Вы находитесь на странице: 1из 17

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS
I. Pengertian
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu,
kejadian yang yang terpenting dalam nifas adalah involusi dan laktan. ( arif manjoer, kapita
selekta kedokteran hal : 316 ).
II. Patofisiologi
Masa nifas

Aspek fisiologis

Aspek psikososial
Kelahiran bayi

Tanda
vital

Suhu

System
pernafas
an
Nafsu
makan
penurunan
tonus otot
abdomen

Nyeri

Rx konstipasi

III.

System
muskulus
kletal

reproduksi

System
urinaria
Gangguan
eliminasi
BAK

Gangguan
pemenuhan
adopsi

adopsi

Perubahan
dalam
keluarga
Tidak terteradopsi

Rx
gangguan
proses
parenting

Rx gangguan proses
parenting

PERAWATAN DAN HAL-HAL YANG TERJADI SELAMA NIFAS


a. Genetalia Internal dan eksternal
Alat-alat genetalia internal dan eksternal akan berangsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil yang disebut involusi.
-

Setelah janin lahir , pundus uteri setinggi pusat, segera setelah plasenta lahir maka
tinggi pundus uteri 2 jari dibawah pusat . pada hari ke 5 pasca persalinan uterus
setinggi 1 cm atas simpisis atau setengah simpisis-pusat, setelah 12 hari uterus tidak
teraba lagi di atas simpisis.

Bagian bekas implamasi plasenta merupakan luka besar dan menonjol ke dalam
kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm dan sering disangka sebagai bagian plasenta

yang tertinggal , sudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan pada 6 minggu
telah mencapai 2,4 mm.
-

Berat uterus gravidus atrem kira-kira 1000 gram, 1 minggu pasca persalinan menjadi
kira-kira 500 gram, 2 minggu pasca persalinan 300 gram dan setelah 6 minggu pasca
persalinan 40-60 gram ( berat uterus normal kira-kira 30 gram ).

Servik agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan konsistensinya lunak ,
segara setalah melahirkan, tangan masih bisa dimasukkan kedalam kavum uteri,
setelah 2 jam hanya dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1 minggu hanya dapat
dimasukkan 1 jari.

b. Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5 oC dari keadaan normal tetapi tidak
lebih dari 39oC , sesudah 12 jam pertama melahirkan umumnya suhu badan kembali
normal, bila lebih dari 38oC mungkin terjadi infeksi.
c. Nadi umumnya 60-80 x / mnt dan segera setelah partus dapat menjadi takikardi, bila
terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau ada
penyakit jantung , pada masa nifas pada umumnya denyut nadi lebih labil disbanding
suhu badan.
d. Hemo konsentrasi dapat terjadi pada hari ke 3-15 pasca persalinan.
e. Perasaan mules akibat kontraksi uterus kadang-kadang sangat terganggu selama 2-3 hari
pasca persalinan dan biasanya lebih sering pada multipara dibanding primipara. Perasaan
mules lebih dirasakan saat menyusui dan dapat pula timbul bila masih ada selaput
ketuban, sisa plasenta, atau gumpalan darah pada kavum uteri , pasien dapat diberikan
analgetik dan sedative.
f. Kaadaan servik, uterus , dan adneksa bila ada perdarahan biasanya karena involosi uteri,
dapat diberikan tablet ergometrin dan tirah baring untuk menghentikan perdarahan , bila
servik tampak hiperemis, meradang, ada erosi, dan curiga kearah keganasan, lakukan
pemeriksaan sitologi, bila tidak ada keganasan, lakukan kauterisasi kimiawi atau eliktrik
dan dapat juga dengan bedah kaku.
g. Lokia adalah secret dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas, hari 1 dan 2 lokia
rubra , terdiri dari darah segar bercampur sisa selaput ketuban, sisa serviks kaseosa,
lanugo dan mekonium. Hari berikutnya keluar lokia sangau molenta berupa darah
bercampur lender . setelah satu minggu keluar lokia serosa berwarna kuning dan tidak
mengaandung darah , setelah 2 minggu keluar lokia alba yang hanya berupa cairan putih
biasanya lokia berbau agak amis , bila berbau busuk mungkin terjadi lokia statis ( lokia
tidak lancer keluar ) dan infeksi.
h. Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri bila kandung kemih penuh dan tidak bisa miksi
sendiri dilakukan kateterisasi bila perlu dipasang dover catheter atau indwelling catheter,
untuk mengistirahatkan alat-alat kandung kemih dengan melakukan mobilisasi secepatnya
tak jarang kesulitan miksi dapat diatasi.

i. Defekasi harus ada dalam 3 hari pasca persalinan , bila terjadi obstipasi dan timbul
koprostase hingga tertimbun directum mungkin terjadi febris, lakukan klisema atau beri
laktan peroral, dengan melakukan mobilisasi sendiri mungkin tidak jarang kesulitan
defekasi dapat diatasi.
IV. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
No
1.

Pemeriksaan diagnostic
Kondisi uterus: palpasi pundus , kontraksi TFU Kontraksi

hasil
mometrium,

tingkat

involusi uteri.
2.

Jumlah perdarahan : infeksi perineum, laserasi, Bentuk insisi, edema


hematoma

3.

Pengeluaran lochea

Rubra, serosa dan alba

4.

Kandung kemih ; distensi bladder

Hematuria, protenium

5.

TTV : suhu 1 jam pertama setelah partus , TD 24


Dan

Nadi

terhadap

jam

pertama

penyimpangan komposisi

cardiovaskuler.

sistolik

38

kardiovaskuler

menurun

20

C,

TD

mmHg,

brakikardi 50-70 x / mnt

V. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN NIFAS


Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, status perkawinan, pendidikan terakhir.
2. Riwayat kehamilan
3. Riwayat persalinan
Tanggal, hari, jam persalinan, type persalinan, lama persalinan, jumlah pendarahan,
penyulit persalinan, jenis kelahiran bayi, BB lahir, Apgar Score.
4. Keadaan Post Partum
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Buah dada
Konsestensi, puting susu, ASI/colostrom, kelainan, kebersihan
d. Uterus
Kontraksi, posisi, TFU
e. Lochea
Warna/jenis, banyaknya, baunya
f. Vulva
Oedema, luka
g. Perinium

Episotomi: ya/tidak, panjang jahitan, tanda-tanda infeksi


h. Haemorrhoid : ya/tidak
i. Ektrimitas bawah (kaki), oedema / variees
j. Ambulasi
k. Diet/nafsu makan
l. Vesika urenaria
Penuh/kosong
Tanda-tanda infeksi
m. Eliminasi BAB/BAK
-

frekuinsi dalam 24 jam

kesulitan dalam BAK

upaya mengatasi

n. SO
-

keadaan luka operasi, tanda-tanda infeksi, bising usus.

5. Data Psikososial
a. Sedih/cemas
b. Hubungan dengan keluarga
c. Hubungan dengan bayi
d. Self care
-

perawatan buah dada

Perawatan Perinium

Perawatan bayi

6. Keluhan-keluhan
7. Data Penunjang
a. Diagnosa medis
b. Laboraturium
VI. MASALAH-MASALAH YANG LAZIM TERJADI PADA IBU NIFAS
-

Potensi urine karena adanya hambatan laserasi

Nyeri akut karena adanya agen injuri (episiotomi, laserasi, perineum, hemoroid)

Kelelahan karena perubahan pola tidur, sensasi nyeri, lamanya proses persalinan

Kebersihan jalan nafas tidak efektif

Mual pada anastesi post operasi

Ketidak patuhan karena kekurang pengetahuan da keterampilan yang dibutuhkan dalam


perawatan

Menyusui tidak efektif karena ketidak mauan bayi utuk mengisap, kurangnya
pengetahuan ibu, intake nutrisi tidak adekuat, intake cairan tidak adekuat, tidak ada
dukungan dari pasangan/keluarga

Menyusi berhenti karena prematuritas bayi, kebutuhan untuk menyapih secara tiba-tiba

VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL


1. Nyeri akut berhubungan dengan kontrkasi uterus setelah persalinan sekunder terhadap
trauma proses persalinan dan kelahiran, haemorhoid, payu dara bengkak dan involusio
uterus
2. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan invasi bakteri sekunder terhadap akibat
trauma proses persalinan, kelahiran dan episiotomi.
3. Resiko terhadap ketidak efektifan menyusuoi berhubungan dengan tidak berpengalaman
dan atau payudara bengkak
4. Resiko terhadap konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus (pasca
kelahiran) dan penurunan aktivitas
VIII. TINDAKAN-TINDAKAN KEPERAWATAN PADA IBU NIFAS
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Monitor dan meningkatkan tunos otot uterus secara optimal, monitor pengeluaran lochea
3. Monitor ekstrimitas dan tromboplebitis
4. Mengajarkan perawatan payudara
5. Mengajarkan perawatan bayi
6. Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
7. Memberikan perawatan perineum dan rectum
8. Meningkatkan adaptasi psikologis ibu
9. Meningkatkan kemampuan sebagai orang tua
10. Meningkatkan adaptasi keluarga
IX. EVALUASI
-

Berlangsung terus menerus

Melibatkan ibudan anggota keluarga

Discharge Planning

Kerja istirahat, latihan, hygiene, koitus, kontrasepsi, follow up, kunjungan rumah
-

Mengkaji dan memonitor pemulihan fisik dan psikologis ibu

Mengajarkan ibu untuk merawat perubahan fisik dan emosi yang terjadi selama priode
post partum

Mengkaji dan memonitor status fisik, tingkah laku dan nutrisi bayi

Meningkatkan hubungan orang tua bayi

Mengevaluasi kemampuan koping dan pencapaian tugas perkembangan keluarga

Ajarkan tentang kebutuhan dan perawatan bayi dan sibling

Mengkoordinasi diantar penyedia perawatan kesehatan keluarga dan sumber-sumber di


kumonitas.

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Genekologi FK Unpad.1994. Obstetri Patologi. Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad : Bandung
Mansjoer, Arief dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 jilid I. Media Aesculapius: Jakarta
Moctar, Rustam. 1990. Sinopsis Obstetri, obstetri fisiologis danpatologi. Jakarta: EGC
Moore Hacher. 1999.Esensial Obstetri dan genekologi edisi 2. Bandung : EGC

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M


DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUS SPONTAN

DI RUANG NIFAS (MUTIARA)


RSUD Dr. H. MOCH ANSARI SALEH
BANJARMASIN

Tanggal masuk

: 16 Februarii 2010

Jam Masuk

: 13.00 WITA

Ruang/Kelas

: Nifas/III

No. RM

: 10.72.87

Pengkajian tanggal

: 26 Februari 2010

Jam

: 07.00 WITA

A. IDENTITAS
1. Nama Pasien

: Ny. M

Nama Suami : Tn. S

2. Umur

: 35 tahun

Umur

3. Suku/Bangsa

: Banjar/Indonesia

Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

4. Agama

: Islam

Agama

: Islam

5. Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMA

6. Pekerjaan

: Ibu Rumah tangga

7. Alamat

:Desa Indah Baku, Batola Alamat

: Desa Indah Baku, Batola

8. Status

: Kawin

: Kawin

: 36 tahun

Pekerjaan
Status

: Swasta

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI


1. Alasan Kunjungan ke Rumah Sakit
Ingin melahirkan, klien merasakan mulas mulas seperti ingin melahirkan pada pukul
10.00 WITA, karena janin tak kunjung keluar, akhirnya klien dibawa ke RS Ansari Saleh
Banjarmasin. Keluhan utama saat pengkajian, klien mengatakan nyeri pada daerah
perineum.
2. Nyeri timbulnya keluhan secara bertahap, kadang-kadang hilang, skala nyeri 2 (sedang )
3. Faktor yang memperberat nyeri bila klien melakukan aktivitas / pergerakan
4. Upaya yang dilkukan untuk mengatasi nyeri klien berbaring di tempat tidur
5. Diagnosa medis: Post Partus Spontan, G1 P1 A0
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
-

Menarche

: 14 tahun

Siklus

: 28 hari

Banyaknya

: 100 cc, 2-4 pembalut

Lamanya

: 6 hari

GPA

: G1 P1 A0
-

HPHT

: 15 Mei 2009

TP

: 22 Februari 2010

Uk

: 37 minggu

b. Riwayat Kehamilan
Anak ke
N
o

Kehamilan

Tahun

2010

Umur
kehamilan

Persalinan
Penyulit

Jenis

Penolong

SPT

Bidan

37
minggu

Komplikasi nipas
Penyulit

Laserasi

Infeksi

Anak
Pndrhn

Jk

Bb

Pj

3,2kg

50 cm

c. Genogram

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan

serumah

= Kawin

klien

2. Riwayat Keluarga Berencana


Klien menggunakan KB dengan jenis pil selama 3 bulan, selama menggunakan pil KB
ibu tidak mempunyai masalah.
3. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah dialami Ibu
Klien tidak pernah sakit parah, klien hanya mengalami flu, demam dan sembuh
dengan membeli obat sendiri di warung dekat rumahnya
b. Riwayat Penyakit Keluarga
Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti DM,
hipertensi, asma dan penyakit menular sperti TBC.
4. Riwayat lingkungan
Klien tinggal di lingkungan yang cukup bersih, ada wc sendiri, dan tidak ada hal-hal yang
membahayakan klien.

5. Aspek Psikososial
Klien merasa lega dan senang setelah melahirkan anak keempatnya, klien mengatakan
ingin cepat pulang, dan mengurus anaknya, klien tinggal bersama suami dan anak

ketiganya, orang yang terpenting bagi klien adalah suaminya, sikap keluarga juga merasa
senang karena adanya bayi yang telah dilahirkan klien, klien sudah merasa siap untuk
mengurus anaknya.
6. Kebutuhan Dasar Khusus
a. Pola Nutrisi
-

Di rumah
Klien makan 3 x sehari dengan nafsu makan baik dan jenis makanannya berupa
nasi, sayur, lauk pauk dan kadang-kadang ditambah dengan buah , klien tidak
memiliki makanan pantangan.

Di RS
Klien makan 3x sehari sesuai dengan diet (nasi biasa) yang disediakan RS

b. Pola Eliminasi I (BAB dan BAK)


-

Di rumah
Klien BAB 1 x sehari dengan konsistensi padat dan BAK 3-4 kali sehari berwarna
kuning jernih berbau khas..

Di RS
Pada saat pengkajian klien belum BAB dan BAK

c. Pola Personal Hygine


-

Di rumah
Klien mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari dan keramas 2x seminggu, potong
kuku bila panjang

Di RS
Pada saat pengkajian klien mengatakan belum mandi.

d. Pola Istirahat dan Tidur


-

Di rumah
Klien istirahjat dan tidur siang 1-2 jam, sedangkan malam tidur 7-8 jam

Di RS
Klien siang hari hanya berbaring di tempat tidur dan malam 6-7 jam

e. Pola Aktivitas
-

Di rumah
Klien seorang ibu rumah tangga, merawat suami dan anaknya, apabila ada waktu
luang digunakan untuk bersantai dan nonton TV.

Di RS
Klien hanya berbaring di temapt tidur

f. Pola Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan


Klien tidak mempunyai kebiasaan merokok, minum-minuman keras, ataupun obatobatan.
7. Pemeriksaan Fisik

A. Keadaan Umum
-

Keadaan umum

: baik

Kesadaran

GCS

: E4 V5 M6

TTV

: TD

: Compos Mentis

: 130/100 mmHg

: 80 x/m

: 20 x/menit

: 36,2 0C

B. Head to Toe
a. Kepala
Bentuk kepala simetris, kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan lecet, tidak ada
kotoran yang menempel, klien terlihat sesekali meringis kesakitan.
b. Mata
Bentuk simetris, gerakan simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ekterik
dan tampak bersih, reflek pupil baik.
c. Hidung
Bentuk dan struktur simetris, tidak terdapat sekret/benda asing, fungsi penciuman
baik (dapat membedakan bau alkohol dan minyak kayu putih)
d. Mulut dan Gigi
Mokusa bibir lembab, gigi lengkap, bentuk mulut simetris, tidak ada peradangan
atau pendarahan, tidak ada gangguan menelan.
e. Dada dan Thorax
Bentuk dada simetris, mammae membesar, tidak terdapat nyeri tekan, areola
mammae tampok coklat kehitaman, sudah keluar kolostrom, pernafasan teratur 24
x/menit
f. Telinga
Bentuk dan posisi simetris, tidak ada peradangan dan pendarahan yang keluar dari
telinga, bersih cukup, fungsi pendengaran baik.
g. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada luka bekas oprasi, terdapat linea pada perut, TFU 1 jari
dibawah pusat dan klien merasa nyeri pada bagian perutnya.
h. Genitorinaria
Terdapat jahitan bekas episiotomi sepanjang 7 cm 12 jahitan, terdapat lochea
rubra, tidak ada varises, tidak ada pendarahan aktif post partus atau episiotomi,
tidak menggunakan kateter.
i. Ekstrimitas
Turgor kulit baik, ekstrimitas atas atau bawah bisa bergerak bebas, warna kulit
sawomatang, tidak ada kontraktur pada persendiaan

D. PENGOBATAN ( 16 Februari 2010 )


Inf. RL + D5% 20 tpm
Inj. Nefridin 2 x 1 amp
Ketrolac 2 x 1 zmp
Cefotaxim 3 x 1 amp
Piracetam 2 x 1 amp
E. ANALISA DATA
No
Data subjektif dan objektif
1
DS : Klien mengatakan bahwa dia merasakan

Etiologi
Luka bekas

nyeri pada bagian perut dan perineumnya.

episiotomi

Masalah
Nyeri

DO :
-

Skala nyeri 2 ( sedang )

Klien

terlihat

sesekali

meringis

kesakitan
-

Terdapat

jahitan

pada

bekas

luka

efisiotomi dengan panjang 7 cm dan 12


jahitan
2

DS : klien mengatakan bahwa dia merasa nyeri

Luka episiotomi

pada daerah perineum.

terjadinya

DO :
-

Resiko tinggi
infeksi

Terdapat luka bekas episiotomi dengan


panjang 7 cm dan 12 jahitan.

Terdapat lochea rubra

Klien

tampak

sesekali

meringis

kesakitan
-

TTV

: TD
N

: 130/100mmHg
: 80 x/m

: 20 x/menit

: 36,2 0C

F. DAFTAR MASALAH
No
1

Diagnosa keperawatan

TGL

Muncul
Gangguan rasa nyaman /Nyeri berhubungan dengan Senin, 16

TGL
teratasi

bekas luka episiotomi, ditandai dengan :

Februari

DS : Klien mengatakan bahwa dia merasakan nyeri pada 2010


bagian perut dan perineumnya.
DO :
-

Skala nyeri 2 ( sedang )

Klien terlihat sesekali meringis kesakitan

Terdapat jahitan pada bekas luka efisiotomi


dengan panjang 7 cm dan 12 jahitan

DS : klien mengatakan bahwa dia merasa nyeri pada Senin, 16


daerah perineum.

Februari2010

DO :
-

Terdapat luka bekas episiotomi dengan panjang 7


cm dan 12 jahitan.

Terdapat lochea rubra

Klien tampak meringis kesakitan

TTV

: TD

: 120/80mmHg

: 80 x/m

: 36,1 0C

: 20 x/menit

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
1

Hari/tgl/

Dx.

jam
Selasa, 16

Kep

Tujuan

Intervensi

Setelah dilakukan perawatan klien

1. Kaji TTV

1. mengetahui perkembangan klien

Februari

dapat memahami akibat nyeri kriteria

2. Kaji karakteristik nyeri

2. untuk mengetahui tingkat nyreri

2010, jam

hasil :

3. Jelaskan penyebab nyeri

3. klien dapat mengatasi penyebab

09.00

WITA

Klien tampak tenang

4. Ajarkan teknik relaksasi

Klien mempu beradaptasi terhadap

5. kolaborasi dengan dokter dalam pemberian

nyeri

nyeri
4. mengurangi

obat analgetik, ketorolac 3 x 1 amp

persepsi

terhadap

nyeri

Selasa, 16

Skala nyeri 0 (tidak ada nyeri


Setelah dilakukan perawatan infeksi 1. Ajarkan klien dalam perawatan vulva hygene

5. memblokade pusat nyeri


1. Mencegah terjadinya infeksi

Februari

tidak terjadi dengan kriteria hasil:

dengan teknik yang benar

2. Mengetahui infeksi secara dini

Tanda-tanda infeksi tidak ada

2. Kenali tanda-tanda infeksi

TTV dalam batas normal

3. Kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik

Rasional

2010, jam
10.00

II

WITA

TD : 120/80 mmHg P : 80x/menit


T : 36,5C

3. mempercepat penyembuhan dan


mengurangi terjadinya infeksi

cefotaxim 3x1 amp

RR : 20x/menit

H. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN, & CATATAN PERKEMBANGAN/EVALUASO


No
1

Hari/tgl

Dx

/jam
Selasa,

Keperawatan

16
Februari
2010,

Implementasi

Evaluasi

1. mengkaji TTV
TD : 120/80mmHg

S: klien mengatakan dia masih


T : 36,1 0C

N : 80 x/m

2. Mengkaji karakteristik nyeri. Skala nyeri 2 ( sedang )


3. Menjelaskan penyebab nyeri ( nyeri terjadi akibat episiotomy )

RR : 20 x/menit

merasakan nyeri pada perut dan


perineum
O:

jam

4. mengajarkan teknik relaksasi ( tarik nafas dalam lewat hidung lalu hembuskan perlahan

09.00

lewat mulut )

WITA

5. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik as.mefenamat 3x 500 mg

tampak jahitan bekas luka episiotomi


yang masih basah

klien tampak meringis

skala nyeri 2 (sedang)


A : masalah belum teratasi

Selasa,

P : Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5 )


S : klien mengatakan masih merasa

1. mengajarkan klien dalam perawatan vulva hygene dengan teknik yang benar

16

2. mengenali tanda-tanda infeksi ( tomor, dolor, kolor, lobor, fungsi laesa ), tidak terdapat

Februari

nyeri pada daerah perineum.

tanda-tanda infeksi

2010,

3. berkolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik cefadroxil 3x500 mg

O:
tidak terdapat tanda-tanda

jam

infeksi ( tomor, dolor, kolor, lobor,

10.00

fungsi laesa )

WITA

II

terdapat

luka

bekas

episiotomi

dengan panjang 7 cm dan 12 jahitan.


-

klien tampak meringis kesakitan


TD : 130/100mmHg
N : 80 x/m
T : 36,2 0C
R

: 20 x/menit

A : masalah belum teratasi sebagian


P : Lanjutkan intervensi (1,2,3)

Hari/tgl/

Dx

o
1

jam
Rabu, 17

Keperawatan

Implementasi
1. mengkaji TTV

Februari
2010,
jam
09.00
WITA

Evaluasi
S: klien mengatakan dia masih

TD : 120/80mmHg

T : 36,1 0C

merasakan nyeri pada perut dan

RR : 20 x/menit

perineum

: 80 x/m

2. mengkaji karakteristik nyeri. Skala nyeri 2 ( sedang )

3. menjelaskan penyebab nyeri ( nyeri terjadi akibat episiotomy )

O:
-

4. mengajarkan teknik relaksasi ( tarik nafas dalam lewat hidung lalu hembuskan perlahan
lewat mulut )
5. berkolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgetik as.mefenamat 3x 500 mg

tampak jahitan bekas luka episiotomi


yang masih basah

klien tampak meringis

Skala nyeri 2 (sedang)


A : masalah belum teratasi

Rabu, 17
Februari

II

1.

mengajarkan klien dalam perawatan vulva hygene dengan teknik yang benar

2.

mengenali tanda-tanda infeksi ( tomor, dolor, kolor, lobor, fungsi laesa ), tidak

2010,
jam

P : Lanjutkan intervensi (1,2,3,4,5)


S : klien mengatakan masih merasa
nyeri pada daerah perineum.

ditemukan adanya tanda-tanda infeksi


3.

berkolaborasi dalam pemberian terapi antibiotik cefadroxil 3x500 mg

O:
-

tidak terdapat anda-tanda

10.00

infeksi ( tomor, dolor, kolor, lobor,

WITA

fungsi laesa )
-

terdapat luka bekas episiotomi


dengan panjang 7 cm dan 12 jahitan.

Klien tampak meringis kesakitan


TD : 120/100mmHg
N : 80 x/m

T : 36,5 0C
R

: 20 x/menit

A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan (pasien
pulang)

Вам также может понравиться