Вы находитесь на странице: 1из 70

PENGERTIAN

DESA

Kompetensi perangkat desa adalah


merupakan seperangkat
pengetahuan, ketrampilan,dan
perilaku yang harus dimiliki, dikuasai
dan diaktualisasikan oleh perangkat
desa dalam melaksanakan tugastugas pemerintahan dan pelayanan
kepada masyarakat dengan baik.

MANAJEMEN
PEMERINTAHAN DESA

KEWENANGAN DESA

PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT


DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KALIMANTAN TENGAHTENG

PENGERTIAN
DESA

Desa adalah kesatuan masyarakat


hukum
yang
memiliki
batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistim pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Indonesia sebagai sebuah Negara dibangun


diatas dan dari Desa. Dan desa adalah
merupakan pelopor sistim demokrasi yang
otonom dan berdaulat penuh. Sejak lama, desa
telah
memiliki
sistim
dan
mekanisme
pemerintah serta norma sosial masing-masing.
Inilah yang menjadi cikal bakal sebuah negara
bernama Indonesia.
Desa merupakan unit pemerintahan terkecil
dalam lingkup Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Desa selama ini identik
dengan
pemerintahan
(sederhana)
yang
dipenuhi nuansa tradisional.
Makna tentang Desa bisa beragam. Dalam
pemaknaan sosiologis Desa bisa bermakna

Secara politik Desa adalah unit


pemerintahan terkecil yang memiliki
kewenangan
tertentu.
Desa
sering
dirumuskan sebagai suatu kesatuan
masyarakat
hukum
yang
berkuasa
menyelenggarakan
pemerintahan
sendiri.
Desa
telah
ada
sebelum
Negara
Kesatuan republik Indonesia terbentuk,
sebagaimana penjelasan dalam Pasal 18
UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, seperti Desa di Jawa dan Bali,
Nagari di Minangkabau, dusun dan
Marga di Palembang.

Negara Repubilk Indonesia menghormati


kedudukan
daerah-daerah
istimewa
tersebut dan segala peraturan negara
yang mengenai daerah-daerah itu akan
mengingati hak-hak asal usul daerah
tersebut. Oleh sebab itu, keberadaannya
wajib tetap diakui dan diberikan jaminan
keberlangsungan
hidupnya
dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Keberagaman karakteristik dan jenis
desa atau yang disebut dengan nama
lain tidak menjadi penghalang bagi para
pendiri bangsa ini, untuk menjatuhkan

Dalam kaitan susunan dan penyelenggaraan


Pemerintahan Daerah, setelah perubahan UUD
Negara R.I Tahun1945, pengaturan Desa atau
disebut
dengan
nama
lain
dari
segi
pemerintahannya mengacu pada ketentuan
Pasal 18 Ayat (7) yang menegaskan bahwa
Susunan dan tata cara penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah diatur dalam UndangUndang.
Melalui perubahan UUD Negara R.I tahun 1945,
pengakuan terhadap kesatuan masyarakat
hukum adat dipertegas melalui ketentuan
dalam pasal 18B ayat (2) yang berbunyi
Negara mengakui dan menghormati kesatuankesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-

5) UU NO.5 TAHUN 1974 TENTANG


POKOKPOKOK PEMERINTAHAN DI
DAERAH

2) UU NO. 1 TAHUN 1957

TENTANG
POKOK-POKOk
PEMERINTAHAN DAERAH
7) UU NO. 22 TAHUN 1998
TENTANG PEMERINTAHAN DESA
4) UU NO. 19 TAHUN 1965
TENTANG
DESA PRAJA

8) UU NO. 32 TAHUN 2004


TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

8) UU NO.6 TAHUN
2014
TENTANG DESA

Pasca diberlakukannya UU No. 6 Tahun


2014
Tentang
pemerintahan
Desa,
seluruh pemerintahan desa berubah
secara dramatis.
Desa
memiliki kewenangan untuk
mengatur keuangan secara mandiri. Jika
kemampuan
aparatur
desa
tidak
ditingkatkan, maka taruhannya akan
banyak praktik korupsi yang melibatkan
aparatur Desa.
Dalam hal ini diperlukan pendekatan
yang
dapat
menjangkau
keseluruh
peransera
dalam
meningkatkan

10

Banyak
perubahan

perubahan
/
perbedaan
dalam
menjalankan
pemerintahan Desa, terkait dengan
diberlakukannya UU No.6 Tahun 2014
Tentang Desa , yang ditindaklanjti
dengan PP. No. 72 /2005, PP. No.43 2014
dan
PP
No.47/2015,
mengenai
Pengaturan tentang Desa , penataan
desa, penyelenggaraan pemerintahan
desa, Pemilihan Kades dan perangkat
desa, Masa Jabatan Kades, Mekanisme
pengangkatan Perangkat Desa, BPD,
Musyawarah Desa , sistym penggajihan /
penghasilan pemerintahan desa (Kades

11

PENGERTIAN
PENGERTIAN
KEWENANGA
KEWENANGAN
N

Kekuasaan atau hak yang diperoleh


berdasarkan pelimpahan atau pemberian
.

Kekuasaan untuk mempertimbangkan /


menilai , melakukan tindakan atau
memerintah secara sah

12

Dalam Pemerintah Daerah Kabupaten /


Kota dibentuk
Pemerintahan Desa yang mengatur dan
mengurus
sendiri
urusan
Pemerintah
menurut
azas
otonomi
dan
tugas
pembantuan. Artinya bahwa pelaksanaan
urusan
pemerintah
di
daerah
dapat
diselenggarakan
secara
langsung
oleh
Pemerintah Daerah itu sendiri sepanjang
mempedomani
penyelenggaraan
urusan
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangannya.
Sebagai
upaya
mempercepat pelaksanaan Desentralisasi.
Pemerintah
dan
Pemerintah
Provinsi
melaksanakan tugas pembantuan kepada

13

Daerah kabupaten atau Kota sesuai


dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan. Otonomi Desa
merupakan
hak,
wewenang
dan
kewajiban
untuk
mengatur
dan
mengurus
sendiri
urusan
pemerintahan
dan
kepentingan
masyarakat berdasarkan hak asal usul
dan nilai-nilai sosial budaya yang ada
pada masyarakat untuk tumbuh dan
berkembang
mengikuti
perkembangan desa tersebut. Urusan
pemerintah berdasarkan asal usul

14

Namun harus selalu diingat


bahwa
tiada
hak
tanpa
kewajiban, tiada kewenangan
tanpa tanggung jawab dan tiada
kebebasan tanpa batas. Oleh
karena itu, dalam pelaksanaan
hak, kewenangan dan kebebasan
dalam penyelenggaraan otonomi
desa harus tetap menjunjung
nilai-nilai
tanggung
jawab
terhadap
negara
kesatuan

15

Pelaksanaan Hak, wewenang


dan kebebasan otonomi desa
menuntut tanggung jawab untuk
memelihara integritas, persatuan
dan kesatuan bangsa
dalam
ikatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
dan
bertanggung
jawab
untuk
mewujudkan
kesejahteraan
rakyat
yang
dilaksanakan
dalam
koridor
peraturan perundang-undangan

16

KEWENANGAN DESA MELIPUTI :


Kewenangan
di
bidang
penyelenggaraan
Pemerintah
Desa, pelaksanaan pembangunan
Desa, pembinaan Kemasyarakatan
Desa
dan
Pemberdayaan
masyarakat
Desa
berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal
usul dan adat istiadat Desa.

17

KEWENANGAN DESA MELIPUTI :


a. Kewenangan berdasarkan hak
asal usul ;
b.
Kewenangan
lokal
berskala
Desa ;
c. Kewenangan yang ditugaskan
oleh Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, atau pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota ; dan
d. Kewenangan lain yang
ditugaskan oleh Pemerintah,

18

Pasal 20
Pelaksanaan kewenangan berdasarkan
hak asal
usul dan kewenangan lokal
berskala Desa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 19 huruf a dan huruf b
diatur dan diurus oleh Desa.
Pasal 21
Pelaksanaan
kewenangan
yang
ditugaskan
dan
pelaksanaan
kewenangan tugas lain dari pemerintah.
Pemerintah
Daerah
atau
Provinsi,
Pemerintah
Daerah
Kabupaten/Kota

19

Pasal 22
(1)Penugasan dari pemerintah dan /
atau Pemerintah Daerah kepada Desa
meliputi
penyelenggaraan
Pemerintahan
Desa,
pelaksanaan
Pembangunan
Desa,
pembinaan
kemasyarakatan
Desa
dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa
(2)Penugasan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) disertai biaya.

20

Pasal 18
Yang dimaksud dengan Hak Asal Usul dan
adat istiadat desa adalah hak yang masih
hidup dan sesuai dengan perkembangan
kehidupan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 19. huruf a.
Yang dimaksud dengan Hak Asal Usul adalah
hak yang merupakan warisan yang masih
hidup dan prakarsa desa atau prakarsa
masyarakat
desa
sesuai
dengan
perkembanga kehidupan masyarakat, antara
lain sistim organisasi masyarakat adat,
kelembagaan, pranata dan hukum adat,

21

Pasal 19 huruf b.
Yang dimaksud dengan Kewenangan Lokal
Berskala Desa adalah kewenangan untuk
mengatur
dan
mengurus
kepentingan
masyarakat desa yang telah dijalankan oleh
desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh
desa atau yang muncul karena perkembangan
desa dan prakarsa masyarakat desa, antara
lain :
Pengelolaan ;
1. Tambatan Perahu,
2. Pasar Desa ;
3. Tempat Pemandian Umum ;
4. Saluran irigasi ;
5. Sanitasi Lingkungan

22

7. Sanggar seni dan belajar

8. Perpustakaan Desa, dan taman bacaan


9. Embung desa ;
10.Jalan

23

Untuk mencapai tujuan pemerintahan Desa


yang
sesuai
dengan
program-program
pemerintah maka diambil kebijakan dengan
mengadakan perubahan peraturan per
Undang- Undangan R.I NOMOR 6 TAHUN
2014 melalui tahapan peraturan sbb :
1. UU NO. 6 TENTANG DESA TAHUN 2014,
2. PP
NO.
43
TAHUN
2014
TENTANG
PERATURAN
PELAKSANAAN
UNDANGUNDANG NO. 6 TAHUN 2014
3. PP
NO.
47
TAHUN
2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
NO. 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN
PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6

24

Tambahan :
Kewenagan Desa Berdasarkan
hak
asal
usul
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33
huruf a terdiri atas :
a). Sistim organisasi masyarakat
adat
b).
Pembinaan
kelembagaan
masyarakat
c). Pembinaan Lembaga dan
Hukum Adat

25

Kewenangan
lokal
berskala
Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
huruf b paling sedikit terdiri atas
kewenangan :
1. Pengelolaan Tambatan Perahu,
2. Pengelolaan Pasar Desa ;
3.
Pengelolaan
Tempat
Pemandian
Umum ;
4. Pengelolaan Jaringan irigasi ;
5. Pengelolaan lingkungan Permukiman
Masyarakat Desa
6.Pembinaan kesehatan Masyarakat dan
pengelolaan Pos Pelayanan Terpadu

26

7. Pengembangan
dan
Pembinaan
sanggar seni dan belajar
8. Pengelolaan perpustakaan desa, dan
taman bacaan
9. Pengelolaan embung desa ;
10. Pengelolaan air minum berskala
desa
11.
Pembuatan
jalan
Desa
antar
permukiman ke wilayah pertanian.
Selain
kewenangan
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
Menteri
yang
menyelenggarakan

27

9. Ketentuan Pasal 39 diubah sehingga


berbunyi sebagai berikut :
Pasal 39 :
(1)Ketentuan lebih lanjut mengenai ketetapan
kewenangan desa diatur dengan peraturan
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di Bidang pemerintahan dalam
Negeri.
(2)Dalam
menetapkan
kewenangan
desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Menteri
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di
bidang
Pemerintahan
Dalam
Negeri
berkoordinasi
dengan
Menteri
yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Bidang Pembangunan Desa, Pembangunan

KEWENANGAN BERDASARKAN HAK ASAL USUL


PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI R.I NOMOR 1 TAHUN

2015

28

29

Pasal 3
a. Penataan sistem organisasi dan kelembagaan
masyarakat adat
b. Pranata hukum adat
c. Pemilikan hak tradisional
d. Pengelolaan tanah kas Desa adat
e. Pengelolaan tanah ulayat
f. Kesepakatan dalam kehidupan masyarakat Desa adat
g. Pengisisaan jabatan kepala Desa adat dan perangkat
Desa adat
h. Masa jabatan kepala Desa adat
Pasal 4
Pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/
kota harus mengakui, menghormati dan melindungi
kewenangan berdasarkan hak asal usul sebagaimana

30

Kriteria kewenangan lokal berskala Desa meliputi :


a. Kewenangan yang mengutamakan kegiatan
pelayangan dan pemberdayaan masyarakat
b. Kewenangan yang mempunyai lingkup
pengaturan dan kegiaatan hanya di dalam
wilayah dan masyarakat Desa yang mempunyai
dampak internal Desa
c. Kewenangan yang berkaitan dengan kebutuhan
dan kepentingan sehari-hari masyarakat Desa
d. Kegiatan yang telah dijalankan oleh Desa atas
dasar prakarsa Desa
e. Program kegiatan pemerintah, pemerintah
provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota dan
pihak ketiga yang telah diserahkan dan dikelola
oleh Desa
f. Kewenangan lokal berskala Desa yang telah

31

Pihak ketiga sebagaimana dimaksud


dalam
pasal 5 huruf e meliputi :
a.Individu
b.Organisasi kemasyarakatan
c.Perguruan tinggi
d.Lembaga swaadaya masyarakat
e.Lembaga donor
f.Perusahaan
Kewenangan lokal berskala Desa meliputi
: ( Pasal 7 )
a.Bidang Pemerintahan Desa
b.Pembangunan Desa
c.Kemasyarakatan Desa dan

32

Pasal 7 huruf a antara lain meliputi :


a. Penetapann dan penegasan batas desa ;
b. Pengembangan sistim administrasi dan
informasi Desa ;
c. Pengembangan tata ruang dan peta sosial
desa ;
d. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga
kerja desa ;
e. Pendataan penduduk yang bekerja pada
sektor pertanian dan sektor non pertanian ;
f. Pendataan penduduk menurut jumlah
penduduk usia kerja, angkatan kerja, pencari
kerja, dan tingkat partisipasi angkatan kerja.

Lanjutan :
33
Pasal 7 huruf a antara lain meliputi :
h. Pendataan penduduk yang bekerja di luar
negeri ;
i. Penetapan organisasi pemerintah Desa :
j. Pembentukan Badan Permusyawaratan Desa ;
k. Penetapan perangkat desa :
l. Penetapan BUMDes ;
m.Penetapan APBDes ;
n. Penetapan Peraturan Desa ;
o. Penetapan kerjasama antar Desa ;
p. Pemberian ijin penggunaan gedung pertemuan
atau balai desa ;
q. Pendataan potensi desa ;
r. Pemberian ijin hak pengelolaan atas tanah desa
s. Penetapan desa dalam keadaan darurat seperti
kejadian bencana, konflik rawan pangan, wabah
penyakit, gangguan keamanan dan kejadian luar

34

Pasal 9 huruf a antara lain meliputi :


a.Pengembangan pos kesehatan desa
meliputi dan polindes
b.Pengembangan tenaga kesehatan desa
c. Pengelolaan dan pembinaan posyandu
melalui :
1. layanan gizi untuk balita
2. Pemeriksaan ibu hamil
3. Pemberian makanan tambahan
4. Penyuluhan kesehatan.
5. Gerakan hidup bersih dan sehat
6. penimbangan bayi dan

35

Lanjutan
d. Pembinaan dan pengawasan upaya
kesehatan tradisional
e. Pemantauan dan pencegahan
penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif
di desa.
f. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan
usia dini
g.Pengadaan dan pengelolaan sanggar
belajar, sanggar seni budaya dan
perpustakaan desa ;
h.Fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok-

36

Pasal 9 huruf b
a.Pembangunan dan pemeliharaan kantor dan balai desa ;
b.Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa ;
c.Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani ;
d.Pembangunan dan pemeliharaan embung desa ;
e.Pembangunan denergi baru dan terbarukan
f. Pembangunan dan pemeliharaan rumah ibadah
g.Pengelolaan pemakaman desa dan petilasan
h.Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan
i. Pembangunan dan pengelolaan air bersih berskala desa
j. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi tersier
k.Pembangunan dan pemeliharaan lapangan desa
l. Pembangunan dan pemeliharaan tanam desa
m.Pembangunan dan pemeliharaan serta pengelolaan
saluran untuk budidaya perikanan ;
n.Pengembangan sarana dan prasarana produksi di desa.

37

Pasal 9 huruf c antara lain :


a. Pembangunan dan pengelolaan pasar desa dan kios desa
b. Pembangunan dan pengelolaan tempat pelangan ikan
c. Pengembangan usaha mikro berbasis desa
d. Pembangunan keuangan mikro berbasis desa
e. Pendayagunaan dan pengelolaan keramba jaring apung dan
bagan ikan
f. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan dan
penetapan cadangan pangan desa ;
g. Penetapan komoditas unggulan pertanian dan perikanan
desa
h. Pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan
penyakit pertanian dan perikanan secara terpadu.
i. Penetapan jenis pupuk dan pakan organik untuk pertanian
dan perikanan
j. penge,mbangan benih lokal
k. Pengembangan ternak secara kolektif.

38

Lanjutan :
l. Pembangunan dan pengelolaan energi mandiri
m. Pendirian dan pengelolaan BUMDes.
n. Pembangunan dan pengelolaan tambahan perahu
o. Pengelolaan padang gembala
p. Pengembangan wisata desa di luar rencana induk
pengembangan pariwisata kabupaten / Kota
q. Pengelolaan balai benih ikan
r. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan
hasil pertanian dan perikanan;
s. Pengembangan sistim usaha produksi pertanian
yang bertumpu pada sumberdaya, kelembagaan
dan budaya lokal.

39

Pasal 7 huruf c :
a.Membina keamanan, ketertiban dan
ketenteraman wilayah dan
masyarakat desa
b.Membina kerukunan warga
masyarakat desa
c.Memelihara perdamaian, menangani
konflik dan melakukan mediasi di
desa ; dan
d.Melestarikan dan mengembangkan
gotong royong masyarakat desa.

40

Pasal 7 huruf d :
a. Pengembangan seni budaya lokal ;
b. Pengorganisasian melalui
pembentukan dan fasilitas lembaga
kemasyarakatan dan lembaga adat;
c. Fasilitas kelompok-kelompok
masyarakat melalui :
1. Kelompok tani
2. Kelompok nelayan
3. Kelompok seni budaya ; dan
4. Kelompok kemasyarakatan lain di

41

Lanjutan :
d. Pemberian santunan sosial kepada
keluarga fakir miskin ;
e. Fasilitasi terhadap kelompokkelompok masyarakat miskin,
perempuan, masyarakat adat, dan
difabel.
f. Pengorganisasian melalui
pembentukan dan fasilitasi paralegal
untuk memberikan bantuan hukum
warga masyarakat desa.

42

Lanjutan :
h.Penyelenggaraan promosi kesehatan
dan gerakan hidup bersih dan
sehat ;
i. Pengorganisasian melalui
pembentukan dan fasilitas kader
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat
j. Peningkatan kapasitas melalui
pelatihan usaha ekonomi desa.
k. Pendayagunaan teknologi tepat

43

Lanjutan :
1). Kader pemberdayaan masyarakat desa;
2). Kelompok Usaha Ekonomi produktif
3). Kelompok perempuan
4). Kelompok tani
5). Kelompok masyarakat miskin.
6). Kelompok nelayan
7). Kelompok pengrajin
8). Kelompok pemerhati dan perlindungan
anak
9). Kelompok Pemuda ; dan
10. Kelompok lain sesuai kondisi Desa.

44

Bupati / walikota melakukan pengkajian untuk


identifikasi dan inventarisasi kewenangan
berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal
beskala desa dengan cara :
a.Inventarisasi daftar kegiatan berskala lokal Desa
yang ditangani oleh satuan kerja perangkat daerah
atau program-program satuan kerja perangkat
daerah berbasis desa ;
b.Identifikasi dan inventarisasi kegiatan Pemerintah
dan pembangunan yang sudah dijalankan oleh Desa
; dan
c.Membentuk Tim Pengkajian dan inventarisasi
terhadap jenis kewenangan berdasarkan hak asal

IMPLIKASI
1.KEWENANGAN MENGATUR ADA PADA TINGKAT DESA,
SEHINGGA TERJADI :
PERGESERAN KEWENANGAN DARI PEMERINTAHAN
KABUPATEN/KOTA KEPADA PEMERINTAH DESA
ADANYA PRAKARSA DAN KEWENANGAN MENGATUR
OLEH PEMERINTAHAN DESA, SEHINGGA TERJADI
PENINGKATAN VOLUME PERUMUSAN PERATURAN DESA,
PERATURAN KEPALA DESA DAN KEPUTUSAN KEPALA
DESA.
2. ADANYA ANGGARAN YANG DIBERIKAN KAB/KOTA
KEPADA DESA DALAM RANGKA PELAKSANAAN URUSAN
PEMERINTAHAN TERSEBUT :
PERGESERAN ANGGARAN DARI POS PERANGKAT
DAERAH KEPADA POS PEMERINTAHAN DESA.
ADANYA PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BISA
MENGATASI KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA DALAM
SKALA DESA
SEPERTI REHABILITASI
GEDUNG SD
MEMBUTUHKAN
TINGKAT KEMAMPUAN
PERBAIKAN
BALAI
POS NYANDU,
PEMBANGUNAN
JALAN
YANG
MEMADAI
DARI KEPALA
DESA,
DESA, DLL.
PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA BPD
DALAM MENGELOLA URUSAN
3. SUSUNAN
ORGANISASI
PEMERINTAHAN DESA HARUS
PEMERINTAHAN TERSEBUT
BERUBAH MENJADI ORGANISASI STAF DAN LINI (BUKAN
ORGANISASI
PERLU STAF)
DILAKUKAN SOSIALISASI , PENDIDIKAN,
PELATIHAN DAN ATAU STUDY BANDING BAGI
KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN ANGGOTA

47

60 %

TUGAS PEMBANTUAN DARI


PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN / KOTA
DASAR PERTIMBANGAN :

Efisiensi : Bila pelaksanaan suatu tugas


pemerintah tertentu dinilai lebih efisien
dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat
bawahnya ( ditinjau dari aspek anggaran
penggunaan tenaga atau pemanfaatan
sumber daya lainnya ), maka pemerintah
tingkat atasnya dapat menugaskan kepada
pemerintah tingkat bawahnya untuk
melaksanakan tugas tersebut.
1.

48

TUGAS PEMBANTUAN DARI


PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN / KOTA

49

DASAR PERTIMBANGAN :

Efektivitas: Bila pelaksanaan suatu tugas


pemerintah tertentu dinilai lebih efektif
dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat
bawahnya ( ditinjau dari aspek esensi masalah
dan spesifikasi kebutuhan masyarakat, pola
pelaksanaan dalam mengatasi masalah, serta
jangkauan
masyarakat
pemanfaat/beneficiarles
atas
pelaksanaan
tugas tersebut). Maka pemerintah tingkat
atasnya
dapat
menugaskan
pemerintah
tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas
tersebut.
2.

TUGAS PEMBANTUAN DARI


PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN / KOTA

50

DASAR PERTIMBANGAN :

Efektivitas: Bila pelaksanaan suatu tugas


pemerintah tertentu dinilai lebih efektif
dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat
bawahnya ( ditinjau dari aspek esensi masalah
dan spesifikasi kebutuhan masyarakat, pola
pelaksanaan dalam mengatasi masalah, serta
jangkauan
masyarakat
pemanfaat/beneficiarles
atas
pelaksanaan
tugas tersebut). Maka pemerintah tingkat
atasnya
dapat
menugaskan
pemerintah
tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas
tersebut.
2.

TUGAS PEMBANTUAN DARI


PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN / KOTA

51

DASAR PERTIMBANGAN :

3.Responsivitas dan akuntabilitas : bila


pelaksanaan
suatu
tugas
pemerintahan
tertentu dinilai lebih responsif dan akuntabel
dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat
bawahnya ( ditinjau dari aspek kecepatan dan
ketepatan dalam mengatasi masalah selama
proses pelaksanaan, serta aspek ketepatan
fokus
pemanfaat/beneficiarles
dalam
pelaksanaan
tugas
tersebut).
Maka
pemerintah
tingkat
atasnya
dapat
menugaskan pemerintah tingkat bawahnya
untuk melaksanakan tugas tersebut.

TUGAS PEMBANTUAN DARI


PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN
KABUPATEN / KOTA

52

SEBAGAI CONTOH :
Pelaksanaan program Bantuan Langsung Tunai /
( Dalam rangka membantu rumah tangga miskin
dalam mengurangi beban pengeluaran keluarga )
yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat,
yang dalam proses pendataan Rumah tangga
miskin dilaksanakan oleh pemerintah Desa ( melalui
pelaksanaan akses Tugas Pembantuan ) Karena
pemerintah Desa dinilai lebih mengetahui nama dan
jumlah rumah tangga miskin di desanya masingmasing.
Dalam melaksanakan Tugas Pembantuan tersebut
Pemerintah
DesaBertanggung
jawab
kepada
Pemerintahan Atasan yang menugaskan (Pemerintah
Pusat,
Pemerintah
Provinsi,
atau

URUSAN PEMERINTAH LAINNYA


YANG OLEH PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DISERAHKAN KEPADA
DESA

53

1.Penyerahan urusan tersebut dapat dilakukan


sewaktu-waktu sesuai perkembangan
kebijakan ketatanegaraan Indonesia , yang
diatur didalam peraturan perundang
undangan .
2.Pelaksanaan kewenangan tersebut harus
tetap mengindahkan Asas umum
Penyelenggaraan Negara yakni :
(a). Asas kepastian hukum.
(b). Asas tertib penyelenggara Negara
(c). Asas kepentingan umum
(d). Asas keterbukaan
(e). Asas Proporalonalitas
(f). Asas Profesionalitas

URUSAN PEMERINTAH LAINNYA YANG


OLEH PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DISERAHKAN KEPADA
DESA

54

3.Sejalan dengan Asas Kepentingan Umum


dengan
prinsip
bahwa
bila
terdapat
permasalahan dalam kehidupan masyarakat
yang berkenaan dengan kepentingan umum
yang memerlukan peran pemerintah untuk
mengatasinya, maka pemerintah desa wajib
menyelesaikan
permasalahan
tersebut
,
meskipun penanganan atas permasalahan
tersebut
bukan
merupakan
kewenangan
Pemerintah Desa.
4.Pemerintahan Desa (sebagai Pamong Praja
atau pelayan masyarakat) wajib mengatasi
setiap permasalahan yang terjadi dalam

URUSAN PEMERINTAH LAINNYA YANG


OLEH PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN DISERAHKAN KEPADA
DESA

55

5. Penyelenggaraan tugas dan tanggung jawab


Pemerintah Desa tidak hanya sebatas pada
kewenangan yang diatur didalam peraturan
per Undang-Undangan dan atau berdasarkan
sistim nilai adat istiadat setempat, namun
harus senantiasa sensitif / peka dan
responsif

dalam
mencermati
setiap
permasalahan dalam kehidupan masyarakat
desa. asyarakat desa.

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

56

BIDANG PEMERINTAHAN :
1.

Mengusulkan pembentukan dan perubahan status desa

2.

Melaksanakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan asal


usul desa

3.

Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


Kabupaten/Kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa.

4.

Melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi


dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

5.

Melaksanakan urusan pemerintahan yang lainnya yang oleh peraturan


Per Undang-Undangan diserahkan kepada Desa.

6.

Mendapatkan susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa


(sesuai pedoman yang ditetapkan didalam peraturan daerah Kabupaten /
Kota )

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

57

BIDANG PEMERINTAHAN :
7.

Menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa


( sesuai pedoman yang ditetapkan didalam peraturan daerah
Kabupaten/Kota.

8.

Menetapkan kelembagaan desa, yakni penetapan susunan organisasi dan


tata kerja Pemerintahan Desa, Pembentukan Badan Permusyawaratan
Desa dan Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan (sesuai pedoman yang
ditetapkan di dalam peraturan daerah Kabupaten / Kota ).

9. Mengangkat dan menetapkan Perangkat Desa.


10.Menggali sumber-sumber pendapatan Desa dan mengelola kekayaan desa
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan per Undang-Undangan
yang berlaku.
11.Menetapkan Peraturan Desa ( Bersama dengan Badan Permusyawaratan
Desa ) dan melaksanakan Peraturan Desa
12. Menjalankan dan menegakkan berbagai peraturan per Undang-Undangan
yang lebih tinggi.

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

58

BIDANG PEMERINTAHAN :
13.Melaksanakan administrasi Pemerintahan Desa,
yang
meliputi administrasi umum , administrasi
pelayanan serta administrasi kependudukan dan
administrasi keuangan desa.
14.Menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam
masyarakat.
15.Mengadakan kerjasama antar Desa dan kerjasama
Desa dengan pihak ketiga.)

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

59

BIDANG PEMBANGUNAN :
1. Menyiapkan data dan informasi yang akurat tentang
esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat
desa yang perlu diatasi melalui pelaksanaan programprogram pembangunan desa.
2. Menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan
Desa , yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa / RPJM Desa ( Rencana lima tahunan Desa ) dan
Rencana Kerja Pembangunan Desa / RKP-Desa
( Rencana Tahunan Desa )
3. Mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai potensi
yang ada di Kawasan Desa dan yang dimiliki oleh
masyarakat desa untuk tujuan tujuan pembangunan.

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

60

BIDANG PEMBANGUNAN :
4. Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam seluruh
proses pengelolaan
pembangunan (
tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi dan
pelestarian hasil-hasil pembangunan )
5. Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk
masyarakat miskin.
6. Meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan masy.
Desa pada umumnya sesuai lingkup kewenangan serta
kemampuan masyarakat dan pemerintahan Desa.

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

61

BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN :


1. Menegakkan ketentraman dan ketertiban masyarakat ;
2. Mengembangkan semangat swadaya dan gotong royong masyarakat (
sesuai sistim nilai sosial budaya masyarakat setempat )
3. Memperkuat peran lembaga adat serta pelestarian nilai-nilai adat
sebagai pengatur sikap dan perilaku masyarakat dalam kehidupan
sosial.
4. Melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan masyarakat
desa.
5. Melakukan pembinaan Sikap dan Perilaku saling menghormati antar
warga desa yang berbeda agama dan kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa.

KLASIFIKASI KEWENANGAN DESA


BERDASARKAN BIDANG TUGAS
PEMERINTAHAN DESA.

62

BIDANG KERJASAMA ( KERJASAMA ANTAR DESA ATAU DENGAN


PIHAK
KETIGA
:
1. Kerjasama
manajemen
/ pengelolaan misalnya dalam pengelolaan
pemerintahan desa perbaikan pelayanan yang melibatkan lintas desa,
dll.
2. Kerjasama operasional misalnya : dalam pelaksanaan
pembangunan yang melibatkan wilayah lintas desa.

proyek

3. Kerjasama pembiayaan, misalnya pembiayaan dalam penggalian dan


pemanfaatan potensi dan sumber daya alam yang melibatkan lintas
desa.
4. Kerjasama pembagian keuntungan, misalnya dalam pemanfaatan
potensi desa dan/atau pengadaan suatu barang atau jasa yang
melibatkan beberapa pemerintah desa.
5. Kerjasama bagi hasil, misalnya dalam pemanfaatan obyek obyek
wisata atau sumber daya alam lainnya yang berada di lintas desa.
6. Kerjasama lain-lain.

CARA PENYERAPAN URUSAN

63

1. Bupati /walikota melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis


urusan
yang
akan
diserahkan
kepada
Desa
dengan
mempertimbangkan aspek letak geografis, kemampuan personil,
kemampuan keuangan, efisiensi dan efektivitas.
2. Membentuk Tim pengkajian dan evaluasi penyerahan urusan
pemerintahan kabupaten/Kota kepada Desa dibawah koordinasi wakil
Bupati/Walikota dengan Ketua Pelaksana oleh sekretaris daerah
Kabupaten / Kota yang anggotanya terdiri dari unsur Dinas / Badan /
Kantor terkait sesuai kebutuhan.
3. Urusan Pemerintah yang diserahkan pengaturannya kepada Desa
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten / Kota.
4. Setelah Peraturan Daerah Kabupaten/Kota tentang penetapan jenis
urusan yang dapat diserahkan kepada Desa di Undangkan,
Pemerintah Daerah bersama BPD melakukan evaluasi untuk
menetapkan urusan pemerintah yang dapat dilaksanakan didesa yang
bersangkutan.

CARA PENYERAPAN URUSAN

64

LANJUTAN :
Kesiapan Pemerintahan Desa untuk melaksanakan urusan
pemerintahan Kabupaten / Kota, ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa atas Persetujuan Pimpinan BPD.
5. Bupati / Walikota menetapkan Bupati / Waliko tentang penyerahan
urusan pemerintahan Kabupaten / Kota kepada masing-masing Desa.
6. Bupati / Walikota dalam menetapkan Peraturan daerah Kabupaten /
Kota, wajib memperhatikan Keputusan Kepala Desa.
7. Bupati / Walikota menyerahkan secara nyata urusan Pemerintahan
Kabupaten / Kota kepada Kepala Desa dilaksanakan secara serentak
yang disaksikan oleh Camat dan dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas /
Badan / Kantor Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

PELAKSANAAN URUSAN

65

Pelaksanaan urusan Pemerintahan Kabupaten / Kota


yang diserahkan kepada Desa dilaksanaan oleh
Pemerintahan Desa.
Pemerintahan Kabupaten / Kota dapat menambah
penyerahan urusan pemerintahan Kabupaten / Kota
kepada Desa atas permintaan pemerintah desa.
Apabila pelaksanaan waktu 2 (dua) tahun tidak
berjalan secara efektif, pemerintahan Kabupaten /
Kota dapat menarik sebagian atau seluruh urusan
Pemerintahan yang telah diserahkan.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

66

Bupati / Waikota melakukan Pembinaan dan


Pengawasan
terhadap
urusan
pemerintah
Kabupaten / Kota yang diserahkan kepada Desa.
Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan dapat
didelegasikan kepada Camat.

68

UU NO. 32 TAHUN 2004


DAN
PP NO. 72
TAHUN 2005

PerilaPeu Kerja

POLA PENYERAHAN URUSAN


PEMERINTAHAN KABUPATEN / KOTA
KEPADA DESA

URUSAN
PEMERINTAHAN
KAB/KOTA YANG
DAPAT
DISERAHKAN
KEPADA DESA

BAGIAN URUSAN WAJIB


DAN ATAU
BAGIAN URUSAN PILIHAN

URUSAN
BERSAMA
( CONCURENT
FUNCTION)
KAB/KOTA
DAN DESA

I. Dinamika Kelompok.

PENGERTIAN
DESA

70

(1) Perkenalan dan pengorganisasian pserta.


(2) Tujuan serta ungkapan harapan peserta.
II. Kelompok Inti
Pokok Bahasan 3 : Manajemen Pemerintahan Desa
(1) Kewenangan Desa, (2) Administrasi Desa, (3) Pengelolaan Keuangan, (4) Peraturan Desa
dan Keputusan Kepala Desa, (5) Lembaga Kemasyarakatan (6) Perencanaan Pembangunan
Desa (7)Laporan Pertanggung jawaban Kepala Desa.
Pokok Bahasan 4 : Pembinaan Pemerintahan Desa
(1) Kepemimpinan dan Pelayanan Masyarakat
(2) Pembinaan dan pengawasan Pemerintah Desa
Pokok bahasan 5 : Study Lapang
(1) Persiapan Study lapang , (2) Pelaksanaan Study Lapang , (3) Refleksi Study lapang

Pokok bahasan 6 : Pembulatan Pelatihan


( 1) Pembulatan Pelatihan , (2) Rencana tindak Lanjut.
III. Kelompok Penunjang

Evaluasi Pelatihan.

Вам также может понравиться