PANDUAN PRAKTIK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK

RSUD Dr. MOEWARDI
2012 - 2014
MALNUTRISI ENERGI PROTEIN ( MEP )
Keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
1.

Pengertian (Definisi)

kebutuhan gizi.
Berdasarkan lama dan beratnya kekurangan energi dan protein, MEP
diklasifikasikan menjadi MEP derajat ringan-sedang (gizi kurang) dan
MEP derajat berat (gizi buruk)
Keluhan yang sering ditemukan adalah pertumbuhan yang kurang, anak

2.

3.

Anamnesis

Pemeriksaan fisik

kurus, atau berat badannya kurang. Selain itu ada keluhan anak kurang/
tidak mau makan, sering menderita sakit yang berulang atau timbulnya
bengkak pada kedua kaki, kadang sampai seluruh tubuh (WHO).
1. MEP ringan
Sering ditemukan gangguan pertumbuhan:
a. Anak tampak kurus
b. Pertumbuhan linier berkurang atau berhenti
c. Kenaikan BB berkurang atau berhenti
d. Ukuran LLA lebih kecil dari normal
e. Maturasi tulang terlambat
f. Rasio BB/TB normal /menurun
g. Tebal lipatan kulit normal atau berkurang
h. Anemia ringan
i. Aktivitas dan perhatian berkurang jika dibandingkan dengan
anak sehat
2. MEP berat
a. Kwasiorkor:
-

Perubahan mental sampai apatis

Edema simetris pada kedua punggung kaki, dapat sampai

seluruh tubuh

Wajah sembab/bulat

Perubahan warna dan tekstur rambut, mudah dicabut

Atrofi otot

Crazy pavement dermatosis

Gangguan GI

Pembesaran hati

Anemia.
b. Marasmus:

Terlihat sangat kurus

Wajah seperti orang tua

Kulit keriput/kering, dingin dan mengendor

Perubahan mental, cengeng

Rambut kering, tipis, mudah rontok

Lemak subkutan menghilang hingga turgor kulit

berkurang

Otot atropi sehingga kontur tulang terlihat jelas

Sering diare atau konstipasi

Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang

sebaya

Kadang frekuensi pernafasan menurun kadang terdapat

bradikardi

Marasmik-kwashiokor:
Terdapat tanda dan gejala klinis marasmus dan kwasiokhor secara
bersamaan.

1. Pada pemerksaan fisik ditemukan tanda MEP

2. Pemeriksaan antropometri BB/TB
Grafik
4.

yang

digunakan

Kriteria diagnosis

MEP Ringan

5.

Diagnosis

<2 tahun

2-18 tahun

WHO 2006

CDC 2000

-2SD < Z score <

-1SD

MEP Berat

Z score < -3SD

LILA

<11,5 cm

P3 <

BB
< P 10
TB

BB
3
<P
TB
11,5 cm < LILA < 12,5 cm

1. Malnutrisi energi protein berat (E44.0)

2. Malnutrisi energi protein ringan (E44.1)
3. Malnutrisi energi protein berat dengan gangguan perkembangan (E45)
4. Malnutrisi energi protein unspesifik (E46)
Adanya edema serta ascites pada bentuk kwashiorkor maupun marasmikkwashiorkor perlu dibedakan dengan :

6.

Diagosis banding

1.
2.
3.
4.
1.

Sindroma nefrotik
Sirosis hepatis
Payah jantung kongestif
Pellagra infanti
Darah tepi lengkap, kadar gula darah, protein total, albumin,
globulin, elektrolit serum

7.

8.

Pemeriksaan penunjang

Terapi

2.

feritin

3.

Urine lengkap

4.

Feses lengkap

5.

Tes mantoux

6.

Pemeriksaan lain : Radiologi (dada AP dan lateral)

MEP berat di tatalaksana melalui 3 fase (stabilisasi, transisi dan

rehabilitasi) dengan 10 langkah tindakan seperti pada tabel.
1. Pengobatan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, rehidrasi
secara oral dengan Resomal, secara parenteral hanya pada dehidrasi
berat atau syok.
2. Atasi/cegah hipoglikemia
3. Atasi gangguan elektrolit

4. Atasi/cegah hipotermi
5. Antibiotik
-

Bila tidak jelas ada infeksi, berikan kotrimoksasol selama 5 hari

Bila infeksi nyata: Ampicillin IV selama 2 hari, dilanjutkan

dengan oral sampai 7 hari, ditambah dengan gentamisin IV
selama 7 hari atau sesuai kultur kuman.

6. Atasi penyakit penyerta yang ada sesuai pedoman

7. Vitamin A (dosis sesuai usia, yaitu < 6 bulan: 50.000 SI, 6-12 bulan:
100.000 SI, > 1 tahun: 200.000 SI) pada awal perawatan dan hari ke-15
atau sebelum pulang.
8. Multivitamin-mineral, khusus asam folat hari pertama 5 mg,
selanjutnya 1 mg per hari.
Suportif/Dietetik
1.

Oral (enteral):
-

Gizi kurang : kebutuhan energy dihitung sesuai RDA untuk umur

TB (height-age) dikalikan berat badan ideal (BB/TB)

Gizi buruk : Formula F75, F100, dan F135

2.

Intravena (parenteral) hanya atas indikasi tepat

Pemantauan
Kriteria sembuh
-

BB/TB > -2SD (grafik z-score WHO 2005 atau CDC 2000)

Tumbuh Kembang
-

Memantau status gizi secara rutin dan berkala

- Memantau perkembangan psikomotor

Memberikan pengetahuan pada orang tua tentang:
9.

Edukasi

1. Pengetahuan gizi
2. Melatih ketaatan dalam pemberian diet
3. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Ad vitam
: dubia ad bonam

10.
11.

Prognosis

Ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Tingkat evidens

Ad fungsionam
II

12.
13
14

15

Tingkat rekomendasi
Penelaah kritis
Indikator medis

Kepustakaan

B
SSD Nutrisi dan penyakit metabolik anak
Berat badan, Tinggi Badan, Lingkar Lengan Atas
1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Petunjuk

teknis

tatalaksana anak gizi buruk, Jakarta, Departemen Kesehatan 2003

2. WHO, Management of severe malnutrition : a manual of physician adn
other senior health worker, Genewa, Wolrd Health Organization; 1999
3. WHO Indonesia, Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit rujukan
tingkat pertama di kabupaten, Jakarta : WHO Indonesia, 2009
Surakarta,

Komite Medik
Wakil Ketua

Ketua SMF Anak

Dr. Djoko Susianto, Sp.M

NIP.19550305 198312 1 001

Dr.Endang Dewi L, Sp.A(K), MPH

NIP. 19591201 198603 2 008
Direktur RSUD Dr Moewardi

Drg. Basoeki Soetardjo, MMR

NIP.19581018 198603 1 009