Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Corpus alienum atau benda asing di hidung adalah benda asing yang
berasal dari luar tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak
terdapat pada hidung. Benda asing dalam suatu organ dapat terbagi atas benda
asing eksogen (dari luar tubuh) dan benda asing endogen (dari dalam tubuh).
Selain itu benda asing dapat terbagi atas dua jenis , yaitu benda hidup (organik)
dan benda mati (anorganik). Contoh benda asing organik, antara lain lintah, lalat,
larva, sedangkan benda asing anorganik, misalnya manik-manik, kertas, tisu,
logam, baterai kecil, kacang-kacangan, dan lain-lain.1
Kasus benda asing di hidung sering ditemui oleh dokter di pelayanan
kesehatan primer. Kasus ini paling sering dialami oleh anak dan balita. Benda
asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga hidung
tenggorok yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Kebanyakan kasus benda
asing asimtomatik dan terdapat sekitar 11% dari seluruh kedaruratan dibidang
telinga hidung dan tenggorok.2
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing dalam hidung
antara lain faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial dan
tempat tinggal), kegagalan mekanisme proteksi normal (keadaan tidur, penurunan
kesadaran, alkoholisme, dan epilepsi), ukuran, bentuk, serta sifat benda asing,
serta faktor kecerobohan. Benda asing dapat dapat menyebabkan morbiditas
bahkan mortalitas bila masuk ke saluran nafas bawah.3
Sebagai dokter pada layanan primer, diagnosis benda asing di hidung
harus dapat ditegakkan dan ditatalaksana secara komprehensif. Dokter keluarga
dapat mengeluarkan benda asing tersebut, namun hal ini bergantung pada
beberapa faktor seperti lokasi dari benda asing, bahan material benda asing,
apakah benda berupa bahan yang mudah diambil ( lebut dan irregular) atau tidak
mudah diambil (keras dan bulat), ketrampilan dokter, dan kerjasama pasien. 4 Oleh
karena itu pengkajian terhadap benda asing di hidung yang merupakan level
kompetensi 4 dan sering terjadi di masyarakat sangat penting dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
inferior dengan dasar hidung dan dinding lateral hidung dinamakan meatus
inferior, berikutnya celah antara konka media dan dinding lateral hidung disebut
meatus media dan celah antara konka konka superior dan dinding lateral hidung
disebut meatus superior.5
1. Dasar hidung
Dasar hidung dibentuk oleh prosesus palatine os maksila dan
prosesus horizontal os palatum. .
2. Atap hidung
Atap hidung terdiri dari kartilago lateralis superior dan inferior, os
nasal, prosesus frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan korpus
os sphenoid.Sebagian besar atap hidung dibentuk oleh lamina
kribrosa yang dilalui oleh filament-filamen n.olfaktorius yang
berasal dari permukaan bawah bulbus olfaktorius berjalan menuju
bagian teratas septum nasi dan permukaan kranial konka superior.
3. Dinding Lateral
Dinding lateral dibentuk oleh permukaan dalam prosesus frontalis
os maksila, os lakrimalis, konka superior dan konka media yang
merupakan bagian dari os etmoid, konka inferior, lamina
perpendikularis os platinum dan lamina pterigoideus medial.
4. Konka
Fosa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh tiga buah konka ;
celah antara konka inferior dengan dasar hidung disebut meatus
inferior ; celah antara konka media dan inferior disebut meatus
media, dan di sebelah atas konka media disebut meatus superior.
Kadang-kadang didapatkan konka keempat (konka suprema) yang
teratas. Konka suprema, konka superior, dan konka media berasal
dari massa lateralis os etmoid, sedangkan konka inferior
hidung
mempunyai
nama
yang
sama
dan
berjalan
10
2.3 Definisi
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda asing yang berasal
dari luar tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak terdapat pada
hidung. Benda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga
hidung tenggorok yang cukup sering terjadi pada anak-anak. 1
11
2.4 Epidemiologi
Benda asing di hidung adalah suatu kedaruratan yang cukup sering terjadi
di bidang telinga, hidung, dan tenggorok. Kejadian benda asing ini dapat terjadi
secara spontan atau tidak disengaja baik pada orang dewasa maupun anak-anak.
Benda asing di hidung lebih banyak kejadiannya dibandingkan dengan benda
asing di telinga. Lokasi benda asing di hidung biasanya di dasar kavum nasi, di
bawah konka inferior, atau di meatus media. Benda asing unilateral tersering di
sisi kanan sekitar dua kali di banding kiri. Hal ini mungkin disebabkan oleh
kecenderungan individu yang dominan menggunakan tangan kanan dalam hal
beraktivitas.1,7
belum memiliki gigi molar yang lengkap dan belum dapat mengunyah makanan
dengan baik. Benda asing pada hidung lebih sering terjadi pada anak-anak yang
berusia 2-4 tahun karena anak yang berumur 2-4 tahun cenderung memasukkan
benda-benda yang ditemukan dan dapat dijangkau ke dalam lubang hidung, mulut,
atau oleh teman bermain. Selain itu pada anak yang berusia 1-3 tahun belum
terjadi koordinasi menelan dan penutuoan glottis yang sempurna. 6,12 Pada anakanak juga sering ditemukan benda asing pada bagian anterior kavum nasi hingga
ke bawah konka inferior dan medial. 8
Benda asing yang tersering ditemukan yaitu sisa makanan, permen, manikmanik dan kertas. Benda asing seperti plastik dapat pula bertahan lama karena
sukar didiagnosis akibat sifatnya yang noniritatif dan radiolusen sehingga tidak
tampak dari pemeriksaan radiologik.
2.5 Etiologi dan Faktor Predisposisi
Benda asing yang berasal dari luar tubuh disebut benda asing eksogen,
biasanya masuk melalui hidung atau mulut.Sedangkan yang berasal dari dalam
tubuh disebut benda asing endogen.
Benda asing eksogen dapat berupa zat padat, cair atau gas.Benda asing
eksogen padat terdiri atas zat organik (yang berasal dari tumbuhan seperti kacangkacangan dan yang berasal dari kerangka binatang seperti tulang) dan zat
anorganik seprti paku, jarum, peniti, dan batu.Benda asing eksogen cair dibagi
dalam benda asing yang bersifat iritatif dan non-iritatif.Benda asing endogen
berupa secret kental, darah, bekuan darah dan lain-lain. Berikut adalah jenis-jenis
benda asing berdasarkan asalnya:2
13
1. Benda asing eksogen, yaitu yang berasal dari luar tubuh, biasanya masuk
melalui hidung atau mulut. Benda asing eksogen dapat berupa zat padat, cair
atau gas. Benda asing eksogen padat terdiri dari zat organik seperti kacangkacangan (yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan), tulang (yang berasal dari
kerangka binatang) dan zat anorganik seperti paku, jarum, peniti, batu, kapur
barus (naftalen) dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda
cair yang bersifat iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif, yaitu
cairan dengan pH 7,4.
2. Benda asing endogen, yaitu yang berasal dari dalam tubuh. Benda asing
endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta,
perkejuan, dan membran difteri. Cairan amnion, mekonium dapat masuk ke
dalam saluran napas bayi pada saat proses persalinan.1
Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan benda
asing hidup.
1
Benda asing hidup, yang pernah ditemukan yaitu larva lalat, lintah, dan
cacing.
a
Larva lalat
Beberapa kasus miasis hidung yang pernah ditemukan di hidung
manusia dan hewandi Indonesia disebabkan oleh larva lalat dari spesies
Chryssomya bezziana.Chrysomya bezziana adalah serangga yang
termasuk
dalam
famili
Calliphoridae,
ordo
diptera,
subordo
14
bagian mulutnya berwarna coklat tua atau coklat orange. Lalat dewasa
meletakkan telurnya pada jaringan hidup dan hewan berdarah panas yang
hidup liar dan juga pada manusia misalnya pada luka, lubang-lubang
pada tubuh seperti mata, telinga, hidung, mulut dan traktus urogenital.2,8
b
Lintah
Lintah (Hirudinaria javanica) merupakan spesies dari kelas
hirudinae.Hirudinea adalah kelas dari
anggota hewan
tak
bertulang
15
Cacing
Ascaris lumbricoides merupakan nematoda usus yang masih menjadi
masalah di negara berkembang seperti Indonesia. Hidung dapat menjadi
Port dentry atau tempat cacing tersebut bermigrasi dari usus untuk
mendapatkan oksigen yang lebih banyak.
2.
Benda asing mati, yang tersering yaitu manik-manik, baterai logam, kancing
baju. Kapur barus merupakan kasus yang jarang namun mengandung naftalen
yang bersifat sangat mengiritasi. Kasus baterai logam di hidung juga harus
diperlakukan sebagai kasus gawat darurat yang harus dikeluarkan segera,
karena kandungan zat kimianya yang dapat bereaksi terhadap mukosa
hidung.2
16
konsistensinya
benda
asing
dapat
juga
digolongkan
menjadi benda asing yang lunak seperti kertas, kain, penghapus, sayuran, dan
benda asing yang keras seperti kancing baju, manik-manik, baterai dan lain-lain. 5
Faktor predisposisinya yaitu:
1. Factor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisis social, tempat
tinggal)
2. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal (keadaan tidur, kesadaran
3.
4.
5.
6.
7.
2.6 Patogenesis
Benda asing mati (inaminate foreign bodies) di hidung cendrung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
17
18
untuk waktu yang lama. Gejala yang timbul bervariasi, mulai dari tanpa gejala
sampai kematian akibat sumbatan total. Biasanya pasien sering datang dengan
adanya benda asing pada salah satu rongga hidung, rhinitis berulang unilateral,
hidung berbau busuk, adanya sekret unilateral, dan epistaksis unilateral. Benda
asing umumnya adalah manik-manik, kacang-kacangan, biji-bijian, penghapus
kecil, kancing, bagian mainan, kerikil, lilin, makanan, kertas, kain, batu, dan
tombol baterai. 1,4,6,11,12,13
Pada pemeriksaan dengan rinoskopi anterior, tampak edema dengan
inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi yang akhirnya lamakelamaan dapat menimbulkan epistaksis akibat peradangan lokal dan tekanan
pada pembuluh darah. Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus sehingga
disangka sinusitis. Dalam hal demikian, bila akan menghisap mukopus haruslah
berhati-hati supaya benda asing itu tidak terdorong ke arah nasofaring yang
kemudian dapat masuk ke laring, trakea, dan bronkus.1,11
2.8 Diagnosis
Diagnosis klinis benda asing di hidung dapat ditegakkan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Setiap benda asing di saluran napas merupakan
hal serius karena dapat menyebabkan sumbatan jalan napas akut, baik total atau
sebagian. Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan karena kasus benda asing di
hidung sering tidak segera dibawa ke dokter pada saat kejadian. Data terpenting
bagi seorang klinisi dalam mengevaluasi anak dengan kecurigaan benda asing di
hidung adalah cerita dari saksi mata karena biasanya anak dengan benda asing
hidung tidak menunjukkan gejala. 1,12
19
Macam benda asing atau bahan yang masuk dan telah berapa lama benda
asing tersebut masuk sangat penting untuk diketahui. Benda asing organik di
dalam saluran napas dapat cepat mengembang karena bersifat higroskopis
sehingga dalam waktu 6 sampai 12 jam dapat menyebabkan sumbatan jalan napas
secara total. Sebaliknya pada benda asing anorganik, reaksi jaringan lebih sedikit
bahkan kadang tidak menimbulkan gejala.1,12
Kecurigaan benda asing di dalam hidung dapat muncul apabila pasien
datang pada usia anak-anak, hidung terasa tersumbat unilateral, sekret unilateral
kavum nasi yang kronik, nyeri di hidung tanpa penyebab yang jelas, atau gejala
yang menyertai seperti bersin-bersin, mendengkur, dan bernapas melalui mulut.
Gejala yang paling sering adalah hidung tersumbat, rinore unilateral dengan cairan
kental dan berbau. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis, dan
bersin.1
Pemeriksaan fisik dilakukan pada pasien dalam keadaan imobilisasi agar
memudahkan pemeriksaan. Oleh karena itu terkadang dibutuhkan obat-obat
sedatif pada pasien pediatrik atau bantuan orang tua untuk memfiksasi pasien.
Kadang-kadang terjadi trauma lokal mungkin dengan eritema, edema, atau
perdarahan. Apabila benda asing sudah terlalu lama di dalam rongga hidung,
biasanya muncul temuan klinis lainnya seperti adanya discharge hidung dan bau
busuk. Hampir seluruh kasus benda asing pada hidung tidak memerlukan
pemeriksaan penunjang, pengecualian pada kasus benda asing berjenis metal yang
memberikan gambaran radiolusen pada foto X-Ray.1
2.9 Tata Laksana
20
21
berpengalaman jika mungkin dapat diekstraksi. Jika ada keraguan tentang bisa
tidaknya ekstraksi, harus dikonsultasikan ke spesialis telinga, hidung, dan
tenggorok. Pengeluaran benda asing yang dicoba berulang kali dapat
mengakibatkan meningkatnya trauma dan berpotensi memindahkan benda asing
ke lokasi yang tidak diharapkan. Pengeluaran secara mekanik dari benda asing
tidak harus dicoba jika benda tersebut tampaknya di luar jangkauan.8
Pengangkatan tidak boleh dilakukan tanpa sedasi pada pasien yang tidak
kooperatif. Idealnya, teknik nonmekanik seperti tekanan udara positif harus
dicoba pada pasien ini.8
Benda asing yang dicoba diangkat berkali-kali akan lebih berbahaya
karena dapat menyebabkan pengangkatan lebih sulit, dan benda asing dapat
menjadi lebih dalam. Oleh karena itu, perencanaan yang matang sangat penting
untuk memaksimalkan kemungkinan pengangkatan pada usaha pertama. Selain
itu, suplai pernapasan darurat haruslah tersedia untuk menanggulangi kebutuhan
oksigen jika setelah pengangkatan hasil benda asing terjadi aspirasi.8
Peralatan yang digunakan meliputi:8
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lampu kepala
Vasokonstriktor topical
Spekulum hidung
Bag-valve mask
Forseps alligator
Probe hooked
Balon kateter
Kuret
Peralatan suction
Anestesi lokal biasanya tidak diperlukan, karena rasa sakit seringnya tidak
muncul pada pasien selama pengangkatan.
22
15
23
pengeluaran dengan balon kateter adalah metode yang disukai. Untuk benda asing
yang besar, teknik tekanan positif yang umum digunakan.8
Semua upaya pengeluaran benda asing dapat menjadi komplikasi akibat
kerusakan mukosa dan perdarahan. Selain itu, semua usaha yang gagal dapat
mengakibatkan perpindahan benda asing ke posterior.8
Teknik yang dipilih untuk mengeluarkan benda asing di dalam hidung
selain berdasarkan jenis dari benda asing sendiri juga harus berdasarkan dengan
lokasi dan bentuk benda asing tersebut.10
2
menggunakan
kombinasi
24
Pendekatan ini sangat ideal untuk benda asing yang kecil, benda bulat
yang tidak mudah diambil dengan instrumentasi langsung. Kateter yang dapat
digunakan yaitu kateter Foley (misalnya, 5-8), kateter Forgaty (misalnya, No. 6),
atau Katz Extractor Oto-Rhino Foreign Body Remover (California) juga
merupakan pilihan.8
Terlepas dari berbagai macam jenis kateter, teknik yang digunakan adalah
sama. Pertama, balon diperiksa, dan kateter dilapisi dengan 2% lidokain
jelly.Kemudian pasien berbaring telentang dan kateter dimasukkan melewati
benda asing di dalam rongga hidung, lalu diberikan udara atau air ke dalam
kateter (2ml pada anak-anak kecil dan 3 ml pada anak-anak yang lebih besar).
Setelah dibalonkan, kateter ditarik keluar sehingga benda asing juga ikut
tertarik.7Teknik dengan kateter juga dapat digunakan sebagai pencegahan agar
benda asing di bagian anterior tidak kearah posterior saat dilakukan teknik
lainnya.4
25
Benda asing yang besar bisa dilakukan teknik tekanan positif. Teknik ini
dapat dilakukan oleh penderita sendiri dengan menutup hidung yang normal dan
menghembuskan nafas dari hidung secara keras, selain itu pada anak yang
mengalami benda asing di hidung, dapat ditiup mulut anak tersebut oleh
orangtuanya kissing technique atau masker bag-valve.1,2,14 Ketika topeng bagvalve digunakan, manuver Sellick dapat dianggap untuk mencegah esophageal
insuflasi udara. Teknik ini banyak dilakukan pada anak dan dapat menyebabkan
komplikasi seperti barotrauma di telinga
26
benda asing selama 60 detik. Tanpa kerja sama penuh dari pasien, mukosa hidung
dapat dengan mudah terluka oleh lem tempatnya.4
f. Instrumen yang dibuat sendiri
Instrumen yang dibuat sendiri dapat berasal dari paper clip. Teknik ini
dapat dilakukan apabila tidak dapat dilakukannya teknik lainnya karena
komplikasi pada teknik ini dapat menyebabkan trauma yang berat dan infeksi.4
g. Teknik dengan menggunakan instrumen pembedahan
Teknik mengeluarkan benda asing dengan instrument pembedahan
biasanya apabila riwayat masuknya benda asing diikuti dengan adanya epistaksis.
Pemilihan alat atau instrument tergantung dari jenis benda asing tersebut.Forcep
alligator dapat digunakan terhadap benda asing dihidung yang ireguler dan
memiliki sudut yang dapat ditarik keluar, sedangkan hook, curretes, dan loop
dapat digunakan terhadap benda yang licin atau sulit di tarik keluar. Secara umum,
benda asing di hidung bisa dikeluarkan secara aman oleh dokter umum. Namun,
jika sulit dan gagal harus segera konsultasi ke spesialis THT. Rujukan ke dokter
spesialis harus dilakukan ketika ada kekhawatiran diagnosis ke arah tumor atau
massa.4,8
27
Pemberian antibiotika sistemik selama 5-7 hari hanya diberikan pada kasus
benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung maupun sinus.5
Perlu diberikan edukasi kepada orangtua dan masyarakat tentang bahaya
masuknya benda asing ke dalam saluran napas. Orangtua diminta menjauhkan
benda tersebut dari jangkauan anak-anak. Serta perlunya meningkatkan
kemampuan dan ketrampilan paramedic dalam mendiagnosis dan menangani
pasien dengan benda asing pada saluran napas.6
2.10 Komplikasi
Pasien dapat datang dengan sinusitis, septum perforasi, meningitis, tetanus
dan difteri sebagai komplikasi benda asing di hidung. Computed tomography
paranasal sinuses tetap menjadi standar emas untuk melihat benda asing hidung
yang tidak terlihat dengan pemeriksaan rinoskopi.11
2.11 Prognosis
Mortalitas dan morbiditas benda asing di hidung tergantung sberapa
besar sumbatan yang diakibatkannya. Keberhasilan penanganan dari benda asing
di hidung bergantung pada beberapa faktor seperti lokasi dari benda asing, bahan
material benda asing, apakah benda berupa bahan yang mudah diambil ( lebut dan
irregular) atau tidak mudah diambil (keras dan bulat), ketrampilan dokter, dan
kerjasama pasien.
28
BAB III
PENUTUP
Benda asing (corpus alienum) di hidung adalah benda asing yang berasal dari
luar tubuh atau dalam tubuh, dimana pada keadaan normal tidak terdapat pada
hidung. Benda asing di hidung merupakan salah satu kedaruratan di bidang telinga
hidung tenggorok yang cukup sering terjadi pada anak-anak. Benda asing pada
hidung lebih sering terjadi pada anak-anak yang berusia 2-4 tahun karena anak
yang berumur 2-4 tahun cenderung memasukkan benda-benda yang ditemukan
dan dapat dijangkau ke dalam lubang hidung, mulut, atau oleh teman bermain.
Berdasarkan sifatnya benda asing dibagi menjadi benda asing mati dan benda
asing hidup. Benda asing mati (inaminate foreign bodies) di hidung cendrung
menyebabkan edema dan inflamasi mukosa hidung, dapat terjadi ulserasi,
epistaksis, jaringan granulasi dan dapat berlanjut menjadi sinusitis. Benda asing
hidup (animate foreigh body) menyebabakan reaksi inflamasi dengan drajat
29
bervariasi, dari infeksi local sampai destruksi masif tulang rawan dan tulang
hidung dengan membentuk daerah supurasi yang dalam dan berbau.
Gejala yang timbul bervariasi, mulai dari tanpa gejala sampai kematian akibat
sumbatan total. Biasanya pasien sering datang dengan adanya benda asing pada
salah satu rongga hidung, rhinitis berulang unilateral, hidung berbau busuk,
adanya sekret unilateral, dan epistaksis unilateral.
Prinsip penanganan benda asing di saluran napas adalah mengeluarkan
benda tersebut dengan segera dalam kondisi paling maksimal dan trauma yang
minimal. Pasien dapat datang dengan sinusitis, septum perforasi, meningitis,
tetanus dan difteri sebagai komplikasi benda asing di hidung. Mortalitas dan
morbiditas benda asing di hidung tergantung sberapa besar sumbatan yang
diakibatkannya. Keberhasilan penanganan dari benda asing di hidung bergantung
pada beberapa faktor seperti lokasi dari benda asing, bahan material benda asing,
apakah benda berupa bahan yang mudah diambil ( lebut dan irregular) atau tidak
mudah diambil (keras dan bulat), ketrampilan dokter, dan kerjasama pasien.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Junizaf MH. 2012. Benda Asing di Saluran Nafas. Dalam Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok edisi ke 7. Jakarta: FKUI
2. Novialdi, Rahman S. 2006. Benda Asing Batu Kerikil di Bronkus. Bagian
Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher (THT-KL) Fakultas
Kedokteran
Universitas
Andalas
Padang.
31
8. Fischer
JI.2013.
Nasal
Foreign
Body,
R,
Balasubramaniam
G,
Headache.
Indian
Paediatrics.
Department
of
32