Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Komentar: 3
1 bermanfaat
Hari ini esok dan tidak lebih dari enam bulan kedepan, saya dan ratusan mahasiswa di
kampus ini yang sementara menjalani program mata kuliah tugas akhir/skripsi akan
menjalani proses asistensi dan formalitas dan birokrasi yang katanya menjengkelkan dan
membunuh idealisme pribadi skripsioner. Ini bukan tentang proses dari pengerjaan skripsi
tetapi merupakan bagian terpenting dari pengerjaan skripsi, apalagi kalau bukan wadah alias
bahan dasar yang digunakan untuk menampung, merampung ide yang dalam bentuk khayalan
dan ingatan kemudian dirubah menjadi berwujud dimana wujud itulah yang dikatakan tulisan.
Tulisan membutuhkan wadah, untuk formalitas seperti aktifitas kampus tentunya lah
membutuhkan kertas.
Keadaan dan pemandangan yang menjadi sangat biasa dan hal yang wajar di daerah
perkuliahan adalah lembaran kertas. baik itu tumpukan menggunung, selembaran yang
berserakan, dan kertas laporan serta tugas akhir yang setiap harinya akan menggunakan
kertas minimal 100 lembar setiap mahasiswa dimana 100 lembar kertas = 1/5 rim kertas yang
akhirnya kebanyakan nasib dari kertas itu akan menuju ke tong sampah.
Maraknya pemerhati lingkungan dan tentunya tidak ketinggalan pula aksi kampus yang
menyuarakan go green atau save our forest dan masih banyak lagi kata-kata yang empati
terhadap lingkungan dari orang yang juga harus mendapatkan empati (walaupun tidak
keseluruhan orang). Bagaimana mungkin instansi seperti kampus dikatakan mencapai target
dalam aksi go green atau save our forest sementara hal terkecil namun bisa berakibat
fatal bagi kelangsungan ekosistem hutan justru menjadi bahan konsumsi setiap hari.
Setiap Proses produksi kertas memerlukan bahan kimia, air dan energi dalam jumlah besar
dan tentusaja bahan baku, yang pada umumnya berasal dari kayu . Diperlukan 1 batang
pohon usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Limbah yang dihasilkan dari proses
produksi kertas juga sangat besar, baik secara kuantitatif dalam bentuk cair, gas, dan padat,
maupun secara kualitatif. Agar limbah ini tidak mencemari lingkungan, maka diperlukan
teknologi tinggi dan energi untuk mem-prosesnya.
Untuk memenuhi kebutuhan kertas nasional yang sekitar 5,6 juta ton/tahun diperlukan bahan
baku kayu dalam jumlah besar yang mahal dan tidak dapat tercukupi dari Hutan Tanaman
Industri (HTI) Indonesia, ironisnya kita lihat di sekeliling kita betapa banyaknya kertas yang
ada di sekitar kita : dokumen, kemasan produk yang berlebihan, koran, majalah,
brosur/leaflet/katalog produk, surat-surat, produk-produk sekali pakai, dan lain-lain. Padahal
dengan memakai kertas bekas sebagai bahan baku kertas baru, sejumlah pohon, bahan kimia,
air dan energi dapat dikurangi penggunaannya.
Untuk pohon Pinus mungkin sangat sulit dipastikan jumlah yang tepat, tetapi dengan
perhitungan yang sederhana kita dapat memperkirakannya. Pertama, kita harus tahu pohon
apa yang dimaksud? Sebuah batang pohon raksasa atau sekedar batang pohon yang kecil.
Kertas dibuat dari batang pohon Pinus, maka kita harus mensurveinya untuk mengetahui
diameter rata-rata pohon tersebut.
Sebagian besar pohon tersebut berdiameter 1 kaki (30.5 cm) dan tinggi 60 kaki(18 meter), ini
menghasilkan volume sebesar 81,430 Inchi kubik kayu:
pi x radius2 x panjang = volume
3,14 x 62 x (6012) = 81,430
Di lapangan, 2X4 kaki dari lembayran kayu mempunyai berat 10 pound dan terdiri dari 504
kaki kubik kayu. Ini menunjukan bahwa sebatang pohon pinus memiliki berat sekitar 1.610
pounds (81,430/504 * 10).Kita tahu bahwa pada pembuatan kertas, kayu diolah menjadi pulp
(bubur kertas), hasil yang diperoleh sekitar 50%-nya saja. Karena sekitar setengah dari pohon
yang diolah berupa mata kayu,lignin atau bahan lainnya yang tidak bagus untuk membuat
kertas. Sehingga sebatang pohon pinus menghasilkan sekitar 805 pond kertas.
Jika kita bandingkan dengan berat kertas photocopy, 1 rim kertas photocopy mempunyai
berat 5 pounds dengan jumlah kertas sebanyak 500 lembar. Sehingga berdasarkan
perhitungan ini didapat (805/5 * 500)= 80,500 lembar kertas.
Jika kita tidak mulai memperbaiki pola konsumsi kertas sejak saatini, maka akan terjadi
kebiasaan dan ketergantungan untukselalu menggunakan kertas dalam jumlah besar. Hal ini
tentunya akan memberikan tekanan secara terus menerus kepada bumi kita dan memberi
dampak yang kurang menguntungkan bagi lingkungan.
Jika sebuah organisasi terdiri dari 100 orang dapat menghemat 3 lembar kertas setiap hari,
maka dalam setahun ada 156 batang pohon yang dapat diselamatkan.
Komentar: 65
Di ruang guru .
Terlihat bertumpuk kertas
2 inspiratif
Selembar kertas
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal
dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan
hemiselulosa.
Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak
kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang
digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti
besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu
menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban
bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan
daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah naskah Nusantara beberapa abad
lampau.
Sejarah
Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan
papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa
wangsa firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah
dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat
mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier
dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa
Spanyol yang berarti kertas.
Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia.
Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero
China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring
menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu
meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.
Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa
Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada
tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas
kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri
kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian
menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya
Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.
Pembuatan kertas
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Teknik pembuatan kertas
Pada tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk
membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui
perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder
oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin
Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama
kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai
menggunakan mesin Fourdrinier.
Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan
meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun
1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi
kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan
Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun
1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan
British Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap
diputihkan. Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di
Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up
kimia untuk sisa larutan pemasak.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kertas
Jika bicara mengenai grafitasi, tentu kita akan langsung berpikir mengenai gaya
tarik bumi terhadap benda. Namun grafitasi yang dimaksud disini bukanlah
gravitasi bumi. GRAFITASI adalah Gerakan Efisiensi Kertas IPB. Sebuah gerakan
yang menghimbau mahasiswa sebagai pemeran utama dalam penggunaan
kertas
untuk
menggunakan
kertas
seefisien
mungkin.
Kertas adalah benda yang mengagumkan, terutama karena kertas punya andil
besar dalam peradaban modern. Kenyataannya kita sering dibikin frustasi karena
tumpukan kertas, apalagi kalau itu lembar tagihan. Bayangkan, 25% kertas yang
ada di meja kita sekarang ini tidak betul-betul berguna. Ia bisa datang dari
undangan, modul laporan, fotokopian, sampai tagihan listrik. Ini baru hitungan
per bulan. Bagaimana bila dalam enam bulan? Bisa-bisa kita tenggelam dalam
lautan
kertas.
Setiap lembaran kertas dihasilkan dari sebatang pohon. Kertas dari bahan kayu
keras dibuat dari batang pohon Jati, Ek, Damar, dan Maple. Kertas yang dibuat
dari kayu pohon lunak berasal dari pohon pinus. Kertas dari pohon dari kayu
keras lebih lembut dan enak dipakai menulis, tetapi sayang kertas kayu keras
tidak sekuat kertas kayu lunak. Maka untuk mendapatkan lembaran kertas yang
bagus dihasilkan dari campuran sebatang pohon berkayu keras dan pohon
berkayu
lunak.
Hampir semua kegiatan kuliah memerlukan kertas sebagai media, seperti
laporan, makalah, dan skripsi. Dalam menggunakan kertas, kita seenaknya saja
memakai tanpa mempedulikan dari mana kertas berasal dan bagaimana kertas
dibuat. Tahukah kamu kalau menghemat kertas, berarti menghemat : POHON,
MINYAK, ENERGI LISTRIK DAN AIR. Kalau kita menghemat 1 ton kertas, berarti
kita juga menghemat 13 batang pohon besar, 400 liter minyak, 4100 Kwh listrik
dan
31.780
liter
air.
Fakta
yang
luar
biasa!
Memang setiap orang tidak bisa menghemat kertas sebanyak 1 ton. Tetapi kalau
setiap orang melakukan penghematan minimal 1 lembar kertas per hari, pasti di
seluruh dunia berton-ton kertas yang dapat dihemat bukan? Apalagi kita tahu
bahwa sekarang populasi pohon di dunia semakin berkurang. Selain untuk
memenuhi kebutuhan manusia, populasi pohon berkurang karena kebakaran
hutan. Pohon sebagai paru-paru dunia semakin kehilangan tempat dihati
manusia. Tidak banyak yang peduli dengan kelangsungan hidup pohon.
Bagaimana jadinya bila pohon punah? Tentulah makhluk hidup juga akan punah
karena makhluk hidup memerlukan oksigen dari hasil fotosintesis pohon.
GRAFITASI ini akan mensosialisasikan kepada mahasiswa bahwa kertas sangat
berharga. Menggunakan kertas bekas untuk kepentingan fotokopi, menulis
catatan atau mengerjakan tugas bukanlah hal yang buruk. Karena bukan
kertasnya yang penting untuk dilihat, tapi apa yang ditulis di atas kertas
tersebut. Selain menyelamatkan paru-paru dunia, kita juga belajar berhemat.
Ayo
kita
dukung
GRAFITASI!
bem-km lingkungan hidup..
http://ipbinginhijau.blogspot.com/2009/04/jika-bicara-mengenai-grafitasitentu.html
Hutan hujan tropis Indonesia di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Foto: Aji
Wihardandi
Disney sendiri akan melakukan upaya ini dengan dua tahap. Pertama, mereka akan
melakukan kebijakan ini dalam penggunaan kertas dalam operasi bisnis sehari-hari dan dalam
produk serta kemasan dalam produk mereka. Dalam tahap ini, Disney akan fokus terhadap
darimana kertas itu berasal dan sumbernya. Dalam tahap kedua, Disney akan memperluas
kebijakan ini bagi semua pemegang lisensi mereka dalam produk dan kemasan. Mereka juga
akan menerbitkan laporan tahunan agar publik bisa memantau perkembangan kebijakan ini.
Secara umum, inilah beberapa poin utama kebijakan kertas baru yang dianut oleh Walt
Disney, yaitu menghentikan penggunaan kertas dari:
- kertas yang dipanen secara ilegal
- Hutan dengan nilai konservasi tinggi yang ditebang dengan manajemen hutan yang buruk
- Wilayah dimana kertas dipanen dengan melanggar hukum internasional yang sudah
disepakati dan kesepakatan yang melindungi orang-orang yang bergantung dan hidup di
sekitar hutan
- Seluruh area yang diubah dari hutan alami menjadi perkebunan dan semua penggunaan lain
sejak bulan November 1994
- Perkebunan yang menggunakan pohon-pohon yang sudah dimodifikasi secara genetik
Musnahnya hutan tropis, tak hanya musnahkan habitat satwa Indonesia, namun yang
terpenting adalah musnahnya habitat manusia dan hilangnya sumber kehidupan masyarakat
adat yang hidup di sekitar hutan dan tergantung terhadap hutan. Foto: Aji Wihardandi
Kebijakan yang dilakukan Walt Disney ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Wahana Lingkungan Hidup, yang menyatakan bahwa sampai tahun 2010 kerusakan
hutan Indonesia mencapai 4 juta hektar per tahun, dimana angka ini jauh lebih tinggi dari
angka yang dirilis oleh Departemen Kehutanan RI yaitu sekitar 500 ribu hektar setahun
terakhir. Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki hutan hujan tropis terluas
di dunia, dan merupakan sumber kertas dunia yang disuplai oleh pabrikan kertas terbesar
ketiga dunia, Asia Pulp and Paper.
Kerusakan terbesar sebenarnya adalah kesalahan pemerintah dengan memberikan
kemudahan dalam mengeluarkan izin pinjam pakai untuk kepentingan bisnis pertambangan
dan perkebunan, ujar Zenzi kepada Kontan, Minggu 4 November 2012.
Berdasarkan catatan Walhi, pada awal tahun 2012, Kementerian Kehutanan sudah
mengeluarkan izin prinsip dan pinjam pakai terhadap 1.156 ijin pertambangan yang tumpang
tindih dan bersinggungan dengan kawasan hutan seluas 2,3 juta hektare.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Kajian Hukum dan
Penegakan Hukum SatgasReducing Emissions from Deforestation and Forest
Degradation (REDD+) Mas Ahmad Santosa, meski jumlahnya mengacu dengan angka yang
dirilis pemerintah, bahwa Indonesia kehilangan sekitar 498.000 hektare hutan setiap tahun
sejak tahun 2000-2010.
Menurutnya jumlah itu sama dengan, setiap enam hari hutan yang rusak seluas kawasan
Manhatan di New York, Atau jika lebih ekstrim lagi, setiap dua detik, hutan kita rusak seluas
lapangan tenis, ujarnya kepada tribunnews.com.
Untuk meminimalisir kerusakan hutan itu, Satgas REDD+ telah mengedepankan penegakan
hukum terutama di sembilan provinsi yang memiliki hutan yang cukup luas.
Biasanya jika wilayah hutan luas, maka kerusakannya tinggi, ujarnya akhir pekan lalu.
Sembilan provinsi itu adalah Sulawesi Tengah, Kalimantan Tengah, Nangroe Aceh
Darussalam, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua dan Papua Barat.
Sumber : http://www.mongabay.co.id/2012/11/06/disney-stop-kertas-dari-hutan-alami-tiapdua-detik-hutan-seluas-lapangan-tenis-telanjur-hilang/#ixzz2BPcfNrEW
http://www.ruaitv.co.id/2012/11/06/disney-stop-kertas-dari-hutan-alami-tiap-duadetik-hutan-seluas-lapangan-tenis-telanjur-hilang/