Вы находитесь на странице: 1из 27

KEISTIMEWAAN LOGAM ALUMINIUM

DALAM BIDANG OTOMOTIF


TUGAS PAPER KIMIA DASAR

Oleh :
Anugrah Pangeran (49)/1506800211
Dian Hapsari Safitri (50)/1506800224
Kelas - 06

FAKULTAS TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2015

Daftar Isi
KENAPA HARUS ALUMINIUM ?.........................................................................3
1.

2.

Sifat-sifat dari Aluminium.........................................................................4


1.1

Berat.................................................................................................. 4

1.2

Kekuatan (Strength)...........................................................................4

1.3

Machining.......................................................................................... 5

1.4

Konduktivitas Listrik...........................................................................5

1.5

Konduktivitas Panas...........................................................................6

1.6

Corrosion Resistance.........................................................................7

1.7

Tabel Sifat Material............................................................................8

Proses Produksi Aluminium......................................................................9


Step 1 - Pemurnian Material Mentah...........................................................9
Step 2 - Reduksi Alumina..........................................................................10

3.

Logam Ini Bisa Di Daur Ulang !..............................................................11


3.1

Bahan Baku dan Cara Pengumpulannya.........................................12

3.2

Perlakuan Bahan Baku....................................................................13

3.3

Pemisahan secara spesifik pada scrap berdasarkan unsur paduan. 14

3.4

Peleburan......................................................................................... 14

3.5

Refining........................................................................................... 14

3.6

Pengecoran...................................................................................... 15

Aluminium dan Paduannya (Alloys)........................................................16

APLIKASI ALUMINIUM DALAM BIDANG OTOMOTIF.........................................17


1. Pengurangan Massa Adalah Suatu Kebutuhan Untuk Mengurangi Emisi
CO2............................................................................................................... 18
2.

Manfaat Tambahan Dari Pengurangan Massa Kendaraan......................20


2.1

Acceleration..................................................................................... 20

2.2

Pengereman (Braking).....................................................................20

2.3

Pengendalian (Handling)..................................................................20

2.4

Kenyamanan Berkendara (Driving Comfort)....................................21

3.

Aluminium Sebagai Solusi......................................................................21

4.

Kendala Yang Dihadapi Dalam Penerapan Aluminium di Bidang Otomotif


23

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 24

KENAPA HARUS
ALUMINIUM ?

1.

Sifat-sifat dari Aluminium


Setelah baja, aluminium sekarang ini adalah material logam kedua

yang paling banyak digunakan di dunia ini. Sifat-sifat dari aluminium


meliputi : massa jenisnya rendah (low density) dan oleh karena itu ringan,
high strength, sifat mampu tempa yang sangat baik, mudah dilakukan
machining, sifat tahan korosi yang sangat baik, sifat konduktivitas panas
dan listrik yang baik, dimana seluruh sifat-sifat tersebut merupakan sifat
terpenting dari aluminium. Aluminium juga sangat mudah didaur ulang
(recycle).

1.1

Berat
Salah satu sifat terbaik yang diketahui dari aluminium adalah

logam ini

ringan, dengan massa jenis sepertiga dari baja, 2700 kg/m 3.

Massa jenis yang

rendah ini menyebabkan aluminium memiliki berat yang

ringan, namun tidak

1.2

berpengaruh pada kekuatannya.

Kekuatan (Strength)
Paduan

mempunyai nilai

aluminium

tensile

(aluminium

alloys)

pada

umumnya

strength antara 70 700 MPa. Rentang nilai

alloys digunakan dalam proses extrusion berkisar antara 150 300 MPa.
Tidak seperti kebanyakan baja (steel), aluminium tidak menjadi getas pada
temperatur rendah, namun kekuatannya

meningkat.

Pada temperatur

tinggi kekuatan aluminium mengalami penurunan.

1.3

Machining
Aluminium sangat mudah untuk diproses dengan banyak

metode proses

permesinan (machining) seperti milling, drilling, cutting,

punching, bending. Terlebih

lagi energi input untuk proses machining

aluminium itu rendah.

1.4

Konduktivitas Listrik
Konduktivitas listrik dari
99,99%

aluminium

murni

pada suhu 20oC adalah 63,8% dari


International
Copper

Annealed

Standard

(IACS).

Aluminium memiliki
konduktivitas
sangat
material logam-

tingkat
listrik

baik

diantara

logam

ada. Resistensi atau

yang
hambatan

listrik aluminium pada suhu


adalah

2.69

yang

microohm

20oC
cm.

Konduktivitas listrik merupakan salah satu

sifat

aluminum

sensitif. Sifat aluminium ini dipengaruhi oleh dua hal, yaitu

yang

perubahan

dalam komposisi dan perlakuan panas (thermal treatment). Penambahan


logam lain dalam aluminium menurunkan sifat konduktivitas listrik
walaupun di sisi

lain mampu meningkatkan kekuatan dari aluminium.

Perlakuan panas juga

mempengaruhi

unsur dalam solid solution menghasilkan

konduktivitas
resistensi yang

sejak

unsur-

lebih besar

dari unsur utama yang tidak larut.

1.5

Konduktivitas Panas
Konduktivitas panas dari 99,99% aluminium murni pada

rentang suhu 0 -

100oC adalah 244 W/m.K. Specific gravity yang rendah

membuat konduktivitas panas

aluminum dua kali lebih baik dari tembaga.

Konduktivitas panas berkurang tipis jika

ada

penambahan

paduan. Kombinasi sifat konduktivitas panas yang tinggi, ringan,

unsur
dan

mudah dilakukan forming, tak pelak lagi membuat aluminium sebagai


pilihan untuk heat excahnger, radiator mobil, perkakas masak, dan
lebih jauh lagi

untuk engine cylinder head.

1.6

Corrosion Resistance
Aluminium memiliki ketahanan terhadap korosi yang lebih

tinggi dibandingkan

dengan logam-logam yang lain. Hal ini disebabkan

aluminium bereaksi dengan oksigen

di udara bebas kemudian secara

spontan membentuk lapisan tipis oksida namun kuat

yang hadir pada

permukaan aluminium yang mencegah oksidasi lebih jauh lagi. Lapisan


ini mampu memperbaiki "dirinya sendiri" jika mengalami kerusakan
secara mekanis

dan

juga lapisan

oksida ini

bersifat

impermeable.

Lapisan oksida ini stabil pada rentang pH 4 - 9.

1.7 Tabel Sifat Material


Berikut ini tabel perbandingan material logam murni
(commercially pure metals) :

Tabel sifat aluminium murni :

2.

Proses Produksi Aluminium

Aluminium Smelter

Aluminium itu ringan, konduktif, logam yang tahan terhadap korosi


dengan afinitas yang kuat terhadap oksigen. Kombinasi dari sifat-sifat
tersebut yang membuat aluminium sebagai material yang digunakan secara
luas dalam berbagai bidang kegidupan, dengan pengaplikasian

dalam

penerbangan, konstruksi, otomotif, industri perkapaln, dan produk domestik.


Aluminium tidak ditemukan di bumi dalam keadaan unsur bebas,
namun sebagai bijih, yaitu bauksit. Bauksit itu sendiri memiliki campuran
utama, yaitu Al2O3.H2O , Fe2O3 dan SiO2 yang kemudian dilakukan proses
pemurnian dalam proses berikut ini :

Step 1 - Pemurnian Material Mentah


Bauksit

ditambang,

dihancurkan

(crushed)

dan

dicuci

untuk

menghilangkan kotoran atau impurities yang larut dalam air. Material yang
masih tinggal kemudian dilarutkan dalam NaOH dan dipanaskan.
Al2O3 + 6NaOH + 3H2O 2Na3Al(OH)6

10

Beberapa kristalin SiO2 dapat juga dilarutkan dengan reaksi :


SiO2 + 4NaOH Na4SiO4 + 2H2O
Dua spesi ini (Na3Al(OH)6 dan Na4SiO4) dapat larut (soluble), tetapi Fe2O3
tidak larut dalam larutan ini dan bisa disaring. Seiring berjalan waktu, lama
kelamaan Na3Al(OH)6

terurai menjadi Al(OH) 3 (suatu spesi yang tak larut),

yang mana juga bisa disaring.


Na3Al(OH)6 + 2H2O 3NaOH + Al(OH)3 . 3H2O
Kemudian diuraikan dengan dilakukan pemanasan hingga temperatur diatas
1000 oC untuk memperoleh alumina, Al2O3 .
2Al(OH)3 . 3H2O Al2O3 + 9H2O

Step 2 - Reduksi Alumina


Alumina (Al2O3) yang dihasilkan lalu dilarutkan dalam lelehan cryolite
(Na3AlF6), membentuk larutan ionik dan bersifat konduktif listrik. Larutan ini
diuraikan dengan elektrolisis pada suhu sekitar 950C, menggunakan anoda
karbon yang bisa habis dengan dua reaksi yang berjalan secara paralel
menurut persamaan reaksi berikut ini :
Al2O3 + 3C 2Al + 3CO
2Al2O3 + 3C 4Al + 3CO2
Sel elektrolisis ditunjukkan pada gambar dibawah ini :

11

Sel Hall-Heroult untuk produksi aluminium. Aluminium oksida dielektrolisis dalam kriolit cair (elektrolit).
Lelehan Al terbentuk pada katode dan berkumpul di bawah sel, yang dikeluarkan secara berkala.

Reaksi bersihnya dapat dituliskan seperti berikut.

Katode

4Al3+(aq) + 12e 4Al(l)

Anode

12O2(aq) + 3C(s) 3CO2(g) + 12e

Reaksi sel

2[2Al3+ + 3O2] + 3C(s) 4Al(l) + 3CO2(g)


[2Al3+ + 3O2] = Al2O3

Anode karbon dibuat dari karbonasi minyak bumi yang harus diganti
secara kontinu sebab sering terkontaminasi oleh pengotor. Aluminium
dibuat dalam jumlah besar untuk paduan logam. Logam aluminium murni
bersifat lunak dan mudah terkorosi. Penambahan sejumlah kecil logam lain,
seperti Cu, Mg, atau Mn, aluminium akan menjadi keras dan tahan terhadap
korosi.

3.

Logam Ini Bisa Di Daur Ulang !


Daur ulang aluminium merupakan proses di mana scrap dari logam

ini dapat digunakan kembali menjadi suatu produk. Proses yang digunakan
sangat sederhana, yaitu dengan cara melakukan re-melting logam tersebut.
Sekitar tahun 1900, proses recycle Al masih sedikit dilakukan dan belum
menghasilkan keuntungan yang besar, dan proses ini mulai berkembang
sekitar tahun 1968 ketika kaleng minuman yang berasal dari logam
aluminium mulai di daur ulang dan pada tahun 1972 sudah sebesar 24.000
metrik ton kaleng minuman yang di daur ulang dan melonjak tajam pada
tahun 2006 yang mencapai 525.000 metrik ton.
Proses daur ulang dari Al memiliki beberapa keuntungan yaitu
mengurangi konsumsi energy/energy savings di mana pada proses ini hanya
dibutuhkan 5 % dari energy pada saat pengolahan Al dari bijih bauksit.
Selain itu, dapat mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan pada saat
proses pengolahan Al dari bauksit, terutama mereduksi CO 2 dan gas rumah
kaca seperti CF4, C2F6, dan PFC, sehingga lebih ramah lingkungan.
12

Secara umum, proses daur ulang dari Al terlihat seperti diagram alir di
bawah ini:

Diagram Alir Proses Daur Ulang Aluminium

3.1

Bahan Baku dan Cara Pengumpulannya


Terdapat dua jenis raw materials yang bisa digunakan pada proses

daur ulang aluminium, yaitu new scrap dan old scrap. New scrap didapatkan
pada saat proses pengolahan aluminium dari bauksit. Di mana pada saat
pemrosesan

akan

menghasilkan

product, seperti skimmingsdan dross pada


pengecoran, edge

saat

trimmingsdan billet

aluminium by-

proses

pelelehan

ends pada

dan
saat

13

proses rolling dan extruding, turnings,

millingsdan borings saat

proses machining, serta off-cuts saat proses stamping.


Aluminium tersebut disebut new scrap, karena dihasilkan pada saat
proses produksi pertama dan belum sampai pada tahap pemakaian oleh
konsumen. Selanjutnya adalah old scrap, di mana dihasilkan dari aluminium
yang telah dibeli oleh konsumen dan telah digunakan dalam jangka waktu
tertentu. Terdapat beberapa jangka waktu untuk setiap produk aluminium,
dari yang hanya beberapa minggu seperti untuk kemasan makanan seperti
kaleng, sampai untuk aplikasi yang sangat lama, seperti pada aplikasi
untuk frame kaca dan bagian-bagian bangunan lainnya. Sehingga jika
benda-benda tersebut tidak digunakan kembali, dan menjadi aluminium old
scrap. Kemudian masing-masing material bekas tersebut dikumpulkan dan
dilakukan proses daur ulang untuk menghasilkan aluminium yang baru.

Berbagai Macam Bahan Baku (Scrap) Aluminium

3.2

Perlakuan Bahan Baku


Scrap harus memiliki kualitas tertentu sebelum dilakukan proses

peleburan. Untuk mendapatkan kualitas yang baik, semua material yang


menempel harus dipisahkan dan dilakukan proses scrap soritng berdasarkan
tipe paduan dan kadarnya. Berdasarkan tipe srap, material yang berasal

14

dari produksi aluminium atau new scrap langsung dipisahkan tanpa melalui
proses treatment khusus.
Setelah dibersihkan, scrap kemudian dicacah agar mudah dilakukan
penangan

lebih

lanjut

dan

dipisahkan

berdasarkan

tipe

paduannya.Turnings akan dilakukan proses penghilangan semua bahanbahan pelekat, lalu dilakukan degreasing dan dikeringkan dan dipisahkan
dari partikel-partikel besi menggunakan separator magnetik. Scrap yang
berukuran besar seperti blok mesin, dilakukan pemisahan/fragmentasi
dengan tujuan untuk memisahkan dari material lainnya. Scrap jenis ini akan
dimasukkan ke dalam furnace untuk memisahkan besi secara termal. Selain
itu digunakan alat high ternsion separator untuk memisahkan Al dari
pengotor berdasarkan sifat konduktifitas. Selain itu scrap dari bungkus
makanan seperti kaleng dapat dipisahkan dari komponen non-metalik
dengan menggunakan pirolisis untuk menguapkan pengotor tersebut. Lalu,
aluminium skimmings biasanya akan dihancurkan dengan cara di-mill dan
dipisahkan berdasarkan berat jenis, dan aluminium oksida dapat dipisahkan
dengan menggunakan proses sieving.

3.3 Pemisahan secara spesifik pada scrap berdasarkan


unsur paduan
Sebelum dimasukkan ke dalam furnace, aluminium akan dipisahkan
berdasarkan

komposisi

unsur

paduannya

agar

didapatkan

ketepatan

komposisi pada saat produk telah jadi. Pada proses ini telah dilakukan
secara komputerisasi sehingga lebih mudah dan efektif.

3.4

Peleburan
Pada

saat

peleburan

akan

dicampur

antara scrap hasil casting dan wroughtyang telah dibersihkan dan disortir
terlebih dahulu. Pemilihan dapur berhubungan dengan konten oksida, tipe
dari material pengotor, dimensi dan geometri scrap, dan kondisi saat
operasi. Jenis dapur yang paling banyak digunakan adalah rotary furnace.
Proses pelelehan dilakukan pada suhu Tm dari Al yaitu sekitar 750 C 100
C dibawah lapisan garam. Pada saat proses peleburan biasanya Al akan
bereaksi

dengan

oksigen

membentuk

Al2O3 dan

menghasilkan

aluminium dross, dan dapat digunakan untuk industri semen. Namun

15

dengan menggunakan garam pada saat peleburan dapat mengurangi oksida


yang terbentuk pada aluminium serta akan menghilangkan pengotor
pada liquid metal.

3.5

Refining
Setelah melalui proses peleburan, Al akan melalui proses refining di

mana dilakukan di holding furnace. Proses ini bertujuan untuk mengatur


kadar paduan dan konsentrasi-nya serta untuk menghilangkan pengotor
dengan penambahan agen pemurni. Contohnya yaitu ditambakan klorin
untuk menghilankan elemen pengotor seperti Ca dan Mg dan melakukan
prosesdegassing pada metal tersebut.

3.6

Pengecoran
Pengecoran merupakan tahap akhir dari proses aluminium, di mana

aluminium cair akan dicor ke dalam ingots (4-25 Kg) dan aluminium oksida
yang terperangkap dilakukan pemisahan saat proses pengecoran. Selain
dicor, aluminium cair dijadikan produk wrought, di mana dimasukkan ke
dalam ekstrusi untuk menjadi billets dan di rol dan menjadi slabs, yang
dilanjutkan dengan proses perlakuan panas.

16

Diagram Produk Hasil Daur Ulang Aluminium

Produk yang dihasilkan dari proses ini sangat beraneka ragam. Produk yang
dihasilkan bisa sama dengan sebelum didaur ulang seperti untuk bingkai
jendela,

ataupun

menjadi

produk

yang

berbeda

seperti cylinder

head menjadi gearbox.


Proses daur ulang tidak mengubah struktur aluminium, dan dapat
dilakukan berkali-kali tanpa mengalami sedikit pun kehilangan kualitas.
Mendaur ulang aluminium hanya mengkonsumsi energi sebesar 5% dari
yang digunakan dalam memproduksi aluminium dari bahan tambang.

Aluminium dan Paduannya (Alloys)


Aluminium murni (pure aluminium) relatif lemah. Untuk mengatasi hal

ini, logam aluminium bisa ditambahkan paduan (alloy) dan atau dilakukan
cold worked. Kebanyakan aluinium yang telah ada di pasar telah dipadukan
dengan paling tidak satu unsur ke dalamnya.
Terdapat sistem penamaan internasional untuk aluminium dan
paduannya yang dilakukan oleh The Aluminum Association Inc. (AA) yang
bertanggung

jawab

paduannya.

Digit

meregistrasi
pertama

penomoran

pada

empat

dari
digit

aluminium
kode

dan

paduan

mengindetifikasikan unsur paduan utamanya.


Tabel Sistem Penomoran Aluminium dan Paduannya :
Alloying element

Alloy code

Alloy type

None (pure aluminium)

1XXX series

Not hardenable

Copper

2XXX series

Hardenable

Manganese

3XXX series

Not hardenable

Silicon

4XXX series

Not hardenable

Magnesium

5XXX series

Not hardenable

Magnesium + silicon

6XXX series

Hardenable

Zinc

7XXX series

Hardenable

Other

8XXX series

17

Diagram diatas menunjukkan pengaruh unsur paduan yang ditambahkan pada


logam
aluminium. Unsur
paduan mampu
mempengaruhi sifat aluminium dan ini sangat
diperlukan
sesuai
kebutuhan.

APLIKASI ALUMINIUM
DALAM BIDANG OTOMOTIF
18

1.

Pengurangan Massa Adalah Suatu

Kebutuhan

Untuk

Mengurangi
Emisi CO2.

Sudah banyak pemerintah negara-negara besar di dunia, seperti


negar-negara Eropa dan Amerika yang menetapkan standard yang ketat
terhadap emisi CO2 dari kendaraan bermotor. Para insinyur otomotif pun
berusaha keras untuk mampu merancang kendaraan bermotor yang bisa
memenuhi standard dari pemerintah saat ini tentang emisi gas buang. Salah
satu cara terbaik adalah mengurangi massa dari kendaraan dalam usaha
untuk mengurangi emisi CO2.
Hubungan antara bobot yang ringan dengan penurunan emisi CO 2
relatif

kompleks.

Pengurangan

emisi

CO 2

bisa

dicapai

dengan

19

menombinasikan dua faktor, yaitu penghematan beban langsung (Direct


Weight Saving) dan penghematan primary fuel. Pengurangan emisi CO2
terbesar dicapai dengan menambah dua faktor berikut, yaitu penghematan
beban tak langsung (Indirect Weight Saving) dan penghematan secondary
fuel.

Direct weight saving : pengurangan bobot disebabkan oleh


penggantian material yang berat menjadi material yang lebih ringan

pada beberapa komponen.


Indirect weight saving : pengurangan bobot ekstra dengan
perampingan pada komponen tertentu (rem, suspensi, mesin, dll)
untuk menjaga performa di level yang sama dengan sebelumnya.
Penghematan indirect ini muncul setelah dilakukan direct weight
saving

mampu

mempresentasikan

sampai

50%

ekstra

penghematan bobot kendaraan.


Primary fuel saving : bahan bakar tersimpan berkat kebutuhan
energi

dan

yang

kecil

disebabkan

bergerak) yang lebih ringan.


Secondary fuel saving :

oleh

bobot

penghematan

kendaraan
bahan

bakar

(sedang
ekstra

diperoleh dengan mengoptimalkan penerus daya (drive train) (gear


ratio, engine electronic, dll) untuk menjaga performa di level yang
sama dengan sebelumnya.

20

Pengurangan bobot secara langsung mengurangi konsumsi energi


karena kebutuhan energi untuk menggerakkan kendaraan secara langsung
sebanding dengan massa kendaraan. Pada perhitungan rata-rata,
pengurangan massa sebesar 100 kg yang dicapai pada kendaraan
penumpang (car passenger) bisa menghemat :

0,315 Liter bahan bakar per 100 km.


8 gram CO2 per km pada knalpot atau pipa pembuangan mobil.
9 gram CO2 per km.

Gambar diatas merupakan hubungan matematis antara gaya yang


dialami kendaraan dengan massa kendaraan itu sendiri. Massa ini mampu
mempengaruhi energi yang diperlukan oleh kendaraan untuk bergerak.
Semakin besar massa kendaraan, maka energi yang dibutuhkan akan
semakin besar dan kebutuhan bahan bakar pun semakin banyak.

21

2.

Manfaat Tambahan Dari Pengurangan Massa Kendaraan.

2.1

Acceleration
Menjaga performa akselerasi mobil tetap stabil, dimana secara

umum

tercermin dari perbandingan power terhadap berat (power-to-

weight ratio),

pengurangan

(downsizing) dari power train

bobot

memungkinkan

perampingan

(mesin, transmisi, axle differential, dll).

Pengurangan bobot menaikkan power-to-

weight ratio sehingga mampu

meningkatkan akselerasi.

2.2

Pengereman (Braking)
Menjaga daya pengereman konstan, bobot yang ringan

memperpendek jarak

2.3
dalam

pengereman.

Pengendalian (Handling)
Pengendalian kendaraan ditingkatkan dengan penurunan bobot
beberapa cara berikut :

Lebih mudah mengendalikan mobil dengan bobot yang

lebih ringan
dalam kondisi pengemudian yang diinginkan.

Mengurangi bobot mobil menurunkan centre of gravity,


meningkatkan
berguling.

kestabilan mobil dan mengurangi resiko

Distribusi beban optimal antara bagian depan dan

bagian belakang

seharusnya 50-50 dan biasanya bagian


22

depan terlalu overload, dengan

menggunakan

aluminium untuk mengurangi beban bisa

komponen

sangat

bermanfaat.

2.4

Kenyamanan Berkendara (Driving Comfort)


Pengurangan beban pada komponen seperti roda (wheels)

mampu menambah

kenyaman

dalam

mengurangi efek palu (hammerin effect) ketika

berkendara

dan

juga

melewati

jalan

yang

tidak rata.

3.

Aluminium Sebagai Solusi


Produsen

mobil

pada

dasarnya

bereaksi

terhadap

kenaikan

persyaratan efisiensi bahan bakar dan peraturan. Setiap pasar besar di


seluruh dunia memperketat standar bahan bakar. Banyak produsen mobil
yang ingin meningkatkan kandungan alumunium mereka dan melakukan
proyek R & D (penelitian dan pengembangan) terbaru tentang cara
mengkonversi body mobil dari baja ke aluminium, juga mengkonversi atap
dan pintu dari baja ke aluminium.
Aluminium memiliki
Tetapi

dibutuhkan

massa jenis 2700 kg/m3, sepertiga dari baja.

penambahan

ketebalan

rata-rata

dari

aluminium

dibandingkan dengan baja untuk mencapai karakteristik yang sama pada


parts yang akan diaplikasikan.
Rasio ketebalan yang paling sering ditemui dalam aplikasi struktural
adalah sekitar 0,5, hal ini berarti misalnya 0,8 mm komponen baja dapat
diganti dengan 1,2 mm komponen aluminium. Dalam kasus ini, penurunan
bobot masih tetap 50%.

23

Diagram distribusi penggunaan aluminium pada komponen mobil Eropa

Industri

otomotif

menggunakan

komponen

aluminium

dalam

pembuatan kendaraan, karena mampu mereduksi bobot mobil hingga 40 %.


Dengan bobot yang lebih ringan, konsumsi bahan bakar kendaraan pun
berkurang hingga 10 % alias lebih irit. Hasil penelitian yang dilakukan
University

of

Aachen,

Jerman

dan

European

Aluminium

Association

menyimpulkan, bahan aluminium yang digunakan di beberapa bagian


kendaraan

dianggap

lebih

baik

dibanding

bila

menggunakan

baja

berkekuatan tinggi.
Pengaplikasian aluminium di mobil masih bisa terus dikembangkan
dari waktu ke waktu. Aluminium pada hari ini telah digunakan hampir semua
komponen di mobil (terutama body dan chassis). Berikut ini diagram aplikasi
aluminium di mobil :

24

Berikut ini distribusi penggunaan rata-rata aluminium oleh OEM


(Original Equipment Manufacturer) otomotif di dunia secara umum pada
tahun 2012 dalam satuan kilogram :

25

4.

Kendala Yang Dihadapi Dalam Penerapan Aluminium di

Bidang Otomotif
Pabrikan
kendaraan

otomotif

berbahan

di

Asia

alumunium.

masih

ragu-ragu

Padahal

mereka

untuk

membuat

mengetahui

kalau

alumunium sangat berperan untuk mengurangi bobot kendaraan yang


dilempar ke pasar. Pengurangan bobot saat ini menjadi salah satu strategi
penting untuk memenuhi regulasi mengenai efisiensi konsumsi bahan bakar.
Sejumlah pabrikan mobil di Asia tidak memprioritaskan untuk pengurangan
bobot kendaraan yang mereka produksi. Sebab di pasar Asia sendiri tidak
memberlakukan aturan ketat mengenai bobot kendaraan.
Harga dari alumunium masih dipandang sebagai faktor penghalang
bagi sebagian produsen kendaraan sehingga mereka baru akan memakai
bahan ini untuk kendaraan yang dipasarkan di negara dengan undangundang yang ketat. Menurut laporan dari analis otomotif, produsen mobil di
Asia baru akan memproduksi mobil berbahan alumunium hanya untuk
bersaing dengan produsen mobil asal Jerman dan Amerika Serikat yang
sudah menggunakan alumunium dalam banyak model yang mereka
luncurkan.

26

DAFTAR PUSTAKA

Alcan, Banburry, Ron Cobden. 1994. Aluminium : Physical Properties,


Characteristics and Alloys. EAA - European Aluminium Association.
http://otomotif.antaranews.com/berita/316241/body-aluminium-pola-dietprodusen-mobil
http://otomotif.liputan6.com/read/2068400/pabrikan-mobil-asia-engganpakai-alumunium-untuk-bahan-baku-mobil
http://www.aluminiumdesign.net/why-aluminium/
http://www.european-aluminium.eu
http://www.neraca.co.id/article/40010/produsen-mobil-harus-gunakanaluminium-lokal-penerapan-uu-minerba-no-42009

27

Вам также может понравиться