Вы находитесь на странице: 1из 15

Analisa Resep

TONSILO FARINGITIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik
Ilmu Farmasi Kedokteran

Oleh
RUSDIANI, S. Ked
I1A096016

Pembimbing :
Dra. Sulistianingtyas, Apt

BAGIAN /INSTALASI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2005

BAB I
PENDAHULUAN

Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi atau dokter
hewan kepada APA (Apoteker Pengelola Apotik) untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Penulisan resep bertujuan sebagai perwujudan cara terapi, yang merupakan
dokumen legal, sebagai catatan terapi dan media komunikasi antara dokter dengan
apoteker dan pasien. Oleh karena itu, resep harus ditulis dengan lengkap supaya
dapat memenuhi syarat untuk dibuatkan obatnya di Apotik. Resep dikatakan lengkap
apabila memuat 4 hal yang terdiri atas :
1. Superscriptio yang terdiri dari identitas dokter seperti nama, nomer izin
praktek, alamat rumah dan praktek. Tanda R/ merupakan singkatan dari recipe
yang berarti harap diambil pada setiap nama obat atau komposisi obat.
Serta tempat dan tanggal penulisan resep
2. Inscriptio yang memuat nama setiap jenis/bahan obat yang diberikan serta
jumlah yang diberikan
a. Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari :
-

Remedium cardinale atau obat pokok mutlak harus ada. Dapat berupa
bahan tunggal atau beberapa bahan

Remedium adjuvans, bahan yang membantu kerja obat pokok; tidak


mutlak ada dalam setiap resep

Remedium corrigens, untuk memperbaiki rasa, warna atau bau obat

Remedium constituens atau vehiculum, sering perlu, jika resep berupa


komposisi dokter sendiri dan bukan obat jadi.

b. Jumlah bahan obat dalam resep dinyatakan dalam satuan berat, untuk
bahan padat (milligram, gram) dan satuan isi untuk cairan (tetes, milliliter,
liter)
c. Penulisan angka untuk satuan berat dan volume menggunakan angka arab
sedangkan angka untuk satuan tablet/kapsul/tube menggunakan angka
romawi
3. Subsriptio memuat cara pembuatan
4. Siganatura memuat petunjuk cara penggunaan.
Selain harus memuat 4 hal di atas, resep dikatakan sah apabila mencantumkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Nama penderita di belakang kata Pro : merupakan identifikasi penderita, dan
sebaiknya dilengkapi dengan alamat yang akan memudahkan penelusuran
bila terjadi sesuatu dengan obat penderita. Selain itu dilengkapi juga dengan
umur dan berat badan
2. Untuk resep dokter praktek swasta, terdapat nama, izin praktek, alamat
praktek dan rumah serta paraf dokter tersebut setelah setiap signature. Khusus
untuk obat golongan narkotika dan psikotropik harus dibubuhi tanda tangan
lengkap oleh dokter yang menulis resep

3. Resep dokter rumah sakit/klinik/poliklinik harus terdapat nama, alamat


RS/klinik/poliklinik, nama dan tanda tangan dokter penulis resep tersebut
serta bagian/unit di RS
4. Pemakaian singkatan bahasa latin dalam penulisan resep harus baku
5. Kaidah penulisan resep memuat nama obat, satuan jumlah/kekuatan obat
dengan angka arab dan satuan tab./caps./lag./tube. (dengan angka romawi),
alat penakar
Penyusunan resep dikatakan rasional jika memenuhi lima tepat, yaitu :
1. Tepat Obat
Obat dikatakan tepat dilihat dari rasio anatar manfaat dan resiko, rasio antara
manfaat dan harga dan rasio terapi
2. Tepat Dosis
Faktor yang mempengaruhi dosis yaitu : umur, ras, keadaan umum, berat
badan dan jenis kelamin
3. Tepat Bentuk Sediaan
Menentukan bentuk sediaan berdasarkan efek terapi maksimal, efek samping
minimal, aman dan cocok, mudah, praktis dan harga
4. Tepat Cara dan Waktu
Berhubungan dengan daya kerja obat, bioavailabilitas, pola makan, pola tidur
dan pola defekasi
5. Tepat Keadaan Penderita
Pemberian obat berbeda sesuai keadaan penderita

Kesalahan dalam penulisan resep mengakibatkan :


1. Bertambahnya toksisitas obat yang diberikan
2. Terjadi interaksi antara obat
3. Terjadi interaksi antara obat dan makanan/minuman
4. Tidak tercapai efektifitas obat yang dikehendaki
5. Meningkatnya biaya pengobatan bagi penderita

KETERANGAN RESEP

Poliklinik

: THT RSUD Ulin Banjarmasin

Tanggal

: 22 februari 2005

Pasien

: An. Adam

No. RMK

: 55 57 78

Umur

: 5 tahun

Keluhan Utama

: Panas , Nyeri Menelan dan batuk

Diagnosa

: TonsiloFaringitis

Terapi
R/ Spioramycin 200 mg
Dexamethason 1/2 tab
Paracetamol 225 mg
Glukosa
q.s
Into dtd
No XII
S 3 dd pu1v I

R/ Ikadryl Syr
S 2 dd cth 1/2

No I

ANALISA RESEP

A. Penulisan Resep
Resep diatas ditulis pada kertas resep tempat pasien berobat yaitu Rumah
Sakit Umum Daerah Ulin, dengan ukuran kertas resep 11 x 20,25 cm. Ukuran kertas
resep tersebut kurang ideal, dimana ukuran kertas yang ideal adalah 10-12 x 15-18
cm. Dalam hal ini panjang kertas resep tidak sesuai dengan panjang kertas resep yang
ideal.
Pada penulisan resep yang benar tulisan harus dapat dibaca, agar tidak
menimbulkan kekeliruan yang dapat merugikan. Dan pada resep ini secara umum
tulisan kurang dapat dibaca dengan jelas.
Berdasarkan segi kelengkapan resep yakni dengan melihat 4 hal, yaitu :
1. Superscriptio
Identitas dokter berupa nama, unit di Rumah Sakit dan tanda tangan dokter penulis
resep sudah dicantumkan. Tanda R/ yang singkatan dari recipe telah ditulis tetapi
tidak jelas. Untuk tempat dan tanggal pembuatan resep juga telah dicantumkan.
Nama pasien, umur, alamat, tidak di cantumkan dikertas resep.
2. Inscriptio
Urutan obat yang ditulis pada resep ini sudah sesuai dengan aturan penulisan resep
yang sebenarnya, tetapi pada resep diatas terdapat penggabungan obat antibiotik
dan obat simptomatik. Pada resep ini terdiri dari obat antibakteri/antibiotik
(Spiramicin ), obat simptomatik (Paracetamol, dexamethason, Ikadryl sirup )

Dalam resep ini semua jenis obat sudah dicantumkan bentuk sediaannya, seperti
Spiramicin, paracetamol, dexamethason, dan Ikadryl sirup. Kekuatan sediaan yang
seharusnya ditulis dalam bentuk satuan obat yaitu mg tidak dicantumkan pada
paracetamol dan dexamethason.
3. Subscriptio
Dalam penulisan resep ini menggunakan bentuk resep magistralis dan officinalis
4. Signatura
- Tanda signa (S) pada semua resep yang tertulis telah dicantumkan
- Pada resep ini tidak dicantumkan waktu atau saat pemberian obat seperti a.c atau
dc, dan p.c.

Keabsahan Resep
Kertas resep yang digunakan disini adalah resep dokter rumah sakit/poliklinik
dan pada resep ini sudah dicantumkan nama dokter, tanda tangan/paraf dokter dan
bagian/unit di Rumah Sakit. Dari penjelasan di atas maka resep ini bisa dikatakan
sah.
Nama penderita tidak ditulis, tidak disertai dengan umur dan alamat.
Seharusnya ditulis sehingga mudah dilakukan penelusuran bila terjadi sesuatu dengan
obat penderita.

B. Obat, Dosis, Bentuk Sediaan Obat, Cara, Frekuensi, Waktu dan Lama
Pemberian

Obat
1. Spiramisin
Merupakan antimikroba yang lain danmerupakan antibiotik yang dihasilkan
oleh Streptomyces ambofaciens obat ini efektif terhadap kuman stafilokokus,
streptokokus, pneumokokus, eneterokokus, Neiseria, Bordetella pertusis. Secara
invitro antivitas antibakteri spiramisin lebih rendah dari eritomisin.
Spiramisin umumnya diberikan peroral. Absorbsi dari saluran cerna tidak
lengkap, namun tidak dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung.
Dalamwaktu 2 jam setelah pemberian 2 gram peroral di capai kasdar tertinggi
dalam darah ( 3 mcg/ml). Kadar antibiotik ini dalam cairan empedu, air liur, dan
air susu, lebih tinggi dari pada dalam darah. Kadar spiramisin dalam berbagai
jaringan pada umumnya lebih tinggi dari pada kadar antibiotik makrolid lainnya
dan bertahan lama walaupun kadar obat ini dalam serum sudah turun rendah
sekali.
Preparat spiramisin yang tersedia adalah bentuk tablet 500 mg. Dosis awal untuk
dewasa 3-4 kali 500 mg sehari. Pada infeksi berat dosis dapat ditingkatkan menjadi
2 kali lipatnya. Dosis untuk anak 50-75 mg /kg BB sehari terbagi dalam 2 sampai
3 kali pemberian. Seperti eritromisin, spiramisin digunakan untuk terapi infeksi
rongga mulut dan saluran napas. Spiramisin juga digunakan untuk terapi alternatif
pada pasien toksoplasmosis yang karena suatu sebab tidak dapat diobati dengan

pirimetamin dan sulfonamid misanya pada wanita hamil atau ada kontraindikasi
yang lainnya. Dosis yang digunakan untuk indikasi ini adalah 2-3 g/hari yang
dibagi dalam beberapa dosis selama tiga minggu terapi diulang 2 minggu
kemudian. Pemberian spiramisin oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran
cerna.
2. Dexametason
Merupakan golongan kortikosteroid yang bekerja dengan mempengaruhi
sitesis protein molekul hormon memasuki sel jaringan melalui mermbran sel plasma
secara diffusi pasif di jaringan target, kemudian bereaksi dengan reseptor yang
spesifik dalam sitoplasma sel jaringan dan membentuk kompleks reseptor
steroid.Induk sintesis peotein ini merupakan perantara efek fisiologik steroid.
Pada beberapa jariongan misalnya hepar, hormon steroid merangsang
transkripsi dan sintesis protein spesifik, pada jaringan lain misalnya sel limfoid dan
fibrobla, hormon ini bersifat katabolik.
Suatu dosis kortikotsteroid dapat meberikan efek fisologik dan farmakologik
tergantung keadaan sekitar dan ativitas biologik. Sediaan

kortikosteroid dapat

dibedakan menjadi tiga golongan berdasarkan masa kerjanya yaitu : masa kerja
singkat, masa kerja sedang, nmasa kerja lama. Sediaan masa kerja singkat
mempunyai waktu paruh biologis kurang dari 12 jam, sediaan masa kerja sedang
mempunyai waktu paruh antara 12-36 jam, dan sediaan masa kerja lama mempunyai
waktu paruh bilogis lebih dari 36 jam. Sediaan kortikosteroid dapat diberikan secara
oral, IM, IV intrasinovial dan intralesi, topikal pada kulit atau mata, aerosol melalui
jalan napas. Pada semua sediaan dan cara pemberian dapat diabsorbsi dengan jumlah

yang cukup untuk menimbulkan efek sistemik dan menimbulkan penekanan


adrenokortikosteroid. Dosis pada sediaan yang ada antar lain 0,1-0,75 mg, 1,2-4 mg,
5- 20 mg. Pada kasus ini berfungsi sebagai anti inflamasi.
3. Parasetamol
Di indonesia penggunaan paresetamol sebagai antipiretik dan analgesik telah
menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik penggunaan parasetamol
sebaiknya tidak di berikan terlalu lama kerna kemungkinan dapat terjadi nefropati
analgesik, penggunaan nya untuk meredakan demam tidak seluas penggunaan
sebagai analgesik.
Parasetamol diabsorbsi cepat dan sempurna melalui salauran cerna.
Konsentarsi dalam plasma dicapai dalam waktu jam danmasa [paruh plasma antara
1-3 jam. Obat ini tersebar keseluruh cairanh tubuh. Sediaan yang tersedia adalah
sebagai obat tunggal berbektuk tablet 250-500 mg dan 120 mg/ 5ml dalam bentuk
sirup, untuk anak antara 60-120 mg.
4. Ikadryl
Ikadryl merupakan golongan dari antihistamin yaitu dari difenhidramin
kombinasi. Pemberian secara oral atau parenteral diabsorsi secara baik, efeknya
timbul 15-30 menit setelah pemberian oral dan maksimal 1-2 jam. Difenhidramin
yang diberikan secara oral akan mencapai kadar maksimal dalam darah setelah kirakira 2 jam dan menetap pada kadar tersebut untuk 2 jam berikutnya, kemudian
dieliminasi dengan masa paruh kira-kira 4 jam. Kadar tertinggi terdapat pada paruparu sedangkan opada ginjal, limpa, otak , otot, dan kulit kadarnya lebih
rendah.tempat utama biotransformasi adalah di hati, tetapi ada juga pada paru dan

ginjal.Sediaan yang ada diantaranya adalah kapsul 25 mg, eliksir 5-10 mg/ ml,
suntikan 10 mg/ml.
5. Glukosa pada resep ini hanya sebagai korigensia yaitu sebagai penambah rasa
manis.

C. Interaksi Obat
Kombinasi antar obat di atas pada kasus ini sudah tepat, karena
pengobatannya

bersifat simtompmatik

dan bersifat kausatif. Interaksi masing-

masing obat tidak saling mempengaruhi.

D. Efek Samping Obat


1. Spiramisin
Efek samping terhadap saluran cerna dapat timbul, diantaranya , mual, muntah,
diare, untuk infeksi ringanefek samping ini dapat dihindarkan dengan pemberian
dosis rendah.
2. Dexametason
Efek samping yang dapat ditimbulkan adalah insufiseinsi adrenal akut, demam,
mialgia, atralgia, malaise, penurunan daya imunitas tuibuh, gangguan pada
lambung.
3. Parsetamol
Efek samping yang dapat ditimbulkan berupa reaksi alergi pada kulit dapat berupa
urtikaria, eritema, demam dan lesi pada mukosa, dan dapat pula terjadi anemia
hemolitik, nefropati analgesik.

4. Ikadryl
Efek samping yang dapat ditimbulkan oleh Ikadryl antara lain sedasi, lelah, penat,
vertigo, inkoordinasi, penglihatan kabur, diplopia, euporia , gelisah, tremor.
E. Analisa Diagnosa
Pada kasus ini penderita datang ke Poliklinik Teling Hidung dan Tenggorokan
dengan diagnosa infeksi tonsil dan faring (Tonsilo farngitis). Pada infeksi tersebut di
mana kuman hidup dan bertumbuh kembang, mikroorganisme di dalam GIT dengan
jumlah yang bermakna yang dalam keadaan normal tidak mengandung bakteri yang
patogen , virus atau mikroorganisme lain. Tanpa terbukti adanya mikroorganisme
tidak mungkin diagnosis pasti ditegakkan, karena gejala dan tanda klinis bukan
merupakan hal yang mutlak.
Bakteri penyebab yang paling sering adalah golongan Streptokokus,
staphilokokus, pneumokokus, enterokokus dan lain sebagainya. Dan yang paling
sering adalah biasanya golongan kokus yaitu streptokokus dan staphilokokus.
Infeksi pada glandula tonsilaris dapat di bagi atas; tonsilitis akut dan tonsilitis
kronis, dan infeksi pada faring juga di bagi atas faringitis akut dan faringitis kronis.
Jadi karena pada kasus ini yang terkena adalah kedua organ yaitu tonsil dan faring
maka diagnosa pada kasus ini menjadi tonsilo faringitis.
Rasa nyeri biasa didapatkan di daerah rongga mulut dan leher berupa rasa
nyeri menelan dan terasa kering pada tenggorok dan terasa sering haus.
.

F. Kesimpulan
Peresepan yang diberikan tidak rasional karena resep yang ditulis terdapat
penggabungan antara obat simptom dan obat kausatif, tidak dicantumkan bentuk
sediaannya, tidak ada waktu pemberian obat, serta tidak juga disebutkan kekuatan
obat yang diinginkan. Pada resep yang diberikan juga tidak terdapat nama penderita,
umur dan alamatnya.

Usulan Resep
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I
KALIMANTAN SELATAN

R U M A H S A K I T U M U M U L I N
B AN J AR M AS I N
Nama Dokter : Dr. RUSDIANI
UPF/Bagian

: THT

Tanda Tangan Dokter


...................................
Banjarmasin, 9 April 2005

R/Spiramisin tab 500 mg


Dexametason tab 0,5 mg
Parasetamol tab 120 mg
Glukosa
q.s
m.f.la. pulv dtd No XII
S 3 dd pulv I ac
R/ Ikadryl syrup 60 ml No 1
S 2 dd cth ac

Pro
Umur
Alamat

: An. ADAM
: 4 tahun
: Jl.Ratu zaleha Rt 10 No 113 Banjarmasin

DAFTAR PUSTAKA

1.

Joenoes NZ. Ars prescibendi Penulisan resep yang rasional. Surabaya :


Airlangga University Press, 1990

2.

Mansjoer A. Kapita selekta kedokteran jilid 2,Edisi ketiga. Jakarta, Media


Aesculapius, 2000

3.

Yunizaf STH. Penyakit ginjal dan saluran kemih (Traktus urinarius). Dalam :
Ilmu Kebidanan Edisi ketiga. Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 1997

4.

Mochtar R Sinopsis Obstetri : Obstetri fisiologi-obstetri patologi. Jakarta,


Penerbit EGC, 1990

5.

Wim de Jong. Ilmu Bedah. Jakarta, Penerbit EGC, 1999

6.

Wiria, Meta S, Handoko T. Hipnotik-sedatif dan alkohol Dalam :


Farmakologi dan terapi. Edisi 4. Jakarta, Bagian Farmakologi FKUI, 1995

7.

Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan


Makanan. Informasi obat nasional Indonesia. Jakarta, Departemen Kesehatan,
2000

8.

Wilmana, FP. Analgesik-antipiretik. Dalam : Farmakologi dan terapi. Edisi 4.


Jakarta, Bagian Farmakologi FKUI, 1995

9.

Robertson DB, Maibach HI. Farmakologi dasar dan klinik. Edisi 3. Jakarta,
Penerbit EGC, 1995

10.

Winotopradjoko M, dkk. ISO Indonesia, informasi spesialite obat Indonesia


volume 38. Jakarta, Penerbit Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia

Вам также может понравиться

  • Brosur Diet Hati PDF
    Brosur Diet Hati PDF
    Документ3 страницы
    Brosur Diet Hati PDF
    Caesar Ceblonk
    100% (1)
  • Petunjuk Teknis RDT Dengue
    Petunjuk Teknis RDT Dengue
    Документ11 страниц
    Petunjuk Teknis RDT Dengue
    Yunia Irmayanti
    Оценок пока нет
  • Rujukan
    Rujukan
    Документ1 страница
    Rujukan
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Kala Kai
    Kala Kai
    Документ75 страниц
    Kala Kai
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Psikiatri Geriatri
    Psikiatri Geriatri
    Документ5 страниц
    Psikiatri Geriatri
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Analisa Resep Disentri
    Analisa Resep Disentri
    Документ24 страницы
    Analisa Resep Disentri
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Analisa Resep
    Analisa Resep
    Документ18 страниц
    Analisa Resep
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Topikal Steroid
    Topikal Steroid
    Документ9 страниц
    Topikal Steroid
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Pkmrs
    Pkmrs
    Документ3 страницы
    Pkmrs
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Daftar Isi
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ3 страницы
    Daftar Pustaka
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Uveitis Anterior
    Uveitis Anterior
    Документ2 страницы
    Uveitis Anterior
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • TP PJB
    TP PJB
    Документ35 страниц
    TP PJB
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • LB PJB
    LB PJB
    Документ2 страницы
    LB PJB
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Kegawatan BA
    Kegawatan BA
    Документ24 страницы
    Kegawatan BA
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Anti Jamur
    Anti Jamur
    Документ25 страниц
    Anti Jamur
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • NSAID Dan Statin
    NSAID Dan Statin
    Документ1 страница
    NSAID Dan Statin
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Uraian
    Uraian
    Документ3 страницы
    Uraian
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Analisa Resep Obsgyn
    Analisa Resep Obsgyn
    Документ15 страниц
    Analisa Resep Obsgyn
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Neonatal Necrotizing Enterocolitis
    Neonatal Necrotizing Enterocolitis
    Документ12 страниц
    Neonatal Necrotizing Enterocolitis
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Bab I
    Bab I
    Документ2 страницы
    Bab I
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Analisa Resep ISK
    Analisa Resep ISK
    Документ15 страниц
    Analisa Resep ISK
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Sinusitis
    Sinusitis
    Документ12 страниц
    Sinusitis
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Latihan Kasus Gagal Jantung
    Latihan Kasus Gagal Jantung
    Документ8 страниц
    Latihan Kasus Gagal Jantung
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Analgesik
    Analgesik
    Документ6 страниц
    Analgesik
    Theresia Sartika Rani
    Оценок пока нет
  • Edema Paru
    Edema Paru
    Документ15 страниц
    Edema Paru
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Edema Paru
    Edema Paru
    Документ12 страниц
    Edema Paru
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Diabetes Mellitus
    Diabetes Mellitus
    Документ16 страниц
    Diabetes Mellitus
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет
  • Obat
    Obat
    Документ3 страницы
    Obat
    Ririn Frisilia
    Оценок пока нет