Вы находитесь на странице: 1из 5

ASHOKA RAJA YANG AGUNG

Linda Falasifah (2288150032)


Sejarah Peradaban Hindu
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah

PENDAHULUAN
Maurya adalah negara kuat dan negara yang amat luas di India Kuno.
Kerajaan Maurya kerajaan yang memegang peranan penting dalam sejarah Asia
Selatan. Sejarahnya dapat menjelaskan bagaimana peradaban masyarakat India
pada zaman dahulu. Maurya dibangun oleh seorang pemuda ia bernama
Chandragupta. Maurya yang didirikan tahun 322 SM hingga 185 SM. Ia naik tahta
menjadi Raja dibantu oleh Brahmana yang bernama Chanakya dengan membuat
suatu kelompok untuk menggulingkan Raja yang sah dari Dinasti Sembilan
Nanda.
Asal muasal Maurya adalah bermula dari Magadha beribukota di
Pataliputra yang pada saat waktu itu telah di duduki oleh Maurya. Maurya dengan
cepat memperluas kekuasaannya ke India tengah dan barat. Pada 320 SM
Kerajaan Maurya telah sepenuhnya menguasai India barat laut, mengalahkan dan
menaklukan kekuasaan-kekuasaan yang ditinggalkan oleh Iskandar Zulkarnain.
Dengan wilayah sekitar 5,000,000 km2, Maurya merupakan salah satu kekaisaran
terbesar pada masanya, dan yang terbesar di anak benua India. Pada puncak
kejayaannya, Maurya membentang ke utara di sepanjang perbatasan Himalya, dan
ke timur. Ke barat, Maurya berkuasa melampaui Pakistan, Balokhistan, Iran
bagian tenggara dan Afghanistan, termasuk provinsi Herat dan Kandahar modern.
Maurya meluas ke wilayah India bagian tengah dan selatan pada masa kaisar
Chandragupta, Bindusara dan Ashoka, meliputi Kalinga, berhasil di taklukan. Di
bawah Chandragupta, Kerajaan Maurya menaklukan daerah trans-Indus, yang
dulunya dikuasai oleh Makedonia. Jumlah penduduk Maurya diperkirakan sekitar
50-60 juta, menjadikan Maurya sebagai salah satu Kerajaan berpenduduk terpadat
pada masanya.
Ashoka (269 SM - 232 SM) putra keturunan Maurya, dari Bindusara (anak
Chandragupta) dari seorang selir yang pangkatnya agak rendah yang bernama

Dharma. Ashoka memiliki beberapa saudara yang berasal dari ibu yang berbeda .
Sejak kecil, Ashoka memiliki kemampuan dan kepandaian dalam berperang dan
cara bertarungnya yang melegenda, menyebabkan nama Ashoka menjadi prajurit
yang paling ditakuti pada saat itu. Awal bermulanya Ashoka sebelum menjadi
seorang Raja pada waktu itu sementara ia berkembang menjadi seorang prajurit
yang sempurna dan seorang negarawan pandai, ia memimpin beberapa pasukan
tentara Maurya. Popularitasnya yang naik di membuat kakak-kakaknya menjadi
cemburu mereka cemas ia bisa dipilih ayahnya menjadi Raja selanjutnya.
Kakaknya yang tertua, Susima, putra mahkota pertama, membujuk ayahnya untuk
mengirim Ashoka mengatasi sebuah pemberontakan di kota Taxila. Taxila adalah
sebuah daerah yang bermasalah karena penduduknya adalah suku bangsa YunaniIndia yang suka berperang. Ashoka setuju dan bertolak ke daerah yang sedang
dilanda peperangan itu. Ashoka berhasil menanganinya dan keberhasilannya
membuat kakak-kakaknya semakin cemas akan maksudnya menjadi Raja penerus,
maka ibunya (Dharma) memerintahkan Ashoka untuk meninggalkan Pataliputra
karena Susima akan membunuhnya. Ashoka kemudian pergi ke Kalinga dan
menyembunyikan jati dirinya. Menyamar menjadi seorang pemuda bernama
Pawan dan di lindungi oleh panglimanya bernama Bheema (Film Ashoka The
Great. 2001. Santosh Sivan) Sementara itu, ada sebuah pemberontakan lagi, kali
ini di Ujjayani (Ujjain). Ashoka pergi ke Ujjayani dan pada pertempuran di sana ia
terluka, tetapi para tentaranya berhasil menumpas pemberontakan. Ashoka
kemudian diobati oleh pengikut setia Susima secara diam-diam sehingga mereka
tidak bisa melukainya dan setia padanya. Akhirnya Ashoka menjadi seorang
gubernur di Ujjayani. Tahun demi tahun telah berlalu. Wafatlah Bindusara. Para
menterinya mulai berpikir tentang masa depan kerajaan. Sesuai dengan tradisi,
yang

paling

berhak

menjadi

raja

berikutnya

adalah

Susima.

Namun

pemberontakan Taxila pada waktu itu menyiratkan kelemahan Susima. Suatu


ketika Susima sepulang dari berkuda bertemu, ia dengan perdana menteri dan
bersenda gurau pada mereka dan tiba-tiba ia menempeleng kepala salah satu
perdana menteri dan berlalu begitu saja. Tetapi perdana menteri berpikir, Hari ini
ia menempelengku dengan tangannya. Ketika menjadi Raja, ia akan menjatuhkan

pedangnya kepadaku. Aku harus memastikan ia tidak mewarisi kerajaan ini.


Kemudian perdana menteri memanggil para menteri dan memilih Ashoka menjadi
penerus Maurya. Para menteri menyetujui hal ini. Lalu di angkatlah Pangeran
Ashoka menjadi Raja. Saat Susima mengetahuinya ia merasa marah dan
membunuh ibunda Ashoka. Pada saat itu murkalah ia, Ashoka menyerang
memenggal semua kepala kakak-kakaknya termasuk Susima, kecuali Sugatra
yang kabur ke kalinga (Film Ashoka The Great. 2001. Santosh Sivan). Pada saat
itu banyak orang yang menyebutnya Canda Ashoka artinya Ashoka pembunuh dan
tak kenal kasih.
Berdasarkan latar belakang diatas, menarik untuk dikaji tentang
bagaimanakah kehidupan Raja Ashoka saat menjadi seorang Raja? Bagaimanakah
berakhirnya Kerajaan Maurya?
PEMBAHASAN
2.1 Kehidupan Raja Ashoka Saat Menjadi Seorang Raja
Sekitar tahun 261 SM Ashoka pergi ke Kalinga dan bertemu dengan gadis
bernama Kaurwaki (putri kerajaan Kalinga) dan ia jatuh cinta padanya sampaisampai ia memberikan sebuah kuda kepada Kaurwaki. Pada saat itu ia masih
menyamar menjadi Pawan (Film Ashoka The Great. 2001. Santosh Sivan). Dia
juga sangat ingin menaklukkan Kalinga, yang merupakan sebuah negara yang
masih merdeka belum dikuasai oleh negara lain. Bangsa Kalinga mempunyai
angkatan perang yang tangguh, dengan gagah berani mempertahankan
kemerdekannya dari upaya penjajahan bangsa asing, termasuk Maurya (Abu
Suud. 1988: 148). Seluruh wilayah Kalingga dihancurkan. 125 orang ditawan,
100.000 orang tewas terbunuh, dan berlipat ganda dari jumlah itu semua musnah.
Dan pada saat itu, Kauwarki ikut serta dalam peperangan. Ia melihat
Pawan/Ashoka sedang menebaskan pedang terhadap musuh-musuhnya. Ia sangat
shock melihat itu. Pada saat itu, setelah peperangan usai, Ashoka menemukan
kuda milik Kaurwaki. Ia panik mencari Kauwarki dan akhirnya menemukannya.
Akhirnya mereka berbicara dari hati ke hati dan Ashoka meminta maaf atas
perbuatannya. Ashoka juga menusuk Arya, kakak dari Kauwarki dengan
menggunakkan panah. Ia sekarat di pelukan Kauwarki. Ashoka akhirnya

menyadari bahwa musuh-musuh yang ia bunuh, termasuk Arya adalah keluarga


Kauwarki (Film Ashoka The Great. 2001. Santosh Sivan). Hal ini membuatnya
muak dan ia berteriak: "Apakah yang telah kuperbuat?". Sejak itu berubahlah Ia
menjadi penganut agama Buddha berkat pengaruh dari seorang pendeta yang
bernama Upagupta dan ia mulai mendefiniskan prinsip-prinsip dasar dharma(Abu
Suud. 1988: 148). Dia merasa bertanggung jawab atas segala bentuk
pembunuhan yang telah dilakukan selama ini, dan dia sangat menyesalinya. Sejak
saat itu Ashoka, yang sebelumnya dikenal sebagai Ashoka yang kejam (Canda
Asoka) mulai dikenal sebagai Ashoka yang Saleh (Dharmsoka). Ia
menjalankan pemerintahan dengan bijaksana di bawah bimbingan cahaya Hukum
atau Dharma atau Undang-undang Kasih Sayang yang telah diajarkan oleh agama
Buddha (Abu Suud. 1988: 148). Ia menjadi seorang biksu, dan bertekad untuk
mengembangkan ajaran Buddha yang dianutnya ke segala penjuru daerah
kekuasaannya.

Seluruh

dewan

pemerintahannya

dikerahkan

untuk

mengembangkan ajaran Buddha. Dalam usahanya, ia dibantu oleh putranya


Mahinda dan putrinya Sanghamitta membawa agama Buddha ke Sri Lanka.
Ashoka membangun ribuan stupa dan vihara bagi penganut Buddha. Selama sisa
masa pemerintahannya, ia menganut kebijakan resmi anti kekerasan. Bahkan
penyembelihan dan penyiksaan sia-sia terhadap hewan pun dilarang. Margasatwa
dilindungi dengan undang-undang. Ashoka juga mempromosikan konsep
vegetarianisme. Raja Ashoka juga menaruh belas kasihan kepada para narapidana
di penjara. Mereka diperbolehkan mengambil cuti, sehari dalam waktu setahun. Ia
berusaha meningkatkan ambisi profesional rakyat jelata dengan membangun
pusat-pusat studi (Universitas). Ia juga mengupayakan sistem irigasi bagi
pertanian. Rakyatnya diperlakukan secara sama, apapun mereka. Ashoka juga
membangun rumah sakit untuk hewan (Vincent A, Smith. Williams Jackson. 2008:
165) dan merenovasi jalan-jalan utama yang menghubungkan daerah-daerah di
India.
2.2 Berakhirnya Kerajaan Maurya
Setelah meninggalnya Ashoka, Maurya mulai terpecah-pecah karena
perebutan kekuasaan terjadi antara kedua cucu Ashoka, Sampradi dan Dasaratha,
dan membagi Kerajaan menjadi dua. Wilayah Kerajaan berkurang hingga hanya

tersisa di lembah sungai Gangga dan akhirnya sekitar lima puluh tahun kemudian
Raja terakhir Maurya bernama Brihadrata dibunuh oleh panglima perangnya
sendiri saat ia sedang menginpeksi pasukannya. Ia bernama Pusyamitra Sunga,
yang kemudian mendirikan Kerajaan Sunga (185 SM-78 SM) dan memerintah
sebagian wilayah Maurya yang telah runtuh.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa, pada zaman Ashoka, dalam penaklukkannya di
Kalinga membuat penggabungan wilayah baru di luar negara India (Yunani)
wilayah kekuasaannya terbentang amat luas, dari bagian selatan India
membentang ke daerah pegunungan Himalaya di batas utara India, dan dari
perbatasan di timur hingga ke batas barat dan membuat proses pemersatuan
India pada saat itu. Dan ajaran Buddha yang dibawa Ashoka juga membuat
Ashoka menjadi Raja yang penuh kasih sayang, pahlawan, dan Raja yang Agung.
Dari itu dapat disimpulkan bahwa, agama Buddha di zaman itu mendapat
kedudukan sebagai agama kerajaan. Dan lambang Ashoka (Chakra Ashoka)
dijadikan lambang Negara India yang artinya Hanya Kebenaran Yang Berjaya.
DAFTAR PUSTAKA
Asoka. https://id.wikipedia.org/wiki/Asoka, diunduh 10 Oktober 2015.
Film Ashoka The Great. 2001. Santosh Sivan.
Lambang India. Id.m.wikipedia.org/wiki/Lambang_India, diunduh 14 Oktober
2015.
Riwayat Hidup Raja Asoka. https://devanaga.wordpress.com/2015/01/14/riwayathidup-raja-asoka-5/, diunduh 10 Oktober 2015.
Sejarah
Kekaisaran
Maurya.
https://id.wikibooks.org/wiki/Sejarah_Kekaisaran/Maurya, diunduh 10
Oktober 2015.
Smith. A, Vincent., dan Williams Jackson. 2008. History of India, In Nine
Volumes: Vol. II From the Sixth Century B.C. to the Mohammedan
Conquest, Including the invansion of Alexander the Great. New York :
Cosimo, Inc.
Suud, Abu. 1988. Memahami Sejarah Bangsa Bangsa di Asia Selatan. Jakarta :
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Вам также может понравиться