Вы находитесь на странице: 1из 7

APA ITU BERPIKIR KRITIS ?

A. Pengertian Berpikir Kritis


Saat ini kemampuan berpikir kritis sangat penting dalam kehidupan seharihari, karena untuk mengembangkan kemampuan berpikir lainnya, seperti kemampuan
untuk membuat keputusan dan menyelesaian masalah. Banyak sekali fenomena dalam
kehidupan sehari-hari yang perlu dikritisi.

Berpikir kritis mengandung aktivitas

mental dalam hal memecahkan masalah, menganalisis asumsi, memberi rasional,


mengevaluasi, melakukan penyelidikan, dan mengambil keputusan. Dalam proses
pengambilan keputusan, kemampuan mencari, menganalisis dan mengevaluasi
informasi sangatlah penting.
Berpikir kritis juga biasa disebut directed thinking, sebab berpikir langsung
kepada fokus yang akan dituju. Pengertian mengenai berpikir kritis dikemukakan oleh
banyak pakar diantaranya yaitu ;
1. Definisi berpikir kritis menurut Ennis (1962) : Berpikir kritis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pada pembuatan keputusan
tentang apa yang harus dipercayai atau dilakukan.
2. Definisi berpikir kritis menurut Beyer (1985) : Berpikir kritis adalah kemampuan
a. menentukan kredibilitas suatu sumber,
b. membedakan antara yang relevan dari yang tidak relevan,
c. membedakan fakta dari penilaian,
d. mengidentifikasi dan mengevaluasi asumsi yang tidak terucapkan,
e. mengidentifikasi bias yang ada,
f. mengidentifikasi sudut pandang, dan
g. mengevaluasi bukti yang ditawarkan untuk mendukung pengakuan.
3. Definisi berpikir kritis menurut Mustaji (2012): Berpikir kristis adalah berpikir
secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang
apa yang harus dipercayai atau dilakukan. Berikut adalah contoh-contoh
kemampuan berpikir kritis, misalnya ;
- membanding dan membedakan,
- membuat kategori,
- meneliti bagian-bagian kecil dan keseluruhan,
- menerangkan sebab,
- membuat sekuen / urutan,
- menentukan sumber yang dipercayai, dan
- membuat ramalan.
4. Definisi berpikir kritis menurut Walker (2006) :Berpikir kritis adalah suatu proses
intelektual dalam pembuatan konsep, mengaplikasikan, menganalisis, mensintesis,
dan atau mengevaluasi berbagai informasi yang didapat dari hasil observasi,
pengalaman, refleksi, di mana hasil proses ini diguanakan sebagai dasar saat
mengambil tindakan.

5. Berpikir

kritis

menurut

Gunawan

(2003:177-178)

menyatakan

bahwa

keterampilan berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir pada level yang
kompleks dan menggunakan proses analisis dan evaluasi
6. Definisi berpikir kritis menurut Hassoubah (2007):Berpikir kritis adalah
kemampuan memberi alasan secara terorganisasi dan mengevaluasi kualitas suatu
alasan secara sistematis.
7. Definisi berpikir kritis menurut Chance (1986) :Berpikir kritis adalah kemampuan
untuk menganalisis fakta, mencetuskan dan menata gagasan, mempertahankan
pendapat, membuat perbandingan, menarik kesimpulan, mengevaluasi argumen
dan memecahkan masalah.
8. Definisi berpikir kritis menurut Mertes (1991) :Berpikir kritis adalah sebuah
proses yang sadar dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan
mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan
kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan.
9. Definisi berpikir kritis menurut Paul (1993) :Berpikir kritis adalah mode berpikir
mengenai hal, substansi atau masalah apa saja di mana si pemikir
meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil strukturstruktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar
intelektual padanya.
10. Definisi berpikir kritis menurut Halpern (1985) :Berpikir kritis adalah
pemberdayaan kognitif dalam mencapai tujuan.
11. Menurut Rahmat (2010:1) berpikir kritis (critical thinking) sinonim dengan
pengambilan keputusan (decision making), perencanaan stratejik (strategic
planning), proses ilmiah (scientific process), dan pemecahan masalah (problem
solving)
12. Definisi

berpikir

kritis

menurut

Angelo

(1995):Berpikir

kritis

adalah

mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, meliputi kegiatan


menganalisis,

mensintesis,

mengenali

permasalahan

dan

pemecahannya,

menyimpulkan serta mengevaluasi.


Dalam bidang pendidikan, berpikir kritis dapat membantu siswa dalam
meningkatkan pemahaman materi yang dipelajari dengan mengevaluasi secara kritis
argumen pada buku teks, jurnal, teman diskusi, termasuk argumentasi guru dalam
kegiatan pembelajaran. Jadi berpikir kritis dalam pendidikan merupakan kompetensi
yang akan dicapai serta alat yang diperlukan dalam mengkonstruksi pengetahuan.
Selain itu berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui pemberian pengalaman

bermakna. Pengalaman bermakna yang dimaksud dapat berupa kesempatan


berpendapat secara lisan maupun tulisan seperti seorang ilmuwa. Kesempatan
bermakna tersebut dapat berupa diskusi yang muncul dari pertanyaan-pertanyaan
divergen atau masalah tidak terstruktur (ill-structured problem), serta kegiatan
praktikum yang menuntut pengamatan terhadap gejala atau fenomena yang akan
menantang kemampuan berpikir siswa
B. Karakteristik Berpikir Kritis
Wade (1995) mengidentifikasi delapan karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan,
2. Membatasi permasalahan,
3. Menguji data-data,
4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias,
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional,
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan,
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi, dan
8. Mentoleransi ambiguitas.
Adapun karakteristik seorang pemikir kritis yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

Jujur terhadap diri sendiri


Melawan manipulasi
Mengatasi kebingungan (confusion)
Mereka selalu bertanya
Mereka mendasarkan penilaiannya pada bukti
Mereka mencari hubungan antartopik
Mereka bebas secara intelektual

C. Tahapan Berpikir Kritis


a. Keterampilan Menganalisis
Keterampilan menganalisis merupakan suatu keterampilan menguraikan sebuah
struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui pengorganisasian
struktur tersebut.
b. Keterampilan Mensintesis
Keterampilan mensintesis merupakan keterampilan yang berlawanan dengan
keteramplian menganallsis. Keterampilan mensintesis adalah keterampilan
menggabungkan bagian-bagian menjadi sebuah bentukan atau susunan yang baru.
c. Keterampilan Mengenal dan Memecahkan Masalah
Keterampilan ini menuntut pembaca untuk memahami bacaan dengan kritis
sehinga setelah kegiatan membaca selesai siswa mampu menangkap beberapa
pikiran pokok bacaan, sehingga mampu mempola sebuah konsep.
d. Keterampilan Menyimpulkan

Keterampilan ini menuntut pembaca untuk mampu menguraikan dan memahami


berbagai aspek secara bertahap agar sampai kepada suatu formula baru yaitu
sebuah simpulan.
e. Keterampilan Mengevaluasi atau Menilai ]
f. Keterampilan ini menuntut pemikiran yang matang dalam menentukan nilai
sesuatu dengan berbagai kriteria yang ada. Keterampilan menilai menghendaki
pembaca agar memberikan penilaian tentang nilai yang diukur dengan
menggunakan standar tertentu
D. Pengukuran kegiatan berpikir kritis
Pengukuran kegiatan berpikir kritis dapat dilakukan dengan melihat
penampilan dari beberapa perilaku selama proses berpikir kritis itu berlangsung.
Berpikir pada dasarnya mencakup kegiatan manusia yang bersifat dapat
dilihat/diamati (eksternal) maupun tidak dapat dilihat/diamati (internal).
Perilaku berpikir kritis mahasiswa dalam berdiskusi kelompok dapat dilihat dari
beberapa aspek :
1. Relevance ; Relevansi dari statement
2. Importance ; Penting-tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan
3. Novelty; Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau informasi
baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide baru mahasiswa lain.
4. Outside material ; Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yg
diterimanya di kuliah/reference.
5. Ambiguity clarified; Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut bila dirasa ada
ketidakjelasan.
6. Linking ideas; Senantiasa menghubungkan fakta, idea, atau pandangan serta
mencari data baru dari informasi yg berhasil dikumpulkan.
7. Justification; Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap suatu
solusi/kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa memberikan
penjelasan mengenai keuntungan (kelebihan) dan kerugian (kekurangan) dari
suatu situasi atau solusi.
8. Critical assessment; Melakukan evaluasi terhadap setiap kontribusi yang datang
dari dalam dirinya maupun dari mahasiswa lain, serta memberikan prompts
untuk terjadi evaluasi yang kritis.
9. Practical utility ; Ide-ide baru yg dikemukakannya selalu dilihat pula dari sudut
kepraktisannya (practicality) dalam penerapan.
10. Width of understanding ; Diskusi yg dilaksanakan senantiasa bersifat meluaskan
isi/materi diskusi.
E. Berpikir Kritis dalam Proses Pengambilan Keputusan

Pemikiran kritis dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan. Jika melihat proses
pengambilan keputusan, pemikiran kritis memiliki beberapa peranan, diantaranya :
1. Membantu dalam mengindentifikasi masalah yang dihadapi
2. Membantu dalam mengumpulkan informasi yang relevan
3. Membantu dalam menganalisis alternatif-alternatif pemecahan masalah untuk
menentukan pilihan terbaik.
4. Membantu mengevaluasi keputusan yang sudah diambil. (Istanto,2012)
F. Evaluasi Kemampuan Berpikir Kritis
Evaluasi merupakan proses pengukuran pencapaian tujuan yang diinginkan
dengan menggunakan metode yang teruji validitas dan reliabilitasnya. Beberapa
penelitian mengevaluasi kemampuan berpikir kritis dari aspek ketrampilan intelektual
seperti

ketrampilan

menganalisis,

mensintesis,

dan

mengevaluasi

dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang berbasis taxonomi Bloom. Sedangkan


tujuan pengajaran berpikir kritis meliputi ketrampilan dan strategi kognitif, serta
sikap.
Colucciello menggabungkan berbagai elemen yang digunakan dalam
penelitian dan komponen pemecahan masalah keperawatan serta kriteria yang
digunakan dengan komponen ketrampilan dan sikap berpikir kritis. Elemen tersebut
antara lain menentukan tujuan, menyusun pertanyaan atau membuat kerangka
masalah, menunjukkan bukti, menganalisis konsep, interpretasi, asumsi, perspektif
yang digunakan, keterlibatan, dan kesesuaian. Dengan kriteria antara lain: kejelasan,
ketepatan, ketelitian, keterkaitan, keluasan, kedalaman, dan logikal. Dia juga
membandingkan dengan inventory

yang sudah ada seperti California Critical

Thinking Test (CCTT) untuk mengevaluasi ketrampilan berpikir kritis dan Critical
Thinking Disposition Inventory (CTDI) untuk mengevaluasi sikap berpikir kritis.
G. Berpikir Kritis Dalam Keperawatan
Berfikir kritis dalam keperawatan

adalah

komponen

dasar

dalam

pertanggunggugatan profesional dan kualitas asuhan keperawatan,Berfikir kritis


jaminan yang terbaik bagi perawat mencapai sukses dalam berbagai aktifitas. Berfikir
kritis perlu bagi perawat :
1. Penerapan profesionalisme.
2. Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik. Diperlukan perawat,
karena ; Perawat setiap hari mengambil keputusan dan Perawat menggunakan
keterampilan berfikir;

Menggunakan pengetahuan dari berbagai sumbjek dan lingkungannya


Menangani perubahan yang berasal dari stressor lingkungan
Penting membuat keputusan

DAFTAR PUSTAKA

Angelo, Thomas A. & Cross, Patricia (1995). Classroom Assessment Techniques: A


Handbook for College Teachers, 2nd edition.
Beyer, Barry K. (1985). Critical Thinking. Phi Delta Kappa, 408 N. Union, P.O. Box 789,
Bloomington, IN 47402-0789.
Chance, P. (1986). Thinking in the classroom: A survey of programs. New York: Teachers
College, Columbia University.
Ennis, Robert H. 1962. A concept of critical thinking. Harvard Educational Review, Vol
32(1), 81-111.
Halpern, Diane F. (1989). Thought and knowledge: An introduction to critical thinking (2nd
ed.). Hillsdale, NJ, England: Lawrence Erlbaum Associates, Inc. xvii 517 pp.
Hossoubah, Z. (2007). Develoving Creative and Critical Thinking Skills (terjemahan) .
Bandung: Yayasan Nuansa Cendia.
Istanto,

Adela.2012.Berpikir

Kritis

dan

Pengambilan

Keputusan.

Diakses

dari

http://www.adelaistanto.blogspot.com tanggal 4 Maret 2016.


Mustaji (2012). Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Pembelajaran.
Tersedia

online:

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-

kreatif-dalam-pembelajaran diakses tanggal 23-12-2012.


Mertes (1991). Thinking and Writing. Middle School Journ. 22: 24-25.

Paul, Richard (1993).Critical Thinking: How to Prepare Students for a Rapidly Changing
World. Foundation for Critical Thinking.
www.fk.undip.ac.id/pengembangan-pendidikan//77-pembelajaran-kemampuan-berpikirkritis.html..//
Walker, Paul & Finney, Nicholas. (1999). Skill Development and Critical Thinking in Higher
Education. Higher Education Research & Development Unit, University College, London
WC1E 6BT, UK
Magnis, Franz. 1992. Filsafat sebagai Ilmu Kritis. Yogyakarta : Kanisius.
Muzaham, Fauzi. 1995. Memperkenalkan Sosiologi Kesehatan. Jakarta : Universitas
Indonesia.

Вам также может понравиться