Вы находитесь на странице: 1из 8

NAMA

: LISA SYAFRINA A.S.

NIM

: 05101007116

PRODI

: AGROEKOTEKNOLOGI

KELAS

:C

RADIASI SURYA
Radiasi surya merupakan sumber energi utama kehidupan di muka bumi ini.
Setiap waktu hampir terjadi perubahan penerimaan energi radiasi surya yang dapat
mengaktifkan melekul gas atmosfer sehingga terjadilah pembentukan cuaca. Cuaca
adalah keadaan fisik atmosfer jangka pendek dan mencakup wilayah yang relatif
sempit. Perubahannya dapat dirasakan (kualitatif) dan diukur (kuantitatif). Keadaan
unium rata-rata jangka panjang kondisi cuaca membentuk suatu pola yang
dinamakan iklim. Jadi iklim adalah keadaan unsur cuaca rata-rata dalam waktu yang
relatif panjang, dengan unsur-unsur sebagai berikut: radiasi surya, suhu udara,
kelembaban nisbi udara, tekanan udara, angin, curah hujan, evapotranspirasi dan
keawanan. Unsur cuaca/iklim bervariasi menurut waktu dan tempat, yang disebabkan
adanya pengcndali iklim/cuaca (climatic controls).
Radiasi surya merupakan unsur iklim/cuaca utama yang akan mempengaruhi
keadaan unsur iklim/cuaca lainnya. Perbedaan penerimaan radiasi surya antar tempat
di permukaan bumi akan menciptakan pola angin yang selanjutnya akan berpengaruh
terhadap kondisi curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan lain-lain.
Pengendali iklim suatu wilayah berbeda dari pengendali iklim di bumi secara
menyeluruh. Pengendali iklim bumi yang dikenal sebagai komponen iklim terdiri
dari lingkungan atmosfer, hidrosfer, litester, kriosfer, dan biosfer. Dalam hal ini akan
terjadi hubungan interaksi dua arah di antara ke lima jenis lingkungan tersebut
dengan unsur iklim/cuaca. Kondisi iklim/cuaca akan mempengaruhi proses-proses
fisika, kimia, biologi, ekofisiologi, dan kesesuaian ekologi dari komponen
lingkungan yang ada.
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses
thermonuklir yang terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan
gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu,
sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar
gelombang panjang adalah sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang diterima di
permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor,yaitu :
1) Jarak matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi
terhadap penerimaan energi matahari. Bumi mengelilingi matahari (revolusi)
dengan lintasan yang elips, perubahan jarak menimbulkan variasi penerimaan
radiasi surya.
Perihelion : Radiasi maksimum 2.01 ly. Min -1 ( 3 Januari jarak terdekat )

Aphelion
: Radiasi minimum 1.88 ly. Min -1 ( jarak terjauh 4 Juli )
2) Intensitas radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada
permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya
sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi
pada permukaan bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan
yang luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosfer yang
lebih jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus.
3) Panjang hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan
matahari terbenam.
4) Pengaruh atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh
gas-gas, debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya
diteruskan ke permukaan bumi. Atmosfer sebagai pelindung dari radiasi surya
yang sifatnya merusak, energi surya akan mengalami pengurangan energi oleh
molekul molekul atmosfer. Bahan atmosfer yang berperan dalam penyerapan
radiasi surya.
Atom oksigen di lapangan udara atas menyerap ultra violet yang ekstrim ( 0.12
0.18 m )
Ozon, menyerap ultra violet 0.22 0.33 m, dan sebagian dengan panjang
gelombang 0.44 0.76 m.
Uap air menyerap infra merah P. Gel 0.93 , 1.1.3 , 1.42 dan 1.47 m
Karbon dioksida menyerap spektrum 2.7 m ( dekat infra merah )
Radiasi baur : campuran antara cahaya hamburan ( radiasi surya ) dan cahaya
pantulan
Radiasi global : R hamburan + radiasi pantulan
Pancaran Radiasi Surya
Radiasi surya (surya = matahari) sumber energi utama untuk proses-proses
fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi.
Permukaan matahari bersuhu 6000 oK, dengan jarak dari bumi 150 juta Km
Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360 Wm2, yang sampai ke
permukaan bumi setengah dari yang diterima di puncak atmosfer.
Rata-rata 30% radiasi yang sampai dipermukaan bumi dipantulkan kembali
ke angkasa luar.
Karakteristik Radiasi Surya dan Bumi
Setiap benda di alam yang bersuhu 0 K (-273 o C) memancarkan radiasi berbanding
lurus dengan pangkat empat suhu permukaannya (Hukum Stefan Boltzman)

F = T4
F = Pancaran RAdiasi (Wm2)
= emisivitas permukaan, bernilai satu untuk benda hitam (black body radiation),
sedangkan untuk benda-benda alam berkisar 0.9-1.0)

= tetapan Stefan Boltzman (5.67 10-8 Wm2)


T = Suhu permukaan (K)
Sistem Kesetimbangan Panas di Bumi

Radiasi Gelombang pendek dan panjang


Panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan
radiasi tersebut lebih tinggi
Matahari (suhu 6000 K) mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0.3 4.0
m
Bumi suhu 300 K (27oC) memancarkan radiasi dengan panjang gelombang 4
120 m,
Karena panjang gelombang radiasi surya relatif pendek dibandingkan bendabenda alam lainnya maka disebut radiasi gelombang pendek.
Radiasi bumu/benda-benda yang ada dibumi disebut radiasi gelombang panjang.

Penerimaan Radiasi Surya di Permukaan Bumi


Bervariasi menurut tempat dan Waktu
Skala makro menurut tempat ditentukan oleh letak lintang dan keadaan
atmosfer terutama awan
Skala mikro arah lereng menentukan jumlah radiasi surya yang diterima
Neraca Energi pada Permukaan Bumi
Neraca energi pada permukaan bumi

Qn = Qs + Ql Qs Ql
Qn = Radiasi Netto (Wm2)
Qs dan Qs = radiasi surya yang datang dan keluar (Wm2)
Ql dan Ql = radiasi gelombang panjang yang datang dan keluar (Wm2)
Radiasi surya (Qs) bernilai 0 pada malam hari, radiasi netto (Qn) bernilai
negatif.
Siang hari Qs jauh lebih besar sehingga Qn positif.
Qn yang positif akan digunakan untuk memanaskan udara (H), penguapan
(E), pemanasan tanah/lautan (G) dan kurang dari 5 % untuk fotosintesis
(berlakiu bila tidak ada adveksi panas/pemindahan panas secara horisontal)
Konsentrasi beberapa gas rumah kaca selama 2000 tahun terakhir

Perbandingan antara radiasi gelombang pendek (surya) yang dipantulkan


dengan yang datang disebut albedo permukaan
Di Atmosfer, uap air dan CO2 adalah penyerap radiasi gelombang panjang
utama. Energi radiasi yang diserap oleh kedua gas tersebut dipancarkan
kembali ke permukaan bumi diiringi dengan peningkatan suhu udara (efek
rumah kaca = green house effect).
Seperti rumah kaca, radiasi surya mampu menembus atap kaca karena
energinya besar, sedangkan radiasi gelombang panjang dari dalam rumah
kaca tidak mampu menembus atap kaca sehingga terjadi penimbunan energi
yang berlebihan dalam rumah kaca tersebut yang meningkatkan suhu udara.
Gas Rumah Kaca (GRK) = uap air, CO2 dan methane) dapat menyebabkan
pemanasan global
Alat pengukur radiasi surya
1. PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS CAMPBLE STOKES

Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan


(memfokuskan) sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari
tersebut tepat mengenai pias yang khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan
pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas dimaksudkan agar alat tersebut dapat
dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus tanpa
terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang
konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika
matahari bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak
pias terbakar yang tak terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka
jejak dipiaspun akan terputus-putus. Dengan menjumlahkan waktu dari bagianbagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh lamanya penyinaran matahari.
2. PENGUKUR SINAR MATAHARI JENIS JORDAN
Alat ini mencatat sendiri lamanya matahari bersinar dalam sehari yang terdiri
dari dua kotak berbentuk setengah silinder dan tertutup. Di bagian dalam dipasang
kertas yang sangat peka terhadap sinar matahari langsung. Apabila seberkas matahari
langsung mengenai kertas ini akan meninggalkan bekas yang gelap. Alat ini diatur
sedemikian sehingga satu pias dipakai untuk pagi dan pias lainnya untuk siang hari.

3. PENGUKURAN INTENSITAS RADIASI MATAHARI


Untuk mengetahui intensitas radiasi yang jatuh pada permukaan bumi baik
yang langsung maupun yang dibaurkan oleh atmosfer. Intensitas radiasi matahari
ialah jumlah energi yang jatuh pada suatu bidang persatuan luas dalam satu satuan
waktu. Dalam atmosfer bumi terdapat bermacam-macam radiasi seperti :
a. Direct Solar Radiation (S) yaitu radiasi langsung dari matahari yang sampai ke
permukaan bumi.
b. Radiation Difus (D) yang berasal dari pantulan-pantulan oleh awan dan
pembauran-pembauran oleh partikel-partikel atmosfer.
c. Surface Raflectivity (r) yaitu radiasi yang berasal dari pantulan-pantulan oleh
permukaan bumi.

d. Out Going Terrestial radiation (O), yaitu radiasi yang berasal dari bumi yang
berupa gelombang panjang.
e. Back Radiation (B) yaitu radiasi yang berasal dari awan-awan dan butir-butir
uap air dan CO2 yang terdapat dalam atmosfer.
f. Global (total) Radiation (Q)
g. Net Radiation (R)
Dengan banyaknya jenis radiasi yang terdapat didalam atmosfer berarti
banyak pula alat-alat yang diperlukan untuk mengukur radiasi langsung (S).
Misalnya :
Pyrheliometer untuk mengukur radiasi langsung (S)
Solarimeter dan Pyranometer untuk radiasi total (Q)
Pyrgeometer untuk mengukur radiasi bumi (O)
Net Pyrradiometer untuk mengukur radiasi total (R)
Pada prinsipnya sensor alat pengukur intensitas radiasi matahari dibagi 2
jenis:
a. Sensor yang dibuat dari bimetal yaitu 2 jenis logam yang mempunyai koefisien
muai panjang yang berbeda dan diletakkan satu sama lainnya. Alat yang
memakai sensor jenis ini ialah Actinograph.
b. Sensor yang dibuat dari Thermopile seperti yang terdapat pada Solarimeter,
Pyranometer dll
4. AMSTRONG PYRHELIOMETER
Pyrheliometer dipakai untuk mengukur intensitas radiasi matahari langsung
(S). Pyrheliometer terdiri dari 2 bagian pokok, yaitu sensor yang menghasilkan gaya
gerak listrik dan recorder yang berisi battery, galvanometer dan amperemeter. Sensor
berada didalam sebuah tabung/silinder logam yang dapat diputar horizontal dan
vertikal. Tabung diputar mengikuti gerakan matahari sehingga sinar selalu jatuh
tegak lurus ke permukaan sensor. Pada bagian ujung/ muka tabung terdapat tutup
yang dapat diputar terhadap permukaan silinder. Penutup ini berfungsi sebagai
pelindung sensor terhadap matahari dan juga sebagai pemutus dan penghubung
kontak listrik.

5. SOLARIMETER DAN PYRANOMETER


Digunakan untuk mengukur radaiasi matahari total. Untuk memperoleh data
intensitas matahari secara kontinue, Solarimeter dihubungkan ke sebuah alat pencatat
yang dinamakan Chart Recorder yang mempunyai sifat Self Balancing
Potentiometric yaitu suatu recorder yang bekerjanya berdasarkan keseimbangan
antara signal (tenaga listrik yang masuk berasal dari Solarimeter dengan tenaga
listrik dari power supply. Gerakan dan kedudukan pena ditentukan oleh
keseimbangan kedua unsur tersebut. Dengan demikian recorder ini memerlukan
tenaga listrik yang diperlukan selain untuk keseimbangan juga untuk menggerakkan
pias (Chart) dan jam. Recorder ini sangat peka terutama ketika sedang beroperasi,

sedapat mungkin dihindarkan terhadap getaran-getaran yang dapat mengganggu


keseimbangan.

Вам также может понравиться