Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknik Geologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari dan
mengembangkan pengetahuan yang berkaitan dengan kebumian seperti bentuk
muka bumi, material penyusun bumi, jenis batuan, sifat-sifat fisika dan kimia,
bentuk batuan, proses pembentukannya dan sejarah bumi serta geologi terapannya
seperti Geologi Minyak dan Gas Bumi, Geologi Teknik, Hidro Geologi, Geologi
Tata Lingkungan, Geologi Tambang dan lain-lain.
Sedangkan kerja praktek merupakan bagian dari mata kuliah yang
dimaksudkan untuk mahasiswa agar berpengalaman dalam melakukan pekerjaan
di kantor, laboratorium, atau lapangan yang sesuai dengan bidang yang diambil
oleh pelaksanan kerja praktek. Ilmu-ilmu geologi yang telah diterima selama
perkuliahan di kampus akan di praktekan dan dianggap sebagai magang bekerja di
kantor, lab oratorium, atau lapangan. Pada kerja praktek kali ini, penulis
mengambil pengalaman pekerjaan di bidang geoteknik. Bidang ilmu geoteknik
merupakan bagian dari ilmu Geologi Teknik yang mempelajari permasalahan
kekuatan tanah,kekuatan batuan,kestabilan lereng,bangunan bawah permukaan,
dan lainnya yang berhubungan dengan kemampuan menahan beban bangunan
yang berdiri di atasnya.
Grouting merupakan salah satu metode perbaikan tanah dengan cara
menyuntikkan pasta semen ke dalam tanah dengan tekanan tertentu yang
dimaksudkan untuk memadatkan tanah agar mampu menahan beban bangunan.
Grouting yang dilakukan di daerah perumahan Klipang, Pedurungan, Kota
Semarang untuk memadatkan tanah agar mampu menahan beban rumah yang
akan dibuat.
Maka dari itu teori-teori yang di dapatkan selama di perkuliahan wajib
diterapkan di dunia pekerjaan dengan tujuan untuk menambah pengalaman
pekerjaan yang akan dihadapi di dunia kerja yang nyata.
dapat
mengetahui
dan
dapat
mempelajari
proses
sedang berlangsung.
Dapat memberikan gambaran umum mengenai dunia pekerjaan
sebelum mahasiswa terjun langsung ke dunia pekerjaan.
Tabel 1.1. Waktu Pelaksanaan KerjaPraktek di PT. Selimut Bumi Adhi Cipta
BAB II
DASAR TEORI
1 Grouting
2.1.1. Pengertian Grouting
5
atau
Penembusan
(permeation/penetration)
yang
keduanya.
Grouting
penembusan
dapat
pemadatan
dilakukan
dengan
cara
juga
akan
berkurang.meskipun
begitu
Pada
jaman
dahulu,
pengisian
dilakukan
Metode Grouting
Persyaratan melakukan metode grouting ini adalah:
- Tanah atau batuan dengan karakteristik berbeda harus dilakukan
secara individual pada masing-masing lubang grout.
- Harus dapat diperlukan pada penampung pendek dari lubang bor
pada setiap urutan yang diperlukan dan diulang penginjeksiannya
bila diperlukan.
-
Metode ini sangat berguna spade strata heterogen dimana masingmasing akan di grout individual. Tekanan meningkat sesuai urutan step.
Karena metode ini meningkatkan step yang ada di atasnya sehingga secara
otomatis kelemahannya adalah memperkuat permukaan yang sensitive agar
tidak terjadi kerusakan.
2. Bertahap Turun dengan Penyekat
Pada metode ini penyekat karet akan digunakan dan dapat
mengembang oleh tekanan menjadi 5-6 kali diameter lubang. Grouting
dilengkapi dengan pemasangan perker pada puncak dan dasarnya.
Parker dapat dipakai pada metode bertahap turun maupun naik. Zona
yang sangat pervios dapat di grout dulu, diikuti zona lebih bawah atau lebih
atas karena dapat diterapkan tekanan lebih tinggi, metode ini cocok untuk
spasi lebih besar di lubang-lubang dalam. Selebihnya sebelum grouting,
perlu dilakukan test air dengan parker supaya diperoleh informasi mengenai
media yang di grout dan estimasi grout dapat dibuat lebih mudah agar
efisien dan efektif. Perker membatasi plastering dan dinding lubang bor
terhadap stratum berikutnya yang di grout.
10
11
10 kg/cm . Angka ini hampir sama dengan koefisien kelulusan air sebesar 1 x
-5
12
d. Grouting
Tahap pekerjaan grouting dilakukan dengan cara menyuntikkan bahan
semi kental (slurry material) ke dalam tanah atau batuan melalui lubang
bor. Komponen utama peralatan grouting adalah grout mixer dan grout
pump.
Grout Mixer
Grout mixer adalah mesin pencampur material yang
akan disuntikkan ke dalam tanah atau batuan. Umumnya
grout mixer mempunyai kapasitas mencampur (batching)
sebesar 200 liter/batch.
Grouting Pump
Grouting pump berperan untuk memompa air
maupun campuran grouting. Kapasitas pemompaan
minimum 100 liter/menit pada tekanan pompa 6 kg/cm2
dan mampu mencapai tekanan hingga 20kg/cm2.
13
Soil Test
2.2.1. Kadar Air Asli
Semua macam tanah, secara umum terdiri dari 3 fase, yaitu
butiran tanah, air serta udara yang terdapat dalam ruangan antara
butir-butir tersebut, dan ruangan ini di sebut pori. Tanah yang benarbenar kering tidak terdapat air sama sekali didalam porinya, sehingga
pori hanya berisi udara. Dengan demikian tanah tersebut hanya
terdiri dari dua unsur yakni butiran tanah dan udara pengisi pori.
Sebaliknya kita dapat menemukan keadaan dimana pori tanah
tidak mengandung udara sama sekali, jadi pori tersebut menjadi
penuh terisi air. Dalm hal ini tanah dikatakan jenuh sempurna (fully
saturated).
Partikel padat, air dan udara yang terkandung di dalam tanah,
masing-masing mempunyai berat dan volume.
Va = volume udara
Vw = Volume air, Vv = Volume pori
Vs = Volume butiran, V = Volume total
Wa = Berat udara, Ww = Berat air
(Ww = w . GS . W)
Ws = berat butiran(Ws = GS . W)
V = berat total
Untuk mencari kadar air, dapat di gunakan rumus :
Keterangan :
W1 = Berat cawan
W2 = Berat cawan + tanah basah
W3 = Berat cawan + tanah kering oven
14
air sehingga mencapai keadaan cair. Jika campuran ini kemudian dibiarkan
menjadi kering sedikit demi sedikit, maka tanah ini akan melalui beberapa
tahapan keadaan, dari keadaan padat sampai keadaan cair.
Suatu hal yang sangat penting pada tanah berbutir halus adalah sifat
plastisnya. Plastisnya disebabkan oleh adanya partikel lempung dalam
tanah. Plastisitas
15
Kadar air (w) membentuk tanah menjadi : Cair, Plastis, Semi plastis
dan padat. Hal ini berhubungan dengan konsistensi yakni gaya tarik
menarik antara partikel lempung. Batas cair dan batas plastis merupakan
nilai yang sangat penting, selisih antara batas cair dan batas plastis di sebut
indeks plastis.
Kadar air dinyatakan dalam persen,dimana terjadi transisi dari
keadaan padat ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas susut.
Kadar air dimana transisi dari keadaan semi-padat ke keadaan plastis
terjadi dinamakan batas plastis dan dari keadaan plastis ke keadaan cair
dinamakan batas cair, dan batas-batas ini dinamakan dan dikenal juga
sebagai batas-batas atterberg.
Batas cair (LL) adalah batas antara keadaan cair dan plastis atau
kadar air dimana tanah mempunyai kekuatan geser yang kecil, yang
menyebabkan dapat dengan mudah mengalir menutup celah. Nilai LL
diperoleh dari pengujian dengan menggunakan alat Casagrande. Alat
tersebut terdiri dari mangkok kuningan yang bertumpu pada dasar karet
yang keras. Mangkok kuningan dapat di angkat dan di jatuhkan di atas
dasar karet keras tersebut dengan sebuah pengungkit eksentris di jalankan
oleh suatu alat pemutar. Untuk melakukan uji batas cair, pasta tanah di
letakkan didalam mangkok kuningan kemudian digores tepat di tengahnya
dengan alat penggores standar,dengan menjalankan alat pemutar,mangkok
kemudian dinaik-turunkan dari ketinggian 0,3937 in (10 mm). Kadar air
dinyatakan dalam persen, dari tanah yang dibutuhkan untuk menutup
goresan yang berjarak 0.5 in (12,7 mm) sepanjang dasar contoh tanah di
dalam mangkok sesudah 25 kali pukulan di definisikan sebagai batas cair.
Batas plastis adalah kadar air pada batas bawah daerah plastis.
Keadaan ini ditandai dengan mulainya terjadi retak-retak rambut apabila
tanah tersebut dibentuk batang dengan dimeter 3,2 mm. Pengujian batas
plastis di lakukan dengan cara memplintir tanah kohesif (butiran halus)
dengan kadar air tertentu pada permukaan kaca datar, sehigga pada
diameter sekitar 3 mm tanah hasil plintiran tersebut menjadi retak-retak.
16
Tanah akan berperilaku plastis pada rentang kadar air antara batas plastis
(PL) sampai batas cair (LL), rentang kadar air tersebut di namakan indeks
plastisitas yang dapat di hitung dengan rumus :
P = LL-PL , Keterangan :
IP = indeks plastis
LL = Batas cair
PL = Batas plastis
Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam
persen, dimana tanah apabila digulung samapai dengan diameter 1/8 in
(3,2 mm) menjadi retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari
tingkat keplastisitasan suatu tanah. Cara pengujiannya adalah sangat
sederhana, yaitu dengan menggulung massa tanah berukuran elipsoida
dengan telapak tangan di atas kaca datar.
Sifat plastis dari suatu tanah disebabkan oleh air yang terserap di
sekeliling permukaan lempung, maka dapat diharapkan bahwa tipe dan
jumlah mineral lempung yang dikandung dalam suatu tanah akan
mempengaruhi batas batas plastis dan batas cair yang bersangkutan.
Skempton (1953) menyelidiki bahwa indeks plastis suatu tanah akan
bertambah menurut garis lurus sesuai dengan bertambahnya persentase
dari fraksi berukuran lempung yang di kandung oleh tanah.
Batas susut adalah kadar air dimana tanah mulai berbentuk padat.
Pada kadar air ini, apabila tanah tersebut dikeringkan lebih lanjut tidak
akan terjadi penyusutan volume.
Batas Atterberg khususnya batas cair dan batas plastis tidak secara
langsung memberikan angka-angka yang dapat dipakai dalam perhitungan,
yang kita peroleh dari percobaab Atterberg adalah suatu gamabaran secara
garis besar akan sifat-sifat tanah yang bersangkutan. Tanah yang batas
cairnya tinggi biasanya mempunyai sifat teknik yang buruk, yaitu
kekuatannya rendah, kompresibilitasnya tinggi. Tanah yang indek
plastisitasnya besar biasanya mempunyai penyusutan dan pengembangan
volum eyang besar.
17
sampai 25,8 cm dan tinggi 2,54. Kotak terpisah menjadi 2 bagian yang
sama. Tegangan normal benda uji dberikan dari atas kotak geser. Gaya
geser diterapkan pada setengah bagian atau dari kotak geser, untuk
memberikan geseran pada tengah- tengah benda uji. Pengujian mengikuti
standard ASTM D3080.
Uji Kompaksi
Tanah yang dipadatkan untuk tanah urug bertujuan untuk :
a
Menaikkan kekuatannya
18
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI KERJA PRAKTEK
2
1
Profil Perusahaan
Nama Perusahaan
PT. Selimut Bumi Adhi Cipta
3.2.2. Alamat Kantor Perusahaan
Jln. Karang Anyar Gunung No. 267 Semarang, Jawa
Tengah, telp (024) 8440134-8440125, fax (024)8440134
3.2.3. Perwakilan Atau Kantor Peralatan
Jln. Puruboyo Utara 21Singopuran, Kartasura, Surakarta
57164, telp (0271) 780920, fax (0271) 780920
19
Inkindo
2125/P0161.JT
13 Nomor
Pokok
Wajib
Pajak
01.245.870.9 517.000
14 Rekening Perusahaan
No. Rekening : 1.034. 12313-5, Bank BPD Jateng Cabang
Utama, Jln. Pemuda 142 Semarang.
3.3. Operasional Perusahaan
Jenis operasional perusahaan yang dikerjakan oleh PT. Selimut Bumi
Adhi Cipta, adalah sebagai berikut :
20
Penyelidikan
Supervisi
Lingkungan Hidup
Geologi Teknik
Geodesi
Grouting
Geofisika
10 Hidrogeologi
11 Pertambangan
12 Terowongan
13 Informasi dan GIS
4
Sipil
Tata Lingkungan
21
Jasa Survey
Teknologi Mineral
Organisasi Perusahaan
22
23
BAB IV
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
4.1. Grouting di Perumahan Klipnag, Pedurungan.
4.1.1. Jenis Pekerjaan yang Dilakukan
Jenis pekerjaan yang dikerjakan pada saat kerja praktek dilakukan di
dua tempat, yaitu di lapangan dan di pekerjaan di kantor. Pekerjaan di
lapangan dilakukan di daerah pengerjaan grouting di Perumahan Klipang,
Pedurungan, Kota Semarang. Sedangkan pekerjaan yang dilakukan di
kantor berada di kantor PT. Selimut Bumi Adhi Cipta yang beralamat di
Jalan Karanganyar Gunung Nomor 267, Semarang, Jawa Tengah.
Jenis pekerjaan yang dilakukan pada saat di lapangan adalah melihat
proses grouting mulai dari pengeboran hingga penyemprotan larutan
berupa campuran air dan semen ke dalam lubang bor. Sedangkan
pekerjaan yang dilakukan di kantor adalah menandai atau menitikan titiktitik grouting yang akan di kerjakan.
4.1.2. Peralatan dan Bahan Pekerjaan yang Digunakan
Peralatan yang digunakan pada saat melakukan grouting diantaranya
adalah:
1. Mesin Bor
Merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membuat lubang
bor pada tanah atau batuan yang akan di grouting. Mesin bor yang
digunakan yaitu mesin bor putar (rotary drilling) dengan sistem
spindel.
24
25
2. Andang Betol
Digunakan sebagai tandon semen yang di letakkan di atas
mixer, semen akan dimasukkan ke dalam mixer dan dicampur dengan
air.
3. Selang
Digunakan untuk mengalirkan campuran air dan semen menuju lubang
bor. Selang yang digunakan mempunyai diameter kurang lebih 7 cm. Selang
digunakan pada ujung pompa supply yang kemudian dihubungkan dengan
sebuah alat yang digunakan untuk memompa bahan grouting ke lubang bor.
26
4. Pompa Tekan
Digunakan untuk sirkulasi air dalam pelaksanaan pemboran. Pompa
tekan ini mengambil air dari tendon air atau tempat penyimpanan air dalam
jumlah besar untuk kemudian dialirkan menuju mesin pengaduk bahan
campuran grouting atau mixer.
5. Mixer
Alat ini digunakan untuk mengaduk dan mencampur bahan grouting
yang akan di injeksikan, proses pengadukan bahan menggunakan bahan
grouting berupa air dan semen.
27
6. Pompa Grouting
Digunakan untuk memompakan bahan grouting ke dalam lubang bor.
7. By Pass
Digunakan untuk mengatur tekanan grouting agar besar tekanan sesuai
dengan yang ditentukan. By pass juga dihubungkan ke selang pengembalian
material untuk menghantar cairan bahan grout yang kelebihan masuk ke
lubang bor untuk mengembalikan kedalam mixer.
28
8. Casing Pipe
Digunakan untuk melindungi zona yang akan digrouting dengan zona di
atasnya pada tanah lunak.
9. Pompa Supply
Digunakan untuk supply air dalam pelaksanaan pemboran dan grouting.
29
30
2. Semen
Semen digunakan sebagai bahan grouting yang digunakan untuk
memperkuat tanah di dalam lubang bor hingga kedalaman yang telah
ditentukan.
31
32
33
34
Tekanan grouting yang tinggi akan membuat lebih mudahnya grout untuk
menyebar mengisi celah retakan, kekar dan pori batuan secara efektif, namun
sebaliknya hal ini akan dapat merusak batuan dasarnya. Oleh karena itu
diperlukan pemilihan besar tekanan dengan hati-hati. Disamping itu perlu
diketahui bahwa bila grout yang digrouting akan memiliki campuran yang kental,
maka diperlukan tekanan grouting yang lebih tinggi dari pada campuran yang
encer.Untuk perhitungan volume grouting per titiknya didapatkan dari rumus
seperti berikut:
( )
35
36
b. Cawan
Merupakan sebuah mangkuk tembaga yang digunakan untuk meletakan
sampel tanah yang akan diuji.
c. Grooving Tools
Alat ini digunakan untuk mencetak tanah sedemikian rupa, sebelum
tanah dilakukan pengujian.
37
d. Cawan Sample
Digunakan untuk meletakan sample, yang telah diuji.
e. Timbangan
Timbangan disini yang digunakan adalah timbangan digital, yang
digunakan untuk menimbang sample yang telah diuji.
38
f. Oven
Digunakan untuk mengurangi kadar air yang ada di cawan sample.
g. Alat Penumbuk
Alat ini digunakan untuk menghaluskan sample sebelum dilakukan uji
39
h. Saringan
Saringan yang digunakan adalah saringan pasir berukuran 40m.
Hal ini dikarenakan sampel yang bisa digunakan untuk uji atterberg
adalah soil yang lolos saringan no 40m.
2. Soil Test
Peralatan yang digunakan pada saat melakukan soil test berupa uji
atterberg diantaranya adalah
40
a. Cawan Sample
Cawan sample ini berupa cawan besi yang digunakan untuk meletakan
sample, yang telah diuji.
b. Timbangan
Timbangan disini yang digunakan adalah timbangan digital, yang
digunakan untuk menimbang sample yang telah diuji.
41
c. Oven
Alat ini berupa oven besar yang digunakan untuk mengurangi kadar air
yang ada di cawan sample.
d. Alat Cetakan
Alat ini digunakan untuk mencetak sampel untuk uji unit weight.
42
Pelaksanaan Pekerjaan 1.
Uji Atterberg
Cara kerja dari uji atterberg ini adalah ambil sampel secukupnya
untuk kemudian di oven selama 24 jam, setelah sample menjadi kering
haluskan sampel dengan menggunakan alat penumbuk, kemudian
saring dengan ayakan berukuran 20m. Kemudian campur lempung
yang telah diayak diberi air kemudian aduk dan masukan dalam cawan,
dan ditengah cawan kita cetak garis lurus dengan menggunakan
graving tools. Setelah itu letakan cawan pada alat pengetuk
(cassagrande).Putar pengungkit yang ada pada alat casagrande,
hitunglah berapa kali ketukan sampi garis lurus yang kit buat lenyap.
Soil Test
a. Water Content
Pada uji water content ini dilakukan untuk memperoleh
kandungan air pada sampel yang akan diuji. Sampel yang akan
diuji disiapkan terlebih dahulu kemudian dipotong-potong
secukupnya yang kemudian dimasukkan kedalam cawan yang
telah ditimbang terlebih dahulu pada keadaan kosong. Selanjutnya
sampel ditimbang yang menghasilkan berat tanah basah.
Kemudian sampel dioven selama 24jam agar menghasilkan tanah
tersebut tidak mempunyai kadar air atau dalam keadaan kering
kemudian lakukan penimbangan setelah sampel tersebut kering.
43
b. Unit Weight
Prosedur dalam pelaksanaan uji laboratorium unit weight
adalah menyiapkan sampel yang akan diuji. Selanjutnya sampel
tersebut dipotong membentuk sebuah tabung yang rata yang
kemudian dilakukan pengukuran diameter dan tinggi dari sampel
yang telah dipotong tersebut
kemudian setelah dilakukan pengukuran, sampel tersebut
selanjutnya ditimbang untuk mengetahui beratnya. Apabila
sampel terlalu rapuh, maka sampel dapat dicetak menggunakan
cetakan yang ada.
44
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan kerja praktek
Grouting di Perumahan Klipang, Pedurungan, Kota Semarang adalah:
1
Kompaksi
atau
Pemadatan
(compaction/controlled
displacement)
Besar perbandingan bahan grouting berupa semen dan air sebesar 1:1
untuk 1 titik lubang bor.
45
Butiran tanah.
8
9
Berat isi adalah perbandingan antara berat tanah basah dan isi tanah.
Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat volume butiran padat
dengan berat volume air pada temperature tertentu.
10 Uji Geser Langsung merupakan suatu pengujian ini untuk
mendapatkan parameter kohesi dan sudut geser dalam.
5.2. Saran
Pengiriman semen ke tempat lokasi lebih sering terlambat yang
mengakibatkan pelaksanaan grouting menjadi terhambat, untuk itu
pemesanan dalam jumlah semen yang banyak dilakukan satu hari sebelum
pelaksanaan grouting agar grouting dapat dilakukan sesuai dengan rencana
dan tidak terhambat.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
LAMPIRAN
48