Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan berbagai
teknologi, gaya hidup manusia mengalami perubahan yang sangat cepat
dari budaya yang tradisional menuju budaya modern. meningkatnya taraf
hidup masyarakat terutama di negara maju dan kota-kota besar membawa
perubahan pada pola hidup individu. Perubahan tersebut membawa pula
pada perubahan pola penyakit yang ada, terutama pada penyakit yang
berhubungan dengan gaya hidup seseorang.
Gaya hidup merupakan segala upaya untuk menerapkan kebiasaan
yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindari
kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan, Indikator gaya hidup
sehat menurut Depkes (2002), yaitu perilaku tidak merokok, pola makan
seimbang, dan aktifitas fisik yang teratur. Tetapi secara kenyataan yang
ada gaya hidup modern yang sering dijumpai di daerah perkotaan yaitu,
stres yang cukup tinggi, perilaku merokok, mengkonsumsi makanan siap
saji yang serba instan dan modern, pola makan kurang sehat, bahkan
perubahan pola makanan tradisonal yang mengandung banyak serat dari
sayuran dan karbohidrat ke pola makan budaya barat yang banyak
mengandung lemak dan sedikit serat yang banyak dikemas secara instan.
penggunaan kendaraan bermotor, menonton TV, Kegiatan dan aktivitas
sehari-hari manusia yang semakin padat sehingga menyebabkan
kurangnya waktu untuk berolahraga. Gaya hidup yang buruk tersebut akan
mengakibatkan munculnya berbagai masalah kesehatan. Apabila hal
buah, makanan
asin,
makanan
manis,
kebiasaan merokok,
mereka
cenderung
secara
terus
menerus
mengkonsumsi
atas neuropati 60%, penyakit jantung koroner 20,5%, ulkus diabetika 15%,
retinopati 10%, dan nefropati 7,1%. (Tjokroprawiro, 2006)
Menurut National Diabetes Fact Sheet 2014, total prevalensi
diabetes di Amerika tahun 2012 adalah 29,1 jutajiwa (9,3%). Dari data
tersebut 21 juta merupakan diabetes yang terdiagnosis dan 8,1 juta jiwa
atau 27,8% termasuk kategori diabetes melitus tidak
terdiagnosis.
(Artanti, 2015).
Berdasarkan laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat
terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus dengan prevalensi 8,6%
dari total penduduk sedangkan posisi urutan diatasnya yaitu India, China
dan Amerika Serikat dan WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang
DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta
pada tahun 2030 Senada dengan WHO, International Diabetes Foundation
(IDF) pada tahun 2009 memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM
dari 7 juta pada tahun 2009 menjadi 12 juta pada tahun 2030. Dari laporan
tersebut menunjukkan peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak 2-3
kali lipat pada tahun 2030 (PERKENI, 2011).
Menurut hasil riset kesehatan dasar 2007 dan 2013, diabetes di
Indonesia berdasarkan wawancara tahun 2013 adalah 2,1%. Angka
tersebut lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31
provinsi (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM yang cukup
berarti. Prevalensi tertinggi Diabetes pada umur 15 tahun menurut
diagnosis dokter/gejala hasil Riskesdas tahun 2013 adalah di Provinsi
Sulawesi Tengah (3,7%). Kemudian disusul Sulawesi Utara (3,6%) dan
Sulawesi Selatan (3,4%). Sedangkan yang terendah ialah di Provinsi