Вы находитесь на странице: 1из 10

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN BUKU STANDAR TANAMAN OBAT HERBAL KABUPATEN KAUR

Uraian Pendahuluan
1. Latar Belakang

1) Penataan dan standarisasi tanaman Obat Herbal berhubungan


dengan penataan Kawasan Tanaman obat yang pada
hakekatnya adalah membuat sebuah kawasan/sebidang tanah
baik di suatu areal, kebun ataupun ladang yang digunakan
untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai
obat dalam rangka memenuhi keperluan obat tradiosional
(herbal). Kebun tanaman obat atau bahan obat dan
selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya
obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan;
2) untuk memenuhi keperluan alam bagi kehidupan, termasuk
keperluan untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan
secara tradisional (obat). Kenyataan menunjukkan bahwa obat
yang berasal dari sumber bahan alami khususnya tanaman
telah memperlihatkan peranannya dalam penyelenggaraan
upaya-upaya kesehatan masyarakat. Pemanfaatan tanaman
Obat Herbal yang digunakan untuk pengobatan gangguan
kesehatan keluarga menurut gejala umum seperti Demam
panas, Batuk, Sakit perut, Gatal-gatal dan sakit lain-lainnya
3) Saat ini permasalahan tanaman Obat khusus Kabupaten Kaur
belum di produksi secara masal, yang relatif ada adalah
tanaman obat keluarga (TOGA) yang di tanaman pada bidangbidang tanah dan sifatnya mandiri pembudidayaannya oleh
masyarakat
setempat.
Jenis
tanaman
yang
harus
dibudidayakan untuk tanaman obat keluarga. Sedangkan jenis
tanaman obat herbal terdapat beberapa jenis dan
memungkinkan di kembangkan di Kabupaten Kaur khususnya
seperti jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria atau
standar sebagai berikut:
Jenis tanaman yang disebutkan dalam buku pemanfaatan
tanaman obat . Jenis tanaman yang lazim digunakan
sebagai obat didaerah pemukiman.
Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik
di daerah pemukiman baik dengan tabulapot (tanaman
budi daya pot) atau tabulakar(tanaman budi daya
pekarangan).
Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan
lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak (apotek
hidup dan warung hidup)
Jenis tanaman yang hampir punah
Jenis tanaman yang masih liar
Jenis tanaman obat yang disebutkan adalah tanaman yang

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di


daerah pemukiman.
4) Tanaman obat tidak memberikan efek negatif atau efek
samping yang lebih banyak daripada obat-obatan modern
yang diolah dari berbagai macam bahan kimia. Ada begitu
banyak tanaman obat yang berkualitas tinggi dan bermanfaat
sebagai obat herbal alami. Macam Macam Tanaman Obat
herbal merupakan tanaman yang diperoleh dari hasil budidaya
sebagai obat. Tanaman obat sengaja ditanam di atas tanah,
baik di suatu areal, halaman rumah, di kebun maupun ladang
yang nantinya akan dimanfaatkan secara pribadi atau di jual
sebagai tanaman obat herbal. Tanaman obat Herbal telah
berkembang sejak lama, berasal dari Mesir Kuno, Yunani Kuno,
Cina, Inggris hingga ke Indonesia. Ada cukup banyak jenis
tanaman obat yang masih digunakan hingga saat ini,
diantaranya adalah Daun dewa biasa dimanfaatkan untuk
mengobati muntah darah bahkan pembengkakan yang terjadi
pada payudara. Seperti Seledri dan belimbing merupakan
tanaman obat yang biasa digunakan untuk mengobati
hipertensi. Kelor merupakan jenis tanaman obat yang baik
untuk mengobati demam serta panas dalam, Daun bayam duri
bisa menjadi obat alternatif untuk mengatasi anemia,
Kangkung dapat mengatasi masalah sulit tidur yang kerapkali
mengganggu waktu istirahat, Pacar cina dapat dimanfaatkan
untuk mengobati penyakit kelamin sedangkan Saga dapat
dimanfaatkan untuk mengatasi sariawan serta mengobati
batuk
5)

Semua tanaman obat herbal di atas, cukup diambil


dedaunannya saja.Selain berbagai jenis tanaman obat herbal
diatas, perlu di jelaskan tanaman obat yang memungkinkan di
budidayakan di Kabupaten Kaur seperti di bawah ini :
-

Temulawak
Temulawak merupakan tanaman obat asli khas Indonesia
yang telah dimanfaatkan sejak lama oleh leluhur, secara
turun temurun, temulawak dimanfaatkan untuk mengobati
sakit kuning, perut kembung, maag dan membantu
menstabilkan tekanan darah, dan juga baik untuk
meningkatkan sistem kekebalan atau imunitas tubuh.

Jahe
Sejak zaman dahulu, rimpang jahe dimanfaatkan untuk
mengatasi keluhan masuk angin, mabuk kendaraan serta
sakit kepala dan pusing. Kandungan antioksidan yang
terdapat di dalam rimpang jahe bermanfaat untuk
memperlambat proses penuaan, meningkatkan sistem
kekebalan tubuh serta menghambat oksidasi kolesterol.

Bawang Putih
Memiliki
manfaat

yang

sangat

beragam,

dapat

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

dimanfaatkan untuk mengobati flu, batuk, dan mampu


membunuh bakteri serta virus jahat yang menyebabkan
penyakit. Penelitian menunjukkan jika konsumsi bawang
putih dapat membantu menurunkan kolesterol tinggi yang
mana dapat mengurangi risiki hipertensi dan penyakit
jantung.
-

Sambilito
Hasil dari penelitian mengatakan jika kandungan
Andrigrapholide, senyawa lakton diterpenoid bisiklik yang
terdapat di dalam sambilito bersifat melindungi hati serta
terbukti efektif menjaga kesehatan hati dari berbagai efek
negatif parasetamol maupun galaktosamin, sambiloto juga
mampu memperlambat pertumbuhan serta perkembangan
sel kanker.

Cengkeh
Bermanfaat untuk mengatasi berbagai keluhan seputar
kesehatan, seperti sakit kepala, sakit gigi, mual dan
muntah, masuk angin, perut kembung dan gangguan pada
pencernaan, kolera, asma serta membantu memperlancar
sirkulasi darah dan senantiasa selalu mengatur suhu tubuh.

6) Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk


mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
Upaya preventif (pencegahan)
Upaya promotif (meningkatkan/menjaga kesehatan)
Upaya kuratif (penyembuhan penyakit) selain itu juga
berfungsi untuk
Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat khusus
Kabupaten Kaur, karena Kabupaten Kaur punya potensi
dengan memliki kekayaan banyak tanaman obat ;
7) Upaya
Pemerintah
Kabupaten
Kaur
melalui
Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) kabupaten
Kaur penataan pemanfaatan tanaman Obat Herbal berfungi
juga sebagai Sarana untuk pelestarian alam. Pelestarian
tanaman bermanfaat, Apabila pembuatan tanaman obat alam
diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali,
maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuhtumbuhan tidak akan mengalami kepunahan. Selain itu
penataan dalam bentuk membuat kegiatan standarisasi
Tanaman Obat Herbal Kabupaten Kaur juga berfungsi sebagai
saran Penghijauan. Untuk menghijaukan bukit-bukit yang saat
ini
mengalami
penggundulan,
dapat
dianjurkan
penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk
pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon
trengguli dan lain-lain.
8) Selain itu juga dengan membuat perencanaan untuk tanaman

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

obat herbal Kabupaten Kaur diharapkan juga memberi dampak


pada pendapatan masyarakat. Pemerataan pendapatan
dihasilkan kalau dalam standar yang dihasilkan dalam kajian
mengarahkan dalam bentuk Tanaman Obat Keluarga (Toga)
yang berfungsi sebagai sarana untuk menyediakan bahan obat
bagi keluarga dengan implikasi logis sebagai sumber
penghasilan bagi keluarga tersebut.Dengan adanya Toga dan
bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan
keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya.
Untuk menghasilkan
keindahan
diperlukan
perawatan
terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di
pekarangan rumah.
9) Upaya penataan dan pengembangan tanaman obat Herbal
melalui penyusunan Detail Engineering Desain (DED) tanaman
Herbal dengan kegiatan awal adalah penyusunan Buku
Standarisasi Tanaman Obat Herbal Kabupaten Kaur merupakan
suatu terobosan untuk pengembangan beberapa fungsi positif
yaitu, penghijauan, peningakatan pendapatan masyarakat dan
menjadikan Kabupaten Kaur sentra pengembangan Tanaman
Obat Herbal . Selain diharapkan dapat meningkatkan
kehidupan
sosial
ekonomi
mastarakat
sekitar
dan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kaur,
pengembangan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan
pengembangan pada rekayasa produksi massa tanaman obat
herbal, namun di perlukan acuan dan standar pengembangan
tanaman obat herbal dalam bentuk buku standar;
10) Melalui penyusunan Detail Engineering Desain (DED) tanaman
obat Herbal dengan melakukan Kegiatan penyusunan Buku
Standr Tanaman Obat Herbal Kabupaten Kaur, pada dasarnya
dibutuhkan partisipasi langsung masyarakat di ajak untuk
membudidayakan tanaman obat herbal di Kabupaten Kaur,
sehingga di
hasilkan
kolaborasi
antara
peningkatan
pendapatan masyarakat atas pengembangan Tanaman Obat
Herbal di Kabupaten Kaur;
2. Maksud dan Tujuan

1) Adapun Maksud dari kegiatan DED tanaman Herbal dalam


bentuk penyusunan Buku Standar Tanaman Obat Herbal
Kabupaten Kaur adalah membuat suatu perencanaan yang
mencakup kegiatan:
(a) Tahap Persiapan Perencanaan (Konsep Rancangan)
(b) Tahap Pra Rencana
(c) Tahap Penataan
(d) Tahap Pelelangan
Serta Dokumen atau kelengkapan lain yang dianggap perlu
sebagai penyempurnaan hasil DED Tanaman Obat Herbal Kab.
Kaur.
2) Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan hasil
perencanaan dalam bentuk DED tanaman obat herbal Kab.
Kaur sesuai dengan kebutuhan dilapangan dan karakteristik
daerah
perencanaan
sehingga
didapatkan
dokumen
perencanaan dengan fokus pada pembutan buku standar
tandaman obat herbal yang lengkap dan dapat digunakan

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

sebagai pedoman bagi tahapan perencanaan selanjutnya.


Secara umum kegiatan ini harus menghasilkan dokumen yang
diperlukan dalam bentuk buku standar tanaman obat herbal Kab.
Kaur dengan prinsip pembangunan berwawasan lingkungan;
3. Sasaran

Terwujudnya suatu perencanaan yang komprehensif baik ditinjau


dari aspek sosial, managerial dan lingkungan maupun dari aspek
ekonomis
serta
tahapan-tahapan
pelaksanaan
kegiatan
penyususnan buku standr tanaman obat hrbal Kab. Kaur dan bisa
menerjemahkan secara fisik berdasarkan aturan teknis yang yang
berlaku serta pemenuhun keseluruhan data administrasi, teknis
maupun kelengkapan lain yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
tahapan rencana selanjutnya ;

4. Lokasi Kegiatan

Kegiatan jasa konsultansi ini dilaksanakan di Kabupaten Kaur


Propinsi Bengkulu;

5. Sumber Pendanaan
dan Perkiraan
Biaya

1) Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Kabupaten


Kaur Tahun Anggaran 2016 ;

6. Nama dan
Organisasi Pejabat
Pembuat Komitmen

Nama PA

2) Total perkiraan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan


pekerjaan ini adalah sebesar Rp. 130.000.000,00 (Seratus Tiga
Puluh Juta Rupiah) (Harga Perkiraan Sendiri Terlampir);
: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Kabupaten Kaur ;
Nama PPTK

: ....................................

Satuan Kerja : Bappeda Kabupaten Kaur ;


Data-data Penunjang
7. Data Dasar

1) Hasil pengamatan dan pemeriksaan pada lokasi pekerjaan


secara komprehensif untuk mendapatkan data primer dalam
penyusunan Detail Engineering Desain (DED) Tanaman Obat
Herbal ;
2) Untuk penyusunan Kegiatan penyusunan Detail Engineering
Desain (DED) Tanaman Obat Herbal adalah dilokasi tersebut
diperlukan data tentang jenis-jenis tanaman obat herbal serta
mengikuti persyaratan-persyaratan yang berlaku secara
kesehatan, lingkungan hdup maupun kebiasan masyarakat
setempat

8. Peraturan

1) Undang-Undang no 27 Tahun 2011 tentang Rencana Tata


Ruang Wilayah
2) Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Lingkungan
Hidup
3) Undang-undang No 13 Tahun 2010 Tentang Hortikultura
4) Pepres Nomor 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
5) Peraturan Menteri Pertanian No 57 Tahun 2017 Tentang
Pedoman Penanaman Tanaman Obat yang Baik

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

9. Studi-studi
Terdahulu

Pengalaman kerja suatu perusahaan dalam bidang yang sama


akan berpengaruh terhadap kinerja suatu perusahaan dalam
mengembangkan
suatu
karya
perencanaan,
sehingga
menghasilkan karya perencanaan yang optimal dan dapat
dipertanggung jawabkan secara professional;

10.
Referensi
Hukum

Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa berdasar pada


referensi hukum : Pedoman, kriteria, referensi hukum dan
standart yang digunakan dalam menyelesaikan pekerjaan ini
adalah yang berlaku di Indonesia secara umum dan khusus;
Ruang Lingkup

11. Ruang Lingkup


Pengadaan/Lokasi
Dan Data

1) Ruang lingkup pekerjaan perencanaan DED tanaman Herbal


dalam bentuk penyusunan buku standar tanaman obat herbal
Kab. Kaur adalah :
a. Lingkup layanan Konsultan
(1) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk
mendapatkan arahan dan kebijakan yang berkaitan
dengan penyusunan buku Standar tanaman obat
herbal ;
(2) Melakukan peliputan data dan informasi terkait dengan
pemanfaatan lahan oleh masyarkat sebagai tanaman
obat keluarga (TOGA) dan rencana pemanfataan lahan
yang lebih luas untuk sentra tanama herbal Kabupaten
Kaur;
(3) Mengidentifikasi permasalahan yang ada terutama
masukan-masukan dari pihak Owner dan User;
(4) Melakukan kajian tentang kondisi lokasi kegiatan
(Analisa Kontekstual);
(5) Menetapkan konsep perancangan makro dan mikro;
(6) Menyiapkan
daftar
tanaman
obat
yang
memungkinakan di budidayakan;
(7) Membuat rencana anggaran biaya pelaksanaan (RAB) ;
(8) Menyiapkan pelaporan administrasi dan teknis;
b. Lingkup Perencanaan perencanaan DED tanaman herbal
dalam bentuk penyususnan buku standar tanaman obat
herbal kabupaten
Kaur
dimaksud , maka minimum
Konsultan harus melakukan hal berikut :
(1) Tahapan Persiapan :
Melakukan penyusunan rencana kerja dan metode
pendekatan studi format-format yang diperlukan dalam
hal pengumpulan data dan analisa;
(2) Tahapan Survey Lapangan :
Kegiatan
survey
lapangan
dimaksudkan
untuk
pengumpulan data sekunder dan data primer;
(3) Menyusun Rencana dan Analisis
(a) Analisis Lingkungan
Analisa Lahan budidaya
Analisa potensi pengembangan tanaman obat
Analisa tanaman obat herbal sebagai Ruang
Terbuka
Analisa Infrastruktur pendukung budidaya tanaman
obat
(b) Pemograman Fasilitas Fisik

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

Program Kegiatan
Program Ruang
Program Pengelolalaan

c. Menyusun Buku Standar Tanaman Obat Herbal


Pada bagian ini mencakup tahapan pekerjaan yang
mencakup perancangan penataan suatu kawasan untuk
pengembangan tanama obat herbal yang berpotensi
sebagai produksi kabupaten Kaur yang pad gilirannya akan
menjadi komoditas yang bisa di unggulkan. meliputi
beberapa tahap pelaksanaan pekerjaan yang antara lain :
Lingkup perencanaan penyusunan diatas merupakan ruang
lingkup pekerjaan minimum yang harus tertuang dalam hasil
pekerjaan, pengembangan pembahasan dan kajian serta
modifikasi pola penyusunan pelaporan dalam konteks
penyempurnaan hasil pekerjan akan didiskusikan secara
bersama-sama pada saat pelaksanaan pekerjaan antara
instansi terkait, tim teknis dan Konsultan Perencana;
DED tanaman Obat Herbal dalam bentuk penyususan Buku
standar Tanaman Obat Herbal Kabupaten Kaur harus
mengakomodir prinsip-prinsip kesehatan dan lingkungan hidup
yang berkelanjutan dimana suatu perencanaan yang baik dan
berhasil
secara
optimal
didasarkan
harus
bisa
mempertahankan
kelestarian
lingkungannya
dan
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat;
12.
Fasilitas
Penunjang
13. Keluaran

Data dan fasilitas yang dapat disediakan oleh PA/KPA/PPK adalah


data teknis maupun data non teknis dan surat menyurat kepada
instansi terkait dalam rangka pengumpulan data dan survey;
Penyedia jasa konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil kegiatan/satuan kerja pejabat pembuat
komitmen mencakup hal berikut :
a) Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran yang
diminta, konsultan perencana menyusun jadwal pertemuan
berkala dengan pemberi tugas dan tim teknis;
b) Konsultan
wajib menyiapkan materi presentasi (jika
diperlukan) dalam bentuk hard copy dan soft copy dihadapan
tim teknis, semua pihak terkait, dan selanjutnya menghimpun
seluruh
masukan
dan
pertanyaan
dalam
upaya
penyempurnaan hasil perencanaan;
c) Dalam melaksanakan pekerjaan, konsultan harus berpedoman
pada masa pelaksanaan pekerjaan dengan batas waktu
maksimum 2 (dua) bulan/60 hari kalender;

14. Peralatan, Material,


Personil dan
Fasilitas dari Pejabat
Pembuat Komitmen

PPK/PA menyediakan surat referensi jika dibutuhkan untuk


mempermudah mengakses data yang diperlukan;

15. Lingkup
Kewenangan
Penyedia Jasa

Penyedia Jasa berwenang mendapatkan penjelasan/ekspose


laporan data dan fakta, dan laporan akhir, serta hasil pekerjaan;

16. Waktu Pelaksanaan


Yang Diperlukan

Jangka waktu penyelesaian pekerjaan adalah 3 (tiga) bulan/90


hari kalender;

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

17. Personil Yang


Dibutuhkan

Posisi

Kualifikasi

Jumlah
Orang
Bulan

Tenaga Ahli :
1) Ahli Biologi
(Team Leader)

2) Ahli Pertanian

Berlatar
belakang
pendidikan setidaknya S2
Biologi dan pengalaman
relevan minimal 3 tahun
dalam bidang penelitian,
karena bersifat filosofis
ilmiah
dalam
bentuk
penyusunan
buku
dan
tidak adanya kualifikasi
teknis untuk bidang biologi
maka akan bersifat non
kualifikasi (non SKA);

1 org x 3bln

Berlatar
belakang
pendidikan S2 pertanian
dan pengalaman relevan
minimal 3 tahun dalam
bidang penelitian, karena
bersifat
filosofis
ilmiah
dalam bentuk penyusunan
buku dan tidak adanya
kualifikasi teknis untuk
bidang pertanian maka
akan
bersifat
non
kualifikasi (non SKA);

3) Ahli Sosial

4) Planologi

Berlatar
belakang
pendidikan S1 sosiologi
atau
antropologi
/S2
sosilogi atau antroplogi
dan memiliki pengalaman
kerja yang sesuai, dan
pengalaman
relevan
minimal 3 tahun untuk S1
& 1 tahun untuk S2;

1 org x 3 bln

Berlatar
belakang
pendidikan S2 Perencanaan
Wilayah dan Kota didukung
adanya Kualifikasi Teknis
dengan setidaknya memiliki
SKA Ahli muda bidang
perencanaan Wilayah ddan

1 org x 3 bln

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

Kota.

18. Pelaporan

Tenaga Pendukung (jika ada):


1) Surveyor
S1/D3 Pertanian /
Kesehatan;

3 org x 3 bln

2) Draftman

S1/D3 Pertanian / Kesehatan

1 org x 3 bln

3) Operator
Komputer

D3/Komputer/Manajemen
Administrasi;

1 org x 3 bln

1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat : Rencana Kerja, Metodologi dan
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya: 14 (empat belas) hari kerja sejak SPMK
diterbitkan, buku laporan ini sebanyak 5 (lima) buku laporan;
2) Laporan Kemajuan
Laporan Kemajuan memuat : hasil kegiatan penelitian
lapangan (survey) dan studi literatur yang telah dilaksanakan
berdasarkan Laporan Pendahuluan yang telah disampaikan,
buku laporan ini sebanyak 5 (lima) buku laporan;
3) Laporan Akhir (buku Standar tanaman obat herbal)
Laporan Akhir memuat : Laporan ini sebagai hasil final dari
seluruh pekerjaan yang disempurnakan dari serangkaian
diskusi/seminar, buku laporan ini sebanyak 5 (lima) buku
laporan;

19. Bidang dan Sub


Bidang Layanan
Jasa Konsultansi

Klasifikasi jasa konsultansi bidang dan sub bidang sebagai


berikut :
1) Bidang Penataan Tata Lingkungan ;
2) Sub Bidang Pertanian
Hal-hal Lain

20. Produksi
Dalam Negeri

Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus


dilakukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesiankecuali
ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan pertimbangan
keterbatasan kompetensi dalam negeri.

21. Pedoman
Pengumpulan
Data Lapangan

Pengumpulan data lapangan harus memenuhi persyaratan, yaitu


memperoleh ijin dari pihak terkait dan membawa surat referensi
dari pemilik pekerjaan.

22. Alih Pengetahuan

Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk


menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen.

23. Penutup

Dengan tersusunnya Kerangka Acuan Kerja (KAK) , maka


tersedianya Detail Engineering Desain (DED) Tanaman obat Herbal
dengan kegiatan Penyusunan Buku Standar Tanaman Obat Herbal
Kabupaten Kaur ;

Standarisasi Tanaman Obat Kabupaten Kaur

Diperiksa Oleh :
Pejabat Pembuat Komitmen

Kaur ,

April 2016

Dibuat Oleh :
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

.....................................
NIP. ......................................

.......................................
NIP. ..........................

10

Вам также может понравиться