Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TENSILE TEST
Disusun Oleh :
Arinda Lona A.
(0514040035)
Rike Kusuma P.
(0514040040)
(0514040056)
(0514040063)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengujian tarik (tensile test) terhadap suatu material.
2. Mahasiswa mampu membuat diagram tegangan-regangan teknik dan sebenarnya
berdasarkan diagram beban-pertambahan panjang yang di dapat dari hasil pengujian.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan, menganalisa sifat-sifat mekanik material yang
terdiri dari kekuatan tarik maksimum, kekuatan tarik luluh, reduction of area,
elongation dan modulus elastisitas.
1.2 Dasar Teori
Salah satu sifat mekanik yang sangat penting dan dominan dalam suatu
perancangan konstruksi dan proses manufaktur adalah kekuatan tarik. Kekuatan tarik
suatu bahan di dapat dari hasil uji tarik (tensile test) yang dilaksanakan berdasarkan
standar pengujian yang telah baku seperti ASTM (Assotiation Society Test and
Material) JIS(Japan Industrial Standart), DIN (Deutches Institut for Nurmunge).dan
yang lainnya.
Terdapat beberapa Spesimen pada uji tarik. Bentuk spesimen sebagaimana
ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
1. Spesimen Plat
Batang uji berupa plat ditentukan dahulu gauge lengthnya, yaitu 60 mm.
Setelah itu diambil titik tengah dari gauge length, yaitu A0 = 30 mm & B0 = 30 mm.
Kesemuanya itu diberi tanda dengan penitik kemudian diukur kembali panjang gauge
lenghtnya apakah tepat 60 mm atau tidak, setelah itu nilainya dimasukkan kedalam
penandaan (L0).
Bo
Gauge Length
C
Gambar 1.3 Spesimen Beton Neser
Pada pengujian tarik spesimen diberi beban uji aksial yang semakin besar secara kontinyu.
Sebagai akibat pembebanan aksial tersebut, spesimen mengalami perubahan panjang.
Perubahan beban (P) dan perubahan panjang (L) tercatat pada mesin uji tarik berupa grafik,
yang merupakan fungsi beban dan pertambahan panjang dan disebut sebagai grafik P - L
dan kemudian dijadikan grafik Stress-Strain (Grafik - ) yang menggambarkan sifat
bahan secara umum.
kurva titik y ditunjukkan pada bagian kurva yang mendatar atau beban relatif tetap.
Penampakan titik y ini tidak sama untuk semua logam. Pada material yang ulet seperti
besi murni dan baja karbon rendah, titik y tampak sangat jelas. Namun pada
umumnya penampakan titik y tidak tampak jelas. Untuk kasus seperti ini cara
menentukan titik y dengan menggunakan metode offset. Metode offset di lakukan
dengan cara menarik garis lurus yang sejajar dengan garis miring pada daerah
proporsional dengan jarak 0,2% dari regangan maksimal. Titik y di dapat pada
perpotongan garis tersebut dengan kurva - (gambar 1.5)
t 100 .(2)
di mana t tegangan teknik (kN/mm2)
P = tegangan teknik (kN)
Ao = luas penampang awal spesimen (mm2)
t = regangan teknik (%)
= panjang awal spesimen (mm)
= '
Adapun langkah-langkah untuk mengkonversikan kurva P ke dalam grafik
t t adalah sebagai berikut:
1mm : ........... kN
1mm : ........... mm
3. Ambillah 3 titik di daerah elastis, 3 titik di sekitar yield ( termasuk y), 3 titik di sekitar
beban maksimal (termasuk u) dan satu titik patah (f). Tentukan besar beban dan
pertambahan panjang ke sepuluh titik tersebut berdasarkan skala yang telah di buat di
atas. Untuk membuat tampilan yang baik, terutama pada daerah elastis, tentukan
terlebih dahulu kemiringan garis proporsional dengan memakai persamaan
Hooke di bawah ini:
...................................................................................................................(3)
di mana
= tg .(4)
4. Konversikan ke sepuluh beban (P) tersebut ke tegangan teknik t dengan
menggunakan persamaan 1 dan konversikan pertambahan panjangnya ke
regangan teknik t dengan memakai persamaan 2.
5. Buatlah grafik dengan sumbu mendatar t dan sumbu tegak t berdasarkan ke
sepuluh titik acuan tersebut. Grafik yang terjadi (gambar 1.6) akan mirip dengan
kurva P , karena pada dasarnya grafik t t dengan kurva P identik,
hanya besaran sumbu-sumbunya yang berbeda.
1. Ambil kembali ke sepuluh titik pada grafik t t yang merupakan konversi dari grafik
P .Untuk menentukan nilai tegangan sebenarnya gunakan persamaan 5 sedangkan
untuk nilai regangan sebenarnya gunakan persamaan 6.Persaman tersebut hanya berlaku
sampai titik maksimum yaitu titik 1-8 .Sedangkan nilai ke dua titik lainnya (titik 9 dan
titik 10) yang berada setelah puncak kurva akan mengalami perubahan.
2. Untuk menghitung nilai tegangan sebenarnya dan regangan sebenarnya pada kedua titik
tersebut gunakan persamaan berikut:
s P Ai .....................................................................................................................(7)
s = n (Ao/Ai)...............................................................................................................(8)
100 0 0 ..........................................................................................(11)
di mana
= regangan (%).
Dari persamaan tersebut juga nampak bahwa kekakuan suatu material relatif terhadap
yang lain dapat di amati dari sudut kemiringan pada garis proporsional. Semakin
besar
100%
BAB 2
METODOLOGI
2.1 Material
1. Spesimen uji tarik pelat.
2. Spesimen uji tarik round bar.
3. Spesimen uji tarik deformat.
4. Specimen uji tarik beton neser.
5. Kertas milimeter.
2.2 Peralatan
1. Mesin uji tarik.
2. Kikir.
3. Jangka sorong.
4. Ragum.
5. Penitik.
6. Palu.
3.3 Langkah Kerja
1. Menyiapkan Spesimen
Ambil spesimen dan jepit pada ragum.
Ambil kikir, dan kikir bekas machining pada spesimen yang memungkinkan
menmyebabkan salah ukur.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen..
2. Pembuatan gauge length
Ambil penitik dan tandai spesimen dengan dua titikan sejuh 50 mm. Posisikan
gauge lenght tepat di tengah-tengah spesimen.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
3. Pengukuran dimensi
Ambil spesimen dan ukur dimensinya.
Catat jenis spesimen dan data pengukurannya pada lembar kerja.
Ulangi langkah di atas untuk seluruh spesimen.
BAB 3
ANALISA DAN PEMBAHASAN
3.1. Spesimen 1 ( Plat ).
Skala beban = Beban maksimum dari mesin uji tarik
Tinggi kurva Maksimum
= 46,00 kN
90 mm
= 0,51 kN/mm
1 mm = 0,51 kN
Skala l =
= 18,83 mm / 32 mm
1 mm = 0,58 mm/mm
Tabel 3.1 Data Spesimen Plat
Y
Skala
X
Skala Y
lo
(mm)
P
(kN)
Ao
(mm2)
t
(MPa)
t
(mm/mm2)
0,000
0,000
0,589
0,500
58,850
0,000
0,000
3,000
15,000
0,589
0,500
58,850
1,766
7,500
96,280
0,000
96,280
77,898
7,000
40,000
0,589
0,500
58,850
4,120
20,000
96,280
10,000
57,000
0,589
0,500
58,850
5,886
28,500
4yld
12,000
58,000
0,589
0,500
13,000
65,000
0,589
0,500
58,850
7,063
58,850
7,652
18,000
80,000
0,589
0,500
58,850
7ult
25,000
90,000
0,589
0,500
28,000
29,000
84,000
0,589
80,000
0,589
10
30,000
75,000
11
31,000
12
32,000
No
0
1
s (MPa)
s
(mm/mm)
A'
(mm2)
0,000
0,000
0,000
96,280
0,030
80,235
0,030
93,475
207,727
0,070
222,271
0,068
89,980
96,280
296,012
0,100
325,619
0,095
87,526
33,500
96,280
301,205
0,120
337,357
0,113
85,962
36,500
96,280
337,557
0,130
381,449
0,122
85,202
10,595
40,000
96,280
415,455
0,180
490,252
0,166
81,591
58,850
14,716
46,000
96,280
477,773
0,250
597,241
0,223
77,021
0,500
58,850
16,481
42,000
96,280
436,228
0,280
600,000
0,247
65,526
0,500
58,850
17,070
40,000
96,280
415,455
0,290
605,000
0,255
57,432
0,589
0,500
58,850
17,659
37,500
96,280
389,489
0,300
610,000
0,262
49,786
65,000
0,589
0,500
58,850
18,247
32,500
96,280
337,557
0,310
614,000
0,270
40,246
55,000
0,589
0,500
58,850
18,836
27,500
96,280
285,625
0,320
620,000
0,278
33,230
Beberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen Plat adalah
sebagai berikut :
Tegangan yield
y = Py/A0
= 33,5 kN/ 96,280 mm
= 0,34 kN/mm
Tegangan maksimum
u = Pu/A0
= 46,00 kN /96,280 mm.
= 0,47 kN/mm2
Regangan maksimum
max = (L1 - L0)/L1 x 100%
= (76,85-58,85) mm /76,85 mm) x 100%
= 23,42 %
Reduksi penampang (Reduction of Area)
RA = (A0 A1)/A0 x 100%
= (96,28 33,23)mm / 96,28 mm x 100%
= 65,48 %
Modulus Elastisitas titik ke-2
E = /
= 207,72 MPa / 0,07 mm2
= 2967,42 MPa/mm2
Data hasil perhitungan pada Tabel 3.1 dapat digambarkan dalam gambar grafik 3.1
berikut ini:
= 23,75 mm / 39 mm
1 mm = 0,60 mm/mm
Skala
X
Skala Y
lo
(mm)
P (kN)
Ao
(mm2)
t
(MPa)
t
(mm/mm2)
s
(MPa)
s
(mm/mm)
A'
(mm2)
0
1
2
3
4yld
5
6
7
8
9ult
10
11
12
0,000
2,000
5,000
9,000
15,000
17,000
20,000
23,000
27,000
34,000
37,000
38,000
39,000
0,000
15,000
35,000
70,000
113,000
109,000
130,000
150,000
165,000
175,000
165,000
150,000
130,000
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,609
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
0,500
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
60,900
0,000
1,218
3,045
5,481
9,135
10,353
12,180
14,007
16,443
20,706
22,533
23,142
23,751
0,000
7,500
17,500
35,000
56,500
54,500
65,000
75,000
82,500
87,000
82,500
75,000
65,000
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
123,630
0,000
60,665
141,551
283,103
457,009
440,832
525,762
606,649
667,314
703,713
667,314
606,649
525,762
0,000
0,020
0,050
0,090
0,150
0,170
0,200
0,230
0,270
0,340
0,370
0,380
0,390
0,000
61,878
148,629
308,582
525,560
515,773
630,915
746,179
847,489
942,976
960,879
965,348
974,107
0,000
0,020
0,049
0,086
0,140
0,157
0,182
0,207
0,239
0,293
0,315
0,322
0,329
123,630
121,206
117,743
113,422
107,504
105,667
103,025
100,512
97,346
92,261
86,876
77,876
62,880
Beberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen Round Bar
adalah sebagai berikut :
Tegangan yield
y = Py/A0
= 56,50 kN/ 123,63 mm
= 0,45 kN/mm
Tegangan maksimum
u = Pu/A0
= 87,00 kN / 123,63 mm.
= 0,70 kN/mm2
Regangan maksimum
max = (L1 - L0)/L1 x 100%
= (74,70-60,90) mm /74,70 mm) x 100%
= 18,47 %
Reduksi penampang (Reduction of Area)
RA = (A0 A1)/A0 x 100%
= (123,63 62,88)mm / 123,63 mm x 100%
= 49,13 %
Modulus Elastisitas titik ke-2
E = /
= 141,55 MPa / 0,05 mm2
= 2831 MPa/mm2
Data hasil perhitungan pada Tabel 3.2 dapat digambarkan dalam gambar grafik 3.2
berikut ini:
50,00 kN
100,00 mm
= 0,50 kN / mm
1 mm = 0,50 kN
Skala l
= 60,45 mm / 78 mm
1 mm = 0,77 mm/mm
Tabel 3.3 Spesimen 3 Deformat
No
Skala
X
Skala
Y
lo
(mm)
P (kN)
Ao
(mm2)
t (MPa)
t
(mm/mm2)
s (MPa)
s
(mm/mm)
A' (mm2)
0,000
0,000
0,775
0,500
77,500
0,000
0,000
71,590
0,000
0,000
0,000
0,000
71,590
4,000
20,000
0,775
0,500
77,500
3,100
10,000
71,590
139,684
0,040
145,272
0,039
68,836
9,000
40,000
0,775
0,500
77,500
6,976
20,000
71,590
279,369
0,090
304,514
0,086
65,678
12,000
60,000
0,775
0,500
77,500
9,301
30,000
71,590
419,053
0,120
469,344
0,113
63,919
4yield
21,000
79,000
0,775
0,500
77,500
16,277
40,500
71,590
565,721
0,210
684,535
0,191
59,164
24,000
80,000
0,775
0,500
77,500
18,602
40,500
71,590
565,721
0,240
701,508
0,215
57,733
32,000
90,000
0,775
0,500
77,500
24,802
45,000
71,590
628,579
0,320
829,745
0,278
54,234
47,000
98,000
0,775
0,500
77,500
36,429
49,000
71,590
684,453
0,470
1006,178
0,385
48,699
8ult
62,000
100,000
0,775
0,500
77,500
48,055
50,000
71,590
698,422
0,620
1131,485
0,482
44,190
75,000
98,000
0,775
0,500
77,500
58,131
49,000
71,590
684,453
0,750
1198,345
0,560
40,907
10
77,000
90,000
0,775
0,500
77,500
59,681
45,000
71,590
628,579
0,770
1208,456
0,571
40,445
12
78,000
79,000
0,775
0,500
77,500
60,456
39,500
71,590
551,753
0,780
1209,000
0,577
40,130
Beberapa sifat mekanik yang didapat dari pengujian tarik pada spesimen Deformat
adalah sebagai berikut :
Tegangan yield
y = Py/A0
= 40,50 kN/ 71,59 mm
= 0,56 kN/mm
Tegangan maksimum
u = Pu/A0
= 50,00 kN / 71,59 mm.
= 0,69 kN/mm2
Regangan maksimum
max = (L1 - L0)/L1 x 100%
= (95,35 77,50) mm /95,35 mm) x 100%
= 12,90 %
Reduksi penampang (Reduction of Area)
RA = (A0 A1)/A0 x 100%
= (71,59 40,13)mm / 71,59 mm x 100%
= 43,94 %
4.1 Kesimpulan
Dari hasil penghitungan dan pembahasan diatas, maka diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.1 Sifat mekanik
No Spesimen
1 Plat
2 Round Bar
3 Deformat
y(MPa)
301,20
457,09
565,72
u(MPa)
477,77
703,71
698,42
E(MPa/mm2)
2967,42
2831,00
3104,00
max(%)
23,42
18,47
12,90
RA(%)
65,48
49,13
43,94
Spesimen 3 memiliki kekuatan elastis paling besar karena nilai tegangan yieldnya
paling besar
Ketidak tepatan hasil percobaan disebabkan oleh kesalahan pemasangan spesimen pada
mesin uji tarik, pembacaan nilai hasil pengujian yang kurang tepat, ketidaktelitian
pengukuran material yang tidak homogen (luasan tidak sama), pembulatan bilangan
desimal pada perhitungan dan hasil perhitungan itu sendiri, kesalahan pengambilan titik
pada kurva hasil pengujian serta kesalahan dari praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Harsono, Dr, Ir & T.Okamura, Dr, [1991], Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradya
Paramita, Jakarta
Wachid Suherman, Ir, [1987], Diktat Pengetahuan Bahan, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS
Dosen Metallurgi, [1986], Petunjuk Praktikum Logam, Jurusan Teknik Mesin FTI, ITS
M.M. Munir, [2000], Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik Bangunan Kapal,
PPNS
Budi Prasojo, ST [2002], Buku Petunjuk Praktek Uji Bahan, Jurusan Teknik Permesinan
Kapal, PPNS