Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2; Etiologi
spontan
(non
traumatik)
akibat
pecahnya
malformasi vaskular.
Menurut Machfoed (2011), ciri khas dari kasus perdarahan
subaraknoid adalah keluhan nyeri kepala mendadak, dengan gambaran
nyeri kepala paling hebat selama hidup atau seperti ada yang
menghantam kepala saya. Keluhan ini terjadi mendadak dan
seringkali penderita mengalami penurunan kesadaran sesaat ketika
onset. Dua pertiga kasus terjadi ketika penderita sedang tidur atau
melakukan aktivitas sehari-hari, sedangkan sisanya terjadi ketika
melakukan aktivitas fisik yang berat. Pemeriksaan neurologi
Unruptured
II
III
IV
4; Patofisiologi
individu yang tidak mengidap hipertensi, diperlukan pemeriksaanpemeriksaan untuk mengetahui kausa lain seperti gangguan
perdarahan, malformasi arteriovena, dan tumor yang menyebabkan
erosi. Lokasi perdarahan intraserebrum yang berdekatan dengan
basal ganglia dan kapsula interna sering menerima beban terbesar
tekanan dan iskemia yang disebabkan oleh stroke tipe ini.
Mengingat bahwa basal ganglia memodulasi fungsi motorik
volunter dan bahwa semua serat saraf aferen dan eferen di separuh
korteks mengalami pemadatan untuk masuk dan keluar dari kapsula
interna, maka dapat dilihat bahwa stroke di salah satu bagian ini
menimbulkan defisit neurologi fokal yang cepat dan memburuk
secara progresif dalam bebrapa menit sampai kurang dari 2 jam.
dapat
berlangsung
cepat.
Penyebab
perdarahan
pengucapan
yang
tidak
jelas.
Kesulitan
dalam
5; Pemeriksaan penunjang
dilanjutkan
pemeriksaan
spektrofotometri
cairan
c; Pemeriksaan
angiografi
selektif
dilakukan
pada
penderita
6; Diagnosis banding
7; Penatalaksanaan
Hipertensi
Bila tekanan darah sistol > 220 diastol >140 mmHg, atau MAP
rerata >145 mmHg dapat diberikan antihipertensi parenteral
dengan nikardipin, diltiazem, atau labetalol. Bila tekanan darah
sistol 180-220 mmHg atau diastol 105-140 mmHg atau MAP
rerata 130 mmHg dapat diberikan juga obat antihipertensi
seperti di atas. Bila tekanan darah sistol <180 mmHg diastol
<105, tangguhkan pemberian antihipertensi. Pada fase akut
tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih dari 20-25% dari
MAP dalam 1 jam pertama.
2;
Kejang
Pada status kejang; pada saat kejang diberikan injeksi
diazepam bolus lambat intravena 5-20 mg diikuti fenitoin
loading dose 15-20 mg/kg/menit dengan kecepatan maksimum
50 mg/menit dan diberikan dosis pemeliharaan 5 mg/kg/hari.
Apabila kejang tidak teratasi perlu dirawat di ICU.
3;
35)
3; Menghindari pemberian cairan glukosa/hipotonik
4; Posisi pasien menghindari penekanan vena jugular
5; Pemasangan urine kateter
6; Mencegah konstipasi
7; Menurunkan metabolisme dengan membuat hipotermi.
b; Medikamentosa :
operatif
dilakukan
pada
kasus
perdarahan
b;
pencegahan
hipovolemia
dan
vasospasme.
Terapi
2;
3;
160-200 mmHg.
4;
d;
e;
Pencegahan hiponatremia
1;
2;
Monitor
status
volume
cairan
penderita
perdarahan
f;
8; Komplikasi
fisik akibat berbaring lama tanpa dapat bergerak adalah hal yang tidak
dapat dihindari. Ada beberapa komplikasi dari penyakit stroke, yaitu:
a; Hipoksia serebral diminimalkan dengan memberi oksigenasi
diterima
akan
membantu
dalam
mempertahankan
oksigenasi jaringan.
b; Penurunan aliran darah serebral. Aliran darah serebral bergantung
pasien
tidak
sadar. Perlu
diperhatikan
dalam
antara lain:
1; Adanya snoring atau gurgling
2; Agitasi (hipoksia)
3; Penggunaan otot bantu pernafasan
4; Sianosis
c; Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas
airway/nasopharyngeal
airway,
3; Circulation
berkisar
pada
tingkat
letargi,
stupor,
dan
b; Secondary Assessment
plester, makanan)
M
sakit
kepala.
b; Mata
Periksa
adanya
nyeri,
penurunan
atau
hilangnya
pendengaran.
e; Mulut
f;
Toraks
Inspeksi: peningkatan produksi sputum, sesak nafas,
penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan frekuensi
pernafasan.
Palpasi : taktil fremitus seimbang kanan dan kiri pada klien
dengan tingkat kesadaran compos mentis.
Perkusi : untuk mengetahui kemungkinan hipersonor dan
keredupan.
Auskultasi : bunyi nafas tambahan seperti ronkhi pada klien
stroke dengan penurunan tingkat kesadaran koma. Tidak
didapatkan bunyi nafas tambahan pada klien dengan tingkat
kesadaran compos mentis.
g; Abdomen
pada jari-jari
Abdusens (N.VI)
Apabila akibat stroke mengakibatkan paralisis sesisi otototot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan
konjugat unilateral di sisi yang sakit.
d; Syaraf Trigeminalis (N.V)
Hematoma serebral
deficit neurologi
Hemisfer kanan
hemiparese/plegi kanan
Hemisfer kiri
hemiparese/plegi kiri
2; Diagnosa Keperawatan
Diagnosa
keperawatan
adalah
suatu
label
singkat,
a;
b;
Ketidakefektifan
pola
nafas
berhubungan
dengan
hiperventilasi.
c;
3; Intervensi Keperawatan
intervensi
keperawatan
yang
dibuat
untuk
2 Pola
Nafas
Efektif
TidakNOC :
NIC :
a; Vital sign Status Vital sign Monitoring
Batasan karakteristik :
a; Monitor TTV
a; Menggunakan ototKriteria Hasil :
b; Monitor frekuensi,
menunjukan
tandapernafasan
irama pernapasan, &
tanda vital dalam
tambahan
pola pernapasan
rentang
normal
b; Dyspnea
c; Monitor
sianosis
c; Nafas pendek
perifer
d; Monitor
adanya
Faktor yang
cushing
triad
berhubungan
:
(tekanan nadi yang
Hiperventilasi
melebar,bradikardi, p
eningkatan sistolik)
3 Perfusi
JaringanNOC :
NIC :
Serebral tidak Efektif
Circulation status Intrakranial
Pressure
Tissue Prefusion :(ICP) Monitoring
Serebral
serebral
a; Abnormalitas
a; Monitor
tekanan
bicara
Kriteria Hasil: tidak
intrakranial pasien
b; Kelemahan
ada
tanda
tanda b; Monitor
respon
c; Perubahan statuspeningkatan tekanan
neurologi terhadap
mental
intrakranial.
aktivitas
d; Perubahan
pada
c; Restrain pasien
respon motorik
d; Monitor angka WBC
e; Perubahan reaksi
e; Kolaborasi
terapi
pupil
antibiotik
f; Berikan
informasi
Faktor
yang
kepada keluarga
berhubungan : iskemia
g; Monitor
irama
jantung (EKG)
Implem
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi
adalah
pelaksanaan
keperawatan
yang
DAFTAR PUSTAKA
(2009).
Pnelitian
Ilmu
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN STROKE HEMORAGI
DISUSUN OLEH :
Disti Widiastuti
13068