Вы находитесь на странице: 1из 20

TUGAS GEJALA MEDAN TINGGI

OLEH :
FAUZAN HADISYAHPUTRA
1107114188

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO 2011
UNIVERSITAS RIAU

TUGAS KULIAH
PERIODE AJARAN : GANJIL 2013/2014
Mata Kuliah : Gejala Medan Tinggi, Kelas Non Reguler
Dosen : Ir. Edy Ervianto, MT

[1]. Kunjungilah situs-situs repositori di berbagai Universitas atau


situs-situs lembaga jurnal.
[2]. Carilah
Makalah Jurnal Penelitian
yang membahas
tentang Aspek Medan Tinggi di sistem ketenagalistrikan.
[3]. Baca dan pahami makalah tersebut, kemudian buatlah
RESUME HASIL yang berisikan :
A. Rincian Pokok Permasalahannya
B.
Solusi yang ditawarkan dalam pemecahan
permasalahan tersebut
C. Hasil yang dicapai di penelitian tersebut
D.
Kesimpulan hasilnya
MENURUT ANDA (bukan
kesimpulan dari penulis jurnal)

PETUNJUK PENGERJAAN :
[1]. Ketik RESUME HASIL dg Word [ format file docx ], 1 spasi,
font Calibri (12), Page A4
[2]. Gambar yang anda buat harus berbentuk insert image
[3]. Bila ada rumus, buat dengan Equation yang ada di Word
tersebut
[4]. Apabila file Makalah Jurnal-nya berbentuk file PDF maka
konversikan pula file
RESUME HASIL yang anda ketik tadi menjadi berbentuk PDF
(agar sama)
[5]. Tidak boleh ada judul yang sama dengan punya teman anda.
[6]. Susunlah dokumen tugas anda secara berurutan menjadi 1
file :
Halaman Kulit : Buatlah sesuai kreasi anda
Halaman yang anda baca sekarang ini
Halaman asli Makalah Jurnal Penelitian yang anda bahas
Halaman RESUME HASIL yang anda buat
[7]. Format nama file : TGS GMT Reguler Nama Anda
[8]. Kompres file anda menjadi ZIP file
[9]. Kirim selambatnya Kamis 23 Januari 2014 pkl 14.00 ke
alamat email
ee.sharebox@gmail.com

[0]. Berupayalah menampilkan hasil kerja terbaik, artinya


anda telah berhasil
menghargai karya anda sendiri sebagai karya yang pantas
diperhitungkan

1. MAKALAH JURNAL PENELITIAN


GEJALA MEDAN TINGGI

OLEH :
MUH. IDRIS
10582 203 08
TEK. ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2011
1. PENDAHULUAN
Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga
listrik. Isolasi diperlukan untuk memisahkan bagian yang bertegangan
dengan yang tidak bertegangan sehingga tidak terjadi lompatan listrik
atau percikan diantaranya. Bahan isolasi akan menunjukkan sifatnya
bila dipengaruhi medan listrik. Minyak merupakan salah satu bahan
isolasi yang termasuk dalam bahan dielektrik. Tegangan tembus isolasi
merupakan tegangan yang mampu merusak ketahanan isolasi dari
suatu bahan isolasi. Begitu juga dengan peristiwa korona yang
merupakan salah satu fenomena dari tegangan tinggi.
Selain itu juga, untuk mengetahui karakteristik dari kedua
permasalahan tersebut yaitu peristiwa tegangan tembus dan korona
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan elektroda jarum-plat.
Dengan sumber tegangan tinggi AC (Alternating Current) dan tegangan

tinggi DC (Direct Current). Pemilihan


memudahkan pengamatan saat pengujian.

elektroda

jarum

untuk

2. FENOMENA PRE-BREAKDOWN
2.1. Isolasi Cair
Isolasi cair memiliki dua fungsi yaitu sebagai pemisah antara
bagian yang bertegangan dan juga sebagai pendingin sehingga
banyak digunakan pada peralatan seperti transformator, pemutus
tenaga, switch gear.
2.1.1 Karakteristik Isolasi Cair
Pada dasarnya dielektrik cair harus memiliki sifat dielektrik yang
baik, mempunyai karakteristik perpindahan panas yang bagus dan
memiliki struktur kimia yang stabil saat pengoperasian.
a. Sifat Listrik
Sifat-sifat listrik yang sangat penting dalam menentukan kinerja
dielektrik dari dielektrik cair adalah :
i. Withstand Breakdown kemampuan untuk tidak mengalami ketembusan
dalam kondisi tekanan
listrik (electric stress) yang tinggi.
ii.
Resistivitas : suatu cairan dapat digolongkan sebagai isolasi cair
bila resistivitasnya lebih besar
dari 109 ohm-meter. Resistivitas yang diperlukan pada sistem
tegangan tinggi untuk material isolasi adalah 1016 ohm-meter
atau lebih.
b. Karakteristik Perpindahan Panas
Pada peralatan yang terisi oleh isolasi cair (transformer, kabel, circuit
breaker, dll) perpindahan panas biasanya dipengaruhi oleh konveksi.
faktor utama yang mengontrol perpindahan panas adalah
konduktivitas termal dan viskositas. Semakin tinggi nilai dari
konduktivitas termal maka semakin dapat digunakan pada peralatan
sebagaimana dapat dioperasikan secara berkelanjutan pada
temperatur yang tinggi. Pada penggunaan yang lain, nilai
konduktivitas termal yang rendah dan nilai viskositas yang tinggi
dapat menjadi penyebab terjadinya pemanasan berlebihan pada area
tertentu.
c. Kestabilan Kimiawi
Pada penggunaannya, isolasi cair yang terkena tekanan termal dan
listrik karena adanya material seperti O2, air, serat dan hasil-hasil dari
pemisahan bahan isolasi padat. Hal tersebut bisa mempengaruhi
kestabilan dari rantai kimia dari isolasi cair.
2.1.2 Mekanisme Kegagalan Isolasi Cair
Ada beberapa alasan mengapa isolasi cair digunakan antara lain
yang pertama adalah isolasi cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih
dibandingkan dengan isolasi gas, sehingga memiliki kekuatan dielektrik
yang lebih tinggi menurut hukum Paschen. Kedua isolasi cair akan
mengis celah atau ruang yang akan diisolasi dan secara serentak

melalui proses konversi menghilangkan panas yang timbul akibat rugi


energi. Ketiga isolasi cair cenderung dapat memperbaiki diri sendiri (self
healing) jika terjadi pelepasan muatan (discharge). Namun kekurangan
utama isolasi cair adalah mudah terkontaminasi.
Terdapat beberapa macam faktor yang diperkirakan
mempengaruhi kegagalan minyak transformator seperti luas daerah
elektroda, jarak celah (gap spacing), pendinginan, perawatan sebelum
pemakaian (elektroda dan minyak), pengaruh kekuatan dielektrik dari
minyak transformator yang diukur serta kondisi pengujian atau minyak
transformator itu sendiri juga mempengaruhi kekuatan dielektrik minyak
transformator.
Kegagalan isolasi (insulation breakdown, insulation failure)
disebabkan karena beberapa hal antara lain isolasi tersebut sudah lama
dipakai, berkurangnya kekuatan dielektrik dan karena isolasi tersebut
dikenakan tegangan lebih. Pada prinsipnya tegangan pada isolator
merupakan suatu tarikan atau tekanan (stress) yang harus dilawan oleh
gaya dalam isolator itu sendiri agar supaya isolator tidak tembus.
Dalam struktur molekul material isolasi, elektron - elektron terikat
erat pada molekulnya, dan ikatan ini mengadakan perlawanan terhadap
tekanan yang disebabkan oleh adanya tegangan. Bila ikatan ini putus
pada suatu tempat maka sifat isolasi pada tempat itu hilang. Bila pada
bahan isolasi tersebut diberikan tegangan akan terjadi perpindahan
elektron-elektron dari suatu molekul ke molekul lainnya sehingga timbul
arus konduksi atau arus bocor. Karakteristik isolator akan berubah bila
material tersebut kemasukan suatu ketidakmurnian (impurity) seperti
adanya arang atau kelembaban dalam isolasi yang dapat menurunkan
tegangan tembus.
Mekanisme Streamer Breakdown menjelaskan mengenai
pengembangan pelepasan percikan langsung dari banjiran tunggal di
mana muatan ruang (space charge) yang terjadi karena banjiran itu
sendiri mengubah banjiran tersebut menjadi streamer plasma. Sesudah
itu kehantaran naik
dengan cepat, dan kegagalan terjadi dalam alur banjiran ini.
Ciri utama teori kegagalan streamer adalah postulasi sejumlah
besar fotoionisasi molekul dalam ruang di depan streamer dan
pembesaran medan listrik setempat oleh muatan ruang ion pada ujung
elektroda.

Gambar 1. Distribusi Bidang Listrik pada Bidang Gap Non-Uniform


2.2. Fenomena Korona
Korona merupakan proses dimana arus, mungkin diteruskan,
muncul dari sebuah elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida
yang netral, dengan mengionisasi fluida hingga menciptakan plasma di
sekitar elektroda. Bila dua kawat sejajar yang penampangnya kecil
dibandingkan dengan jarak antar kawat tersebut diberi tegangan, maka
akan terjadi korona. Pada tegangan yang cukup rendah tidak terlihat
apa-apa, bila tegangan dinaikkan maka akan tejadikorona secara
bertahap. Pertama kali, kawat kelihatan bercahaya yang berwarna ungu
muda, mengeluarkan suara berdesis (hissing) dan berbau ozon. Jika
tegangan dinaikkan terus, maka karakteristik diatas akan terlihat
semakin jelas, terutama pada bagian yang kasar, runcing atau kotor
serta cahaya bertambah besar dan terang. Bila tegangan masih terus
dinaikkan akan terjadi busur api.
Korona bisa bermuatan positif atau negatif. Hal ini ditentukan oleh
polaritas tegangan di elektroda yang kelengkungannya tinggi. Jika
elektroda bemuatan positif berkenaan dengan elektoda rata terciptalah
korona positif, tapi jika negatif yang tercipta adalah korona negatif.
Inception Voltage korona atau tegangan awal korona didefinisikan
sebagai tegangan yang terukur pada saat terjadi lucutan pertama kali
saat pengujian dilakukan. Definisi ini sebagai acuan untuk mendapatkan
nilai inception voltage secara langsung, dikarenakan pada pengujiannya
tidak digunakan oscilloscope untuk mendapatkan sinyal yang
menunjukkan awal terjadi korona.
3. PENGUJIAN
3.1. Elektroda
Elektroda yang digunakan dalam pengujian ini adalah elektroda
jarum-plat. Elektroda ini terbuat dari bahan stainless steel. Elektroda
jarum di manfaatkan sebagai anoda sedangkan elektroda plat sebagai
katodanya. Diameter dari elektroda jarum yang digunakan yaitu 1.0, 1.5
dan 2.0 mm.
3.2. Minyak Isolasi
Jenis minyak isolasi yang digunakan sebagai bahan uji pada
penelitian ini adalah TRANSFORMER OIL POWEROIL TO 1020 60U yang
di produksi oleh APAR INDUSTRIES LTD. Dibutukan 3 liter minyak trafo
untuk mengisi tempat pengujian.

Gambar 2. Elektroda Jarum dan Elektroda Plat

Gambar 3. Elektroda Set

Gambar 4. Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi AC

Gambar 5. Rangkaian Pengujian Tegangan Tinggi DC

Gambar 6. Skema Pengujian


3.3. Rangkaian Pengujian
Rangkaian pembangkitan yang digunakan adalah rangkaian
pengujian tegangan AC dan DC (gambar 4 dan 5). Rangkaian tersebut
yang digunakan untuk mengetahui tegangan tembus dan nilai korona
(inception Voltage) agar dapat diketahui karakteristiknya. Elektroda plat
dan jarum di susun pada elektroda set seperti gambar 3.
3.4. Langkah-Langkah Pengujian
Pengujian dilakukan di laboratorium Tegangan Tinggi milik Teknik
Elektro ITS, dengan menggunakan tegangan tinggi AC dan DC. Langkahlangkah pengujian dibagi menjadi 3 (tiga) tahap yaitu tahap persiapan,
tahap pengujian dan tahap akhir pengujian, dimana prosesnya yaitu:
Menyiapkan peralatan test ( elektroda set, perlengkapan utama
pembangkitan tegangan tinggi), kemudian
menyusunnya menjadi rangkaian seperti gambar 6 yaitu rangkaian
pembangkitan tegangan tinggi. Sebelum dilakukan pengujian maka
sebaiknya peralatan test dibersihkan dari kotoran dan debu,. Setelah
dipastikan bersih maka jarak sela kedua elektroda dapat di atur. Setelah
persiapan selesai maka akan dilakukan pengujian dengan langkahlangkah yaitu Mengatur Test Method dari kontrol box pada posisi AC
atau DC dengan menggunakan bat-handle switch, kemudian
menempatkan charging range pengatur tegangan pada kedudukan 0%.
Aktifkan kontrol box. Kemudian mengatur tegangan melalui
transformator pengatur tegangan secara perlahan sampai didapatkan
nilai inception Voltage korona dan tegangan tembus (Streamer
breakdown voltage). Catat nilai tegangan tembusnya.
4. HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
4.1. Hasil Pengujian
Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap jarak sela yang
dibuat berbeda dan dengan ukuran elektroda yang berbeda-beda juga.
Hasil dari pengujian diperoleh rata-rata nilai inception voltage dan
tegangan tembus (streamer breakdown) adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Rata-rata Nilai Inception Voltage Korona Tegangan Tinggi AC

No
1
2
3

Jarak
Sela ( cm
)
1
2
3

Inception Voltage Korona (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
16,6
28
35,2

17,4
30
38,4

20
33,2
39,4

Tabel 2. Rata-rata Nilai Inception Voltage Korona Tegangan Tinggi DC


No
1
2
3

Jarak
Sela ( cm
)
1
2
3

Inception Voltage Korona (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
26,6
43,4
58,4

28,4
47,2
64

32,2
48,6
66

Tabel 3. Rata-rata Nilai Tembus Tegangan Tinggi AC


No
1
2
3

Jarak
Sela ( cm
)
1
2
3

Streamer Breakdown (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
18,2
32,6
38,8

19,8
34,4
41,6

22,6
37
43,2

Tabel 4. Rata-rata Nilai Tembus Tegangan Tinggi DC


No
1
2
3

Jarak
Sela ( cm
)
1
2
3

Streamer Breakdown (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
29,2
46
60,6

31,6
49,8
65,8

35
52,4
70,2

4.2. Analisis Hasil Pengujian


Pada gambar 7-10 adalah salah satu contoh hasil pengujian untuk
memperoleh karakteristik korona dan Tegangan tembus (Streamer
Breakdown Voltage).
Elektroda set mulai diberikan tegangan, disini akan terlihat arus
minyak yang berputar disekitar elektroda karena pengaruh medan yang
kuat. Tegangan semakin dinaikkan dan pada tegangan terukur 30 kV
muncul flashover untuk pertama kali atau dikenal dengan istilah
Inception Voltage. Pada saat Inception Voltage, maka pada saat itulah
kekuatan dielektrik cair untuk menahan tegangan tembus seperti pada
gambar 8.
Pada saat tegangan semakin diperbesar menjadi 34 kV maka

terjadi peristiwa tembus atau Streamer Breakdown Voltage. Tegangan


saat terjadi peristiwa tembus dicatat sebagai tegangan tembus seperti
terlihat pada gambar 9.
Setelah terjadi flashover akan muncul gelembung- gelembung gas
(Gambar 10), Gelembung ini muncul akibat proses ionisasi dalam isolasi
minyak. Gelembung-gelembung ini juga akan mempengaruhi Streamer
Breakdown Voltage.
Berdasarkan grafik Gambar 11 dan gambar 12 maka dari hasil
pengujian grafik bergerak secara linear, grafik ini juga menunjukkan
pengaruh besarnya ujung permukaan elektroda yaitu untuk elektroda
jarum dengan ukuran 1.0 ; 1.5 dan 2.0 mm terhadap Inception Voltage
korona.
Dimana semakin besar ukuran ujung permukaan elektroda maka
makin besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai peristiwa
korona, begitu juga semakin besar jarak sela maka semakin besar juga
nilai Inception Voltage, hal ini berarti bahwa nilai inception voltage
korona dipengaruhi oleh :
1. Besar ujung permukaan (tip) dari elektroda
2. Jarak sela elektroda dengan elektroda lainnya
Perbedaannya pada nilai Inception Voltage tegangan tinggi DC
lebih tinggi dari nilai Inception Voltage tegangan tinggi AC. Hal itu
disebabkan oleh perbedaan muatan, dimana pada tegangan tinggi DC
hanya muatan positif, sedangkan pada tegangan tinggi AC terdapat
muatan positif dan negatif.

Gambar 7. Elektroda Set dalam Minyak Isolasi

Gambar 8. Inception Voltage Corona

Gambar 9. Streamer Breakdown Voltage

Gambar 10. Gelembung-Gelembung Gas

Gambar 11. Grafik Karakteristik Inception Voltage Korona dengan


Tegangan Tinggi AC

Gambar 12. Grafik Karakteristik Inception Voltage Korona dengan


Tegangan Tinggi DC

Gambar 13. Grafik Karakteristik Tegangan Tembus (Streamer


Breakdown Voltage) dengan Tegangan
Tinggi AC

Gambar 14. Grafik Karakteristik Tegangan Tembus (Streamer


Breakdown Voltage) dengan Tegangan
Tinggi DC
Sedangkan berdasarkan grafik Gambar 12 dan 13 dapat diketahui
bahwa tegangan tembus (Streamer Breakdown Voltage) pada isolasi
minyak dengan ukuran elektroda yang berbeda-beda yaitu 1.0 mm, 1.5
mm dan 2.0 mm cenderung meningkat. Dimana elektroda dengan
ukuran diameter lebih besar (2.0 mm) memerlukan tegangan yang lebih
besar untuk mencapai peristiwa kegagalan begitu juga halnya jika jarak
sela ditambahkan maka peristiwa untuk mencapai tegangan tembusnya
juga membutuhkan tegangan semakin besar. Hal ini terjadi karena
semakin besar jarak sela maka semakin tebal juga kerapatan minyak
sebagai media isolasinya.
4.3. Efek Kestabilan Korona (Corona Stabilization Effect)
Efek kestabilan korona dapat diketahui dengan membandingkan
antara nilai Inception Voltage korona dengan nilai tegangan tembus
(Streamer Breakdown Voltage) pada kondisi masing-masing elektroda.
4.3.1 Efek Kestabilan Korona (Corona Stabilization Effect)
dengan Tegangan Tinggi AC

Gambar 15. Grafik Perbandingan nilai Inception Voltage Korona dengan


nilai Tegangan Tembus
Elektroda 2.0 mm Tegangan Tinggi AC
4.3.2 Efek Kestabilan Korona (Corona Stabilization Effect)
dengan Tegangan Tinggi DC

Gambar 16. Grafik Perbandingan Inception Voltage Korona dengannilai


Tegangan Tembus Elektroda
2,0 mm Tegangan Tinggi DC
Berdasarkan grafik Gambar 15 dan 16; Pada elektroda2.0 mm
mempunyai rentang yang cukup kecil pada sela 1cm, lalu rentang jarak
semakin besar seiring dengan bertambahnya jarak sela. Jadi semakin
memiliki rentang yang lebih besar maka corona stabilization effect
semakin tidak efektif, hal itu berarti bahwa distribusi medan makin tidak
uniform menyebabkan muatan ruangnya semakin
besar sehingga menekan perkembangan korona atau memerlukan lebih
besar lagi tegangan untuk terjadinya korona dan tegangan tembusnya.
Hal ini juga berlaku pada elektroda 1.0 mm dan 1.5 mm.
4.4. Mekanisme Streamer Breakdown Voltage
Saat elektroda diberikan tegangan maka akan terjadi medan
disekitar elektroda, semakin besar tegangan yang di berikan maka
medan akan semakin kuat. Bila tegangan yang diberikan sudah
melampaui batas kekuatan isolasi minyak, maka akan muncul lucutan
korona yang pertama kali
(Inception Voltage) seperti dalam gambar 17.
Setelah terjadi Inception Voltage, maka akan terbentuk
gelembung-gelembung gas di sekitar elektroda. Gelembung ini tercipta
akibat dari reaksi kimia yang terjadi didalam minyak. Karena pengaruh
tegangan yang kuat maka beberapa molekul minyak akan terionisasi,
dan melepas gas.
Ternyata gelembung gas tersebut tidak menghilang dengan cepat,
tetapi masih terpencar di kedua ujung elektroda. Dan gelembunggelembung tersebut pecah menjadi gelembung yang lebih kecil lagi
(micro-bubles). Hal ini akan menyebabkan semakin cepatnya timbul
Steamer Breakdown Voltage.
Karena pengaruh medan yang kuat diantara elekroda maka

gelembung-gelembung gas dalam cairan tersebut akan berubah


menjadi memanjang searah dengan medan. Gelembung-gelembung
tersebut akan saling sambung menyambung dan membentuk jembatan
yang akhirnya akan mengawali terjadinya kegagalan seperti dalam
gambar 18.
Jika sudah terbentuk jembatan gelembung tersebut, maka untuk
lucutan korona berikutnya akan menjadi lebih cepat lagi sehingga
terjadilah Streamer Breakdown Voltage seperti gambar 19.
Jadi gelembung gelembung tersebut sangat mempengaruhi
Streamer Breakdown menjadi lebih cepat disamping faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan tembus seperti tipe minyak isolasi,
temperatur dan tekanan, dan butiran butiran padat akibat
ketidakmurnian dari isolasi cair. Gambar 20 dan 21 adalah gambar
terbaik yang didapatkan selama pengujian.

Gambar 17. Inception Voltage Corona

Gambar 18. Lucutan Korona pada Gelembung

Gambar 19. Streamer Breakdown Voltage

Gambar 20. Streamer Breakdown pada elektroda 1 mm tegangan AC

Gambar 21. Streamer Breakdown pada elektroda 2 mm tegangan DC

Gambar 22. Cacat pada Elektroda


4.5. Efek Mekanik Korona
Selain menimbulkan gelembung-gelembung gas, korona juga
menghasilkan beberapa efek mekanik, yaitu terjadinya lubang pada
elektroda datar yang bisa dilihat pada gambar 22.

Gambar 23. Perbedaan Elektroda Sebelum dan Sesudah Percobaan


Pada gambar tersebut sangat terlihat jelas goresan-goresan bulat
yang terjadi karena terkena korona Dari gambar 22 dapat diketahui juga
bahwa korona tidak mengarah pada satu titik saja, lucutan korona bisa
terjadi di beberapa titik. Jika dibandingkan dengan elektroda datar yang
belum terkena korona. Maka perbandingan permukaannya akan sangat
terlihat jelas, dimana elektroda datar yang belum terkena korona masih
terlihat sangat halus dan elektroda datar yang sudah terkena korona
penuh akan goresan seperti yang ada pada gambar 23.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Semakin besar diameter ujung elektroda maka semakin besar
juga nilai Inception Voltage dan Streamer Breakdown Voltage.
2. Efek kestabilan korona atau corona stabilization effect
dipengaruhi juga oleh besarnya permukaan elektroda tersebut.
Dimana semakin besar permukaannya maka corona stabilization

effect semakin tidak efektif , hal ini disebabkan karena semakin


besar muatan ruangnya sehingga menghambat terjadinya korona
3. Gelembung-gelembung gas mempunyai pengaruh pada peristiwa
terjadinya tegangan tembus (Streamer Breakdown Voltage)
dimana gelembung tersebut akan mempercepat proses
terjadinya Streamer Breakdown, karena gelembung-gelembung
gas tersebut memilki kekuatan dielektrik yang lebih rendah dari
minyak.
5.2 Saran
1. Pada tugas akhir ini pengujian dilakukan untuk 3 jarak sela yang
berbeda, selanjutnya dapat dilakukan pengujian dengan lebih
banyak variasi jarak untuk mengetahui lebih detail gejala prebrekdown pada isolasi minyak.
2. Untuk pengembangan lebih lanjut dapat dilakukan analisa yang
sama untuk jenis isolasi berbeda
3. Dapat dijadikan dasar perbandingan pengujian dengan isolasi
yang sama namun dengan memperhatikan kondisi suhu dan
temperatur yang berbeda.

2. RESUME HASIL
A. Rincian Pokok Permasalahan
Pada makalah ini, permasalahan yang terjadi yaitu masalah
fenomena Stream breakdown (tegangan tembus) bahan isolasi
cair dan korona pada tegangan tinggi. Bahan isolasi yang di
bahas disini isolasi cair minyak, karena minyak merupakan salah
satu termasuk dalam bahan dielektrik.
Tegangan tembus isolasi merupakan tegangan yang mampu
merusak ketahanan isolasi dari suatu bahan isolasi.
B. Solusi dari Permasalahan
Untuk mengetahui karakteristik dari permasalahan, maka
dilakukan pengujian dengan menggunakan elektroda jarum plat
dengan sumber tegangan tinggi AC dan tegangan tinggi DC.
Untuk itu, mula-mula kita harus mengetahui karakteristik
isolasi cair dan mekanisme kegagalan pada isolasi cair. Isolasi
cair memiliki kerapatan 1000 kali atau lebih dibandingkan isolasi
gas sehinga memiliki kekuatan dielektrik yang lebih tinggi,
mengisi celah atau ruang yang akan diisolasi dan menghilangkan
panas yang timbul akibat rugi energi. Dan dapat memperbaiki
diri
sendiri
jika
terjadi
pelepasan
muatan.
Namun
kekurangannya, mudah terkontaminasi.
Adapun faktor
transformator:

yang

mempengaruhi

kegagalan

minyak

Luas daerah elektroda


Jarak celah
Pendinginan
Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak)
Pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak trafo yang diukur
Kondisi pengujian minyak trafo

Penyebab kegagalan isolasi :

Isolasi sudah lama dipakai


Berkurangnya kekuatan dielektrik
Isolasi dikenakan tegangan lebih

Kemudian kita harus mengetahui fenomena korona. Korona


merupakan proses arus mungkin diteruskan, muncul dari sebuah
elektroda berpotensial tinggi di dalam sebuah fluida yang netral,
dengan mengionisasikan fluida hingga menciptakan plasma di
sekitar.
Setelah itu dilakukan
dilakukan menggunakan:

pengujian.

Bahan

pengujian

yang

Elektroda jarum plat. Elektroda jarum sebagai anoda, dan


elektroda plat sebagai katoda. Diameter elektroda jarum
yaitu 1.0, 1.5, dan 2.0mm.
Minyak isolasi, Transformer Oil Power oil TO 1020 60U.
Dibutuhkan sebanyak 3 liter untuk tempat pengujian.

Pengujian dilakukan menggunakan tegangan tinggi AC dan DC


sesuai rangkaian dan mengatur tegangan melalui transformator
pengatur tegangan secara perlahan sampai didapatkan nilai
inception Voltage Korona dan tegangan tembus. Catat nilai
tegangan tembusnya.
Pengujian dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap jarak sela
yang dibuat berbeda dan dengan ukuran elektroda yang berbedabeda juga.
C. Hasil dari penelitian
Pengujian dilakukan sebanyak 5 kaliasil dari penilitian ini dapat
dilihat pada tabel :
Tabel 1. Rata-rata Nilai Inception Voltage Korona Tegangan Tinggi
AC
No

Jarak
Sela

Inception Voltage Korona (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm

1
2
3

( cm )
1
2
3

16,6
28
35,2

17,4
30
38,4

20
33,2
39,4

Tabel 2. Rata-rata Nilai Inception Voltage Korona Tegangan Tinggi


DC
No
1
2
3

Jarak
Sela
( cm )
1
2
3

Inception Voltage Korona (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
26,6
43,4
58,4

28,4
47,2
64

32,2
48,6
66

Tabel 3. Rata-rata Nilai Tembus Tegangan Tinggi AC


No
1
2
3

Jarak
Sela
( cm )
1
2
3

Streamer Breakdown (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
18,2
32,6
38,8

19,8
34,4
41,6

22,6
37
43,2

Tabel 4. Rata-rata Nilai Tembus Tegangan Tinggi DC


No
1
2
3

Jarak
Sela
( cm )
1
2
3

Streamer Breakdown (kV)


1.0 mm
1.5 mm
2.0 mm
29,2
46
60,6

31,6
49,8
65,8

35
52,4
70,2

Tegangan semakin dinaikkan dan pada tegangan terukur 30 kV


muncul flashover untuk pertama kali atau dikenal dengan istilah
Inception Voltage. Pada saat Inception Voltage, maka pada saat
itulah kekuatan dielektrik cair untuk menahan tegangan tembus.
Pada saat tegangan semakin diperbesar menjadi 34 kV maka
terjadi peristiwa tembus atau Streamer Breakdown Voltage.
Tegangan saat terjadi peristiwa tembus dicatat sebagai tegangan
tembus.

Setelah terjadi flashover akan muncul gelembung- gelembung


gas yang muncul akibat proses ionisasi dalam isolasi minyak.
Gelembung ini juga akan mempengaruhi Streamer Breakdown
Voltage.
Semakin besar ukuran ujung permukaan elektroda maka makin
besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai peristiwa
korona, begitu juga semakin besar jarak sela maka semakin besar
juga nilai Inception Voltage.
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka nilai inception voltage
korona dipengaruhi oleh:
Besar ujung permukaan (tip) dari elektroda
Jarak sela elektroda dengan elektroda lainnya
Efek
kestabilan
Korona
dapat
diketahui
dengan
membandingkan antara nilai Inception Voltage korona dengan
nilai tegangan tembus pada masing-masing elektroda.
Efek Kestabilan Korona dengan tegangan tinggi AC dan
tegangan tinggi DC yaitu jika semakin memiliki rentang jarak
lebih besar seiring bertambahnya jarak sela maka efek kestabilan
korona semakin tidak efektif.
Efek mekanik korona yaitu menimbnulkan gelembung gas dan
terjadinya lubang pada elektroda datar.
D. Kesimpulan
- Adapun faktor yang mempengaruhi kegagalan minyak
transformator:
Luas daerah elektroda
Jarak celah
Pendinginan
Perawatan sebelum pemakaian (elektroda dan minyak)
Pengaruh kekuatan dielektrik dari minyak trafo yang
diukur
Kondisi pengujian minyak trafo
- Tegangan tembus terjadi pada saat tegangan diperbesar
menjadi 34 kV.
- Semakin besar ukuran ujung permukaan elektroda maka
makin besar tegangan yang diperlukan untuk mencapai
peristiwa korona, begitu juga semakin besar jarak sela maka
semakin besar juga nilai Inception Voltage.
- Efek
kestabilan
Korona
dapat
diketahui
dengan
membandingkan antara nilai Inception Voltage korona
dengan nilai tegangan tembus pada masing-masing
elektroda.
- Efek mekanik korona yaitu menimbnulkan gelembung gas
dan terjadinya lubang pada elektroda datar.
- Nilai inception voltage korona dipengaruhi oleh:

Besar ujung permukaan (tip) dari elektroda


Jarak sela elektroda dengan elektroda lainnya

Вам также может понравиться

  • SSR OPTIMAL
    SSR OPTIMAL
    Документ14 страниц
    SSR OPTIMAL
    umamanaksoleh
    Оценок пока нет
  • SSR Jurnal
    SSR Jurnal
    Документ6 страниц
    SSR Jurnal
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Документ1 страница
    Daftar Pustaka
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Disk 4 Mdl,.
    Disk 4 Mdl,.
    Документ68 страниц
    Disk 4 Mdl,.
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Pages From Prosiding Avoer 2011-13
    Pages From Prosiding Avoer 2011-13
    Документ6 страниц
    Pages From Prosiding Avoer 2011-13
    Herlina Lira
    Оценок пока нет
  • Limbah Kelapa Sawit
    Limbah Kelapa Sawit
    Документ83 страницы
    Limbah Kelapa Sawit
    tunjung bayu hernawan
    100% (1)
  • Gejala Medan Tinggi KLMPK 11
    Gejala Medan Tinggi KLMPK 11
    Документ9 страниц
    Gejala Medan Tinggi KLMPK 11
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Tugas Kel Energi Terbarukan
    Tugas Kel Energi Terbarukan
    Документ11 страниц
    Tugas Kel Energi Terbarukan
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Chord
    Chord
    Документ19 страниц
    Chord
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Telegraf Pertama
    Telegraf Pertama
    Документ3 страницы
    Telegraf Pertama
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • 7isolator Padat
    7isolator Padat
    Документ28 страниц
    7isolator Padat
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Tugas Kel PNBK
    Tugas Kel PNBK
    Документ11 страниц
    Tugas Kel PNBK
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Short Story (Coldest Night)
    Short Story (Coldest Night)
    Документ2 страницы
    Short Story (Coldest Night)
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Slide 1 DSK New
    Slide 1 DSK New
    Документ18 страниц
    Slide 1 DSK New
    Gidion T Saputra
    Оценок пока нет
  • Termo
    Termo
    Документ6 страниц
    Termo
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Tabel Kegiatan
    Tabel Kegiatan
    Документ1 страница
    Tabel Kegiatan
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Instalasi Penerangan
    Instalasi Penerangan
    Документ100 страниц
    Instalasi Penerangan
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Chord
    Chord
    Документ19 страниц
    Chord
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    Документ42 страницы
    PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • (I03) Ridwan Gunawan - Simulasi Pengaturan Putaran Motor Induksi DGN Kontrol Vektor PDF
    (I03) Ridwan Gunawan - Simulasi Pengaturan Putaran Motor Induksi DGN Kontrol Vektor PDF
    Документ5 страниц
    (I03) Ridwan Gunawan - Simulasi Pengaturan Putaran Motor Induksi DGN Kontrol Vektor PDF
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Ssptpolsri GDL Choirulanw 4468 3 Babii
    Ssptpolsri GDL Choirulanw 4468 3 Babii
    Документ28 страниц
    Ssptpolsri GDL Choirulanw 4468 3 Babii
    Rici Yuroichi
    Оценок пока нет
  • Ringkasan Kualitas Daya
    Ringkasan Kualitas Daya
    Документ5 страниц
    Ringkasan Kualitas Daya
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    Документ42 страницы
    PLTU, PLTN, dan Jenis Pembangkit Listrik Lainnya
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Cover Yudha
    Cover Yudha
    Документ5 страниц
    Cover Yudha
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • 12 Pltgu
    12 Pltgu
    Документ7 страниц
    12 Pltgu
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • 5.penggerak Motor DC Chopper
    5.penggerak Motor DC Chopper
    Документ45 страниц
    5.penggerak Motor DC Chopper
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Tabel Kegiatan
    Tabel Kegiatan
    Документ1 страница
    Tabel Kegiatan
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Plts
    Plts
    Документ17 страниц
    Plts
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет
  • Rumus Kalkulasi Harga Pokok Produksi
    Rumus Kalkulasi Harga Pokok Produksi
    Документ65 страниц
    Rumus Kalkulasi Harga Pokok Produksi
    Fauzan Hadisyahputra
    Оценок пока нет