Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KAJIAN PUSTAKA
oleh pihak manajemen serta mencari bukti pendukung dengan kreteria yang telah
ditetapkan guna memberikan pernyataan tentang kewajaran saldo laporan keuangan.
2.1.2 Pengertian Prosedur Audit
Menurut Haryono Jusup (2001:136) prosedur audit adalah tindakan-tindakan
yang dilakukan atau metode dan teknik yang digunakan oleh auditor untuk
mendapatkan dan mengevaluasi bukti audit.
Menurut Sukrisno Agoes (2004:125) prosedur audit adalah langkah-langkah
yang dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan
oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan
efektif.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian prosedur audit
adalah suatu urutan kegiatan yang dilakukan oleh seorang auditor untuk memperoleh
bukti audit yang cukup guna memperkuat pendapat seorang auditor sehingga dapat
bekerja lebih efisien dan efektif. Adapun jenis-jenis prosedur audit yang digunakan
untuk memperoleh informasi penguat antara lain:
1) Inspeksi
Inspeksi meliputi pemeriksaan rinci terhadap dokumen dan catatan, serta
pemeriksaan sumber daya berwujud. Selain itu, inspeksi juga memberikan cara
untuk mengevaluasi bukti fisik. Prosedur ini digunakan secara luas dalam
auditing.
2) Konfirmasi
Meminta konfirmasi adalah bentuk permintaan keterangan yang memungkinkan
auditor memperoleh informasi secara langsung dari sumber independen di luar
organisasi klien.
3) Permintaan Keterangan
Permintaan keterangan meliputi permintaan keterangan secara lisan atau tertulis
oleh auditor. Permintaan keterangan tersebut biasanya ditujukan kepada
manajemen atau karyawan, umumnya berupa pertanyaan-pertanyaan yang timbul
setelah dilaksanakannya prosedur analitis atau permintaan keterangan yang
berkaitan dengan keusangan persediaan atau piutang yang dapat ditagih. Hasil
permintaan keterangan dapat berupa bukti lisan atau bukti dalam bentuk
representasi tertulis.
4) Mencocokkan ke dokumen
Tindakan mencocokkan ke dokumen meliputi kegiatan memilih ayat-ayat jurnal
tertentu dalam catatan akuntansi dan mendapatkan serta menginpeksi dokumen
yang menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi
dan ketelitian transaksi yang dicatat. Prosedur ini sangat penting untuk
mendapatkan bukti yang berhubungan dengan asersi keberadaan atau kejadian.
5) Perhitungan
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah (1) perhitungan fisik
sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan (2)
akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak.
6) Penelusuran
Dalam penelurusan auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi
dilaksanakan, dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen
tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan
akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem
akuntansi.
7) Pengamatan
Pengamatan berkaitan dengan memperhatikan dan menyaksikan pelaksanaan
beberapa kegiatan atau proses. Pengamatan terutama penting untuk memperoleh
pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga dapat mengamati
kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan pemeriksaan tahunan
atas fisik persediaan.
8) Pelaksanaan Ulang
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang perhitungan
dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya menghitung ulang total jurnal,
beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau premi obligasi, perhitungan
kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar ikhtisar persediaan, serta total
pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Prosedur ini menghasilkan bukti
perhitungan.
9) Analisis
Pelaksanaan analitis meliputi penggunaan prosedur analitis yang berisi studi dan
pembandingan hubungan antar data. Dalam prosedur ini selain digunakan data
9
10
11
12
4) Jasa akuntansi dan pembukuan yaitu dapat membantu penyiapan dan penyusunan
laporan keuangan termasuk pembuatan jurnal-jurnal penyesuaian.
Dengan kata lain KAP merupakan tempat penyediaan berbagai jasa oleh
profesi akuntan publik bagi masyarakat.
2.1.6 Pengertian Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari beberapa jenis transaksi, dimana yang paling umum
ialah dari penjualan barang atau jasa secara kredit. Menurut Sukrisno Agoes
(2004:173) piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang
dagangan atau jasa secara kredit.
Menurut Mulyadi (2002:87) piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas
uang, barang atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu satu tahun, atau
dalam satu siklus kegiatan perusahaan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan piutang adalah suatu transaksi
berupa penyediaan uang, barang atau jasa yang diberikan suatu perusahaan kepada
pihak lain dengan batas waktu pengembalian yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2.1.7 Jenis Piutang Usaha
Pengklasifikasian piutang dilakukan untuk memudahkan pencatatan transaksi
yang mempengaruhinya. Menurut Mulyadi (2002:87) mengemukakan bahwa menurut
sumber terjadinya, piutang digolongkan ke dalam dua kategori yaitu:
1) Piutang dagang adalah piutang yang timbul dari transaksi penjualan barang atau
jasa dalam kegiatan normal perusahaan. Piutang dagang merupakan tipe piutang
yang paling lazim ditemukan dan umumnya mempunyai jumlah yang paling besar.
14
2) Piutang lain-lain (non usaha) adalah piutang yang timbul dari transaksi selain
penjualan barang atau jasa kepada pihak luar.
2.1.8 Prosedur Audit Piutang Usaha
Prosedur audit yang dilakukan terhadap piutang usaha yang dilakukan untuk
mendapatkan bukti audit diantaranya:
1) Pemahaman Sistem Pengendalian Intern
Pemahaman sistem pengendalian intern meliputi pertimbangan lingkungan
pengendalian, sistem akuntansi dan prosedur pengendalian. Pemahaman tersebut
dapat diperoleh melalui:
a. Mengajukan pertanyaan kepada manajemen, pengawas dan staff.
b. Mempelajari bagan organisasi.
c. Menelaah deskripsi tugas.
2) Compliance Test
Menurut Sukrisno Agoes (2004:97) compliance test adalah test terhadap bukti bukti pembukuan yang mendukung transaksi yang dicatat oleh perusahaan untuk
mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai
dengan proses dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen.
Dalam melaksanakan compliance test auditor harus memperhatikan hal hal berikut:
a. Kelengkapan bukti pendukung.
b. Kebenaran perhitungan mathematis.
c. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang.
d. Kebenaran nomor perkiraan yang didebet atau dikredit.
e. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar.
15
3) Substantive Test
Substantive test merupakan tahap pembuktian kewajaran saldo saldo laporan
keuangan. Menurut Sukrisno Agoes (2004:176), pemeriksaan yang dilakukan dalam
substantive test adalah:
a. Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi penjualan, piutang
dan penerimaan.
b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal neraca.
c. Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang antara lain
menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo piutang, umur piutang dan kalau
bisa subsequent collections-nya.
d. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger
lalu totalnya ke general ledger.
e. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales
invoice.
f. Kirimkan konfirmasi piutang.
g. Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan bukti penerimaan
kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai mendekati tanggal penyelesaian
pemeriksaan lapangan (audit fiel dwork). Perhatikan bahwa yang dicatat
sebagai subsequent collections hanyalah yang berhubungan dengan penjualan dari
periode yang sedang diperiksa.
h. Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang didiskontokan untuk
mengetahui kemungkinan adanya contingent liability.
16
i. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa apakah jumlah yang
disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
j. Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note dan lain-lain,
lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah tanggal neraca. Periksa apakah
barang-barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim
per tanggal neraca. Kalau belum cari tahu alasannya. Periksa apakah ada faktur
penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya.
k. Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan
sebagai jaminan.
l. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
m. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa.
3.1.9 Tujuan Audit Piutang Usaha
Menurut Sukrisno Agoes (2004:173) tujuan pemeriksaan perkiraan piutang
usaha yaitu:
1) Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang
baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2) Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada
piutang.
3) Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup
tidaknya perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih).
17
komperatif. Adapun hasil penelitian ini adalah prosedur audit piutang yang dilakukan
oleh KAP Ketut Budiartha dan Rekan telah sesuai yang dengan teori serta standar
audit yang berlaku.
Berdasarkan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini memiliki persamaan
dan perbedaan yang dapat dilihat, dimana untuk persamaannya terletak pada objek
penelitian, sedangkan perbedaan antara penelitian sebelumnya terletak pada teknik
analisa data yang digunakan serta lokasi penelitian yang dilakukan yaitu penelitian
dilakukan di KAP I Wayan Ramantha, sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan di
KAP Ketut Budiartha Denpasar.
18