Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan yang sampai saat ini belum dapat teratasi sangat mempengaruhi
keadaan penduduk di suatu negara. Salah satu dampak dari kemiskinan yaitu dengan
munculnya para tunawisma (homeless). Dari beberapa banyak masalah sosial yang ada
sampai saat ini, tunawisma adalah masalah yang perlu harus di perhatikan lebih dari
pemerintah, karena saat ini masalah tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan kotakota besar.
Berdasarkan data statistik pemerintahan Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa
sekitar 4,2 juta KK penduduk Jawa Timur, hidup dibawah garis kemiskinan. Dengan
demikian diperkirakan sekitar 15 juta orang atau 35 % penduduk Jawa Timur,
dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sementara ada sekitar 750 orang tunawisma,
jumlah dari tunawisma ini semakin banyak dan sulit diatur.
Tuna Wisma tidak saja merupakan penyakit, namun merupakan suatu kehidupan yang
dijadikan permasalahan bagi pemerintah. Karena para tuna wisma tersebut dapat
meresahkan dan mengganggu kesejahteraan di suatu negara. Tunawisma juga bisa
menyebabkan timbulnya masalah-masalah kesehatan seperti mendorong munculnya PSK,
sehingga penyakit menular seksual tidak dapat terhindarkan. Oleh sebab itulah, apabila
masalah gelandangan dan pengemis tidak segera mendapatkan penanganan, maka
dampaknya akan merugikan diri sendiri, keluarga, masyarakat serta lingkungan
sekitarnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran secara umum tentang pengkajian dan penanggulangan
homeless
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tentang pengertian, ciri-ciri, pembagian, penyebab, tempat
perlindungan, yang berkaitan dengan homeless
2. Untuk mengetahui tentang alasan seseorang menjadi homeless, masalah yang
dihadapi seorang homeless dan akibat adanya homeless
3. Untuk mengetahui kesehatan reproduksi dan homeless pada wanita
4. Untuk mengetahui perawatan kesehatan bagi para homeless
5. Untuk mengetahui pencegahan dan penanggulangan pada homeless dan kendala
dalam penanganan homeless
C. Manfaat
1. Bagi penulis
Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya tentang homeless
1
2. Bagi Institusi
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan dan sebagai referensi
mengenai homeless dalam asuhan kebidanan kesehatan reproduksi dan KB
BAB II
PEMBAHASAN
I. Homeless Secara Umum
A. Pengertian Homeless
Homeless atau tunawisama berasal dari kata gelandang yang berarti selalu
mengembara, atau berkelana. (Humaidi, (2003).
Homeless adalah orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan
norma kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai
tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah tertentu dan hidup mengembara di
tempat umum. Sedangkan pengemis adalah orang-orang yang mendapatkan
penghasilan dengan meminta-minta di muka umum dengan berbagai cara dan alasan
untuk mengharapkan belas kasihan dari orang lain. (Anon., 1980).
Homeless (tuna wisma/gelandaan) adalah orang yang hidup dalam keadaan
tidak sesuai dengan norma dimasyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat
tinggal yang tetap di wilayah tertentu dan hidup ditempat umum. berdasarkan
berbagai alasan harus tinggal di bawah kolong jembatan, taman umum, pinggir jalan,
pinggir sungai, stasiun kereta api, atau berbagai fasilitas umum lain untuk tidur dan
menjalankan kehidupan sehari-hari.
Homeless atau Tunawisma adalah kondisi orang dan kategori sosial dari
orang-orang yang tidak memiliki rumah atau tempat tinggal biasanya karena mereka
tidak mampu membayar atau sebaliknya, tidak mampu menjaga, teratur, aman dan
perumahan yang layak atau mereka kekurangan.
Home less banyak terdapat dikota kota besar. Kedatangan mereka ke kota
besar tanpa didukung oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya
mereka tinggal diemperan toko, kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas,
disekitar rel kereta api, ditaman dan ditempat umum lainnya. Pekerjaan mereka
sebagai pengemis , pengamen, pemulung sampah.
B. Ciri- Ciri Homeless
Adapun secara spesifik ciri-ciri tunawisma yaitu sebagai berikut:
1. Para tunawisma tidak mempunyai pekerjaan
2. Kondisi fisik para tunawisma yang dapat dibilang tidak sehat karena kondisi
lingkungan yang memprihatinkan.
3. Para tunawisma biasanya mencari-cari barang atau makanan disembarang tempat
demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Para tunawisma hidup bebas tidak bergantung kepada orang lain ataupun
keluarganya.
C. Pembagian Homeless (Tunawisma)
Homeless dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Tunawisma biasa, yaitu mereka mempunyai pekerjaan namun tidak
mempunyai tempat tinggal tetap.
2. Tunakarya, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak
mempunyai tempat tinggal tetap.
3
3. Tunakarya cacat, yaitu mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak
mempunyai tempat tinggal, juga mempunyai kekurangan jasmani dan rohani.
D. Penyebab Homeless (Tunawisma)
Seorang ilmuan Alkostar (1984) dalam penelitiannya tentang kehidupan
gelandangan melihat bahwa terjadinya gelandangan dan pengemis dapat dibedakan
menjadi dua faktor penyebab, yaitu
1. Faktor internal, meliputi sifat-sifat malas, tidak mau bekerja, mental yang tidak
kuat, adanya cacat fisik ataupun cacat psikis.
2. Faktor eksternal, meliputi faktor sosial, kultural, ekonomi, pendidikan,
lingkungan, agama dan letak geografis.
Selain itu ada beberapa faktor yang mendorong seseorang menjadi seorang homeless
atau tunawisma, yaitu:
1. Tidak tersedianya lapangan kerja
Tersedianya lapangan pekerjaan sangat penting bagi masyarakat untuk
menentukan status kehidupan mereka.
2. Kemiskinan
Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan secara
menyeluruh, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan
juga menyebabkan rendahnya pendidikan sehingga tidak mempunyai ketrampilan
dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka tidak
mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut
jadi gelandangan.
3. Bencana alam
Akibat dari terjadinya bencana alam banyak masyarakat yang kehilangan
tempat tinggal dan pekerjaan mereka. Sehingga mereka memilih untuk tinggal di
tempat - tempat umum yang sebenarnya tidak layak utuk ditempati. karena mereka
tak lagi mampu memenuhi kebutuhan yang semakin lama membutuhkan biaya
yang banyak.
4. Yatim piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara dan keluarga tidak mempunyai
tempat tinggal sehingga mereka mencari tempat berteduh di tempat-tempat umum.
5. Kurang kasih sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih
sayang orang tuanya, maka ia turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau
menerima dia apa adanya.
6. Tinggal di daerah konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa
keamanannya kurang terjaga mengakibatkan mereka pindah ke daerah lain yang
mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang.
4
perlindungan,
seperti
besar kotak
kardus, tempat
bisa
hidup
tanpa
pembayaran
dan
tanpa
mobil
atau
atau
truk
yang
kadang-kadang
digunakan
hidup
jangka
sebagai
panjang
4. Financial assets
Minimnya dana yang dimiliki sebagai modal usaha di kota menjadikan mereka
hanya mengandalkan apa yang dimilikinya. Bila yang dimiliki seseorang hanya
tenaga, mereka akan menggunakan tenaga mereka untuk memenuhi kebutuhan
mereka yang tentu saja tidaklah cukup. Sehingga tak jarang seorang tunawisma
terutama wanita mereka akan menjajakan diri atau berprofesi sebagai PSK. Untuk
yang level paling rendahnya, mereka memilih untuk menjadi seorang pengemis
atau pengamen.
5. Sosial assets
Berupa jaringan, kontak dan pengaruh politik, dalam hal ini kekuatan dalam
pengambilan keputusan-keputusan politik. Tentu saja seseorang didesa tidaklah
tahu menahu akan hal ini. Mereka hanya tahu mengenai bagaimana cara agar hari
ini mereka bisa makan atau tidak.
G. Masalah yang Dihadapi Oleh Homeless
Masalah dasar yang dialami oleh tunawisma yaitu :
1. Keamanan pribadi, ketenangan, dan privasi terutama untuk tidur
2. Penitipan tempat tidur, pakaian dan harta benda, makanan, yang mungkin harus
3.
4.
5.
6.
dengan kerugian sosial yang juga mengurangi akses dan pelayanan publik swasta dan
akses dikurangi menjadi kebutuhan penting.
H. Sumber Penghasilan Homeless
1. Berjualan surat kabar (Koran)
2. Mengemis (meminta-minta)
3. Melakukan pertunjukan seperti bermain musik, menggambar di trotoar, atau
menawarkan bentuk lain dari hiburan dalam pertukaran untuk sumbangan.
4. Melakukan tindakan kriminal seperti pencopetan atau perampokan
5. Menjadi PSK
6. Menjadi pemulung dan menjualnya
I. Akibat Adanya Homeless
1. Diskriminasi
Seorang tuna wisma dianggap tidak berharga, penganggu, dan kriminal oleh
masyarakat.
2. Kehidupan yang tidak sehat
Kehidupan jalanan yang tak layak huni, tidak memperhatikan lingkungan,
bahkan dirinya sendiri kurang diperhatikan. Makanan yang dimakan tidak
mencukupi gizi untuk dimakan.
8
3. Meningkatnya kriminalitas
Karena tidak mempunyai pekerjaan yang tetap, untuk mencukupi kebutuhan ,
mereka terpaksa melakukan cara yang haram seperti mencuri.
4. Memperburuk taman kota
Kebanyakan mereka memanfaatkan taman kota untuk tempat tinggal mereka.
Adanya para tuna wisma mengakibatkan pemandangan indah suatu kota menjadi
terganggu, munculnya daerah kumuh dipusat kota hal tersebut terkait dengan
pekerjaaan para tunawisma seperti pengemis, pengamen, pemulung.
5. Banyak anak-anak kecil yang dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan
sejumlah uang setiap harinya.
6. Membahayakan bagi kehidupan wanita yang menjadi homeless
Wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya tersendiri bagi
kesehatan reproduksinya. Kebanyakan mereka terjerumus dalam dunia PSK
sehingga penyakit seperti PMS tidak dapat terhindarkan.
II. Homeless Pada Wanita
A. Definisi Wanita
Wanita adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis
kelamin perempuan, lawan jenis dari wanita adalah pria. Wanita adalah kata yang
umum digunakan untuk menggambarkan perempuan dewasa. Perempuan yang sudah
menikah juga biasa dipanggil dengan sebutan ibu. Untuk perempuan yang belum
menikah atau berada antara umur 16 hingga 21 tahun disebut juga dengan anak gadis.
Perempuan yang memiliki organ reproduksi yang baik akan memiliki kemampuan
untuk mengandung, melahirkan dan menyusui.
B. Kesehatan Reproduksi Dan Homeless pada Wanita
Terkadang seorang wanita yang menjadi korban homeless memilki bahaya
tersendiri bagi kesehatan reproduksinya. Mereka terancam oleh dunia kejahatan,
yang biasanya akan terjerumus oleh sindikat penjualan perempuan yang akhirnya
menjadi seorang PSK(Pekerja Seks Komersial). Bagi remaja yang belum cukup umur
dan kurang pengetahuan, mereka akan mudah terjerat oleh sindikat ini yang
kemudian akan berpengaruh terhadap segala aspek reproduksinya yang seharusnya
belum menjadi tanggungan atau waktunya.
Banyak wanita homeless sering menjadi korban dikarenakan kurangnya
pengetahuan dan ketidakmengertian mereka pada dampak-dampak yang akan mereka
alami. Keadaan seperti itu seharusnya ditanggulangi sejak dini. Jika tidak, maka akan
semakin banyak wanita yang akan mengalami kerusakan pada organ reproduksi,
seperti PMS (Penyakit Menular Seksual) dan Kanker Mulut Rahim (Serviks).
2. Tindak kekerasan.
3. Pemerkosaan.
4. Paksaan untuk masuk dunia pelacuran.
5. Wanita yang diperjual belikan.
6. Perbudakan.
7. Komplikasi berbagai penyakit.
C. Perilaku Seksual Wanita Homeless
Pola perilaku anak perempuan atau wanita yang terjadi di kehidupan jalanan
yang dimulai dari usia sekolah hingga dewasa hampir sama,seakan-akan yang
mereka lakukan adalah hal amat biasa tentunya diikalangan mereka. Berikut
contohnya :
a. Seks bebas
Dari perilaku seksual usia dini Anak jalanan perempuan, yang mulai seks bebas
yaitu anak-anak jalanan dengan usia dibawah 14 tahun dan ada yang melakukan
dengan saudaranya sendiri. Hal ini menyebabkan anak jalanan rentan terhadap
penyakit kelamin misalnya HIV atau AIDS.
b. Penggunaan drugs
Anak jalanan perempuan rela melakukan hal apapun ( merampas, mencuri,
membeli, hubungan seks) yang penting bisa mendapatkan uang untuk membeli
minuman keras, pil dan zat aditif lainnya.
c. Tindak kriminal
Kegiatan-kegiatan yang bisa dikategorikan sebagai tindakan kriminal yang
diketahui pernah dilakukan anak jalanan perempuan yaitu memeras, mencuri,
mencopet dan pengedaran pil. Tindak kriminal terhadap anak jalanan ini juga
dilakukan oleh petugas keamanan seperti Polisi, Satpol PP, TNI, Kantor
Informasi dan Komunikasi Pemerintah, DLLAJ. Bagian sosial Pemerintah pada
saat melakukan operasi razia ketertiban terhadap anak jalanan, gelandangan, anak
yang dilacurkan dan pekerja seks komersial dengan perlakuan tidak manusiawi
dan sadis.
d. Eksploitasi seksual
Keberadaan anak jalanan perempuan yang tinggal dijalanan sangat rentan
terhadap
eksploitasi
khususnya
eksploitasi
seksual
seperti
pelecehan,
pelayanan
kesehatan.
Sebagian
besar
tidak
memiliki asuransi kesehatan apa pun, dan tidak ada memiliki uang
tunai untuk membayar untuk perawatan medis.
12
Tunawisma
orang
sering
menemukan
kesulitan
untuk
bisa
mendapatkan
banyak
Lemari pakaian
Makanan pantries
Manfaat publik tertentu
Dalam beberapa kasus, tempat penampungan darurat.
(Pemda)
stakeholdernya,
selama
atau
ini
cenderung
pihak-pihak
yang
kurang
menyentuh
terkait
dengan
dalam
sebuah
penelitian
cara
penanggulangan
secara
merata,
pembangunan
hendaknya
masing-masing
putra
daerah
akan
membangun
usul
daerahnya
serta
identifikasi
penyebab
yang
para
tunawisma
disebabkan
faktor
ekonomi
atau
dan
membutuhkan
waktu
yang
lama
untuk
dapat
15
Mekanisme
tersebut
juga
harus
dilakukan
secara
terus
menerus dan paling tidak berangsur, agar hasil yang dicapai dari
mekanisme yang dijalankan, hasilnya sesuai dengan harapan, beik
pemerintah maupun individu itu sendiri (para tunawisma).
Ada banyak organisasi yang menyediakan layanan gratis
untuk para tunawisma di negara-negara yang tidak menawarkan
pengobatan
gratis
yang
diselenggarakan
oleh
negara,
tetapi
adanya
menyayangi
dari
keterbukaan,
saling
menghormati
seluruh
anggota
keluarga
dan
dapat
penghasilan
sehari-hari
16
yang
mencukupi
kebutuhannya
d. Pemerataan penduduk
Transmigrasi yang dilakukan pemerintah dapat mengurangi
jumlah pengangguran.
2. Penanggulangan
a. Adanya tempat penampungan
Pemerintah dapat membangun tempat penampungan seperti
panti asuhan, panti jompo, atau tempat para tuna wisma
singgah sehingga mereka tidak berkeliaran di jalan.
b. Memberi fasilitas dan kegiatan yang positif
Pemerintah bersama masyarakat dapat memberikan fasilitas
dan kegiatan positif kepada para tuna wisma
c. Pemberian pendidikan dan ketrampilan
Dibukanya
sekolah
terbuka
untuk
umum
dan
pemberian
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Homeless atau tunawisama berasal dari kata gelandang yang berarti selalu
mengembara, atau berkelana. (Humaidi, (2003).
Penyebab Homeless tentang kehidupan gelandangan melihat bahwa terjadinya
gelandangan dan pengemis dapat dibedakan menjadi dua faktor penyebab, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal (Alkostar,1984)
Alasan yang menjadikan seseorang memilih untuk menjalani hidupnya sebagai
seorang tunawisma. Mulai dari permasalahan psikologis, kerenggangan hubungan
dengan keluarga atau keinginan untuk hidup bebas. Alasan yang terbanyak dan paling
umum adalah kegagalan para perantau dalam mencari pekerjaan
Akibat adanya homeless yaitu diskriminasi, kehidupan yang tidak sehat,
meningkatnya kriminalitas, memperburuk taman kota, banyak anak-anak kecil yang
dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya, dam
membahayakan bagi kehidupan wanita yang menjadi homeless
Pencegahan homeless antara lain membentuk keluarga yang harmonis,
peningkatan pendidikan, pemerataan lapangan kerja, dan pemerataan pendudu.
Sedangkan penanganan homeless meliputi : adanya tempat penampungan, memberi
18
fasilitas dan kegiatan yang positif, pemberian pendidikan dan ketrampilan, dan
pemerataan lapangan pekerjaan.
B. Saran
1. Bagi mahasiswi
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang pengkajian dan
pentalaksanaan homeless
2. Bagi bidan
Diharapkan bidan dapat memberikan penanganan dan pelayanan kebidanan pada
wanita yang mengalami homeless
DAFTAR PUSTAKA
Sibagariang Ellya Eva,dkk.2010.Kesehatan Reproduksi Wanita .Jakarta:Trans Info
Media
Noviana Nana, Wilujeng Dwi.Kesehatan Reproduksi.Jakarta : TIM
19