Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
A. PRE EKLAMPSIA
1. Definisi
Preeklampsia adalah penyakit hipertensi dan proteinuria yang
didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu (POGI, 2005). Dulu,
preeklampsia
didefinisikan
sebagai
penyakit
dengan
tanda-tanda
adalah
sindrom
spesifik
kehamilan
berupa
merupakan
pertanda
buruk,sebaliknya
proteinuri
tanpa
lemak
yang
akan
merusak
endotel
pembuluh
3.
oksida (NO)
Peningkatan faktor koagulasi
Teori intoleransi imunologis antara ibu dan janin
Hasil konsepsi pada kehamilan normal tidak terjadi
penolakan karena adanya HLA-G pada plasenta sehingga melindungi
trofoblas dari lisis oleh sel NK ibu. HLA-G juga akan membantu
invasi trofoblas pada jaringan desidua ibu. Pada penurunan HLA-G,
invasi trofoblas terhambat sehingga tidak terjadi dilatasi arteri spiralis.
4.
5.
Teori Genetik
Adanya faktor keturunan dan familial dengan gen tunggal.
Ibu dengan preeklampsi memungkinkan 26% anak perempuannya
juga mengalami preeklampsi.
6.
7.
Teori inflamasi
Lepasnya debris trofoblas sebagai sisa proses apoptosis dan
nekrotik akibat stres oksidatif dalam peredaran darah akan
mencetuskan terjadinya reaksi inflamasi. Pada kehamilan normal
jumlahnya dalam batas wajar. Sedangkan pada kehamilan dengan
plasenta yang besar, kehamilan ganda, dan mola maka debrisnya juga
semakin banyak dan terjadi reaksi sistemik inflamasi pada ibu.
(Sarwono, 2010)
3. Patofisiologi
Patogenesis terjadinya Preeklampsia dapat dijelaskan sebagai
berikut (Hariadi, 2004):
a. Penurunan kadar angiotensin II dan peningkatan kepekaan vaskuler
Pada preeklamspia terjadi penurunan kadar angiotensin II yang
menyebabkan pembuluh darah menjadi sangat peka terhadap bahanbahan vasoaktif (vasopresor), sehingga pemberian vasoaktif dalam
jumlah sedikit saja sudah dapat menimbulkan vasokonstriksi pembuluh
darah yang menimbulkan hipertensi. Pada kehamilan normal kadar
angiotensin II cukup tinggi. Pada preeklampsia terjadi penurunan
kadar prostacyclin dengan akibat meningkatnya tromboksan yang
mengakibatkan menurunnya sintesis angiotensin II sehingga peka
terhadap rangsangan bahan vasoaktif dan akhirnya terjadi hipertensi.
b. Hipovolemia Intravaskuler
Pada kehamilan normal terjadi kenaikan volume plasma hingga
mencapai 45%, sebaliknya pada preeklamsia terjadi penyusutan
volume plasma hingga mencapai 30-40%
kehamilan normal.
vasoaktif
dalam
tubuh
dengan
cepat
menimbulkan
tiap
mempengaruhinya;
negara
jumlah
berbeda
karena
primigravida,
banyak
kedaan
faktor
sosial
yang
ekonomi,
kromosom
<20 tahun
pernah
menikahi
Mola hidatidosa
Hidrops fetalis
Riwayat Preeklampsia
Donor
inseminasi donor
kongenital
ISK
Pemaparan
atau Nullipara
oosit
Anomali
preeklampsia
pada keluarga
Kehamilan ganda
struktur
Preeklampsia
pada
terhadap sperma
medis
:
DM,
HT
terbatas
Kronik,
Obesitas,
Penyakit
Ginjal,
trombofilia
Stress
Antibody
antifosfolipid
syndrome
6. Klasifikasi
Preeklampsia termasuk kelainan hipertensi dalam kehamilan.
Penggolongan kelainan hipertensi dalam kehamilan antara lain : hipertensi
kronis, Preeklampsia, superimposed eklampsia pada hipertensi kronis dan
hipertensi gestasional. Hipertensi kronik adalah peningkatan tekanan darah
yang timbul sebelum kehamilan, terjadi sebelum usia kehamilan 20
minggu, atau menetap setelah 12 minggu post partum. Sebaliknya,
Preeklampsia didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Eklampsia,
komplikasi berat preeklampsia adalah munculnya kejang pada wanita
dengan preeklampsia. Kejang eklampsia relatif jarang dan muncul <1%
wanita dengan eklampsia.
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik ditandai dengan
proteinuria (atau dengan peningkatan tiba-tiba level protein jika
sebelumnya sudah ada proteinuria), peningkatan mendadak hipertensi
( dengan asumsi telah ada proteinuria) atau terjadi HELLP Syndroma.
Hipertensi gestasional didiagnosa jika terjadi kenaikan tekanan
darah tanpa proteinuria setelah usia kehamilan 20 minggu dan tekanan
darah kembali normal dalam 12 minggu post partum. Seperempat wanita
dengan hipertensi gestasional mengalami proteinuria dan belakangan
berkembang menjadi preeklampsia (Bari, 2000).
Wanita hamil dengan tekanan darah
>140/90 mmHg
Sebelum usia kehamilan 20
minggu
Proteinuria (-)
/ stabil
Proteinuria
(+) /
meningkat,
TD
meningkat,
HELLP
Proteinuria
(+) /
Preeklampsia
superimpose
d pada
Hipertensi
kronik
Preeklampsia
/
Hipertensi
kronik
Proteinuria (-)
/
Hipertensi
Gestasional
15 mmHg.
Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada dua kali pemeriksaan
a.
Genuine pre-eklampsia
Superimposed pre-eklampsia
Gejala pre-eklampsia yang terjadi kurang dari 20 minggu
disertai proteinuria 300 mg/24 jam (Esbach), dan bisa disertai
oedem. Biasanya disertai hipertensi kronis sebelumnya (Basri, 2002).
7. Diagnosis Banding
-
Hipertensi kronik
Hipertensi gestasional
Eklamsi
Epilepsi
8. Penanganan
Prinsip penatalaksanaan pre eklampsia berat adalah mencegah
timbulnya kejang, mengendalikan hipertensi guna mencegah perdarahan
intrakranial serta kerusakan dari organ-organ vital, pengelolaan cairan dan
saat yang tepat untuk melahirkan bayi dengan selamat (Sarwono, 2010). Pada
pre eklampsia, penyembuhan dilakukan dengan ekspulsi yaitu pengeluaran
trofoblast. Pada pre eklampsia berat, penundaan merupakan tindakan yang
salah. Karena pre eklampsia sendiri bisa membunuh janin (Cunningham, et
al., 1995). PEB dirawat segera bersama dengan bagian Interna dan
Neurologi, dan kemudian ditentukan jenis perawatan / tindakannya.
Perawatannya dapat meliputi :
a. Sikap terhadap penyakit berupa pemberian terapi medikamentosa
b. Sikap terhadap kehamilan yaitu: (Sastrawinata, 2003)
a. Perawatan aktif, yang berarti kehamilan segera diakhiri
setelah mendapat terapi medikamentosa untuk stabilisasi ibu.
Setelah
jam
sejak
dimulai
pengobatan
ii.
persisten
iii.
Adanya tanda-tanda terjadinya impending eklampsia
iv. Gangguan fungsi hepar
v. Gangguan fungsi ginjal
vi. Dicurigai terjadi solutio plasenta
vii. Timbulnya onset partus, ketuban pecah dini, perdarahan
b) Janin :
i. Umur kehamilan lebih dari 37 minggu
ii. Adanya tanda-tanda gawat janin (bisa diketahui dari
iii.
Konservatif,
yang
berarti
kehamilan
tetap
HELLP syndrom
Perdarahan otak
Gagal ginjal
Hipoalbuminemia
Ablatio retina
Edema paru
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Prematuritas, IUGR dan kematian janin intrauterin (Sarwono, 2010)
B. HELLP SYNDROME
1.
Definisi
Sindroma HELLP adalah singakatan dari Hemolysis, Elevated
Liver Enzyme, Low Platelets Count yang artinya adalah hemolisis dan
peningkatan fungsi hepar dan trombositopenia. Ini merupakan komplikasi
dari Pre-eklamsia dan eklamsia yang terdiri dari:
- Hemolisis (penghancuran sel darah merah)
- Peningkatan enzim hati (yang menunjukkan adanya kerusakan hati)
- Penurunan jumlah trombosit (Sarwono, 2010; Angsar, 2003).
sindroma
HELLP adalah
merupakan
bagian
dari
dibersihkan
oleh
hepar,
yang
membuat
hasil
pemeriksaan
laboratorium,
Martin
Kelas II
laboratorium
pada
sindroma
HELLP
sangat
7. Diagnosis
Kriteria diagnosis sindroma HELLP berdasarkan hasil pemeriksaan
laboratorium antara lain klasifikasi Mississippi dan Tennessee. Bila
dikombinasikan kedua klasifikasi ini maka klas 1 termasuk kelompok
sindroma HELLP komplit sedangkan klas 2 dan 3 merupakan sindroma
HELLP parsial (Jayakusuma, 2005).
Sistem Mississippi
Sistem Tennessee
K/mm3
Grade 3 Trombosit >100 - 150 K/mm3
-
Hemolisis
(gambaran
sel
abnormal)
AST 70 IU/L
Platelet < 100 K/mm3
LDH 600 IU/L
Sindroma Parsial:
Terdapat satu atau dua tanda diatas
konservatif
kehamilan
48
jam)
masih
untuk
evaluasi
dan
koreksi
kelainan
faktor-faktor
pembekuan
(Jayakusuma, 2005).
Untuk perawatan konservatif dianjurkan tirah baring total dengan infus
plasma albumin 525%. Tujuannya untuk menurunkan hemokonsentrasi,
peningkatan jumlah trombosit dan pengurangan beberapa gejala toksemia. Jika
cervix memadai dapat dilakukan induksi oksitosin drip pada usia kehamilan
32 minggu. Apabila keadaan cervix kurang memadai, dilakukan elektif seksio
konservatif
pada
pasien
sindroma
HELLP dapat
Mekanisme kerja yang pasti dari IUD belum diketahui, namun ada
beberapa mekanisme kerja yang telah diajukan:
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non-spesifik di dalam cavum uteri
sehingga implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi.
c. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam
endometrium.
d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.
e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.
f. Dari penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah
spermatozoa membuahi sel telur (Sarwono, 2010; Sofian, 2011)
3. Jenis - jenis IUD
a. IUD Non-hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-4. karena itu berpuluhpuluh macam IUD telah dikembangkan. Mulai dari genersi pertama
yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi
plastik(polietilen) baik yang diambah obat maupun tidak. Menurut
bentuknya IUD dibagi menjadi :
1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : Lippes Loop, CUT, Cu-7. Marguiles, Spring Coil,
Multiload, Nova-T
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
IUD yang banyak dipakai di Indonesia dewasa ini dari jenis Un
Medicated yaitu Lippes Loop dan yang dari jenis Medicated Cu T, Cu7, Multiload dan Nova-T (Sofian, 2011).
4. Keuntungan dan kerugian IUD
a. Keuntungan Penggunaan IUD
Keuntungan Kontraseptif
Mengurangi
insidensi
Progestasert)
kehamilan
ektopik
(kecuali
Membutuhkan
petugas
terlatih
untuk
memasukkan
dan
mengeluarkan IUD
Tidak
mencegah
semua
kehamilan
ektopik
(khususnya
Progestasert)
5. Komplikasi IUD
1. Infeksi
2. Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah
pemasangan
3. Perdarahan berat pada waktu haid atau di antaranya yang
memungkinkan penyebab anemia.
4. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar)
(Sarwono, 2010)
6. Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin
dalam rongga rahim (cavum uteri). Pemasangan IUD untuk tujuan
kontrasepsi dapat dilakukan pada wanita yang:
Sudah memiliki cukup anak hidup, tidak mau hamil lagi, tetapi
takut atau menolak kontrasepsi mantap, biasanya dipasang IUD
yang dapat bertahan lama.
dirasakan
Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang sedang hamil
tidak ada.
b. Sewaktu postpartum
Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita