Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
f (t )t p dt t pe t dt p! ( p 1) F ( p)
yakni diperoleh suatu fungsi yang merupakan fungsi dari variabel p, F(p); maka F(p) merupakan
transformasi integral dari f(t) atau sebaliknya, f(t) adalah invers tranformasi dari F(p)
B. Transformasi Laplace
Transformasi Laplace dari f(t) dilambangkan dengan L(f) atau F(p):
L( f ) f (t )e pt dt F ( p )
(26.1)
dengan f(t) = 0 untuk t < 0 (banyak definisi yang dipergunakan; perlu kehati-hatian ketika
menggunakannya).
Sebagai contoh, f (t ) 1 maka transformasi Laplace dari f(t) adalah
1
1
L( f ) e pt dt e pt
0 p
p
0
dengan p > 0 (jika p bilangan kompleks, maka Re p > 0).
Jika f (t ) e at maka transformasi Laplace dari f(t) adalah
L( f ) e ( a p ) t dt
0
1 ( a p )t
1
e
t 0 a p
a p
(26.2)
(26.3)
dengan (a + p) > 0
Beberapa kaidah pada transformasi Laplace
1. Transformasi Laplace dari jumlah dua fungsi sama dengan jumlah dari transformasi
Laplacenya. Hal dapat dibuktikan sebagai berikut
L[ f (t ) g (t )] [ f (t ) g (t )]e pt dt
0
L[ f (t ) g (t )] f (t )e pt dt g (t )e pt dt
0
2.
L[ f (t ) g (t )] L( f ) L( g )
(26.4)
Transformasi Laplace dari konstanta kali suatu fungsi sama dengan konstanta kali transformasi
Laplace dari fungsi tersebut
pt
dt c f (t )e pt dt
0
L[cf (t )] cL( f )
(26.5)
Sebagai ilustrasi diberikan contoh sebagai berikut; jika pada (26.3) a diganti dengan ia maka
f (t ) eiat cos at i sin at dan transformasi Laplacenya adalah
1
p
a
F ( p)
2
i 2
2
p ia p a
p a2
Transformasi Bentuk Integral
Fisika Matematika II
TI - 1
p
a
i 2
2
p a
p a2
(26.6)
Jika a diganti dengan ia maka f (t ) e iat cos at i sin at dan transformasi Laplacenya adalah
1
p
a
F ( p)
2
i 2
2
p ia p a
p a2
Dengan demikian dapat dituliskan
p
a
L(e iat ) L(cos at i sin at ) L(cos at ) iL(sin at ) 2
i 2
(26.7)
2
p a
p a2
Jika (26.6) ditambah (26.7) maka dapat diperoleh hasil
p
L(cos at ) 2
(26.8)
p a2
yang merupakan pembuktian L4 (lihat Tabel 1)
Jika (26.6) dikurangi dengan (26.7) maka dapat diperoleh hasil
a
L(sin at ) 2
(26.9)
p a2
yang merupakan pembuktian L3
p
Jika pers (26.8) dituliskan secara lengkap L(cos at ) e pt cos at dt 2
p a2
0
kemudian didiferensialkan terhadap a maka akan diperoleh
2ap
L(t sin at ) e pt t sin at dt
(26.10)
2
2
p a2
0
yang merupakan pembuktian L11.
Beberapa hasil transformasi Laplace ditunjukkan oleh Tabel 1.
y f (t ); t 0
y f (t ) 0; t 0
L1
L2
e at
L3
sin at
L4
cos at
L5
t k ; k 1
L6
t k e at ; k 1
L7
e at e bt
ba
L( y ) Y F ( p ) f (t )e pt dt
Persyaratan
1
p
1
pa
a
2
p a2
p
2
p a2
(k 1)
k!
atau
k 1
p
p k 1
k!
(k 1)
atau
k 1
p a
p a k 1
1
p a p b
Fisika Matematika II
Re p 0
Re( p a) 0
Re p Im a
Re p Im a
Re( p a) 0
Re( p a) 0
Re( p a ) 0
Re( p b) 0
TI - 2
Kode
y f (t ); t 0
y f (t ) 0; t 0
L( y ) Y F ( p ) f (t )e pt dt
Persyaratan
L8
ae
at
be
a b
L9
sinh at
L10
cosh at
L11
t sin at
bt
p a p b
a
p a2
p
2
p a2
2ap
Re p Re a
a2
Re p Re a
Re p Im a
p2 a2
Re p Im a
L12
t cos at
L13
e at sin bt
L14
e at cos bt
pa
p a 2 b 2
L15
1 cos at
a2
p p2 a2
at sin at
a3
p2 p2 a2
L16
L17
sin at at cos at
L18
e at 1 at
L19
L20
L21
L22
L23
sin at
t
sin at cos bt
t
a 0; b 0
e at e bt
t
a
1 erf
2 t
a0
J 0 (at )
a2
b
p a 2 b 2
2a 3
a2
p
p a 2
a
arctan
p
1
ab
a b
arctan
arctan
2
p
p
ln
p b
p a
1 a
e
p
Re p a Im b
Re p a Im b
Re p Im a
Re( p a) 0
Re( p b) 0
1
p2 a 2
Fisika Matematika II
Re p Im a
Re p Im a
Re( p a) 0
Re p Im a
Re( p a) 0
Re( p a) 0
Re( p b) 0
Re p 0
Re p Im a
jika a real 0
Re a 0
TI - 3
Kode
L24
L25
y f (t ); t 0
y f (t ) 0; t 0
L( y ) Y F ( p ) f (t )e pt dt
1, t a 0
f (t )
0, t a
[fungsi berundak,
dituliskan f (t ) u (t a ) ]
f (t ) u (t a ) u (t b)
1
t
a
L26
Persyaratan
1 pa
e
p
Re p 0
e ap e bp
p
Setiap p
1
ap
tanh
p
2
Re p 0
1
t
2a
3a
-1
L27
L28
L29
L30
L31
(t a ) ; a 0
g (t a ), t a 0
f (t )
0, t a
f (t ) g (t a)u (t a )
e at g (t )
g (ta ) ; a 0
g (t )
dapat diintegralkan
t
e pa
e paG ( p )
G ( p ) adalah L(g )
G( p a)
1 p
G
a a
G(u )du
p
t g (t )
d nG ( p )
(1)
dp n
g ( )d
1
G p
p
L32
L33
0
t
g (t )h( )d
0
L34
G p H ( p )
h(t ) g ( )d
0
(konvolusi, g*h)
L35
L( y) pY y0
L( y) p 2Y py0 y0
L( y) p 3Y p 2 y0 py0 y0
L( y n ) p nY p n 1 y0 p n 2 y0 ... y0n 1
Fisika Matematika II
TI - 4
Invers dari transformasi Laplace ditentukan dengan menuliskannya ke dalam bentuk seperti bentuk
1 p
dalam table kemudian menemukan fungsinya dari Tabel 1. Sebagai contoh, invers dari
p 22
adalah ditentukan dengan menuliskannya ke dalam bentuk
1 p
1
p
2
2
p 2 p 2 p 22
Dengan membandingkan suku pertama dengan L6 pada Tabel 1 dapat diperoleh bahwa
k 1 and a 2 ; sehingga invers dari suku pertama adalah f t te 2t . Dengan cara yang sama
invers suku kedua dapat diperoleh dengan membandingkannya dengan L18 untuk memperoleh
1 p
a 2 sehingga invers suku kedua adalah f t e 2t 1 2t . Dengan demikian invers dari
p 22
adalah f t te 2t e 2t 1 2t e 2t 1 t
(26.11)
Soal-soal 26
1
dan kemudian diferensialkan terhadap p untuk
a p
1
membuktikan L5 and L6. Tunjukkan bahwa L
p
t
2. Dengan menggunakan L2, buktikan L7 dan L8
3. Dengan menggunakan L2 atau L3 dan L4 buktikan L9 dan L10
4. Dengan pendiferensialan suatu formula terhadap a buktikan L12
5. Dengan pengintegrlan suatu formula terhadap a buktikan L19
6. Dengan mengganti a pada L2 dengan a + ib dan kemudian dengan a ib dan penjumlahan dan
pengurangan hasilnya, buktikan L13 dan L14
7. Buktikan L15, L16, L17, dan L18 dengan kombinasi formula-formula yang cocok
8. Tunjukkan bahwa kombinasi antara L3 dengan L10, L13, L14, dan L18 akan memberikan
Ap B
invers transformasi dari suatu fungsi yang berbentuk
2
Cp Dp E
9. Buktikan L32 untuk n = 1 (diferensialkan persamaan (26.1) terhadap p)
10. Gunakan L32 dan L3 untuk membuktikan L11
11. Gunakan L32 dan L11 untuk memperoleh L(t 2 sin at )
12. Gunakan L31 untuk membuktikan L21
13. Buktikan L29dengan formula transformasi Laplace (26.1)
14. Gunakan L29 untuk membuktikan L6, L13, L14, dan L18
15. Gunakan L29 dan L11 untuk memperoleh L(te at sin at ) dan L(te at cos at ) yang tidak terdapat
pada tabel.
16. Buatlah grafik sin t ; sin( t / 2) ; sin( t / 2) dan amatilah bagaimana grafik bergeser
sin( t / 2), t / 2
17. Gunakan L28 untuk menentukan transformasi Laplace dari f (t )
0, t / 2
sin( x vt ), t x / v
18. Tentukan transformasi dari f (t )
( x dan v konstan)
0, t x / v
J (t )dt 1
0
20. Gunakan L15 dan L31 untuk menentukan transformasi Laplace dari
Transformasi Bentuk Integral
Fisika Matematika II
1 cos at .
t
TI - 5
21. Gunakan L32 dan L9 untuk menentukan transformasi Laplace dari t sinh at .
22. Gunakan L13 untuk menentukan transformasi Laplace dari sin at sinh at .
1 te
n
n 0
2t
dt
25. Gunakan L23 dan L34 dengan g h J 0 untuk menunjukkan fungsi J 0 t dan J 0 n t adalah
orthogonal pada 0, .
p3
p4 4
1
p p 1
2
p2
46.
33.
2 2
p 2 p 1
p2 4 p 5
1
4
p 1
5 2p
(use L7 and L8)
p p2
3 p 10
30. 2
p 25
27.
43.
p
p 64
1
2 3
a
p2
47. 2
p 1 p2 4
p 1
p p2 1
35.
p3
p 4 16
36.
3 p2
p3 8
39.
p 1
2
p p 1
40.
p
p 1
41.
p
p a 3
44.
1
p a2
45. pe p ( p 2 1)
3p 2
3p 5p 2
6 p
31. 2
p 4 p 20
28.
34.
38.
48.
p
p 1 p 2 4
Fisika Matematika II
49.
e 2 p
. (gunakan L5&L7)
p2
TI - 6
KULIAH 27
Penyelesaian Persamaan Diferensial dengan Transformasi Laplace
A. Pendahuluan
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Saudara mampu menyelesaikan persamaan
diferensial biasa dengan transformasi Laplace.
B. Solusi Persamaan Diferensial dengan Transformasi Laplace
Pada saat menyelesaikan PDB dengan sisi kanan tidak sama dengan nol akan ditemui dua hal
yakni banyak kerja untuk menemukan solusinya dan yang ditemukan adalah solusi umum sehingga
untuk menentukan solusi khusus harus dilakukan perhitungan dengan memasukkan syarat awal
yang diberikan. Salah satu cara untuk menyederhanakan kesulitan ini adalah dengan menggunakan
transformasi Laplace.
dy
L( y) ye pt dt e pt y (t )
0
pt
sehingga du pe
pt
p ye pt dt
0
4!
12
Contoh 2
Tentukan solusi dari y 4 y sin 2t jika y0 10 ; y0 0 .
Fisika Matematika II
TI - 7
2
untuk
p 4
2
2
p 4
Substitusikan syarat awal untuk mendapatkan
2
10 p
2
( p 2 4)Y 10 p 2
atau Y 2
p 4
p 4 p 2 4 2
mendapatkan ( p 2 4)Y py 0 y 0
Dengan bantuan L4 dan L17 diperoleh invers transformasinya sebagai solusi dari PDB yakni
1
y 10 cos 2t (sin 2t 2t cos 2t )
8
1
t
y 10 cos 2t sin 2t cos 2t
8
4
Pada kedua contoh ini, invers transformasi langsung dapat dilihat pada tabel karena bentuknya
sederhana. Adakalanya bentuk terpisah (seperti contoh 2) dapat ditemukan pada tabel sehingga
10 p
2
tidak perlu digabungkan. Sebagai ilustrasi diambil contoh 2; Y 2
dapat langsung
p 4 p2 4 2
10 p 40 p 2
pada tabel.
Adakalanya hasil penggabungan ditemukan pada tabel sedangkan bentuk terpisahnya malah
tidak ditemukan pada tabel. Contoh
1 4
1 4 p 3
Y 2
1 2
p 1 p 3 p 1 p 3
1
1 p
1
Y
( p 1)( p 1) ( p 3) ( p 1)( p 3)
Contoh 3
Tentukan solusi dari y 4 y 13 y 20e t jika y0 1 ; y 0 3 .
Gunakan L35 yaitu L( y 4 y 13 y ) p 2Y py0 y0 4 pY 4 y0 13Y dan L2 L(20e t )
20
p 1
untuk memperoleh
20
p 1
Substitusikan syarat awal untuk mendapatkan
20
p 2Y p 3 4 pY 4 13Y
p 1
p 2 Y py 0 y 0 4 pY 4 y 0 13Y
20
p 7
p 4 p 13 p 1
p 2 8 p 27
p 1 p 2 4 p 13
p 8 p 27
p 1 p 2 2 9
Fisika Matematika II
TI - 8
Bentuk ini belum dapat ditemukan pada tabel, tetapi dengan pengubahan penyebutnya agar seperti
penyebut pada L2, L13 atau L14 maka akan dapat ditentukan inversnya. Cara pengubahan
penyebutnya adalah sebagai berikut.
p 2 8 p 27
A
Bp C
2
2
p 1 p 4 p 13 p 1 p 4 p 13
Dengan prinsip penyamaan pada penyebutnya, maka diperoleh
p 2 8 p 27 A( p 2 4 p 13) ( p 1)(Bp C )
p 2 8 p 27 ( A B) p 2 (4 A B C ) p (13 A C )
Persamaan ini benar jika dipenuhi
A B 1 dan 4 A B C 8 dan 13 A C 27 sehingga diperoleh A 2 , B 1 , dan C 1 .
Dengan demikian diperoleh
2
p 1
Y
p 1 p 22 9
2
p 3 2
2
3
p2
Y
2
2
p 1 p 2 9
p 1 p 2 9
p 22 9
Dengan menggunakan L2, L13 dan L14 akan diperoleh
y 2e t e 2t sin 3t e 2t cos 3t
Contoh 4
Tentukan solusi dari set PDB yang tergandeng berikut
y 2 y z 0
z y 2 z 0 jika y0 1 ; z0 0 .
Transformasi Laplace dari masing-masing PDB
L( y 2 y z ) pY y0 2Y Z
L z y 2 z pZ z0 Y 2 Z
Substitusi syarat awal akan menghasilkan
( p 2)Y Z 1
Y ( p 2) Z 0
Dua persamaan ini dapat diselesaikan dengan cara substitusi, eliminasi, determinan atau cara yang
lain. Jika diselesaikan dengan cara eliminasi, maka kalikan persamaan pertama dengan ( p 2)
p2
kemudian tambahkan dengan persamaan kedua untuk memperoleh Y
dan
p 22 1
1
Z
p 22 1
Dengan L14 akan diperoleh y e 2t cos t dan dengan L13 akan diperoleh z e 2t sin t
Cara lain untuk memperoleh z adalah dengan menggunakan PDB, misal PDB yang pertama
z 2 y y 2e 2t cos t 2e 2t cos t e 2t sin t e2t sin t
Selain untuk menyelesaikan persamaan diferensial, transformasi Laplace juga dapat
digunakan untuk menentukan integral.
Contoh 5
e 1 cos 3t dt
2t
2t
e 1 cos 3t dt
0
32
9
2
2
2(2 3 ) 26
Fisika Matematika II
TI - 9
Soal - Soal 27
Tentukan solusi PDB dengan syarat awal yang diberikan dengan transformasi Laplace
1. y y 2et dengan y0 0
2. y 4 y 4 y e 2t dengan y0 0 ; y0 4
1
3. y y sin t dengan y0 1 ; y0 0
4. y y sin t dengan y0 0 ; y0
2
3t
5. y 6 y 9 y te dengan y0 0 ; y0 5
6. y 4 y 4 y 4 dengan y0 0 ; y0 2
7. y 16 y 8 cos 4t dengan y0 0 ; y0 0
8. y 16 y 8 cos 4t dengan y0 0 ; y 0 8
9. y 4 y 4 y 6e 2t dengan y0 0 ; y0 0
10. y 4 y 4e 2t dengan y0 0 ; y0 1
17. y 4 y 3e t dengan y0 1 ; y0 3
24. y 4 y 5 y 2e 2t cos t ; y0 0 ; y 0 3
y0 y0 0
z0 0
3 t
e sin 2t
33. e 2t sin 3t dt
34. te t sin 5t dt
35.
dt
t
0
0
0
37. e t 1 cos 2t dt
0
1 t
0 t e
38.
41.
y0 1
z0 1
y0 0
z0 1
y0 z0 0
e e
t
2 t
dt
39.
2 t
e
t
36. t 5e 2t dt
0
2 et
dt
40.
te
2t
sin t 2 dt
sin 2t cos t dt
42. tJ 0 (2t )e t dt
0
Fisika Matematika II
TI - 10
KULIAH 28
Transformasi Fourier
A. Pendahuluan
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Saudara mampu menentukan transformasi Fourier
bentuk eksponensial, sin, dan cos dari fungsi tidak periodik.
B. Transformasi Fourier
Untuk pembandingan, deret Fourier bentuk kompleks sebagaimana telah dibahas pada Bab I
didefinisikan sebagai berikut.
c e
f(x)
in x
l
(28.1)
n
l
1
f(x) e
2l l
cn
in x
l
(28.2)
dx
Transformasi Fourier bentuk eksponensial identik dengan deret Fourier bentuk eksponensial.
Transformasi Fourier didefinisikan sebagai berikut.
i x
g ( ) e d
f ( x)
f ( x)
1
2
g ( )
f ( x) e
ix
g ( )
dx
ix
g ( ) e d
g ( ) e
ix d (28.2a)
ix dx
f ( x) e
f ( x)
g ( )
f ( x) e
ix dx (28.2b)
ikx
g (k ) e dk
f ( x)
f ( x)
1
2
g (k )
f ( x) e
ikx dx
g (k )
1
2
1
f ( x) e
ikx
g (k ) e dk
f ( x)
g (k ) e
ikx dk
f ( x) e
ikx dx (D3.b)
ikx dx
g (k )
(D3.a)
2 p
h
; f ( x ) ( x ) ; dan g (k )
( p ) maka
h
2
2
1
2 ipx / h
2 ipx / h
( x)
(
p
)
e
dp
(
x
)
dp
( p) e
Jika k
( p)
2 h
( x ) e
dx
( p)
f (t )
2 ipx / h
g ( ) e
i t
f (t )
g ( )
1
2
f (t ) e
i t
dt
g ( )
1
h
( x) e
2 ipx / h
dx
2
h
( x)
1
2
g ( ) e
i t
f (t ) e
f (t )
2 ipx / h
dp
( p) e
2
2 ipx / h
( x) e
dx
( p)
1
2
g ( ) e
i t
(D4.a)
i t
dt
Fisika Matematika II
g ( )
f (t ) e
i t
dt
(D4.b)
TI - 11
2
f s ( x)
g s ( ) sin x d
0
(28.5a)
2
f s ( x) sin x dx
0
g s ( )
(28.5b)
2
fc ( x)
gc ( ) cos x dx
0
(28.6a)
g c ( )
2
f c ( x) cos x dx
0
(28.6b)
Jika suatu fungsi diberikan pada x 0 , maka dapat ditentukan transformasi Fourier bentuk sin atau
bentuk cos dengan mengembangkannya menjadi fungsi ganjil atau genap. Hal tersebut juga dapat
ditentukan transformasi Fourier bentuk eksponensial jika pada interval lain bernilai nol.
Contoh 1
Sebuah fungsi rektanguler non periodik
diberikan oleh
1, 1 x 1
(D7.a)
f ( x)
0
,
x
2
2 1
1
1 e i x
sin
(D7.b)
g ( )
2 i 1
Fungsi
-1
Gambar 1a
sinc
sin
didefinisikan sebagai fungsi
sinc .
sinc memiliki sifat
sinc 0 = 1
sinc n = 0 untuk n integer
Gambar 1b
sin c d 1
Jadi dapat disimpulkan bahwa transformasi dari fungsi rekatanguler adalah fungsi sinc.
Contoh 2
Untuk menentukan nilai integral tertentu, jika disubstitusikan g ( ) dalam persamaan (D7.b) ke
dalam f (x ) dalam persamaan (D7.a) maka diperoleh
2 sin cos x
d .
0
Dengan demikian hasil ini dapat digunakan untuk menentukan nilai dari
f ( x)
i x
g ( )e d
Fisika Matematika II
TI - 12
sin cos x
d f ( x )
2
0
Jika f (x ) adalah fungsi rektanguler sebagaimana gambar atas pada contoh 1 maka
(28.8a)
untuk x 1
2
sin cos x
d f ( x) untuk x 1
(28.8b)
0
2
4
0 untuk x 1
sin
Untuk x = 0 maka
(28.8c)
d .
2
0
Sebagaimana kita pelajari pada Bab I bahwa kita dapat menentukan deret Fourier cos atau deret
Fourier sisn dari suatu fungsi yang diberikan hanya pada interval x 0 dengan cara
mengembangkannya menjadi fungsi genap atau fungsi ganjil. Dengan cara yang sama, transformasi
Fourier yang diberikan pada interval x 0 dapat dijadikan menjadi transformasi Fourier cos
dengan mengembangkannya ke arah x 0 untuk menjadi fungsi genap. Kita juga dapat
menentukan transformasi Fourier sin dengan menjadikannya fungsi ganjil pada x 0
Contoh 3
Tentukan transformasi Fourier bentuk cos dari fungsi di bawah ini (lihat gambar 2a)
1, 0 x 1
(28.9)
f(x)
x 1
0 ,
Kita kembangkan fungsi pada daerah x 0 sehingga menjadi fungsi genap (fungsi ini sama dengan
fungsi pada contoh 1). Oleh karenanya kita akan mendapatkan hasil yang sama sebagaimana pada
persamaan in (28.8a). Untuk membuktikannya, kita tentukan transformasi Fourier bentuk cos
sebagai berikut
2
sin c
1
Gambar 2a
Gambar 2b
g c
2
21
f c x cos x dx
cos x dx
0
0
g c
2 sin x
2 sin
(see Figure 2b)
(28.10)
f c x
g cos x d
2 sin cos x
d .
0
sin cos x
d f c x
2
0
(sebagaimana (28.8a))
(28.11)
Fisika Matematika II
TI - 13
Contoh 4
Tentukan transform Fourier bentuk sin dari fungsi pada contoh 3.
Untuk itu, kita kembangkan fungsi pada x 0 sehingga menjadi
fungsi ganjil seperti ditunjukkan Gambar 3 di samping.
Transform Fourier bentuk sin ditentukan sebagai berikut
g s
2
f s x sin x dx
0
g s
2 cos x
1
1
21
sin x dx
0
2 1 cos
1
1
(28.12)
Gambar 3
2
2 1 cos
(28.13a)
g s sin x d
sin x d
0
0
Kita dapat menggunakan (28.13a) untuk menghitung integral tertenti. Dengan menggunakan
f (x ) pada gambar di atas, kita peroleh
f s x
2 ,1 x 0
1 cos
,0 x 1
0 sin x d 2 f s x 2
0, x 0, x 1
, x 1
4
(28.13b)
1 cos
sin d
4
0
(28.13c)
Soal Soal 28
1. Turunkan bentuk transformasi Fourier cos.
1, 0 x 1
Kerjakan seperti contoh jika fungsi f(x) adalah f ( x )
x 1
0,
Tentukan transformasi Fourier bentuk eksponensial dari f(x) yang diberikan dan tentukan f(x)
sebagai bentuk integral (setelah g ( ) disubstitusikan)
2.
3.
6.
1, x 0
f ( x) 1, 0 x
0,
x
x, x 1
f ( x)
0, x 1
1, / 2 x
4. f ( x )
selainnya
0,
1, 0 x 1
5. f ( x)
0, selainnya
x, x 1
7. f ( x)
0, x 1
x, 0 x 1
8. f ( x )
0, selainnya
Fisika Matematika II
TI - 14
9.
-a
-a
2a
10.
2a
-2a
cos x, / 2 x / 2
11. f ( x)
x /2
0,
sin x, x / 2
12. f ( x)
x /2
0,
Tentukan transformasi Fourier bentuk cos dari fungsi yang dituliskan nomor soalnya dan tentukan
f(x) sebagai bentuk integral (setelah g ( ) disubstitusikan). Tunjukkan hasilnya sama sebagaimana
yang diperoleh pada transformasi Fourier bentuk eksponensial.
12. soal no 4
13. soal no 7
14. soal no 9
15. soal no 11
Tentukan transformasi Fourier bentuk cos dari fungsi yang dituliskan nomor soalnya dan tentukan
f(x) sebagai bentuk integral (setelah g ( ) disubstitusikan). Tunjukkan hasilnya sama sebagaimana
yang diperoleh pada transformasi Fourier bentuk eksponensial.
16. soal no 3
17. soal no 6
18. soal no 10
19. soal no 12
x 2 /(2 2 )
20. Tentukan transformasi Fourier dari f ( x) e
x
, 1 x 1
21. Tunjukkan bahwa j1 ( ) sin x d 2
0
x 1
0,
1 cos
1 cos
2 0
0
23. (a). Tentukan transformasi Fourier bentuk eksponensial dari f ( x) e x (jawabnya adalah
cos x
x
e ); (b) Tentukan transformasi Fourier bentuk cos dari soal a; (c) Tentukan
2
1
2
0
1
transformasi Fourier bentuk cos dari f ( x)
1 x2
sin x, 0 x
24. (a) Tentukan transformasi Fourier bentuk eksponensial dari f ( x )
;
selainnya
0,
1 cos x cos ( x )
(b) Tunjukkan bahwa hasil soal a adalah f ( x)
d
0
12
1 cos
d
2
2
0
Tentukan (a) transformasi Fourier bentuk cos, (b) transformasi Fourier bentuk sin dari
2 x4
1, 0 x / 2
1,
26. f ( x)
27. f ( x)
x /2
0,
0, 0 x 2, x 4
Fisika Matematika II
TI - 15
1, 0 x 2
28. f ( x) 1, 2 x 3
0,
x3
1,
30. Diberikan f x
1,
1 x / 2, 0 x 2
29. f ( x)
x2
0,
2 x0
. Tentukan transformasi Fourier eksponensial g .
0 x2
cos 2 1 sin 2 d
0 x 1
x,
cos 2 sin 2 / 2
d
0
2
32. Dengan pengubahan variable z x tunjukkan bahwa transformasi Fourier sin dari x 1 / 2
adalah 1 / 2
/2
2
33. Gunakan J 0 x cos x sin d untuk menunjukkan bahwa transformasi Fourier cos dari
0
2
1
, 0 1,
2
J 0 x adalah 1
. Tunjukkan bahwa J 0 x dx 1
0
0,
1
34. Gunakan tabel transformasi Laplave untuk menentukan transformasi Fourier sin dan cos dari
e x dan xe x
2 a x ,
x 2a
35. Tentukan transformasi Fourier eksponensial dari f x
x 2a
0,
36. Buktikan teorema pergeseran atau translasi transformasi Fourier berikut ini. Jika g adalah
transformasi Fourier dari f x maka
a. transformasi Fourier dari f x a adalah e ia g
b. transformasi Fourier dari e ix f x adalah g
Fisika Matematika II
TI - 16
KULIAH 29
Konvolusi
A. Pendahuluan
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Saudara mampu menentukan transformasi Fourier
dari konvolusi, transformasi Laplace dari konvolusi dan menerapkan teorema Parseval untuk
menyelesaiakan permasalahan yang terkait.
B. Definisi Konvolusi
Konvolusi fungsi g t dan ht didefinisikan sebagai berikut
t
f (t ) g (t ) h(t ) g (t )h( )d
(29.1)
Pengertian konvolusi diilustrasikan oleh gambar di bawah. Fungsi ht ditunjukkan oleh gambar 4a
di bawah ini. Anggao g t adalah fungsi tidak simetris sebagaimana ditunjukkan oleh gambar 4b.
Fungsi h , fungsi yang digeser g t dan perkalian fungsi g t h ditunjukkan oleh
gambar 4c. Konvolusi g t dan ht adalah f t yang ditunjukkan oleh gambar d. Konvolusi ini
adalah luas dibawah kurva perkalian fungsi g t h untuk seluruh nilai t. Hasil perkaliannya
tidak nol hanya pada daerah g t yang tidak nol yaitu daerah di mana kedua kurva tumpang
tindih.
h(t)
a
t
g(t)
b
h()
t
g(t-)
h()g(t-)
c
f(t)
Gb 4
Fisika Matematika II
TI - 17
Sebagai contoh, jika g (t ) e 3t dan h(t ) e 2t maka tentukan g (t ) h(t ) dan h(t ) g (t )
t
g (t ) e
3( t )
g (t ) h(t ) e
3( t ) 2
e d e
3t
d e 3 t e 2 t
0
t
G ( p) H ( p) g (t )e pt dt. h(t )e pt dt
0
(29.2)
Karena variabel adalah variabel dummy maka bentuk di atas dapat dituliskan dengan variabel lain
G ( p) H ( p) g ( )e p d . h( )e p d e p ( ) g ( )h( ) d d
0
(29.3)
0 0
Dengan pengubahan variabel t pada integrasi terhadap (variabel tetap) maka dapat
diperoleh d dt , batas integralnya menjadi t (saat 0 ) dan t (saat ), dan
G ( p) H ( p)
pt
g (t )h( ) dt d
(29.4)
0 t
Fisika Matematika II
Gambar 5
TI - 18
G ( p) H ( p)
t 0
pt
g (t )h( ) dt d
G ( p ) H ( p) e pt g (t )h( )d dt
0
0
G ( p) H ( p) L( g * h)
(29.5)
(sebagaimana pada L34 dalam tabel transformasi Laplace)
Salah satu aplikasi transformasi Laplace dari suatu konvolusi adalah untuk penyelesaian
persamaan diferensial. Sebagai contoh adalah penentuan solusi dari y 3 y 2 y e t jika
y 0 y 0 0 . Tentukan transformasi Laplace untuk masing-masing suku pada sisi kiri dan biarkan
sisi kanan.
1
p 2Y 3 pY 2Y L(e t ) atau Y 2
L (e t )
p 3p 2
Dengan menggunkan L7 pada tabel transformasi Laplace maka dapat dipreoleh
Y L(e t e 2t ) L(e t ) G ( p) H ( p)
y (invers dari Y) adalah konvolusi g (t ) dan h(t ) dengan g (t ) e t e 2t dan h(t ) e t . Dengan
menggunakan g (t ) h(t ) = h(t ) g (t ) untuk menentukan fungsi yang paling sederhana untuk
variabel t maka dapat diperoleh
t
y g (t ) h(t ) g ( )h(t )d
0
t
y e
t
2 ( t )
d e
1 e
y te t e 2t e t
2. Transformasi Fourier dari Konvolusi
Jika g1 ( ) dan g 2 ( ) adalah transformasi Fourier dari f1 ( x ) dan f 2 ( x) maka berdasarkan
definisi (pers 28.2) dapat dituliskan
1
1
i v
g1 ( ).g 2 ( )
f
(
v
)
e
dv
.
f 2 (u )e i u du
1
2
2
1
i ( v u )
f1 (v ) f 2 (u ) dv du
e
2
Pengubahan variabel x v u akan memberikan hasil dx dv pada integral v dan
1
g1 ( ).g 2 ( )
e i x f1 ( x u ) f 2 (u ) dx du
2
g1 ( ).g 2 ( )
e f1 ( x u) f 2 (u )du dx
Jika didefinisikan konvolusi dari f1 ( x ) dan f 2 ( x) sebagai
1
g1 ( ).g 2 ( )
2
(29.6)
i x
(29.7)
f1 * f 2
f ( x u) f
1
(29.8)
(u )du
maka
Fisika Matematika II
TI - 19
1 1
2 2
g1 ( ).g 2 ( )
1
f1 * f 2 e i x dx
. transformasi Fourier dari f1 * f 2
2
(29.9)
1
f1 f 2 merupakan pasangan transformasi Fourier atau secara
2
g .g
1
ei x d
(29.10a)
g1.g2
f1 f 2
1
2
f1 f 2 e i x dx
(29.10b)
1
1
1
f1 x . f 2 x
g1 * g 2 ei x d
.transformasi Fourier transform dari g1 * g 2 (29.11)
2
2
2
dengan g1 g 2
g ( ) g ( ) d
1
(29.12)
1
2
3. Teorema Parseval
Untuk deret Fourier yang berbentuk kompleks
f(x)
cne
in x
l
dengan cn 1
2l l
f(x) e
in x
l
dx
1
2
2
=
cn .
f
(
x
)
dx
2
n
Analog dengan ini, untuk transformasi Fourier yang berbentuk
f ( x)
g ( ) e
g ( )
i x
f ( x) e i x dx
g ( d
(29.13)
f ( x) dx
Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut. Pertama adalah menentukan transformasi Fourier dari
fungsi konjuget f (x) dengan cara sebagai berikut.
g1 ( )
f1 ( x ) e i x dx
(29.14)
1
2
f1 ( x) ei x dx
(29.15)
1
Kalikan (29.15) dengan g 2 ( )
2
g ( ) g
1
( )d
1
2
f 2 ( x ) e i x dx integralkan terhadap
f1 ( x )* ei x dx g 2 d
Fisika Matematika II
(29.16)
TI - 20
Kita ubah urutan integral sisi kanan (29.16) sehingga kita integralkan pertama kali terhadap
*
*
i x
(29.17)
g1 ( ) g 2 ( )d f1 dx 2 g 2 ( x) e d
Berdasarkan definisi transformasi Fourier yang kita terapk di sini maka diperoleh
g ( ) g
1
( )d
f f x dx
1
(29.18)
Jika kita set g1 g 2 g dan f1 f 2 f maka kita peroleh teorema Parseval untuk transformasi
Fourier
g d
f x
(29.31)
dx
1
pa
1
pb
Gunakan integral konvolusi untuk menentukan invers transform dari
p
p
1
1
p
3.
2 . 2
4.
5.
2
2
2
p a p b
p a p b2
p 1 p 1 p 1
dan H ( p )
1
p a p 2 b2
2
9.
3
p p 2
6.
12.
p
p a p 2 b2
1
10.
2
p p 2 a2
7.
1
p a p b p c
p
11. 2
2
p a p2 b2
8.
p p a
b2
Fisika Matematika II
TI - 21
1, 1 x 1
20. f ( x)
x 1
0,
-1
21. f x e x
/ 2 2
22. f ( x) e x
23. Tentukan bentuk teorema Parseval untuk transformasi Fourier sin dan cos
cos x, / 2 x / 2
24. Gunakan teorema Parseval dan f ( x)
untuk menghitung
0
,
x
/
2
cos 2 / 2
2 2
f ( x) g ( ) ei x d
g ( )
1
2
f ( x) ei x dx
f ( x) dx
g ( ) d
2 p
; f ( x ) ( x ) ; dan g ( )
h
h
( p ) pada
2
f ( x ) dx
( p)
g ( )
( x)
h
1
h
( p) e
2 ipx / h
dp
( x) e
2 ipx / h
dx
( x) dx
1
2
( p)
dp
/ 2 2
( p)
dp 1
Fisika Matematika II
TI - 22
KULIAH 30
TRANSFORMASI LAPLACE DAN FOURIER DARI FUNGSI DELTA DIRAC
A. Pendahuluan
Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan Saudara mampu menentukan transformasi
Laplace dari fungsi delta Dirac, transformasi Fourier dari fungsi delta Dirac dan menyelesaikan
respon dari impuls satuan
B. Fungsi Delta Dirac
Fungsi delta Dirac dari variabel t dilambangkan dengan (t ) . Fungsi ini diusulkan oleh Dirac
untuk mengembangkan formula pada mekanika kuantum. Ia membutuhkan fungsi yang nilainya nol
di mana saja kecuali pada satu titik yang diskontinyu dan berperilaku sebagai tinggi takhingga dan
menjulang tajam dengan luas kurvanya satu.
Dengan demikian fungsi delta Dirac didefinisikan sebagai
0, t t 0
(30.1)
(t t 0 )
, t t 0
yang karena luas kurvanya sama dengan satu, maka normalitasnya sama dengan satu
(t t
(30.2)
)dt 1
dan
f (t ) (t t
(30.3)
)dt f (t 0 )
(30.4)
(30.5)
(30.6)
L( (t a ) (t a )e pt dt e pa
(30.7)
( p 2 2 )Y e pt0 atau Y
1
2
( x a) e
ix
dx
1 ia
e
2
(30.8a)
Fisika Matematika II
TI - 23
( x a)
i ( x a )
(30.8b)
g ( )
1
2
f (t ) e
i t
dt
A 1
2i 2
A
2
it ( ( 0 ) t )
dt
e
e i ( 0 )t e i ( 0 ) t
dt
2i
1
2
it ( ( 0 )t )
dt
A
2
sin 0t
i
0
Soal Soal 30
1. Tentukan invers transformasi Laplace dari
e 2 p
dengan integral konvolusi
p2
ne n (t t0 ) ; t t 0
n; t 0 t t 0
dan
f
(
t
)
n
n
yang lain
0
0
yang lain
5. Tentukan solusi dari persamaan diferensial y 2 y f (t ) , y 0 y 0 0 dengan
4. Tunjukkan bahwa
f n (t ) dt 1 untuk f n (t )
n; t t t 0
f n (t ) 0
n . Ambil n dan tunjukkan bahwa solusi persamaan diferensial
0
yang lain
1
adalah y sin (t t 0 ) untuk t t 0
6. Anggaplah suatu sistem listrik atau mekanika dideskripsikan oleh persamaan diferensial
Ay By Cy f (t ) dengan y 0 y 0 0 . (a) Tentukan solusi persamaan diferensial dengan
1
n; t 0 t t 0
integral konvolusi. Jika f n (t )
n maka tentukan y untuk n . (b) Tentukan
0
yang lain
y jika f (t ) (t t 0 ) ; (c) Solusi y pada bagian (a) dan (b) disebut sebagai respon sistem
terhadap impuls satuan. Tunjukkan bahwa respon sistem pada impuls satuan pada t 0 0 adalah
invers transformasi Laplace dari fungsi transfer.
Transformasi Bentuk Integral
Fisika Matematika II
TI - 24
Dengan mengunakan transformasi fungsi delta Dirac, tentukan respon dari masing-masing sistem
terhadap impuls satuan (lihat soal 6 c) dengan y 0 y 0 0
7. y 2 y y (t t 0 )
8. y 4 y 5 y (t t 0 ) 9. y 2 y 10 y (t t 0 )
10. y 9 y (t t 0 )
11.
d4y
(t t 0 )
dt 4
Daftar Rujukan
1. Mary L. Boas, Mathematical Methods in the Physical Sciences, 3rd edition, John Wiley & Son,
2005.
2. K.F. Riley, M. P. Hobson, S. J. Bence, Mathematical Methods for Physics and Engineering,
3rd edition, Cambridge University Press, 2006.
3. K.T. Tang, Mathematical Methods for Engineers and Scientists 1, 2, 3, Springer Verlag,
Berlin, 2006.
4. Tai L. Chow, Mathematical Methods for Physicists: A Concise Introduction, Cambridge
University Press, 2003.
5. Arfken & Weber, Mathematical Methods for Physicist, Elsevier Academic Press, California,
USA, 2005
Fisika Matematika II
TI - 25