dalam membuang lumpur yang
disebabkan oleh musim hujan. Untuk pekerjaan pengecoran pile cap,
pengecoran lantai basement 2 dan pengecoran dinding retaining wall
berjalan dengan lancar. Sedangkan pada pekerjaan tower crane seharusnya
sudah berdiri dan beroprasi pada bulan Januari tetapi terdapat kendala
yaitu kecilnya lokasi proyek yang dihabiskan untuk seluruh bangunan
hotel.
2. Biaya

69

Selain terjadinya keterlambatan kerja, adapun kendala tentang para pekerja


yang terlalu sedikit diakibatkan oleh pencairan dana yang kurang/tidak
sesuai dengan tagihan yang diajukan oleh pihak kontraktor.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek sejauh ini diharapkan memenuhi
spesifikasi dan kriteria yang telah dipersyaratkan. Memenuhi persyaratan
mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan.
4. Metode
Bebarapa permasalahan yang ada dalam proyek ini yang menyangkut
metode pelaksanaan yang digunakan antara lain : Pada saat pelaksanaan
penulangan yang diterapkan di lapangan kurang sesuai dengan gambar
kerja yang telah ada. Serta perletakan tower crane yang berada di dalam
lokasi proyek yang membuat pembangunan ram menjadi terganggu, hal
ini dikarenakan oleh sempitnya lahan yang tersedia.

5. Sumber Daya Manusia (SDM)


Guna mengejar keterlambatan waktu pengerjaan proyek maka dipekerjakan
buruh harian lepas yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan, akan
tetapi para pekerja ini ada/belum berpengalaman, hal ini menjadi salah satu
kendala proyek dimana SDM yang digunakan tidak/belum terampil
menggunakan alat-alat konstruksi.
g. Solusi Kendala Proyek

70

Berdasarkan Dari kendala-kendala yang ada pada proyek semua pihak


yang terlibat mampu memenuhi solusi-solusi yang dapat di lakukan untuk
menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dalam mengatasi kendala cuaca,
pihak pelaksana dan pemberi jasa memiliki kesepakatan untuk mengantisipasi
keterlambatan kerja pihak pelaksana mengajukan solusi untuk melakukan
pekerjaan di luar jam kerja ketika cuaca sedang tidak bersahabat pada jam
kerja.
Untuk mengatasi kinerja alat berat yang tidak maksimal maka pihak
pelaksana bersedia menyediakan alat tambahan untuk menunjang kinerja alat
berat yang tidak maksimal agar tidak terjadinya keterlambatan waktu
pengerjaan.
3.5. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
3.5.1. Keselamatan Kerja
Lokasi proyek merupakan salah satu lingkungan kerja yang mengandung
resiko cukup besar. Tim manajemen sebagai pihak yang bertanggung jawab
selama proses pembangunan berlangsung harus mendukung dan mengupayakan
program-program yang dapat menjamin agar tidak terjadi atau meminimalkan
kecelakaan kerja atau tindakan-tindakan pencegahannya. Kesuksesan program
keselamatan kerja konstruksi tidak lepas dari peran berbagai pihak yang saling
terlibat, berinteraksi dan bekerja sama. Hal ini sudah seharusnya menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi, yang
dilakukan oleh tim proyek dan seluruh manajemen dari berbagai pihak yang
terkait di dalamnya. Masingmasing pihak mempunyai tanggung jawab bersama
yang saling mendukung untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi yang

71

ditandai dengan evaluasi positif dari pelaksanaan program keselamatan dan


kesehatan kerja.

Gambar 3.9. Para pekerja yang tidak mengenakan helm

72

Gambar 3.10. Pekerja yang tidak menggunakan sabuk pengaman

Pada saat pelaksanaan konstruksi implementasi terdapat beberapa pekerja


tidak menggunakan memakai helm dan sabuk pengaman yang dimungkinkan
dapat mengakibatkan kecelakaan dan menganggu pekerja dalam bekerja. Untuk
itu kontraktor pelaksana berkewajiban memperhatikan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) atau tindakan-tindakan pencegahannya agar dapat mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.Dalam penerapan program keselamatan
kerja bidang konstruksi, diperlukan pendekatan pendekatan agar lebih mudah
dijalankan, terutama dalam proses pelaksanaannya. Bentukbentuk pendekatan
dalam menjalankan program ini adalah pendekatan perilaku dan pendekatan fisik.

BAB Apakah ada masalah NON TEKNIS di lapangan ???

73

Вам также может понравиться