Вы находитесь на странице: 1из 21

ASUHAN KEPERAWATAN

DeNGAN lEUKEMIA PADA ANAK


Dibuat sebagai tugas dalam mata kuliah
KEPERAWATAN ANAK I

PENYUSUN:
MUHAMMAD SAZILI
51110054

FAKULTAS KESEHATAN DAN ILMU KEDOKTERAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN (PSIK B )
UNIVERSITAS BATAM
TAHUN AJARAN 2010/2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan taufik serta hidayahnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dengan judul Asuhan Keperawatan Dengan
LEUKEMIA Pada Anak .
Selawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat
manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti kita
rasakan saat ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Keperawatan Anak I yaitu Ibu Ns. Eka
Roza Wijaya,S.Kep., sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sesuai dengan sesuai
harapan.
Penulis menyadari sebagai manusia biasa, tentunya banyak kesalahan dan kekurangan. Maka
dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca,
untuk perbaiki tugas selanjutnya.
Batam, 05 April 2012

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi
2.2 Etiologi
2.3 Manifestasi klinis
2.4 Patofisiologi
2.5 Penatalaksanaan
2.6 Asuhan Keperawatan
2.7 DiagnosaKeperawatan , Tujuan , dan Intervensi
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal darisel induk sistem hematopoetik
yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darahputih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah
namun sangat jarang.Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel
darahtersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormalyang
mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.Penyakit ini disebabkan terjadinya
kerusakan pada pabrik pembuatsel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat selsel darahtetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel inimendesak
pertumbuhan sel darah normal.Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui,
pengaruhgenetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkanperanan.
1.2. Tujuan
A. Tujuan UmumDapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalahkesehatan
terutama leukemia
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan keluargadengan masalah leukemia.
Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi keperawatanterhadap klien dengan
leukemia.
Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai denganinterfensi keperawatan yang telah
disusun.
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasikeperawatan yang telah
dilaksanakan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Teori
DEFENISI
Penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel-sel hematopietik.
(Sylvia&Lorraine,1992). Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam
sumsumtulang menggantikan elemen sumsum tulang normal. (Brunner&Suddarth,1996).
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang
dan limfa nadi (Reeves, 2001). Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan
padasumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).

1.

2.

3.
4.
5.
6.
7.

ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnyadengan kanker
lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yangmengaktifkan onkogenesis atau
menonaktifkan gen suppressor tumor, danmenganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi
atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemiaini, antara lain:
Tingkat radiasi yang tinggiOrang orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah
terkenaleukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasitingkat tinggi
bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi diJepang. Pengobatan yang
menggunakan radiasi bisa menjadi sumber daripaparan radiasi tinggi.
Orang-orang yang bekerja dengan bahan bahan kimia tertentuTerpapar oleh benzene dengan
kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan leukemia. Benzene digunakan
secara luas di industri kimia.Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang
terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leuikemia.
KemoterapiPasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang kadangberkembang
menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agenalkilating dihubungkan dengan
berkembangnya leukemia akhir akhir ini.
Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnyaBeberapa penyakit disebabkan oleh
kromosom yang abnormal mungkinmeningkatkan resiko leukemia.
Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia
limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.
Myelodysplastic syndromeOrang orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko
terhadapberkembangnya leukemia myeloid akut.
Fanconi AnemiaMenyebabkan akut myeloid leukemia

KLASIFIKASI
1. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik AkutAML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak
berdiferensiasi kesemua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.Semua
kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuaibertambahnya usia. Merupakan
leukemia nonlimfositik yang paling seringterjadi. Pasien hanya dapat bertahan sampai 1 tahun,
kematian disebabkanoleh infeksi dan pendarahan.
2. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik KronisCML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel
stem mieloid. Namunlebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit inilebih

ringan. CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.Manifestasi mirip dengan


gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebihringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama
bertahun-tahun,peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa,
limpamembesar.
3. Luekemia Limfositik AkutALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi
padaanak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insidenusia 4 tahun, setelah
usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfositimmatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer,sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
4. Leukemia Limfositik KronisCLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai
70tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baruterdiagnosa saat
pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.

1.

2.

ANATOMI FISIOLOGI
Organ Pembentuk Darah
Sebelum bayi lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah. Saat
tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring dan mendetoksifikasi
segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap melalui kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga
kimia internal, mengubah zat gizi makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan
darah, dan kekebalan tubuh. Yang menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit
pemahaman tentang fungsi hati yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja tiada henti.
Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
1. Nodus Limfe
Dalam tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel kepolisian yang
tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga kantor-kantor polisi dengan polisi
penjaga, yang juga dapat menyiapkan polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem
limfatik dan kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah limfosit.
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja untuk kemanfaatan bagi umat
manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa
yang terdapat di beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang diproduksi oleh
nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh limfatik, serta cairan getah bening tempat
limfosit berenang di dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh limfatik
menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang berada di sekitar pembuluh
limfatik kapiler. Cairan getah bening yang kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melakukan kontak ini membawa serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini diteruskan ke
nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada jaringan mulai merebak permusuhan,
pengetahuan ini akan diteruskan ke nodus limfa melalui cairan getah bening.
2. Timus
Selama bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang belum
berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan sebagai bukti evolusi.
Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini, telah terungkap bahwa organ ini merupakan
sumber dari sistem pertahanan kita.
3. Sumsum Tulang

3.
a.
b.
c.
d.

e.

f.
g.

Sumsum tulang janin di rahim ibunya tidak sepenuhnya mampu memenuhi fungsinya
memproduksi sel-sel darah. Sumsum tulang mam-pu mengerjakan tugas ini hanya setelah lahir.
Akankah bayi ini terkena anemia saat di dalam kandungan ?
Tidak. Pada tahap ini, limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh
mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa mulai memproduksi selsel ini selain memproduksi limfosit yang merupakan tugas utamanya.
4. Limpa
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem pertahanan kita adalah limpa. Limpa terdiri dari dua
bagian: pulp merah dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula
dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama mengenai tugas yang
dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian atas abdomen ini menying-kapkan gambaran
luar biasa. Fungsinya yang sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.
Keterampilan limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah (sel darah
merah dan trombosit). Kata menyimpan mungkin menimbulkan kesan seakan ada ruang
terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat penyimpanan. Padahal limpa adalah organ
kecil yang tak memiliki tempat untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang
supaya ada tempat tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang
disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang penyimpanan yang lebih
besar.
Pembentukan Dan Perkembangan Sistem Imun dan Sel-Sel Darah Dari Janin Hingga
Lansia
Usia janin minggu pertama
Kehidupan embrio sel darah premitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac.
Usia janin minggu kedua
Pembentukkan terjadi pada pulau-pulau darah di sakus vitelinus/yolk sac (kantung kuning telur).
Pada minggu kedua ini terbentuk eritrosit premitif (sel yang masih berinti).
Usia janin minggu ke-empat
Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukkan otak,sumsum
tulang dan tulang belakang serta jantung dan aorta.
Usia janin minggu ke-lima
Pada minggu ke lima terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan ectoderm,mesoderm, dan endoderm.
Hati yang sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel darah merah terbentuk pada mingguminggu ini yang termasuk dalam lapisan endoderm.
Usia janin minggu ke-enam
Pembentukkan terjadi pada hepar dan lien juga pada timus (pembentukan limfosit). Pada
minggu-minggu ini juga terbentuk eritrosit yang sesungguhnya (sudah tidak berinti) juga
terbentuk semi granulosit dan tromobosit. Selain itu juga limfosit (dari timus).
Usia janin minggu ke-lima belas
Pada minggu-minggu ini tulang dan sumsung tulang terus berkembang.
Usia janin minggu ke-enam belas
Pembentukkan terjadi pada sumsung tulang karena sudah terjadi proses osifikasi(pembentukan
tulang). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau terjadi di medulolimfatik (di medulla spinalis
dan limfonodi). Tapi limfonodi ini untuk maturasi. Dan pada minggu ke enambelas ini sudah
terbentuk darah lengkap.

h. Pada dasarnya sumsum tulang dari semua tulang memproduksi sel darah merah sampai
seseorang berusia 5 tahun; tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus dan
tibia, menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih berusia 20
tahun.
i. Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah merah diproduksi dalam sumsum tulang
membranosa, seperti vertebra, sternum, iga dan ilium. Sehingga bertambahnya usia tulang-tulang
ini sumsum menjadi kurang produktif.

TANDA DAN GEJALA


Leukemia Mieloblastik Akut
1. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang
2. Anemia
3. Perdarahan, petekie
4. Nyeri tulang
5. Infeksi
6. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum
7. Kadang kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5
8. Sakit kepala
Leukemia Mieloblastik Kronik
1. Rasa lelah
2. Penurunan berat badan
3. Rasa penuh di perut
4. Kadang kadang rasa sakit di perut
5. Mudah mengalami perdarahan
6. Diaforesis meningkat
7. Tidak tahan panas
Leukemia Limfositik Akut
1. Malaise, demam, letargi, kejang
2. Keringat pada malam hari
3. Hepatosplenomegali
4. Nyeri tulang dan sendi
5. Anemia
6. Macam macam infeksi
7. Penurunan berat badan
8. Muntah
9. Gangguan penglihatan
10. Nyeri kepala
Leukemia Limfositik Kronik
1. Mudah terserang infeksi
2. Anemia
3. Lemah
4. Pegal pegal
5. Trombositopenia
6. Respons antibodi tertekan
7. Sintesis immonuglobin tidak cukup

PATOFISIOLOGI LEUKEMIA WOC

PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis AMLTerapi induksi dan terapi konsolidasi
Terapi induksi (kemoterapi) untuk membunuh selleukimia
Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin (daunomycin,cerubidine) atau mitoxantrone atau
idarubicin, mercaptopurine(purinethol)
Supportive care (darah dan platelet) untuk infeksi,perdarahan, mukositis dan diare.
Granulocyte growth factor.Terapi konsolidasi/post remisi (untuk menghilangkan sisa sel
leukimia yangtidak terdeteksi secara klinis) CytarabineTransplantasi sumsum tulang Donor
sumsum tulang menggantikan produksi sel darah. Sebelumnya dilakukan kemoterapi dan
radiasi untuk menghancurkan sumsum iskemik.Bisa terjadi resiko penolakan dan infeksi.
2. Penatalaksanaan medis KMLFase kronis
Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki kelainankromosom

Hydroxyurea atau busulfan (myleran) untuk mengurangiSDP


Leukopheresis : memisahkan dan membuang leukosit
Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi SDP secaracepatFase transformasi
Terapi induksi dan transplantasi sumsum tulang.
3. Penatalaksaan medis ALL
Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid
Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP6
Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun
Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid
Transpalantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit
4. Penatalaksaan medis KLL
Koemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (leukeran)
Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
Imunoglobin IV untuk menangani efek samping obatseperti infeksi: pneumocystis, listeria,
mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus.

2.2. Asuhan Keperawatan


ILUSTRASI KASUS
An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat. Pasien baru masuk bagian anak untuk yangke dua kalinya
atas indikasi ALL. Prositostatika.
Pemeriksaan Fisik :
I. Identitas Pasien
Nama anak
: An.D
Tanggal masuk
: 20-10-2009
No.RM
: 613096
Tempat/tgl lahir
: Pondok/ 05-10-2004
BB/TB saat lahir
: 3500 gram/ 111 cm
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan anak
: Taman Kanak-kanak
Anak Ke
: 1 (satu)dalam keluarga
Nama ayah
: Mahatir
Pekerjaan
: Sopir Pendidikan :D3
Nama ibu
: Nike
Pekerjaan
: Ibu RT
Pendidikan
: D3
Alamat
: Pondok, Kota Padang
Diagnosa Medis
: LLA. Prositostatika
II. Keluhan Utama
Alasan masuk ke RS: An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat dan diindikasikan ALL.
Prositostatika.
III. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal:
Ibu dari anak mengatakan selama hamil an. D, ia tidak mengalamikelainan dan gizinya cukup.
2. Intranatal:
Ibu mengatakan, an.D lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir dengan cukup umur yaitu 9
bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan panjang badan 42cm. Saat lahir, An. R menangis
spontan.
3. Postnatal:
Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelahmelahirkan. Kondisinya
normal.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

IV. Riwayat Kesehatan Dahulu


Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, an.D pernah menderita ALL. Prositostatika.
Pernah dirawat di RS :
Sebelumnya, an.D pernah di rawat di RS
Obat-obatan yang pernah digunakan :
Orang tua an.D mengatakan bahwa dulu an.D pernahmengkomsumsi kortikosteroid,
sitostatik dan imunoterapi.
Alergi :
An.D tidak memiliki riwayat alergi.
Kecelakaan :
An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya.Kalaupun jatuh, an.D tidak sampai
mengelami luka berat.
Riwayat imunisasi :
BCG
DPT
POLIO
CAMPAK
HEPATITIS B

I
1BLN
1BLN
9BLN
1BLN
0BLN

II
2BLN
2BLN

III
3BLN
3BLN

2BLN

6BLN

V. Riwayat Kesehatan Saat Ini


Tanggal 21 Oktober 2009 kemaren, an.D telah mendapatkan kemo terapi.Saat pengkajian tanggal
22 Oktober 2009, an. D sedang demam, suhu 38,6 C. An.D tidak mau makan, perutnya kembung
dan lidahnya terdapatsariawan.. Setelah diberi roti, an.D muntah. An.D mengeluhkan nyeri
padasendinya dan terasa pegal-pegal. An.D meraba-raba perutnya danmengatakan sakit pada
perutnya.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu an.D mengatakan, tidak ada penyakit keturunan, apalagi penyakit turunan yang seperti
dialami oleh an.D

1.

2.
3.
4.

5.
1.
2.

3.
4.
5.

VII. Riwayat Tumbuh Kembang


Kemandirian dan bergaul :
Sebelum sakit, an.D mampu melakukan aktivitas sehari-hari sepertimakan sendiri, pasang baju
sendiri. An.D berteman baik dengan temansebaya. Tapi semenjak sakit, An. D sudah tidak
mampu melakukanaktifitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain dengantemantemannya.
Motorik kasar :
Umur 3 bulan, an.D sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah bisaduduk, umur 9 bln berdiri
dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.
Motorik halus :
Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa menulis coret-coretan
Kognitif dan bahasa :
Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa memahami perintah dari orang lain,an.D mengerti apa yang
ditanyakan orang padanya. Perkembanganbahasa normal, anak mulai bisa bicara umur 12
bulan.5. Psikososial :Saat pengkajian, An.D mau berinteraksi dengan orang lain selain orangtua
bila di beri mainan terlebih dahulu.
Lain-lain : Emosi an.D saat ini labil
VIII. Riwayat Sosial
Yang mengasuh klien :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
Hubungan dengan anggota keluarga :
An.D merupakan anak kandung dari Ibu Nike dan Bpk mahatir. Saatpengkajian, Bapak dari
An.D sering memaksa anaknya makan-minumdengan paksa dan sedikit marah-marah pada
an.DMenurut Ibunya, An.D sangat sayang sama adiknya. Mereka jarang sekali ribut.
Hubungan dengan teman sebaya :
Sebelum sakit, an.D berteman baik dengan teman sebayanya.
Pembawaan secara umum :
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah(anak tidak sinroma down)
Lingkungan rumah :
- Luas rumah 8 x 10 m
- Ventilasi cukup, penerangan cukup
- Pakai sumur gali- Sampah dibakar
- Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalujauh kira-kira 10 m

IX. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum
: sadar/compos mentis
2. TB/BB (cm)
:111 cm/ 15 kg
3. Kepala
:46 cm
a. Lingkar kepala :
b. Rambut :
kebersihan.(bersih)
warna. (hitam)
Tekstur (kasar)
distribusi rambut.(merata)
Kuat/mudah tercabut....( kuat )
4. Mata :
a) Sklera
:Normal/non ikterik
b) Konjungtiva
:anemis
c) Palpebra :
d) Pupil : ukuran ........ 2mm ......... bentuk ..... isokor ......... reaksi cahaya ........+ / normal .........
5. Telinga :
a) Simetris
: ya
b) Serumen
: Ada
c) Pendengaran
: Baik
6. Hidung
:
a) Septum simetris :ya
b) Sekret :tidak
c) Polip :tidak
7. Mulut: Kebersihan(kurang). Warna(merah) Kelembaban(kering),gusi berdarah
3 hari yang lalu.
a) Lidah :Ada sariawan 1 cm
b) Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yangdi atas)
8. Leher :
a) Kelenjer getah bening :Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 cm dan diinguinal dextra ada 3
bh diameter x 1 x 2 cm
b) Kelenjer tiroid :Tidak ada pembengkakanc. JVP : 5-2 cm H2O
9. Dada :
a) Inspeksi :Normal
b) Palpasi :Normal
10. Jantung :
a) Inspeksi : iktus cordis di RIC V
b) Auskultasi :c) Palpasi :11. Paru-paru :
a) Inspeksi :simetris
b) Palpasi :fremitus kiri = kanan
c) Perkusi :d) Auskultasi :vesikuler
12. Perut :

a) Inspeksi :ada purpura


b) Palpasi :Hepar kenyal dan pinggirnya tajam
c) Perkusi :timpanid. Auskultasi :bising usus normal (4x/menit)
13. Punggung :bentuk normal
14. Ekstremitas :Kekuatan dan tonus otot baik
15. Genitalia :16. Kulit :
a) Warna :sawo matang
b) Turgor :kembali dalam waktu 2 detik
c) Integritas :ada purpura di abdomen
d) Elastisitas :elastis
17. Pemeriksaan Neurologis : an.D dalam kondisi sadar/compos mentis
X. Pemeriksaan Tumbuh Kembang
a. DDST (terlampir)
b. Status Nutrisi (terlampir)
XI. Pemeriksaan Psikososial
An. D saat dilakukan pengkajian, kurang mau berinteraksi denganorang lain. Ketika diberi
mainan, an. D baru mau berkomunikasidengan orang .
XII. Pemeriksaan Spritual
Orang tua anak mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan anaknya.
XIII. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium :
- Hb : 8,4 gr %
- Trombosit : 34.000/mm3
a. - Leukosit : 1800/mm3
- Ht : 26 %
b. Rontgen :c. Lain-lain :XIV. Kebutuhan Dasar Sehari-hari
N
o

Jenis
kebutuhan

Di rumah/sebelum sakit

Di rumah sakit

Makan

Sering di buatkan nasi


lunak karena an.R
memang susah disuruh
makan

ML,TKTP1300kalori
/hari

Minum

Kurang minum

Tidur
Mandi
Eliminasi

8 jam/ hari
2x/hari
BAB 1X/hari

Bermain

Normal seperti anak sebay


anya

Jus terung pirus, air


putih,susu
12 jam/hari
1x/hari
Bermain sendiri
dengan permainan
seadanya seperti
topeng - topengan

ANALISA DATA
Data
DS :

Masalah Keperawatan
Diagnosa keperawatan
Gangguan nutrisi kurang dari Gangguan nutrisi kurang dari

Keluarga mengatakan Anak kebutuhan tubuh.


menolak untuk makan sejak
seminggu yang lalu
Keluarga
mengatakan
biasanya anak hanya mampu
menghabiskan
1/4porsi
makan yang diberikan
DO :
Berat badan anak turun dari
17 kg menjadi 15 kg- Berat
badan anak berdasarkan skala
NCHS menunjukkan gizi
yang kurang yaitu76,19%
Lidah
anak
terdapat
sariawan dengan diameter
1 cm
Porsi makan yang diberi RS
belum dimakan anak - LILA
anak 14 cm
DS :
Resiko infeksi
keluarga mengatakangusi
An.D berdarah2 hari yang
lalu.
DO :
Leukosit :1800/mm3
Hb : 8,4 gr %
ada purpura diabdomen
imunosupresi
gusi terlihatberwarna merahsuhu 38,6 C
DS :
program terapeutik
keluarga
mengatakan
mereka tidak mengetahui
cara
merawat
keluarga
dengan leukemia
ibu An.D mengatakan sering
lupa memberikan obat pada
An.D( pemberian obat tidak
teratur ).
DO :
An.D sudah dua kali dirawat
di RS dengan diagnosis
penyakit
yang
sama
(ALL.Prositostatika )

kebutuhan tubuh
b.d intake yang tidak adekuat

Resiko infeksi b.d inadekuat


pertahanan sekunder atau
penurunan respon kekebalan

terapeutik b.d kompleksitas


program pengobatan

a.

b.
c.
d.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA 1. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d inadekuat pertahanansekunder atau penurunan
respon kekebalan.
Tujuan :
Terbebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukkan higiene pribadi yang adekuat
Mengindikasikan status gastrointestinal, pernafasan, dan imundalam batas normal
Menggambarkan faktor yang menunjang penularan infeksi
Melaporkan tanda dan gejala infeksi serta mengikuti prosedur pernafasan dan pemantauan
Intervensi :
Istirahatkan klien pada ruangan khusus/ isolasi
Rasional :
dengan mengistirahatkan pada ruangan isolasi dapat menghindari terkontaminasi dengan klien
sehingga infeksi dapat dicegah.
Anjurkan klien atau orang tua untuk memelihara kebersihan diridan lingkungan klien
Rasional : dengan memelihara kebersihan diri dan lingkungan dapat menghambat perkembang
biakan kuman.
Laporkan segera adanya tanda-tanda infeksi
Rasional : hindari keterlambatan pengobatan.
Tindakan kepatuhan terhadap therapi AB
Rasional : untuk mencegah dan pengobatan infeksi.
DIAGNOSA 2 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake yang tidak adekuat
Tujuan : Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Intervensi :
Observasi dan catat masukan makanan klien
Rasional : mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsimakanan.
Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : mengawasi penurunan berat badan.
Berikan makanan sedikit tapi sering.
Rasional : makanan sedikit dapat meningkatkan pemasukan dengan mencegah distensi
lambung.
Berikan penyuluhan pada orang tua klien pentingnya nutrisi yangadekuat.
Rasional : menambah pengetahuan klien dan orang tua tentang pentingnya makanan bagi tubuh
dalam membantu proses penyembuhan.
Tingkatkan masukan cairan diatas kebutuhan minuman
Rasional : guna mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan.
Dorong anak untuk minum.
Rasional : meningkatkan kepatuhan.
Ajarkan orang tua tentang tanda-tanda dehidrasi
Rasional : menghindari keterlambatan therapi rehidrasi.
Tekankan pentingnya menghindari panas yang berlebihan.
Rasional : menghindari penyebab kehilangan cairan.

DIAGNOSA 3: Ketidakefektifan penatalaksanaan program terapeutik b.d kompleksitas program


pengobatan
Batasan Karakteristik
Subjektif:
Pengungkapan secara verbal keinginan untuk mengelola pengobatanpenyakit untuk mencegah
gejala sisa
Pengungkapan secara verbal kesulitan pengaturan atau integrasi dari salahsatu atau lebih efek
atau pencegahan komplikasi
Pengungkapan secara verbal bahwa keluarga tidak dapat bertindak untuk mengurangi factor
resiko dan gejala sisa
Objektif
Percepatan gejala-gejala penyakit dari anggota keluarga
Aktivitas keluarga yang tidak tepat dalam mencapai tujuan programpengobatan untuk
pencegahan
Kurangnya perhatian terhadap penyakit atau gejala sisa
Tujuan/Kriteria HasilKeluarga akan:
Menunjukkan keinginan untuk mengelola regimen atau program terapeutik
Mengidentifikasi factor-faktor pengganggu program terapeutik
Mengatur kegiatan yang biasa dibutuhkan ke dalam program pengobatananggota keluarga,
misalnya diet, aktivitas sekolah
Mengalami penurunan gejala sakit diantara anggota keluarga
Intervensi
Kaji status koping dan proses keluarga saat ini
Kaji tingkat pemahaman anggota keluarga pada penyakit, komplikasi, dan penanganan yang
disarankan
Kaji kesiapan anggota keluarga untuk mempelajarinya
Identifikasi kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam perawatan pasien
Tentukan sumber pemberi perawatan utama secara fisik, emosional, dan pen didikan
Tentukan tingkat ketergantungan pasien pada keluarga, dengan cara yangsesuai dengan usia dan
penyakit
Pendidikan untuk pasien dan keluarga
Berikan keterampilan yang dibutuhkan untuk terapi pasien kepada pemberi perawatan
Ajarkan strategi untuk mempertahankan/memperbaiki kesehatan pasien
Memudahkan pemahaman keluarga dalam aspek penyakit secara medis
Bantu pemberi perawatan utama untuk mendapatka persediaan perawatan yang dibutuhkan

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan olehsel darah putih yang
diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemiaakut pada anak adalah suatu kelainan
atau mutasi pembentukan sel darah putiholeh sumsum tulang anak maupun gangguan
pematangan sel-sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini sekitar 25-30% jumlahnya dari
seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.
Leukemia terdiri dari dua tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute myeloid
leukemia. Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih banyak dibandingkan
jenis acute myeloid leukemia.
Penyebab utama penyakit kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti, dan
masih terus diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa penelitian yang
dilakukan. Dengan kata lain, adahubungannya dengan faktor keturunan, selain tentunya banyak
faktor penyebablain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis subtipe yang didapat.
Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk menghancurkan sel-sel
leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang normal.Terapi yang dipakai biasanya adalah
kemoterapi (pemberian obat melalui infus),obat-obatan, ataupun terapi radiasi. Untuk kasuskasus tertentu, dapat jugadilakukan transplantasi sumsum tulang belakang.Mengenai
kemungkinan keberhasilan terapi, sangat tergantung waktupenemuan pertama penyakit si
penderita. Apakah dalam stadium awal atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya
jadwal terapi yang dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun
kemungkinan penyebab yangbisa diperkirakan.
3.2. Saran
Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk pasien leukemia
agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Rencana Asuhan & Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. (terjemahan).
Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarata.
Doenges, Marilynn E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. (terjemahan). Penerbit buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Engram, Barbara. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Volume 2,
(terjemahan). Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Long, Barbara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah. Volume I. (terjemahan). Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran. Bandung.
Mansjoer, Arif & Suprohaita. (2000). Kapita Slekta Kedokteran Jilid II. Fakultas Kedokteran UI : Media
Aescullapius. Jakarta.
Ngastiyah (1997). Perawatan Anak Sakit. Penerbit buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Soeparman. (1987). Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi kedua. Penerbit FKUI. Jakarta.
Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Penerbit buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Вам также может понравиться