Вы находитесь на странице: 1из 8

Gambaran Status Gizi Lebih pada Bayi dan Faktor-Faktor yang Berhubungan di

Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat Bulan Februari 2012
Suko Gomer1, IGusti Ayu 1, Phang Andri1, Adrian Saleh1, Aris Susanto2
1
2

Mahasiswa Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UKRIDA


Dosen Pembimbing Studi Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran UKRIDA

Abstrak
Fenomena gizi lebih merupakan ancaman yang serius karena terjadi di berbagai strata ekonomi, dan pendidikan.
Dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 terdapat 14% bayi termasuk gizi lebih. Di Indonesia sendiri pada
tahun 2003 terdapat 2.24 % bayi yang mengalami gizi lebih.Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Berdasarkan masalah tersebut dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran status gizi
lebih pada bayi dan faktor faktor yang berhubungan di Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol Petamburan,
Jakarta barat pada bulan Februari 2012. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik cross sectional
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Populasi pada penelitian ini adalah bayi yang berumur 0 sampai
12 bulan yang memiliki KMS balita di Kelurahan Tomang. Diambil sampel sebanyak 51 orang dengan stratified
random sampling. Data diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden terpilih dan Kartu Menuju
Sehat (KMS) untuk mengetahui berat badan bayi dengan usia 0 sampai 12 bulan yang ditimbang pada bulan
Februari 2012. Pada penelitian ini didapatkan hasil Gambaran status gizi lebih pada bayi di Kelurahan Tomang,
Februari 2012 sebesar 9,8%. Sebagian besar ibu memiliki pengetahuan sedang yaitu 39,2%, memiliki sikap yang
baik sebesar 76,5% serta memiliki perilaku ibu yang baik sebesar 52,9% terhadap status gizi pada bayi. Sebagian
besar tingkat pendidikan ibu yang paling banyak adalah tingkat pendidikan sedang sebesar 51%, dengan keadaan
tidak bekerja sebesar 72,5% dan pendapatan keluarga sedang 51 %.(P>0,05) tidak ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, pengetahuan, perilaku dan sikap ibu terhadap
status gizi lebih pada bayi.

Latar belakang
Fenomena gizi lebih merupakan ancaman
yang serius karena terjadi di berbagai strata
ekonomi, pendidikan, desa-kota, dan lain
sebagainya. Dalam Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010 terdapat 14% bayi termasuk
gizi lebih, dimana besarannya hampir sama
dengan bayi kurus. Pada kelompok usia diatas
15 tahun prevalensi obesitas sudah mencapai
19,1%. Analisis lebih lanjut menunjukkan tidak
terdapat perbedaan prevalensi bayi gizi lebih
pada keluarga yang termiskin (13,7%) dengan
keluarga terkaya (14,0%). Demikian pula tidak
terdapat perbedaan menurut kelompok umur
bayi, jenis kelamin, pendidikan orang tua. 1.
Ada dua jenis masalah yang muncul akibat
malnutrisi yaitu masalah gizi lebih dan gizi
kurang. Gizi lebih dalam dua dekade terakhir
meningkat akibat perubahan pola hidup
masyarakat terutama di daerah urban. Bahkan
masalah gizi lebih ini telah menjadi polemik
sendiri di negara maju. Gizi lebih dapat dinilai
dari berat badan.

Di Indonesia sendiri pada tahun 2003


terdapat 2,24 % bayi yang mengalami gizi lebih,
sedangkan data untuk penduduk di atas 15 tahun
terdapat 10,3 % mengalami gizi lebih. Masalah
gizi di Indonesia masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat. Padahal masalah ini
bukan hanya domain kesehatan saja, melainkan
seluruh institusi, pemerintah maupun swasta
yang berkaitan dengan pembangunan sumber
daya manusia. Di Indonesia masih akan
menghadapi masalah-masalah gizi kurang
terutama yang kronis dan akut pada beberapa
kelompok masyarakat, disisi lain juga harus
segera memerangi masalah gizi lebih sebagai
salah satu faktor risiko utama penyakit
degenerative. masalah gizi dan kesehatan telah
bergeser, gaya hidup berubah, kondisi
lingkungan juga berubah, sudah saatnya kita
melakukan
penyesuaian
seiring
dengan
perubahan yang telah dan sedang terjadi. 2
Di Puskesmas Kelurahan Tomang belum
ada data yang menunjukkan tentang gambaran
status gizi lebih pada bayi. Oleh karena itu,
peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 1

tentang gambaran status gizi lebih pada bayi dan


factor-faktor yang berhubungan di Kelurahan
Tomang, Jakarta Barat.
Dengan memperhatikan latar belakang di
atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut : 1.Persentase gizi lebih pada bayi
hampir sama dengan bayi kurus, yakni 14%
menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) 2010, 2. Adakah hubungan faktor
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan
keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, sikap
dan perilaku terhadap gizi lebih pada bayi, 3.
Belum diketahuinya gambaran status gizi lebih
pada bayi dan faktor-faktor yang berhubungan di
Kelurahan
Tomang,
Kecamatan
Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, bulan Februari 2012.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah
diketahuinya gambaran status gizi lebih pada
bayi serta fakor-faktor yang berhubungan di
wilayah kerja Puskesmas Tomang. Sedangkan
tujuan khususnya adalah: 1. diketahuinya
gambaran status gizi lebih pada bayi di
Kelurahan
Tomang,
Kecamatan
Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2012, 2.
Diketahuinya sebaran responden menurut usia
bayi, berat badan bayi berdasarkan KMS balita
terhadap status gizi lebih pada bayi di
Kelurahan
Tomang,
Kecamatan
Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2012, 3.
Diketahuinya sebaran tingkat pendidikan,
pekerjaan, pendapatan keluarga, pengetahuan,
sikap dan perilaku ibu yang memiliki bayi
terhadap status gizi lebih di Kelurahan Tomang,
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat,
Februari 2012,
4. Diketahuinya hubungan
antara usia bayi, berat badan bayi berdasarkan
KMS balita, tingkat pendidikan ibu, tingkat
pekerjaan ibu, tingkat pendapatan keluarga,
tingkat pengetahuan ibu, sikap dan perilaku ibu
yang memiliki bayi terhadap status gizi lebih di
Kelurahan
Tomang,
Kecamatan
Grogol
Petamburan, Jakarta Barat, Februari 2012.
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan di atas peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang status gizi lebih
pada bayi dan faktor-faktor yang berhubungan di
Kelurahan
Tomang , Kecamatan Grogol
Petamburan, Februari 2012.

Metodologi Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah
metode survei yang bersifat studi analitik
dengan pendekatan cross sectional mengenai
gambaran status gizi lebih pada bayi dan faktorfaktor yang berhubungan di Kelurahan Tomang,
Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat,
Februari 2012.
Populasi pada penelitian ini adalah bayi
yang berumur 0 sampai 12 bulan yang memiliki
KMS balita di Kelurahan Tomang, Kecamatan
Grogol Petamburan, Jakarta Barat sebanyak 300
bayi.
Besar Sampel penelitian, melalui rumus
dibawah ini didapatkan besar sampel minimal
sebagai berikut :
(Z.)2 .p.q
n1 =
L2
n2 = n1 + (10% . n1 )
n1 = jumlah sampel minimal
n2 = jumlah sampel ditambah substitusi
10% ( substitusi adalah persen
responden yang mungkin drop out )
Z = nilai konversi pada tabel kurva
normal, dengan nilai = 5% didapatkan Z
pada kurva normal = 1,96.
P = proporsi status gizi lebih pada bayi
(14%).
q = 100% - p = 86%
L = derajat kesalahan yang masih
diterima adalah 10%.
Berdasarkan rumus diatas, didapatkan angka :
(1,96)2 x 0,14 x 0,86
n1 =
(0,1)2
n1 = 46,2
n2 = 46,2 + 4,62
= 50,8 dibulatkan menjadi 51
Jadi jumlah sampel minimal yang
dibutuhkan adalah 51 orang , Pengambilan
sampel menggunakan cara Stratified Random
Sampling. Data-data yang telah dikumpulkan
dilakukan pengolahan berupa proses editing,
verifikasi, dan koding. Selanjutnya dimasukkan
dan diolah dengan menggunakan program SPSS
(Stastistical Package for Social Scienc).
Terhadap data yang telah diolah dilakukan
analisis sesuai dengan cara uji statistic non

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 2

parametric menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.

Tabel. 4.3. Sebaran Tingkat Pendidikan,


Pekerjaan dan Pendapatan Keluarga pada
Ibu yang memiliki bayi di Kelurahan Tomang

Hasil dan Pembahasan


Selama proses pengumpulan data yang
dilakukan mulai tanggal 13 Februari 2012 3
Maret 2012 dengan sampel sebanyak 51
responden di Kelurahan Tomang, kecamatan
Grogol Petamburan, Jakarta Barat didapatkan
hasil sebagai berikut:
Table 4.1. Sebaran Tingkat Status Gizi Bayi
di Kelurahan Tomang

Tabel 4.4. Hubungan Tingkat Pengetahuan,


Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap Status Gizi
Bayi di Kelurahan Tomang.

Tabel.
4.2.
Sebaran
Tingkat
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu yang
Memiliki Bayi Mengenai Status Gizi di
Kelurahan Tomang

Tabel dengan variabel tinggi digabung dengan


sedang sehingga menjadi 2x3
**
Tabel dengan variabel bekerja digabung
dengan tidak rutin bekerja sehingga menjadi 2x3
***
Tabel dengan variabel tinggi digabung dengan
cukup sehingga menjadi
Pembahasan

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 3

Gambaran status gizi lebih pada bayi di


Kelurahan Tomang, Kecamatan
Grogol
Petamburan adalah sebesar 9,8 %. Angka ini
didapati lebih kecil dari angka Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010 di DKI Jakarta
yakni 14 %.1 sedangkan persentase gizi
kurang-buruk
sama
banyak
dengan
persentase gizi lebih, hal ini kemungkinan
disebabkan berbedanya jumlah sampel,
waktu pengambilan sampel dan daerah
cakupan penelitian.
Berdasarkan tabel sebaran tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu, pada
(tabel 4.2) terdapat sebaran responden
menunjukan bahwa pengetahuan yang paling
banyak adalah pengetahuan sedang sebesar
28,2%, sikap ibu yang baik sebesar 54,9%
dan perilaku ibu yang baik sebesar 38 %
terhadap status gizi pada bayi.
Pada (tabel 4.3) mengenai sebaran
responden berdasarkan tingkat pendidikan
yang paling banyak adalah tingkat
pendidikan sedang sebesar 36,6%, dengan
keadaan tidak bekerja sebesar 52,1% dan
pendapatan keluarga cukup / sedang 36,6 %.
Persentase ini tidak dapat dibandingkan
dengan persentase sebelumnya dikarenakan
belum ada penelitian sebelumnya.
Dari data hubungan pengetahuan, sikap
dan perilaku ibu terhadap status gizi bayi
pada (tabel 4.4) tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan, sikap dan
perilaku ibu terhadap status gizi lebih pada
bayi. Pada penelitian ini, dilakukan analisa
hasil dengan menggunakan Kolmogorov
Smirnov antara status gizi lebih pada bayi
dengan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
menunjukkan hubungan tidak bermakna (p>
0,05). Berdasarkan data yang dikumpulkan
tidak ditemukan hasil penelitian sebelumnya
yang menjelaskan tentang hubungan antara
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu terhadap
status gizi lebih pada bayi.
Berdasarkan
(tabel 4.5) hubungan
tingkat pendidikan dan pekerjaan ibu serta
pendapatan keluarga terhadap status gizi
lebih pada bayi menunjukkna tidak terdapat
hubungan yang bermakna dari variabel
variabel tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan
desain studi analitik pendekatan cross

sectional. Dilaksanakan di Puskesmas


Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol
Petamburan , Jakarta Barat bulan
Februari 2012. Dengan data primer
didapatkan menggunakan kuesioner
yang dibagikan kepada responden yang
telah terpilih menjadi sampel, data
sekunder didapatkan menggunakan
KMS yang dimiliki oleh responden.
Dengan jumlah sampel
51
responden serta menggunakan teknik
stratified random sampling.
Kelemahan dari desain studi yang
dilakukan pada penelitian ini adalah
kurang mencerminkan keadaan status
gizi lebih pada bayi yang diteliti karena
di ambil data pada satu waktu saja dan
di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan
Tomang,
sehingga
hanya
dapat
digunakan pada daerah yang diteliti saja.
Kesalahan juga dapat terjadi adalah
kesalahan dalam mengisi data oleh
pengukur (kader posyandu), kesalahan
dalam menggunakan alat ukur atau
teknik dalam mengukur. Kesalahan lain
yaitu responden dalam keadaan sibuk
sehingga mengisi kuesioner dengan asal
dan terburu buru atau kuesioner yang
dibagikan diisi oleh orang lain (keluarga
responden) serta kesalahan dalam
menganalisa data.
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian tentang status gizi lebih
pada bayi dan faktor - faktor yang
mempengaruhi di Kelurahan Tomang, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari sebaran tingkat status gizi bayi
didapatkan bahwa sebagian besar status
gizi bayi baik (57,7%)
b. Dari sebaran tingkat pengetahuan, sikap,
perilaku responden terhadap status gizi
bayi didapatkan:
- Sebagian besar tingkat
pengetahuan responden sedang
yaitu sebesar (28,2%)
- Sebagian besar sikap responden
baik yaitu sebesar (54,9%)
- Sebagian besar perilaku responden
baik sebesar (38%)

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 4

c. Dari sebaran responden menurut


variabel tertentu didapatkan :
- Sebagian besar responden
berpendidikan sedang yaitu sebesar
(36,6%) dan berpendidikan rendah
(32,4%)
- Sebagian besar responden tidak
bekerja (52,1%)
- Sebagian besar responden memiliki
pendapatan cukup (36,6%)
d. Dari analisa data mengenai status gizi
lebih pada bayi dan faktor yang
berhubungan :
- Didapatkan tidak adanya hubungan
bermakna antara tingkat
pengetahuan responden tentang
status gizi lebih pada bayi
- Tidak adanya hubungan bermakna
antara perilaku responden dengan
status gizi lebih pada bayi
- Tidak adanya hubungan bermakna
antara sikap responden dengan
status gizi lebih pada bayi
- Tidak adanya hubungan bermakna
antara tingkat pendidikan
responden dengan status gizi lebih
pada bayi
- Tidak adanya hubungan bermakna
antara tingkat pekerjaan dengan
status gizi lebih pada bayi
- Tidak adanya hubungan bermakna
antara tingkat pendapatan keluarga
dengan status gizi lebih pada bayi
Bagi Puskesmas Kelurahan Tomang, Kecamatan
Grogol Petamburan :

Agar
mengadakan
kegiatan
penyuluhan terhadap ibu-ibu yang memiliki bayi
mengenai pentingnya gizi yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan ibu sehingga
mendorong ibu untuk memperhatikan serta
mengontrol gizi bayi dengan datang ke
posyandu tiap bulan.

Peningkatan pengerakkan pos gizi


di lingkungan kerja puskesmas Kecamatan
Tomang

Daftar Pustaka

1. Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan, Departemen Kesehatan,
Republik Indonesia. Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS), 2010
2. Badan
Pengembangan
dan
Pemberdayaan
SDM
Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia. Gizi
Lebih Merupakan Ancaman Masa
Depan Anak, 2010. Diunduh dari
http://www.bppsdmk.depkes.go.id/
3. Fildza SP. Literature Gizi Lebih.
Fakultas
kedokteran
Universitas
Indonesia, Jakarta 2009.
4. Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia
2008.
2009.
Diunduh
dari
http://www.depkes.go.id/downloads/pub
likasi/Profil
5. Manurung L. Keaktifan ibu ke Posyandu
dan Pola pertumbuhan Balita di
Kelurahan Perdagangan I Kabupaten
Simalungun Tahun
2008. Fakultas
kesehatan
Masyarakat
Universitas
Sumatera Utara Medan. 2009.Diunduh
dari
http://www.repository.usu.ac.id/handle/1
23456789/14718
6. Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. Status Gizi Lebih Dalam
Hubungannya Dengan KMS 2005.
Diunduh
dari
http://www.depkes.go.id/doc/status
7. Handayani L. Gambaran Pengetahuan
Ibu Tentang Pemberian Makanan
Tambahan Pada Bayi di Desa Kebun
Lada Kecamatan Medan Labuhan tahun
2010. Jurnal Manajemen Pelayanan
Kesehatan, 2011.
8. Siti M. Perbedaan Status Gizi Anak
Balita pada Ibu Bekerja dan Tidak
Bekerja di Perumahan Ungaran Baru,
Kecamatan
Ungaran
Kabupaten
Semarang. 2003.

9. Wiku A. Rancangan Undang-Undang RI


Tentang Pemberian Makanan Tambahan
dan Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 5

Bagi Anak Usia 1 Sampai 12 Tahun,


Fakultas
Kesehatan
Masyarakat,
Universitas Indonesia. 2008.
10. Atiq
S.
Faktor-Faktor
yang
Berhubungan dengan Tingkat Kehadiran
Balita di Posyandu desa Tulis
Kecamatan Tulis, Kabupaten Batang.
2003.
11. Winda W. Hubungan Antara Pemberian
ASI Eksklusif Dengan Angka Kejadian
Diare Pada Bayi Umur 0-6 Bulan di
Puskesmas
Gilingan
Kecamatan
Banjarsari,
Surakarta.
Fakultas
Kedokteran Univesitas Sebelas Maret,
Surakarta 2010.
12. Renata P. Perilaku Ibu Dalam
Pembagian Makanan Tambahan Pada
Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan di
Kelurahan
Mangga
Perumnas
Simalungkan
Medan.
Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, Medan 2009.

13. Freddy S. Sikap Ibu dan Kunjungan ke


Posyandu, Kecamatan Darmaga dan
Ciomas, Kabupaten Bogor. 2009.
14. Mahmud H. Hubungan Perilaku Ibu
dengan Status Gizi Balita di Puskesmas
Tanjung Beringin Kecamatan Hinai,
Kabupaten Langkat. 2005.
15. Notoadmojo, S. Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineke Cipta, Jakarta 1997.
16. Departemen Kesehatan RI. Pedoman
Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak
di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar,
Jakarta.2006.
17. http://www.scribd.com/doc/76990632/U
MR-DKI-Jakarta-2012
18. Nikmawati E. Intervensi Pendidikan
Gizi bagi Ibu Balita dan Kader
Posyandu
untuk
Meningkatkan
Pengetahuan Sikap dan Keterampilan
Serta Status Gizi Balita, 2010.

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 6

Artikel Penelitian
Gambaran Status Gizi Lebih pada Bayi dan Faktor-faktor yang
Berhubungan di Kelurahan Tomang, Kecamatan Grogol
Petamburan, Februari 2012

Oleh :
IGusti Ayu Ditasari
11-2010-012

Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jakarta, Maret 2012

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 7

Artikel Penelitian: IGusti Ayu Ditasari 11-2010-012

Page 8

Вам также может понравиться