Вы находитесь на странице: 1из 14

ARTIKEL MENGENAI ANALISA KUALITATIF, ANALISA KUANTITATIF,

SPEKTROFOTOMETER, KROMOTOGRAFI, TITRIMETRI, GRAVIMETRI


Assalamualaikum Wr.Wbr
Good Morning My vrienden.
Gimana kabarnya?? Semoga kalian baik-baik saja yah,,
hmmpph,,,berhubung karena aku sekarang lagi sibuk-sibuknya buat tugas matkul dari
dosen..
Jadi, Langsung saja deh yah,,,
monggo disimak artikel yang aku posting ini..
Check this out...!!

I.

Analisa Kualitatif

a. Pengertian
Analisis kualitatif adalah suatu proses dalam mengidentifikasi keberadaan suatu
senyawa kimia dalam suatu larutan atau sampel yang tidak diketahui. Analisis kualitatif
disebut juga analisa jenis yaitu suatu cara yang dilakukan untuk menentukan macam,
jenis zat atau komponen-komponen bahan yang dianalisa. Dalam melakukan analisa
kualitatif yang dipergunakan adalah sifat-sifat zat atau bahan, baik sifat-sifat fisis
maupun sifat-sifat kimianya. Misalnya ada suatu sampel cairan dalam gelas kimia, bila
ingin mengetahui tentang kandungan sampel cair itu maka yang harus dilakukan adalah
menganalisa kualitatif terhadap sampel cairan itu.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi dimana
hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi
berjalan. Contohnya Reaksi redoks, reaksi asam-basa, kompleks, dan reaksi
pengendapan. Sedangkan analisis berdasarkan sifat fisikanya dapat diamati langsung
secara organoleptis, seperti bau, warna, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan
yang merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
b. Fungsi dan Tujuan
Tujuan analisis kualitatif adalah untuk memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah
unsur atau senyawa. Analisis kualitatif berhubungan dengan penetapan banyak suatu
zat tertentu yang ada dalam sampel. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisa
komponen atau jenis zat yang ada dalam suatu larutan. Analisa kualitatif merupakan

salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ionionnya dalam larutan.
c. Tekhnik analisa atau mekanisme kerja
Prinsip pokok teknik analisa kualitatif ialah mengolah dan menganalisa data-data
yang terkumpul menjadi data yang sistematik, teratur, terstruktur dan mempunyai
makna.
Prosedur analisa data kualitatif dibagi dalam lima langkah, yaitu:
1) Mengorganisasi data: Cara ini dilakukan dengan membaca berulang kali data yang ada
sehingga peneliti dapat menemukan data yang sesuai dengan penelitiannya dan
membuang data yang tidak sesuai;
2)

Membuat kategori, menentukan tema, dan pola: langkah kedua ialah menentukan
kategori yang merupakan proses yang cukup rumit karena peneliti harus mampu
menglompokkan data yang ada kedalam suatu kategori dengan tema masing-masing
sehingga pola keteraturan data menjadi terlihat secara jelas;

3)

Menguji hipotesa yang muncul dengan menggunakan data yang ada: setelah proses
pembuatan kategori maka peneliti melakukan pengujian kemungkinan berkembangnya
suatu hipotesa dan mengujinya dengan menggunakan data yang tersedia ;

4)

mencari eksplanasi alternatif data: proses berikutnya ialah peneliti memberika


keterangan yang masuk akal data yang ada dan peneliti harus mampu menerangkan
data tersebut didasarkan pada hubungan logika makna yang terkandung dalam data
tersebut; dan

5)

Menulis laporan: penulisan laporan merupakan bagian analisa kualitatif yang tidak
terpisahkan. Dalam laporan ini peneliti harus mampu menuliskan kata, frasa dan
kalimat serta pengertian secara tepat yang dapat digunakan untuk mendeskripsikan
data dan hasil analisanya.
Model lain untuk melakukan analisa data kualitatif ialah dengan menggunakan
Analisa Domain, Analisa Taksonomi, Analisa Komponensial, Analisa Tema Kultural
dan Analisa Komparasi Konstan. Dalam mengaplikasikan teknik-teknik analisa di
bawah ini, penulis menggunakan contoh bidang ilmu Desain Komunikasi Visual.

1) Analisa Domain:
Analisa domain berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau
pengertian yang bersifat secara meyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di

tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori konseptual.


Contoh: Domain dalam dunia seni mencakup: seni lukis, seni tari, seni ukir, desain
komunikasi visual. Cara menganalisa domain ialah dengan menggunakan analisa
semantis yang bersifat universal. Dibawah ini contoh domain yang bersifat universal:
Bentuk

Contoh

Semantis
1. Jenis

X adalah jenis Y

Iklan

2. Ruang

promosi
X adalah tempat di Y atau Ruang gambar adalah bagian dari

3. Sebab - Akibat

bagian dari Y
X adalah akibat dari Y

4. Alasan

Hubungan

5.

Lokasi

salah

satu

jenis

laboratorium
Desain iklan jelek akibat komposisi

merupakan

warna salah
alasan Iklan itu bagus, sehingga konsumen

melakukan Y
untuk X merupakan

membeli produk yang diiklankan


tempat Ruang gambar adalah tempat untuk

melakukan
6 Cara ke Tujuan

melakukan Y
X
merupakan

menggambar
cara Membuat logo yang bagus untuk

melakukan / mencapai Y

mencapai citra perusahaan yang

7. Urutan / tahap

baik
X merupakan urutan atau Mewarnai merupakan salah satu

8. Fungsi

tahap dalam Y
X digunakan untuk Y

9. Karaktersitik

tahap dalam membuat logo


Jenis huruf digunakan

untuk

menarik pembaca
merupakan Komposisi warna merupakan atribut

karaktersitik dari Y

2)

adalah

logo

Analisa Taksonomi: analisa taksonomi didasarkan pada focus terhadap salah satu
domain (struktur internal domain) dan pengumpulan hal-hal / elemen yang sama.
Analisa Komponensial: analisa komponensial menekankan pada kontras antar elemen
dalam suatu domain; hanya karakteristik-karaktersitik yang berbeda saja yang dicari.
Contoh: Cari karakteristik yang berbeda dalam Fungsi Logo suatu perusahaan dengan
dimensi-dimensi kontras seperti di bawah ini:

Kategori

Tidak Standar

Semi Standar

Karaktersitik Logo
Bentuk
Warna
Ukuran
Tulisan
Jarak Pandang/ Durasi
3)

Analisa Tema Kultural: cara melakukan analisa tema kultural ialah dengan mencari
benang merah yang ada yang dikaitkan dengan nilai-nilai, orientasi nilai, nilai dasar /
utama, premis, etos, pandangan dunia dan orientasi kognitif. Analisa berpangkal pada
pandangan bahwa segala sesuatu yang kita teliti pada dasarnya merupakan suatu yang
utuh (keseluruhan), tidak terpecah-pecah; oleh karena itu peneliti dalam menganalisa
data sebaiknya menggunakan pendekatan yang utuh (holistic approach). Teknik
analisanya ialah peneliti melakukan hal-hal seperti di bawah ini:

a) Melarutkan / menyatukan diri seoptimal mungkin selama melakukan penelitian untuk


menghayati apa yang diteliti.
b) Melakukan analisa komonensial lintas domain.
c)

Mengidentifikasi

domain-domain

yang

mencakup

informasi

yang

dominan

dibandingkan dengan domain lainnya.


d) Membuat diagram skematis yang menunjukkan katerkaitan segenap domain.
e) Mencari kesamaan diantara dimensi yang kontras untuk memunculkan tema-tema dari
gejala yang sedang diteliti.
f) Mencari tema-tema universal yang biasanya dimuat pada sejumlah teori yang ada.
g)

Membuat iktisar /ringkasan semua data / informasi yang ada untuk tidak hanya
melihat fakta saja, tetapi juga menjalinnya antara satu dengan yang lainnya.

h)

Membuat suatu perbandingan untuk melacak kesamaan dan perbedaan agar dapat
memunculkan tema-tema alternatif lainnya.

4)

Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research): cara melakukan analisa


komparasi konstan adalah sebagai berikut:

a) Mengumpulkan data untuk menyusun / menemukan suatu teori baru.


b)

Berkonsentrasi pada deskripsi yang rinci mengenai sifat atau cirri dari data yang
dikumpulkan untuk menghasilkan pernyataan teoritis secara umum.

Standar

c)

Membuat hipotesa jalinan hubungan antara gejala yang ada, kemudian mengujinya
dengan bagian data yang lain
Berikut ini beberapa beberapa teknik analisa kualitataif kimia :

a) Reaksi Kering
Beberapa logam mempunyai warna nyala yang spesifik sehingga dapat dilakukan uji
warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation dengan reaksi kering. perhatikan
tabel dibawah ini :

Terkadang uji warna nyala juga dapat menjadi satu-satunya indikator pemastian suatu
unsur tanpa memerlukan analisis yang lebih lanjut dalam pengidentifikasiannya. Seperti unsur
Astatin (At) yang hanya berwarna putih pada saat di uji warna nyalanya.
b) Reaksi Basah
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering digunakan pada
umumnya. Senyawa NO3- hanya membentuk cincin coklat jika direaksikan dengan senyawa
Fero sulfatdan H2SO4. Lain halnya dengan senyawa borat yang jika ditambahkan metanol
kemudian dipanaskan dengan nyala api, maka menghasilkan uap atau asap berwarna hijau.
Uraian diatas merupakan beberapa contoh senyawa yang dalam pengidentifikasiannya tidak
memerlukan tahapan analisis selanjutnya. Karena sifat kimia ataupun fisika dari senyawa
tersebut sangat khas, dimana senyawa yang lain tidak memilikinya.
c)

Reaksi Pengendapan
Kenaikan suhu umumnya dapat memperbesar kelarutan endapan kecuali pada beberapa
endapan, seperti kalsium sulfat, berlaku sebaliknya. Perbedaan kelarutan karena suhu ini dapat
digunakan sebagai dasar pemisahan kation. Misalnya, pemisahan kation Ag, Hg(I), dan Pb
dapatdilakukan

dengan

mengendapkan

ketiganya

sebagai

garam

klorida,

kemudian

memisahkan Pb dari Ag dan Hg(I) dengan memberikan air panas.Kenaikan suhuakan

memperbesar kelarutan Pb sehingga endapan tersebut larut sedangkan kedua kation lainnya
tidak.
d) Reaksi Asam-Basa
Asam secara sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air mengalami
disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen.,sedangkan basa mengalami disosiasi dengan
pembentukan ion hidroksil. Asam atau pun basa yang mengalami disosiasi sempurna
merupakan asam atau basa kuat, misalnya HCl, HNO 3, NaOH dan KOH. Sebaliknya bila asam
atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka disebut asam atau basa lemah, misalnya asam
asetat, H2S dan amonium hidroksida. Dalam analisa kualitatif H 2S digunakan untuk
mengendapkan sejumlah kation menjadi garam sulfidanya.
e) Reaksi Redoks
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif, baik sebagai
pengoksidasi atau pun pereduksi. Contoh penggunaan Reaksi redoks dalam analisis kualitatif
yakni Kalium permanganat, KMNO4
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkandengan air, merupakan
pengoksidasi kuat yang dipengaruhi oleh pH dari mediumnya.
1) Dalam asam;MnO4- + 8H+ + 5e _ Mn2+ (warna merah muda) + 4H2
2) Dalam larutan netral MnO4- + 4H+ + 3e _ MnO2 (endapan coklat) + 2H2O
3) Dalam larutan basa MnO4- + e _ MnO42- ( warna hijau)
f)

Reaksi Pembentukan Kompleks


Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang
melibatkan pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom
pusat dan sejumlah ligan yang terikat dengan atom pusat tersebut.

II. Analisa Kuantitatif


a. Pengertian
Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengetahui kadar
suatu zat. Analisa kuantitatif berkaitan dengan penetapan beberapa banyak suatu zat

tertentu yang terkandung dalam suatu sampel. Zat yang ditetapkan tersebut, yang
sering kali dinyatakan sebagai konstituen atau analit, menyusun sebagian kecil atau
sebagian besar sampel yang di analisis)..Pengertian lain dari analisa kuantitatif adalah
analisa yang bertujuan untuk mengetahui jumlah kadar senyawa kimia dalam suatu
bahan atau campuran bahan.
b. Fungsi dan tujuan
Tujuan utama analisis kauntittatif adalah unutk mengetahui kuantitas (jumlah) dari
setiap komponen yang menyusun analit. Langkah ini terbilang sederhana. Analisis
Kimia bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
sampel yang kita analisa. contohnya dimisalkan kita memperoleh tempe dan diminta
menentukan kadar protein dalam tempe tersebut. maka untuk mengetahuinya kita
lakukan analisa kuantitatif.
c. Teknik kerja atau mekanisme kerja
Beberapa tekhik analisis kuantitatif diklasifikasikan atas dasar :
1)

Pengukuran banyaknya pereaksi yang diperlukan untuk menyempurnakan suatu


reaksi / banyaknyahasil reaksi yang terbentuk.

2) Pengukuran besarnya sifat listrik (misalnya potensiometri)


3) Pengukuran sifat optis (pengukuran obsorbans)
4) Kombinasi dari 1 dan 2 atau 1 dan 3.
Analisis kimia kuantitatif yang klasik menyangkut analisis grafimetri dan titrimetri.
Dalam analisis grafimetri, zat yang akan ditentukan diubah ke dalam bentuk endapan
yang sukar larut, selanjutnya dipisah dan ditimbang.
Sedangkan analisis titrimetri yang sering disebut analisis volumetric, zat yang akan
ditentukan dibiarkan bereaksi dengan suatu pereaksi yang diketahui sebagai larutan
standar (baku). Kemudian volume larutan tersebut yang diperlukan untuk dapat
bereaksi sempurna tersebut diukur.

III. Spektrofotometer
a. Pengertian
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi
difraksi dengan detektor fototube.
b. Fungsi
Menurut Cairns (2009), spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan
atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada senyawaan atau
warna terbentuk. Atau Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur
transmisi atau absorban dari suatu contoh sebagai fungsi dari panjang gelombang
c. Teknik kerja atau mekanisme kerja
Prinsip kerja spektrofotometer berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya
monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It). Transmitan
adalah perbandingan intensitas cahaya yang ditransmisikan ketika melewati sampel (It)
dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel (Io).
Persyaratan hukum Lambert Beer, antara lain:
1) Radiasi yang digunakan harus monokromatik,
2) Energi radiasi yang diabsorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia,
3) Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen,
4)

Tidak terjadi fluoresensi atau phosporesensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh
terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer)
Spektrofotometer bekerja dengan cara mengukur jumlah relatif cahaya dari panjang
gelombang yang berbeda yang diabsorbsi dan ditransmisikan oleh suatu senyawa.
Gambar 1 menjelaskan mekanisme kerja spektrofotometer yang mana cahaya putih
dibiaskan oleh prisma menjadi sejumlah cahaya dengan panjang gelombang yang
berbeda. Cahaya tersebut akan melewati sampel dan kemudian melewati tabung/kuvet
yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik yang digunakan untuk mengukur
densitas sampel tersebut (Campbell et al., 2011).

Teknik spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisi baik secara kuantitatif


maupun secara kualitatif. Analisis secara kualitatif dilakukan dengan adanya pola
spektrum yang mengenali suatu senyawa dan secara kuantitatif berdasarkan hukum
Lambert-Beer. Hukum Lambert-Beer mengatakan bahwa intensitas suatu cahaya yang
diserap berbanding lurus dengan konsentrasi senyawa. Semakin besar suatu
konsentrasi, maka semakin besar nilai absorbasinya. Dengan adanya Hukum ini, maka
dapat dirumuskan nilai absorbansi dengan persamaan:
A=bc
A = Absorban
= koefisien ekstingsi molar
b = tebal larutan (kuvet)
c = konsentrasi larutan
IV. Kromotografi
a. Pengertian
Kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan yang menggunakan fase diam
(stationary phase) dan fase gerak (mobile phase). Kromatografi Merupakan teknik
pemisahan yang paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis untuk analisis
kualitatif, kuantitatif, atau preparatif dalam bidang farmasi, lingkungan, industri dan
sebagainya.
Kromatografi adalah salah satu metode pemisahan kimia yang didasarkan pada
adanya perbedaan partisi zat pada fasa diam (stationary phase) dan fasa gerak (mobile
phase). Kromatografi berasal dari bahasa Yunani yaitu yang berarti warna dan
yang berarti menulis. Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan molekul
berdasarkan perbedaan pola pergerakan antara fase gerak dan fase diam untuk
memisahkan komponen (berupa molekul) yang berada pada larutan
b. Fungsi
Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi
komponen- komponennya
c. Teknik kerja atau mekanisme kerja

Cara kerja kromatografi perinsipnya campuran yang akan dipisahkan ditambahkan


ke kolom yang didalamnya terdapat adsorben (fasa stasioner) dari ujung satu dan
campuran akan bergerak dengan bantuan pengemban / pembawa yang cocok (fasa
mobil) hingga mencapai ujung satunya. Pemisahan dicapai oleh perbedaan laju turun
masing-masing komponen dalam kolom yang ditentukan oleh kekuatan adsorbsi /
koefisien partisi antara fasa mobil dan fasa diam.
1) Kromatografi Kertas
a) Prinsip Kerja Kromatografi Kertas
Pelarut bergerak lambat pada kertas, komponen-komponen bergerak pada laju yang
berbeda dan campuran dipisahkan berdasarkan pada perbedaan bercak warna.
b) Cara penggunaan Kromatogarfi kertas
1. Kertas yang digunakan adalah Kertas Whatman No.1.
2. Sampel diteteskan pada garis dasar kromatografi kertas.
3. Kertas digantungkan pada wadah yang berisi pelarut dan terjenuhkan oleh uap pelarut.
4.

Penjenuhan udara dengan uap, menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan
pergerakan pelarut pada kertas.

2) Kromatografi Kolom
a) Prinsip Kerja Kromatografi Kolom
Didasarkan pada absorbsi komponen2 campuran dengan afinitas berbeda terhadap
permukaan fase diam. Absorben bertindak sebagai fase diam dan fase geraknya adalah
cairan yang mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Sampel yang
mempunyai afinitas besar terhadap absorben akan secara selektif tertahan dan
afinitasnya paling kecil akan mengikuti aliran pelarut.
b) Cara Penggunaan Kromatografi Kolom
1.

Sampel yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui atas kolom dan
dibiarkan mengalir ke dalam adsorben (bahan penyerap).

2.

Komponen dalam sampel diadsorbsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan
penyerap berupa pita sempit pada permukaan atas kolom.

3.

Dengan penambahan pelarut secara terus menerus, masing-masing komponen akan


bergerak turun melalui kolom dan akan terbentuk pita yang setiap zona berisi satu
macam komponen.

4.

Setiap zona yang keluar kolom dapat ditampung dengan sempurna sebelum zona yang
lain keluar kolom.

3) Kromatografi Lapis Tipis


a) Prinsip kerja Kromatografi Lapis Tipis
KLT menggunakan sebuah lapis tipis silika atau alumina yang seragam pada sebuah
lempeng gelas atau logam atau plastik yang keras. Jel silika (atau alumina) merupakan
fase diam. Fase gerak merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.
Pelaksanaan ini biasanya dalam pemisahan warna yang merupakan gabungan dari
beberapa zat pewarna.
b) Cara Penggunaan Kromatografi Lapis Tipis
Pada cara penggunaan KLT hampir sama dengan penggunaan Kromatografi kertas,
hanya saja pada KLT fase diamnya menggunakan plat gelas/ logam/ Aluminium foil
sedangkan pada kromatografi kertas menggunakan kertas saring.
4) Kromatografi Gas
a) Prinsip Kerja Kromatografi Gas
Gas pembawa (biasanya menggunakan helium, argon / nitrogen) dengan tekanan
tertentun dialirkan secara konstan melalui kolom yang berisi fase diam. Komponen
sampel akan terabsorbsi oleh fase dim dengan kecepatan berbeda.
b) Cara Penggunaan Krromatografi Gas
1. Sampel diinjeksikan ke injektor yang suhunya telah diatur.
2. Setelah sampel menjadi uap, akan dibawa oleh aliran gas pembawa menuju kolom.
3. Sehingga komponen akan terabsorbsi oleh fase diam sampai terjadi pemisahan.
4.

Komponen yang terpisah menuju detektor akan menghasilkan sinyal listrik yang
besarnya proporsional.

5. Sinyal listrik tersebut akan diperkuat oleh amplifier.


6. Kromatogram akan dicatat oleh rekorder berupa puncak.
V. Titrimetri
a. Pengertian
Titrimetri adalah suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan
yang diketahui konsentrasinya secara teliti (titran/penitar/larutan baku) yang
direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetapkan kadarnya. Analisa titrimetri

atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang
dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara
teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung
secara kuantitatif.
b. Fungsi atau kegunaan
Analisa titrimetric digunakan dalam laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari
reaktan
c. Teknik kerja atau mekanisme kerja
1)

Titrasi langsung (direct titration) : larutan sampel dapat langsung dititrasi dengan
larutan standar/baku.

2)

Titrasi tidak langsung (indirect titration) : larutan sampel direaksikan dulu dengan
pereaksi yang jumlah kepekatakannya tertentu, kemudian hasil reaksi dititrasi dengan
larutan standar/baku

3) Titrasi kembali (back titration) : dilakukan bila sampel tidak bereaksi dengan larutan
baku/reaksinya lambat. Caranya dengan menambahkan titer secara berlebih, setelah
reaksi dengan analit berjalan sempurna, kelebihan titer ditentukan dengan menitrasi
dengan larutan standar lainnya
VI. Gravimetri
a. Pengertian
Gravimetri dalam ilmu kimia merupakan salah satu metode kimia analitik untuk
menentukan kuantitas suatu zat atau komponen yang telah diketahui dengan cara
mengukur berat komponen dalam keadaan murni setelah melalui proses pemisahan.
Metode analisis gravimetri adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada
pengukuran berat, yang melibatkan: pembentukan, isolasi dan pengukuran berat dari
suatu endapan. Analisis gravimetri merupakan analisis dimana sampel dilarutkan ke
dalam akuades. Kemudian analit diubah menjadi bentuk endapan yang dapat
dipisahkan dan ditimbang. Endapan terbentuk terutama untuk analit-analit yang dalam
bentuk garamnya adalah garam sukar larut. Dengan demikian sebagian besar garam
analit tersebut akan mengendap. Namun demikian ada sejumlah sedikit analit yang
tidak terendapkan dan masih dalam bentuk ionnya yang terlarut dalam larutan
akuades.Bamyaknya ion yang terlarut dalam larutan tergantung dari besarnya
konstanta hasil kali kelarutan (Ksp).

b. Fungsi dan tujuan


Tujuan gravimetri adalah untuk mengetahui berat suatu sampel yang semula berupa
serbuk yang dilarutkan kemudian dilarutkan kembali dengan suatu senyawa atau unsur
lain yang kemudian diendapkan

c. Mekanisme kerja atau cara kerja


Langkah langkah dalam analisa gravimetri adalah sebagai berikut :
1) Cuplikan ditimbang dan dilarutkan sehingga partikel yang akan diendapkan dijadikan
ion-ionnya.
2) Ditambah pereaksi agar terjadi endapan.
3) Proses pemisahan endapan / penyaringan endapan
4) Mencuci endapan dan mengujinya secara kualitatif
5) Proses pengeringan endapan / pengovenan
6) Perhitungan kadar dengan stokiometri
Dasar dan cara analisis gravimetri meliputi:
1) Cara pengendapan
Sejumlah sampel dilarutkan kemudian langsung ditambahkan suatu pereaksi untuk
mengubah zat yang kadarnya akan ditetapkan menjadi senyawaan baru berupa endapan
yang bobotnya dapat diketahui dengan penimbangan.
2) Cara penguapan
Pada cara ini dilakukan dengan penguapan sampel dengan bantuan panas atau
pereaksi tertentu. Cara ini kadang-kadang dinamakan cara evolusi.
3) Cara pengendapan elektrolisis
Elektrolisis juga dapat dipakai untuk memisahkan suatu unsur atau senyawa dari
suatu sampel pada potensial tertentu yang kemudian bobotnya dapat diukur.
Tahapan kerja dalam analisis gravimetri, yaitu meliputi: penimbangan, pelarutan,
pemanasan, pengendapan, penyaringan, pencucian, pemijaran, pendinginan, dan
penimbangan.

Astut

Gani.2014.

http://azhghanie.blogspot.com/2014/09/artikel-mengenai-

analisa-kualitatif.html
available : kucaku (kumpulan catatanku)
Astuti gani.2014. Analisa kualitatif dan kuantitatif. [ internet ] available from :
www.google.com. http://azhghanie.blogspot.com/2014/09/artikel-mengenai-analisakualitatif.html

Вам также может понравиться