Вы находитесь на странице: 1из 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Laboratorium kesehatan merupakan sarana penunjang upaya pelayanan kesehatan
khususnya bagi kepentingan preventiv dan curativ. Sedangkan, laboratorium kesehatan
itu sendiri adalah tempat memeriksa, menganalisa, menguraikan, mengidentifikasi,
material material (baik yang berasal dari manusia atau lingkungan), secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dalam pelaksanaannya, banyak sekali yang harus diperhatikan, dari
mulai identifikasi sampai dengan validasi hasil, banyak juga yang harus dikerjakan.
Disinilah pentingnya menerapkan sistem manajerial yang baik, sehingga bisa mengatur
laboratorium secara komprehensif.
Manajemen laboratorium (Laboratory Management) adalah suatu aktivitas
memadukan sumber pelayanan laboratorium secara optimal agar selaras serasi seimbang
dalam upaya memberikan pelayanan laboratorium secara efektif dan efisien guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal.
Fungsi utama dari manajemen laboratorium adalah planning (perencanaan),
oraganizing

(pengorganisasian),

actuating

(penggerakkan),

(pengontrolan).
1.2.

Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud administrasi?
1.2.2. Apa tugas dan tanggung jawab manajerial?
1.2.3. Apa fungsi manajemen?
1.2.4. Bagaimana pendidikan administrasi laboratorium?
1.2.5. Apa tantangan bagi manajer laboratorium masa kini?

1.3.

Tujuan
1.3.1. Mengetahui apa yang dimaksud administrasi
1.3.2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab manajerial
1.3.3. Mengetahui fungsi manajemen
1.3.4. Mengetahui bagaimana pendidikan administrasi laboratorium
1.3.5. Mengetahui tantangan bagi manajer laboratorium masa kini
1

dan

controlling

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Administarsi - Seni atau Ilmu?


Praktisi laboratorium seringkali menganggap bahwa yang bisa diterima sebagai ilmu
itu hanyalah kimia, fisika, dan biologi karena di laboratorium berhadapan dengan
pengetahuan tentang eksak tersebut. Sedangkan administrasi dapat dikualifikasikan sebagai
ilmu yang sebanding dengan ekonomi, psikologi dan sosiologi. Bisa dikatakan bahwa
adminitrasi adalah suatu ilmu bukan eksak, seperti disiplin ilmu psikologi dan sosiologi.
Ilmu tetang administrasi ini penting dimiliki oleh setiap praktisi laboratorium.
Kita tahu mengenai fakta bahwa laboratorium klinik dari segi ilmu secara konstan
selalu berubah seiring perkembangan penelitian. Juga ilmu tentang administrasi pun berubah
seiring dengan perubahan ilmu pengetahuan.
Sedangkan praktisi laboratorium profesional yang lain melihat bahwa administrasi
adalah sebagai seni. Definisi seni adalah adaptasi yang kreatif dan sebuah komponen dalam
proses manajemen yang membutuhkan kemampuan asli. Dalam praktek laboratorium klinik,
keputusan sering kali dibutuhkan pada situasi tertentu. Hubungannya seni di laboratorium
klinik adalah aplikasi pengetahuan yang dimiliki. Di dalam manajemen, kemampuan itu
datang dari pengalaman, observasi, dan seringnya mempelajari situasi.
Oleh karena itu, administrasi dapat ditinjau dari sisi ilmu dan seni. Proses
manajemen membutuhkan seni kreativitas yang didasari dengan penngetahuan tentang
prinsip dari ilmu manajemen.
Administrasi dalam laboratorium klinik umumnya merupakan konsep yang
mencakup kemampuan manajerial yang dibutuhkan oleh personil dari mulai direktur
laboratorium sampai supervisor. Manajemen adalah petunjuk untuk sumber daya manusia
dan alat ke dalam unit organisasi yang dinamis guna mencapai kepuasan. Definisi
manajemen mengandung 4 elemen dasar yang diidentifikasi oleh Kast dan Rosenzweig. (1)
toward objectives (2) through people (3) using techniques (4) in an organization
2

Toward objective- gol dan tujuan yang konsisten dengan memberikan servis laboratorium
yang efisien untuk kualitas kesehatan yang baik.
Through people- petunjuk seseorang (memimpin dan mengarahkan) praktisi laboratorium,
sehingga tercipta tanggung jawab dan pencapaian (prestasi).
Using techniques- sumber daya fisik, misalnya alat-alat laboratorium, komputer, ruangan,
dan sebagainya
In an organization- untuk menciptakan organisasi yang dinamis maka harus disusun unit
divisi dari pekerja, spesialisasi, arahan dan prosedur, dan unit proses fungsional.
2.2. Tugas dan Tanggung Jawab Manajerial
1. Kepala Laboratorium
merupakan pucuk pimpinan laboratorium yang mempunyai tanggung jawab penuh
terhadap semua kegiatan laboratorium serta memimpin organisasi untuk mencapai tingkat
prestasi yang paling baik.
2. Manajer Mutu
personel yang memiliki tanggung jawab bahwa sistem manajemen
mutu yang sesuai dengan ruang lingkup kegiatan laboratorium dikomunikasiskan,
dimengerti, diterapkan, dan dipelihara oleh seluruh personel pada semua tingkatan
organisasi pada setiap waktu
3. Manajer Administrasi
Bertanggungjawab dalam hal merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi semua aspek
yang berkaitan dengan administrasi dan pengembangan personel laboratorium.
4. Manajer Teknis
Bertanggung jawab atas semua aspek operasional teknis dan kelengkapan sumber daya
yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa mutu data hasil pengujian dan/atau kalibrasi
tercapai sesuai kebutuhan dan kepuasasan pelanggan
5. Supervisor
Supervisor adalah salah satu anggota manjemen yang paling berpengaruh
terhadap staff. Bukan hanya persepsi supervisor terhadap tanggung jawabnya melainkan
juga aturan dan perilakunya terhadap staff juga merupakan hal yang sangat penting.
3

Supervisor harus memiliki cara tersendiri untuk berinteraksi dengan staffnya


dalam hal yang simpel. Contohnya menjadwalkan mengenai liburan seluruh staff
laboratorium daripada mendiskusikannya.
Supervisor harus memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif, efektif dan efisien. Hal ini tergantung pada kemampuan supervisor untuk
mengembangkan lingkungannya orang manakah yang ingin bekerja dengan segala
kemampuan yang dimilikinya. Di laboratorium klinik, sama halnya seperti organisasi
yang lainnya, ada banyak orang yang hanya tertarik pengambilan gaji saja.
Bagaimanapun kebanyakan pekerja akan lebih menyukai untuk mendapatkan sesuatu
yang lebih dari pekerjaan mereka sehari-hari. Supervisor memiliki tanggung jawab
sebagai katalisator supaya efisien dan pemberian penghargaan.
Fulmer telah menjelaskan 6 kontribusi yang bisa menjadi snagat penting dalam
menciptakan lingkungan yang maksimum
1) Pekerja harus menetapkan suatu cita-cita. Hal ini harus dijelaskan sehingga mereka
bisa mengerti. Bagi mereka yang tidak mengerti tidak akan dapat mencapai tujuan
bersama
2) Lingkungan harus memberikan karyawan kepastian, ide cemerlang dalam peran
mereka terhadap organisasi. Bukan hanya mereka harus memahami tujuannya,
mereka juga harus mengenali macam-macam tanggapan orang yang bisa mereka
terapkan. Tambahan lainnya adalah pekerja harus memiliki akses terhadap informasi
dan fasilitas untuk pekerjaannya.
3) Supervisor harus berusaha menghilangkan masalah yang dapat menghalangi jalannya
efekktifitas pekerja. Jika supervisor tidak bisa memecahkan masalah yang kritis
maka sebaiknya dia harus meminta bantuan kepada superior sesegera mungkin
4) Idealnya lingkungan kerja seharusnya dapat mendorong pekerja untuk dapat
diselesaikan sesuai dengan keinginan supervisor. Harus dipahami juga bahwa
beberapa prosedur lebih baik karena lebih efektif
5) Pekerja harus memiliki rasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting daripada
mesin yang besar.

Supervisor harus menyadari bahswa beberapa pekerjanya mungkin saja memilii


beberapa ide cemerlang untuk beberapa masalah. Lingkungan kerjanya harus bisa
menstimulasi mereka untuk dapat mengekspresikan idenya sehingga akan ada lebih
banyak jawaban dan orang yang berpartisipasi dalam menentukan keputusan.
6. Analis Kesehatan
pelaksana dalam pengujian dan/atau kalibrasi.
7. Pengambil Sampel
Pelaksana dalam pengambilan sampel.
8. Staff Administrasi
Bertugas dalam pendokumentasikan segala dokumen kelengkapan laboratorium, laporan
kerja, laporan hasil analisa, bukti sampling, order bahan kimi dan lain-lain dan langsung
bertanggung jawab kepada manajer administrasi.
9. Cleaning Service
Bertugas dalam hal kebersihan laboratorium dari mulai lantai, kaca, pintu dan alat-alat
laboratorium sesuai dengan standar kebersihan laboratorium dan alat laboratorium.
Bertanggung jawab kepada supervisor piket.
2.3. Fungsi manajemen
1. Planning (Perencanaan)
Perencanaan merupakan susunan langkah-langkah secara sistematik dan teratur
untuk mencapai tujuan organisasi atau memecahkan masalah tertentu. Perencanaan juga
diartikan

sebagai

upaya

memanfaatkan

sumber-sumber

yang

tersedia

dengan

memperhatikan segala keterbatasan guna mencapai tujuan secara efisien dan efektif.
Perencanaan merupakan langkah awal dalam proses manajemen, karena dengan
merencanakan aktivitas organisasi kedepan, maka segala sumber daya dalam organisasi
difokuskan pada pencapaian tujuan organisasi.
Dalam melaksanakan perencanaan ada kegiatan yang harus dilakukan, yaitu
melakukan prakiraan (rencana) kegiatan organisasi dan penganggaran (budgeting).
Prakiraan berfungsi untuk menentukan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan kedepan
oleh organisasi sebagai upaya mencapai tujuan organisasi. Dalam melakukan prakiraan,
haruslah selalu memperhatikan tujuan organisasi, sumber daya organisasi dan juga
5

melakukan suatu analisis organisasi (bisa menggunakan SWOT) untuk mengetahui


potensi internal dan eksternal.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan perencanaan,
yakni harus SMART. SMART yaitu Specific artinya perencanaan harus jelas maksud
maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis. Measurable artinya
program

kerja

organisasi

atau

rencana

harus

dapat

diukur

tingkat

keberhasilannya. Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan hanya sekedar anganangan dalam merencanakan dan tidak dapat dilaksanakan. Realistic artinya sesuai dengan
kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu
sulit. Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran
atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.
Setelah merencanakan aktivitas organisasi secara sistematis dan terukur, maka
perlu juga melakukan perencanaan penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan. Prinsip
dalam melakukan perencanaan penganggaran,adalah mengunakan segala sumber daya
keuangan secara efesien dan se-efektif mungkin. Hal ini perlu direncanakan secara serius,
agar organisasi tidak melakukan pemborosan, keuangan, selain itu sekaligus juga melihat
sumber-sumber daya keuangan yang bisa diperoleh dari luar organisasi.
2. Organizing (Pengorganisasian)
Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagian tugas-tugas pada orang
yang terlibat dalam aktivitas organisasi, sesuai dengan kompetensi SDM yang dimiliki.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan ini merupakan keseluruhan proses
memilih orang-orang serta mengalokasikannya sarana dan prasarana untuk menunjang
tugas orang-orang itu dalam organisasi, serta mengatur mekanisme kerjanya sehingga
dapat menjamin pencapaian tujuan program dan tujuan organisasi. Menurut George R.
Terry, tugas pengorganisasian adalah mengharmonisasikan kelompok orang yang
berbeda, mempertemukan macam-macam kepentingan dan

memanfaatkan seluruh

kemampuan kesuatu arah tertentu.


Dalam pengorganisasian kegiatan yang dilakukan yakni staffing (penempatan staf)
dan

pemaduan

segala

sumber

daya

organisasi. Staffing sangat

penting

dalam

pengorganisasian. Dengan penempatan orang yang tepat pada tempat yang tepat dalam
6

organisasi, maka kelangsungan aktivitas organisasi tersebut akan terjamin. Fungsi


pemimpin disini adalah mampu menempatkan the right man in the right place. Pemimpin
harus mampu melihat potensi-potensi SDM yang berkualitas dan bertanggung jawab
untuk melaksanakan aktivitas roda organisasi. Setelah menempatkan orang yang tepat
untuk tugas tertentu, maka perlu juga mengkoordinasikan dan memadukan seluruh
potensi SDM tersebut agar bekerja secara sinergis untuk mencapai tujuan organisasi.
Langkah-langkah Pengorganisasian :

Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf. (Menjelaskan keseluruh staff tentang

tujuan organisasi yang harus dicapai)

Mendistribusi pekerjaan ke staff secara jelas. (Mendudukan orang-orang yang

berkompetensi pada posisi tepat. Dan jangan sampai ada posisi strategis yang kosong,
karena akan berpengaruh pada keseluruan pencapaian organisasi)

Menentukan prosedural staf. (Menentukan cara kerja dan evaluasi para staff,

serta punishmentdan reward yang diterima. Selain itu juga menjelaskan tentang garis
koordinasi dan sinergitas dalam organisasi, sehingga seluruh posisi dipadukan untuk
menuju tujuan organisasi)

Mendelegasikan wewenang. (Berani untuk mendelegasikan wewenang sesuai

dengan tugas dan fungsi tiap-tiap staff)

3. Actuating (Penggerakan)
Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti
dengan pelaksanaan kerja organisasi yang bertanggung jawab. Untuk itu maka semua
Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi
dan program kerja organisasi. Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang
telah disusun. Setiap pelaku organisasi harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan
peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan
program kerja organisasi yang telah ditetapkan. Inti dari Actuating adalah menggerakkan
semua anggota kelompok untuk bekerja agar mencapai tujuan organisasi.
7

Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan koordinasi. Kepemimpinan


yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam mengoptimalkan seluruh potensi dan
sumber daya organisasi agar mengarah pada pencapaian tujuan program dan organisasi.
Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa orang-orang yang terlibat
organisasi ke dalam suasana kerjasama yang harmonis. Dengan adanya pengoordinasian
dapat dihindari kemungkinan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran
di dalam bertindak antara orang-orang yang terlibat dalam mencapai tujuan. Koordinasi
ini mengajak semua sumber daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke
satu arah yang telah ditentukan.
Pekerjaan memimpin meliputi lima kegiatan yaitu :
-

Mengambil keputusan

Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara pemimpin dan bawahan.

Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka


bertindak.

Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya secara tepat

Memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam


usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam memimpin ada kegiatan direction (perintah) dan motivasi. Perintah adalah

petunjuk atau penjelasan kerja, serta pertimbangan dan bimbingan, terdapat para pelaku
organisasi yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional, agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan lancar. Dalam pelaksanaannya direction (perintah) seringkali
dilakukan bersamaan dengan controlling. Jika perintah yang disampaikan pemimpin
sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staff, maka staff pun akan termotivasi untuk
memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatan organisasi. Sedangkan
motivasi dapat dilakukan dengan cara mejadikan staff sebagai rekan kerja, serta
memberikan reward(penghargaan) apabila staff bekerja secara baik.
4. Controlling (Pengendalian/ Pengawasan)

Controlling bukanlah hanya sekedar mengendalikan pelaksanaan program dan


aktivitas organisasi, namun juga mengawasi sehingga bila perlu dapat mengadakan
koreksi. Dengan demikian apa yang dilakukan staff dapat diarahkan kejalan yang tepat
dengan maksud pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Inti dari controlling adalah
proses memastikan pelaksanaan agar sesuai dengan rencana.
Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan tujuan organisasi dan program kerja maka
dibutuhkan pengontrolan, baik dalam bentuk pengawasan, inspeksi hingga audit. Katakata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah
bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi, baik
dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian. Sehingga dengan hal
tersebut dapat segera dilakukan antisipasi, koreksi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai
dengan situasi, kondisi dan perkembangan lingkungan sekitar organisasi.
Proses

pengawasan

sebagai

bagian

dari

pengendalian

akan

mencatat

perkembangan organisasi kearah tujuan yang diharapkan dan memungkinkan pemimpin


mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk mengambil
tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, terhadap aktivitas
organisasi, maka upaya pengendalian mutu dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Proses controlling meliputi :
-

Menentukan standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian,

Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai dengan melaksanakan evaluasi
terhadap kinerja serta kompetensi SDM yang dimiliki,

Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar.

Kembali membandingkan hasil pelaksanaan kegiatan dengan tujuan awal (rencana)


kegiatan tersebut dilaksanakan, dan mengukur capaian keberhasilannya,

Melakukan tindakan perbaikan.

Jika ada kesalahan atau penyimpangan, segera melakukan perbaikan,

Meninjau dan menganalisis ulang rencana.

Kembali membuat rencana baru jika terjadi penyimpangan. Namun jika hasilnya
sesuai dengan tujuan program, maka perlu dibuatkan rencana lanjutan untuk

melanjutkan program yang berhasil tersebut, sehingga tujuan organisasi semakin


dekat untuk dicapai.
Pengawasan dibedakan menurut sifat dan waktunya :
1.

Preventive control

Pengawasan yang dilakukan sebelum kegiatan dilaksanakan. Pemimpin mengawasi


perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan hingga persiapan yang dilakukan,
termasuk rekruitmen anggota
2.

Repressive control

Pengawasan yang dilakukan setelah kegiatan berlangsung, dengan mengawasi hasil yang
dari pelaksanaan kegiatan, serta evaluasi dan laporan yang didapatkan (melakukan
pengukuran capaian hasil)
3.

Pengawasan saat proses dilakukan

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan proses, sehingga langsung mengikuti


proses dan mengadakan korkesi jika ada penyimpangan
4.

Pengawasan berkala

Pengawasan yang dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan kesepakatan (bisa 1
bulan sekali, 2 atau 3 bulan)
5.

Pengawasan mendadak (sidak)

Pengawasan yang dilaksanakan mendadak untuk melihat kinerja staff sehari-hari dan
menghindari terjadinya penyimpangan
6.

Pengawasan Melekat (waskat)

Pengawasan yang dilakukan secara dekat terhadap staff, hal ini sering dilakukan untuk
tujuan-tujuan yang spesifik dan bersifat khusus, sehingga menghindarkan sekecilkecilnya terjadi penyimpangan atau kesalahan
Kegiatan-kegiatan yang juga termasuk dalam kegiatan controlling termasuk
adalah evaluasi dan pelaporan. Evaluasi merupakan suatu penilaian terhadap hasil
pelaksanaan kegiatan atau program. Dalam melakukan evaluasi haruslah menyeluruh,
mencakup capaian tujuan kegiatan, kinerja staff, pengetahuan staff, efektifitas dan
efesiensi

penganggaran

dan

proses
10

kegiatan.

Sedangkan

pelaporan merupakan

penyampaian perkembangan hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala


hal yang berkaitan dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pemimpin yang lebih tinggi.
2.4. Pendidikan Administrasi Laboratorium
Banyak supervisor dan manager laboratorium mendapatkan promosi terhadap posisi
jabatan mereka menjadi yang lebih kuat dan seringkali mereka telah memperoleh training
pekerjaan mereka. Berdasarkan pernyataan yang disampaikan oleh Robins bahwa
laboratorium administrator dapat dididik di ruang kelas sendirian bahkan dengan kondisi
kelas yang adekuat untuk memperkenalkan prinsip science management dan teknik dasar.
Hal ini sebenarnya bukan merupakan persiapan yang cukup lengkap untuk menghadapi
tanggung jawab administratif. Pengenalan semacam ini adalah suatu kesalahan. Sebagai
yang kita tahu bahwa prestasi akademik bukan merupakan suatu prediksi untuk suksesnya
seorang analis laboratorium. Hal yang sama juga terjadi terhadap pembukaan kelas
administrasi laboratorium. Tidak ada bagian yang merupakan bagian pendidikan dari trial
pengalaman. Jika kita melakukan survey terhadap administrator laboratorium, akan sangat
jelas jika administratoor terkenal sekalipun tidak mendapatkan kursus formal dalam
administrasi, dimana banyak dari orang yang inkompeten sekalipun mendapatkan banyak
mendapatkan prestasi yang mengesankan, sebagaimana yang terbukti di industri.
Memfasilitasi pengembangan teknikal manager memerlukan pemahaman mengenai
apa yang sebenarnya dibutuhkan dan kapan mereka benar-benar bisa menerima
pembelajaran. Ketika supervisor baru tidak yakin menentukan feeling mereka sebagaimana
mereka memulai karir baru makan hal-hal yang mungkin terjadi yaitu
89% menginginkan pengetahuan mengenai hubungan dengan manusia lainnya
59% membutuhkan teknik komunikasi yang lebih baik
40% memiliki perasaan kurang dalam personal procedure dan record keeping
39% membutuhkan bantuan dalam perencanaan operasional
27% menginginkan metode yang yang lebih baik dalam pengembangan staff

11

Memperhatikan bahwa kebanyakan dari mereka membutuhkan metode yang lebih


efektif dalam hubungannnya dengan orang lain, pengetahuan mengenai hal ini bukanlah hal
yang mudah.

2.5. Tantangan bagi Manager Laboratorium Masa Kini


Dari uraian di atas jelaslah bahwa peran manajemen sumber daya manusia (SDM)
telah berubah dan akan terus berkembang luas seiring dengan perubahan lingkungan pasar
yang kompetitif dan adanya kesadaran bahwa manajemen SDM harus memerankan peran
strategiknya demi keberhasilan organsasi. Organisasi harus memusatkan perhatiannya pada
usaha menarik dan mempertahankan karyawan dengan talenta tinggi. Kegagalan perusahaan
menarik dan mempertahankan karyawan yang memiliki talenta tinggi akan membawa
konsekuensi terhadap kegagalan perusahaan kalah bersaing dalam strategi pemerkerjaan
karyawan.
Untuk dapat berhasil baik dalam berkompetisi dimana tingkat kompetisi lokal maupun
global semakin meningkat, maka organisasi harus lebih mudah beradaptasi, lebih ulet,
cekatan, dan fokus pada pelanggan. Untuk itu, manajemen SDM tidak boleh hanya
menyelenggarakan kegiatan pengadministrasian aktivitas pekerjaan-pekerjaan, hubungan
perburuhan, pemberian kompensasi, atau penyelenggaraan kesejahteraan karyawan yang
bersifat tradisional saja. Manajemen sumber daya manusia harus lebih banyak berintegrasi
baik ke dalam manajemen organisasi maupun ke dalam proses perencanaan strategis
organisasi. Manajemen sumber daya manusia harus berperan lebih luas karena lingkungan
organisasional semakin beragam dan kompleks. Baik di Amerika, Eropa, maupun di Asia,
tenaga kerja semakin beragam. Angkatan kerja di Amerika, misalnya, yang
sebelumnya didominasi oleh pekerja pria kulit putih menjadi beragam dengan masuknya
golongan kulit berwarna, wanita, dan orang-orang lanjut usia. Keberagaman angkatan kerja
ini diperkirakan akan terus berlanjut di masa mendatang.
Pada dasarnya, keragaman angkatan kerja meliputi banyak dimensi perbedaan
termasuk jenis kelamin, ras, penduduk asli, agama, umur, atau dari kelompok orang-orang
cacat. Keberagaman di tempat kerja jelas menggambarkan suatu tantangan baru dan unik
bagi setiap manajer sumber daya manusia. Keberhasilan organisasi di masa mendatang
12

sangat tergantung pada kemampuan memenej sosok keberagaman talenta karyawan yang
dapat mengantarkan pada ide-ide, perspektif, dan pandangan kerja yang inovatif.
Selain tantangan keberagaman di tempat kerja, ada beberapa tantangan lain yang harus
dihadapi oleh manajemen SDM di masa mendatang. Menurut Byars dan Rue (1997)
beberapa tantangan lain tersebut antara lain tantangan akibat adanya perubahan tuntutan dari
pemerintah, struktur organisasi,teknologi, atau adanya pendekatan-pendekatan manajemen
baru.
Saat ini kemajuan global telah mempengaruhi laboratorium klinik. Intervensi
pemerintah, penuaran pembayaran, peningkatan kompetensi dan permintaan sosial untuk
dapat mengakses pelayaan diagnosis yang kompleks hanya beberapa hal ang mempengaruhi.
Perubahan ini merupakana tantangan yang seriu bagi manager laboratorium.
Salah satu alat yang membantu dalam memperbaiki keterkaitan fungsi management
yaitu analisis sistem. Leavitt mengusulkan model sistem yang berfokus pada 4 komponen
interaktif atau dimensi organisasi: tugas, misi, visi dan tujuan laboratorium; struktur,
karakteristik dari grafik organisasi, komunikasi, divisi pekerja, dan alur kerja. Teknologi
yang dapat membantu meliputi alat-alat dan instrument yang mendukung pencapaian visi,
dan SDM berupa pegawai laboratorium dengan pengetahuan, skill, perilaku, dan ekspektasi.
Model sistem sangat membantu dalam melihat laboratorium secara keseluruhan dan
memprediksi bagaimana memodifikasi satu dimensi dari sistem dapat berimbas pada
dimensi yang lainnya. Contohnya jika misi dari laboratorium diperluas untuk mencakup
pelayanan yang HMO. Hal ini dapat berimbas pada alur kerja (dimensi struktur ),
permintaan peralatan test dan proses data (dimensi teknologi) dan kebutuhan akan personel
unntuk meningkatkan kuantitas.
Figur menampilkan karakter negatif terpilih dari laboratorium yanng dapat
mempengaruhi setiap dimensi yang membuat pengaturan laboratorium klinik menjadi sulit.
Dimensi tugas terorganisir dan bertanggungjawab terhadap permintaan pasar untuk
meningkatkan jumlah diagnosis yang dapat ditegakkan dengan jumlah biaya yang murah.
Manager ditantang untuk melakukan kesepakatan terhadap permasalahan image jelek dari
identitas staff laboratorium di dimensi struktur. Dalam struktur organisasi di banyak
laboratorium memperbolehkan pembatasan kesempatan untuk kemajuan karir. Kemajuan
teknologi telah menyatukan antara akurasi, efisiensi dan biaya murah untuk segala macam
13

analisis. Pekerjaan laboratorium walaupun kemajuan teknologinya sangat pesat namun


mengakibatkan sttres. Manager juga harus memberi kepuasan terhadap staff teknisi ketika
ekpektasi untuk tantangan yang lebih tidak diirinngi dengan pendapatan yang besar jika
dibandingkan dengan tenaga medis profesional. Konflik interpersonal antar personel
seringkali melua seiring dengan kesetiaan terhadap organisasi profesional.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Administrasi dapat ditinjau dari sisi ilmu dan seni. Proses manajemen
membutuhkan seni kreativitas yang didasari dengan penngetahuan tentang prinsip dari
ilmu manajemen. Di dalam manajemen laboratorium klinik ada berbagai macam
kedudukan yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.
Fungsi manajemen perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian
(pengawasan) merupakan kekuatan para pemimpin dalam melaksanakan fungsi manajerial
organisasi. Jika seorang pemimpin mampu secara baik merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan organisasi serta segala sumber daya yang ada didalamnya, maka tujuan dari
organisasi akan dengan mudah tercapai. Dan pemimpin tersebut akan menjadi pemimpin
14

yang seutuhnya karena bukan saja hanya mampu menciptakan misi/ visi organisasi, namun
juga berhasil menjalankan aktivitas manajerial dalam kehidupan berorganisasi. Untuk itu
jadilah pemimpin yang memiliki karakter kepemimpinan dan kemampuan melaksanakan
fungsi manajerial, sehingga tujuan organisasi bisa didaratkan dalam pelaksanaan aktivitas,
dan tidak hanya berada diatas kertas program.
Memfasilitasi pengembangan teknikal manager memerlukan pemahaman mengenai
apa yang sebenarnya dibutuhkan dan kapan mereka benar-benar bisa menerima
pembelajaran.
Tantangan yang akan dihadapi manajer masa kini adalah diantaranya keberagaman di
tempat kerja, tantangan akibat adanya perubahan tuntutan dari pemerintah, struktur
organisasi,teknologi, atau adanya pendekatan-pendekatan manajemen baru.

Daftar Pustaka
Synder, R. John dan Donald A. Senhauser. 1989. Administration and Supervision in Laboratory
Medicine. J.B. Lippincott Company: Philadelphia
Anonim. Manajemen Laboratorium Kesehatan. http://labkesehatan.blogspot.com. [13 Maret
2016]
Nggili,

Ricky

A.

POAC

Planning,

Organizing,

Actuating,

Controlling.

http://rickyanggili.blogspot.co.id/2011/11/poac-planning-organizing-actuating.html.
Maret 2016].

15

[13

Вам также может понравиться