Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISIS VOLUMETRI
Disusun Oleh:
Anesia
Bayu Efrianto
Dea Rina Hartati
Anrian Sandra
Ahmad Maulana Ardi
Marisa Putri Ananda
Roslina Turnip
RSA1C113001
RSA1C113007
RSA1C113017
RSA1C113018
RSA1C113019
RSA1C113023
RSA1C113028
Dosen Pengampu:
Prof. Drs. M. Damris M. M.Sc, Ph.D
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................
1.2 Rumusan Masalah........................................................................
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................
2.1 Spektroskopi Massa.....................................................................
2.2 Penganalisis Massa (Mass Analyzer)............................................
2.3 Bentuk-bentuk Umum Ion Trap....................................................
2.4 Jenis-jenis Ion Trap.......................................................................
2.5 Karakteristik Ion Trap.................................................................
2.6 Cara Kerja Ion Trap....................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
analisis
kimia
dikenal
berbagai
macam cara
untuk
menggunakan
cara
basah
ataupun
menggunakan
Salah
satu
instrumen
yang
sering
digunakan
adalah
spektrometer massa.
Spektrometer massa adalah salah satu instrumen pengukuran analitik yang paling
diperlukan oleh ilmuwan dan saat ini hampir digunakan di semua disiplin ilmu kimia
yaitu organik, anorganik, fisik serta biologi, kedokteran dan ilmu material.
Spektrometer massa dapat memberikan informasi kualitatif dan kuantitatif tentang
bahan organik, anorganik dan biomolekul, termasuk komposisi unsur dalam campuran
kompleks, molekul struktur dan komposisi permukaan zat padat, dan perbandingan
isotop atom dalam sampel.
Spektrometer massa mengkonversi molekul netral menjadi bermuatan partikel
(baik positif atau ion negatif) dan memilah mereka sesuai dengan rasio massa per
muatan (m/z). Sebuah tampilan grafis dari jumlah relatif (kelimpahan) dari spesies
18
berbagai ion, sebagai fungsi dari m/z, adalah spektrum massa. Munculnya spektrum
massa, baik dalam bentuk ion, serta kelimpahan mereka, berfungsi sebagai dasar untuk
identifikasi senyawa. Informasi yang diperoleh dari spektrum massa sering
dikombinasikan dengan dari teknik analisis lain, seperti spektroskopi inframerah dan
spektroskopi resonansi magnetik nuklir, untuk menghasilkan struktur untuk molekul
organik. Atribut spektrometer massa yang membuat teknik analisis serbaguna dan
berharga karena sensitivitas dan kekhususan dalam mendeteksi atau mengidentifikasi
senyawa yang tidak diketahui.
Spektrometer massa memiliki tiga komponen, yaitu sumber ion-ion, yang
mengubah
molekul
sample
dari
fasa
gas
menjadi
ion-ion
1.2
Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang dibahas dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut:
1.3
Tujuan Penulisan
18
18
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Analisis Volumetri
Analisis
volumetri
merupakan
metode
yang
melibatkan
penambahan
indikator
yang
sesuai
pada
campuran
18
a. Permanganometri
Titrasi redoks ini menggunakan larutan standar primer KMnO4
dan
tidak
memerlukan indikator
karena
titran bertindak
sebagai indikator.
b. Dikromatometri
Titrasi dikromatometri adalah titrasi redoks yang menggunakan
senyawa
dikromat
sebagai
oksidator,
misalnya
kalium
dikromat.
c. Iodimetri/Iodometri
Iodimetri, iodine digunakan sebagai oksidator. Sedangkan
iodometri, ion iodide digunakan sebagai reduktor. Larutan
natrium tiosulfat digunakan untuk menitrasi iodium yang
reaksi
pembentukan kompleks.
2.2
Larutan Standar
Larutan standar adalah larutan yang konsentrasi atau normalitasnya sudah
diketahui dengan pasti. Ada dua macam larutan standar, yaitu larutan standar primer
dan larutan standar sekunder. Larutan standar primer adalah larutan yang konsentrasi
atau normalitasnya sudah diketahui secara tepat dengan gravimetri. Larutan standar
primer dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi atau normalitas larutan lain yang
belum diketahui. Contoh larutan standar primer: boraks, K2Cr2O7, NaCl dan asam
oksalat. Sedangkan larutan standar sekunder adalah larutan yang konsentrasinya tidak
dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak murni. Konsentrasi
larutan ini ditentukan dengan menggunakan larutan standar primer. Contoh larutan
standar sekunder: HCl, AgNO3, KMnO4 dan Na2S2O3.
Larutan standar dapat dipreparasi seara langsung dari larutan standar primer. Ada
beberapa syarat yang dipenuhi agar suatu larutan dapat disebut sebagai larutan standar
primer, yaitu:
18
Contoh
primer
Asam
Basa
Agen
pengoksidasi
KIO 3
Agen peredusi
Agen
Natrium-EDTA dihidrat:
pengkompleks
18
CH2COONa
NaOOCCH2
NCH2CH2N
HOOCCH2
.2H2O
CH2COOH
dengan
konsentrasi
dari
zat-zat
atmosfer.
kontaminan
Sampel
yang
standar
mungkin
primer
dapat
disimpan
berubah
menjadi
menyerap/mengeringkan
merah
standar
muda
primer.
pada
Standar
saat
primer
18
pada pemanasan.
Setelah standar primer kering, langkah berikutnya adalah
menimbang secara tepat massa substansi yang dibutuhkan
untuk
membuat
larutan
yang
diinginkan.
Biasanya
namun
yang
dicontohkan
pada
makalah
ini
berdasarkan
selisih,
dimana
massa
zat
perlu
dengan
mengetuk-ngetuk
dasar
wadah
agar
mempermudah
kelarutan.
Pengadukan
sebaiknya
2.3
Titrasi
18
bahwa
larutan
standar
benar-benar
merata
pada
dialirkan/dibuang
melalui
ujung
pipet.
Setelah
mengulangi
18
selanjutnya
adalah
meletakkan
erlenmeyer
berisi
larutan analit dan indikator tepat di bawah buret, dan pastikan bahwa
ujung buret benar-benar berada dalam bagian leher dari erlenmeyer.
Sebaiknya
lantai
di
bawah
erlenmeyer
berwarna
putih
agar
perubahan warna pada titik akhir titrasi dapat terbaca secara akurat.
18
titrasi
dilakukan
dengan
lebih
hati-hati
dan
laju
Pada titik ekivalen dimana jumlah mol ion oksalat sama dengan
ion permanganat, campuran keduanya bisa saja masih Bening.
18
Namun
setelah
larutan
akan
ion
permanganat
berubah
warna
terus
menjadi
ditambahkan
merah
muda,
maka
yang
didasarkan
pada
pembentukan
O C CH2
N CH2
CH2
CH2
C O
CH2
C O
O C CH2
dengan
ion
EDTA
untuk
membentuk
kompleks
oktahedral berikut:
18
langsung,
dimana
Teknik
standar
ini
pada
melibatkan
larutan
penambahan
analit.
Setelah
berlebih
reaksi
larutan
keduanya
langsung
Titik akhir titrasi balik lebih tepat daripada titrasi langsung
Reaksi antara larutan standar dan analit sangat lambat.
Analit tidak dapat larut
2.4
Indikator
Indikator merupakan senyawa yang dapat digunakan untuk
indikator
bereaksi
dengan
bagian
tertentu
dari
18
(aq)
+ H2O
(l)
H 3 O + (aq) + In - (aq)
Warna HIn
Trayek pH
Warna
In -
Bromfenol biru
Kuning
3.04.6
Biru
Metil merah
Merah
4.26.3
Kuning
Bromtimol biru
Kuning
6.07.6
Biru
Fenol merah
Kuning
6.88.4
Merah
Fenolftlaein
Bening
8.310.0
Merah
mudah
Pemilihan indikator untuk titrasi bergantung pada tipe reaksiasam basa yang terjadi. Terdapat empat tipe reaksi asam-basa,
yaitu:
Tipe reaksi asambaa
Asam kuat-basa kuat
pH pada titik
ekivalen
7
>7
<7
Asam lemah-basa
~7
18
lemah
Sebelum titik ekivalen tercapai, penambahan sedikit asam/basa
dapat mengubah pH secara jelas dan di sekitar titik ekivalen,
penambahan sedikit asam/basa hanya dapat terjadi perubahan
pH yang kecil. Oleh karenanya indikator yang digunakan untuk
mendeteksi titik akhir harus memiliki trayek pH atau perubahan
warna di sekitar titik ekivalen.
Dalam titrasi asam basa hanya digunakan beberapa tetes
(dua atau tiga tetes) indikator. Hal ini dikarenakan indikator
merupakan
asam
lemah,
yang
bisa
saja
juga
ikut
ditambahkan
netralisasi
HCl
dan
beberapa
NaOH,
tetes
hanya
sedangkan
terjadi
bila
reaksi
penambahan
N
Fe3+ + e
Fe2+
N
oxidised ferroin
(pale blue)
reduced ferroin
(red)
Indikator
18
(aq)
(Bening)
MgIn 2+ (aq)
(merah)
(Bening)
(Bening)
telah
mengambil
mencapai
ion
titik
magnesium
akhir
dari
titrasi,
kompleks
ion
EDTA
MgIn 2+
akan
sehingga
18
2.5
(Bening)
(Bening)
(aq)
(Biru)
...........
18
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pemaparan di atas antara lain:
ion
spektroskopi
trap
massa
yang
antara
paling
lain
umum
digunakan
quadrupole
ion
dalam
trap
3D,
18
3.2
Saran
Materi ini merupakan salah satu bagian yang sangat bermanfaat untuk dipahami
dengan baik, terutama dalam pembelajaran Kimia Analitik Instrumen. Maka, disarankan
agar mempelajari serta memahaminya dengan baik.
18
DAFTAR PUSTAKA
18