Вы находитесь на странице: 1из 15

perubahan fisik batuan reservoir panasbumi karena

alterasi (geothermal)
April 2, 2012

Batuan reservoir panasbumi yang mengalami alterasi akan mengalami perubahan fisik, pada:
Hasil studi resistivity melalui alterasi hydrothermal (Hochstein-Sharms, 1982)
mengelompokkan alterasi hydrothermal berdasarkan pada perubahan
fisik core dan cutting untuk mengetahui tingkat alterasi, yaitu:
Very Low atau Unalter = batuan belum teralterasi dan masih fresh
Low = teralterasi 20-40 %
Medium = teralterasi 40-60 %
High = teralterasi 60-80 %
Very High = teralterasi 80-100 %
1. Densitas
Pengendapan mineral secara langsung dan solution menjadikan batuan reservoir akan
meningkat densitasnya, sedangkan proses pelepasan akan mengurangi densitas. Penambahan
densitas paling banyak dijumpai dengan porositas asli lebih kecil dari 5 %.
2. Porositas dan Permeabilitas
Proses pelepasan akan meningkatkan porositas, sedang efek terhadap permeabilitas hanyalah
perubahan kecil, teratur dan kontinyu. Penurunan permeabilitas lebih cepat karena banyak
dan cepatnya proses pengendapan mineral pada proses pelepasan.
3. Sifat Magnetis
Pada sebagian lapangan panasbumi, kedua mineral (magnetite dan titomagnetite) cepat
berubah menjadi mineral non-magnetic seperti pyrite dan hematite, ini menyebabkan batuan
reservoir menjadi de-magnetised seperti ditunjukkan Hochstein dan Hunt (1970). Survei
magnetometer adalah metode terbaik untuk menentukan lokasi dan batas areal lapangan
panasbumi, tetapi metode ini sangat sulit diterapkan di lapangan.

Meskipun perubahan urutan mineral bervariasi dari sistem ke sistem, ada hubungan umum
antara mineral alterasi hidrotermal dan suhu berkisar, seperti yang dirangkum oleh Henley
dan Ellis (1983); (Gambar 3.5). Beberapa mineral hidrotermal (seperti pirit, kalsit, dan
kuarsa) adalah sebagian kecil digunakan untuk mengevaluasi suhu dalam dan permeabilitas,
karena mineral yang stabil selama interval suhu yang besar. Mineral yang paling informatif
adalah feldspar autigenik yang sensitif terhadap temperatur dan permeabilitas. Terjadinya
mineral hidrotermal khas dari sistem panas bumi aktif tergantung pada beberapa faktor
seperti suhu, tekanan, komposisi fluida, dan permeabilitas (Browne, 1970).

Gamba. Kisaran suhu khas hidrotermal mineral perubahan yang diamati dalam sistem panas
bumi aktif. (Henley dan Ellis, 1983). Padat dan garis putus-putus menunjukkan yang paling
dan kurang sering suhu berkisar kejadian.
Beberapa mineral hidrotermal (misalnya, epidot dan klorit) bentuk larutan padat yang dapat
beradaptasi dengan batas tertentu terhadap perubahan dalam komposisi batuan dengan
mengubah komposisi, sehingga meningkatkan jangkauan stabilitanya, komplikasi lebih lanjut
karena pengembangan mixed-layers mineral, melibatkan lempung dan klorit. Meskipun
komplikasi ini, sistem panas bumi dieksplorasi melalui pengeboran kedalaman memiliki
zonasi termal dari mineral ubahan hidrotermal, untuk identifikasi empat zona alterasi
hidrotermal.
Zona dangkal zona argilik, yang dicirikan oleh adanya montmorilonit, ilit, klorit, dan zeolitsuhu rendah (misalnya, smektit, stilbite). Zona ini berkembang sampai dengan suhu 150-160
C, di atas suhu ini montmorilonit menjadi tidak stabil. Peningkatan kuat dalam klorit dan
illite serta munculnya lapisan campuran lempung ciri transisi ke
zona phyllitic, juga disebut zona ilit-klorit, yang berkembang sampai dengan suhu
dekat dengan 200-250 C. Mineral zeolit khas zona ini adalah laumontite.Zona
berikut, yang disebut zona propilitik atau zona-Ca-silikat Al, ditandai dengan kehadiran
mineral sekunder, yang dekat dengan keseimbangan dengan netral, natrium-klorida larutan
air. Zona ini berkembang sampai dengan suhu 300 C. Epidot, mineral paling khas, dapat
mulai membentuk dalam jumlah kecil dalam zona phyllitic, tetapi menjadi berlimpah di zona
propilitik. Epidot biasanya disertai oleh adularia berlimpah, albite, dan mineral sulfida

(misalnya, pirit, pirhotit, dan sfalerit). Mineral zeolit khas dari zona ini adalah wairakite.
Klorit dan ilit juga stabil dalam zona ini, namun kurang berlimpah daripada di zona phyllitic.
Zona terdalam adalah zona thermometamorphic, yang dicirikan oleh reorganisasi tekstur yang
luar biasa yang asli lithotypes dan dengan munculnya fase mineral temperatur tinggi, seperti
Amfibol (misalnya, aktinolit dan tremolite), pyroxenes (misalnya, diopside), biotit, dan
garnet.

Gambar. zona thermal dan alterasi hidrotermal dan Geothermal Reservoar


Batuan dipengaruhi oleh perubahan argilik dan phyllitic dicirikan oleh
permeabilitas yang sangat rendah. Bahkan, mineral khas dari kedua zona berperilaku
plastis di bawah tekanan mekanik, bertindak sebagai batuan hat reservoir. mineral
hidrotermal dari zona propilitik dan thermometamorphic tidak rapuh , memungkinkan
pengembangan fracture yang bertindak sebagai permeabilitas tinggi
jalur untuk cairan panas bumi. Oleh karena itu, dua zona alterasi hidrotermal
menunjukkan adanya reservoir panas bumi. log petrografi, yang umumnya dilakukan selama
dalam pemboran panas bumi, didasarkan pada zonasi termal dari alterasi hidrotermal .

(geothermal) Sifat Fisik Batuan Reservoir Panasbumi


April 7, 2012
Assalamualaikum Wr Wb,
Huhhh, dari kemarin materi terus, tentang PaBum/Geothermal Kak?
Hmm, ga papa donk kan mempopulerkan geothermal supaya menarik.
Kapan lainnya?
Sabar ya kita kupas geothermal dulu dari peluang-manfaatnya tentunya untuk
kebaikan.
Iya menarik vulkanik, alterasi dan lainnya.

Yuk kita simak sifat fisik dulu sifat kimia sudahkan.


Mari semoga bermanfaat, oh ya jangan lupa berdoa dulu sebelum belajar Semoga
bermanfaat

Sifat fisik batuan reservoir panasbumi terdiri dari densitas batuan, porositas, wettabilitas,
tekanan kapiler, saturasi, permeabilitas dan kompresibilitas batuan.
1. Densitas Batuan
Densitas batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume rata-rata dari
material. Densitas spesifik adalah perbandingan densitas batuan pada tekanan dan temperatur
normal, yaitu kurang dari 103 kg/m3. Sebagai contoh, densitas spesifik di lapangan Wairakei
adalah 1-3. Densitas spesifik batuan (bagian solid) antara 2,2-3.
Densitas batuan lapangan panasbumi umumnya sangat berpengaruh terhadap heat content
yang dikandungnya dan terdapat hubungan yang berbanding lurus antara heat content dengan
densitas batuan. Semakin besar densitas batuan semakin besar heat content yang dikandung
oleh batuan. Densitas batuan pada lapangan panasbumi umumnya sangat besar dibanding
daerah non-vulkanik.
2. Porositas
Porositas batuan () didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-pori yang
ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Dalam reservoir panasbumi dikenal dua
macam porositas, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Pada umumnya reservoir
panasbumi hanya memiliki porositas rekahan. Secara matematis porositas dapat dituliskan
sebagai berikut:

Porositas dapat diklasifikasikan menjadi:


1. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan berlangsung.
Dimana porositas jenis ini lebih seragam.
2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi setelah
pengendapan selesai. Porositas jenis ini relatif kurang seragam.
Porositas yang biasanya terdapat dalam reservoir panasbumi adalah porositas sekunder,
karena porositas ini berupa rekahan-rekahan (fracture) yang timbul akibat proses geologi
seperti lipatan, sesar ataupun patahan. Porositas reservoir lapangan panasbumi dihitung
dengan mempertimbangkan tiga bentuk porositas, yaitu:
a. Porositas Fracture (f) didefinisikan sebagai perbandingan volume fracture yang kurang
teratur dengan volume total batuan yang mengalami rekahan.

b. Porositas Matriks Batuan (m) didefinisikan sebagai perbandingan volume antar butir dari
matriks batuan dengan volume bulk matriks batuan (tidak termasuk rekahan).
c. Porositas Bidang Fault (fp) didefinisikan sebagai perbandingan volume bidang fault yang
terbuka dengan volume total bidang fault.
Peralatan logging akan mengukur porositas total (t) yang kemudian dapat dihubungkan
dengan bentuk-bentuk porositasnya dengan mengikuti persamaan:

Keterangan:
= merupakan volume bidang fault dan perbandingan dari volume total. Volume ini dapat
dihitung dari ukuran reservoir, ketebalan bidang fault dan banyaknya bidang fault yang ada.
fp V
= dapat berharga sangat tinggi jika bidang fault-nya terbuka. Hal ini adalah normal, sebab
bidang fault umumnya terdiri dari hancuran batuan konglomerat dan rongga-rongga yang
sangat permeabel. Jika porositas bidang fault memiliki harga 50 % masih dianggap normal.
fp
Porositas matriks analog dengan porositas pada batuan sedimen, pengukuran porositas
dilakukan didalam laboratorium dengan menganalisa sampel core. Pada batuan vulkanik
umumnya porositas matriks batuan relatif kecil, kurang dari 10 %. Porositas rekahan sulit
ditentukan dengan sampel core sebab sampel core tidak dapat mencerminkan adanya pecahan
batuan. Tetapi sebagai perkiraan, porositas total reservoir dapat dihitung dengan
menggunakan Persamaan (2-2). Porositas total batuan yang terekah dapat dihitung dengan
persamaan:

Porositas dapat dibagi menjadi dua, antara lain:


1. Porositas Total, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong baik yang saling
berhubungan maupun tidak berhubungan, dengan volume batuan seluruhnya.
2. Porositas Efektif, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong yang saling
berhubungan dengan volume batuan seluruhnya.
Harga porositas yang digunakan dalam perhitungan adalah porositas efektif. Pada umumnya
porositas rata-rata dari sistem media berpori memiliki harga rata-rata antara 5-30 %.
3. Wettabilitas

Wettabilitas atau derajat kebasahan batuan didefinisikan sebagai sifat dari batuan yang
menyatakan mudah tidaknya permukaan batuan dibasahi oleh fluida. Kecenderungan fluida
untuk menyebar atau menempel pada permukaan batuan dikarenakan adanya adhesi yang
merupakan faktor tegangan permukaan antara batuan dengan fluida. Faktor ini pula yang
menentukan fluida mana yang akan membasahi suatu padatan.
Tegangan antar permukaan akan timbul pada batas permukaan antara fluida yang tidak saling
larut, misalnya pada reservoir panasbumi yaitu fasa uap dan fasa cair, di mana fasa cair akan
cenderung melekat pada permukaan batuan sedangkan fasa uap tidak mempunyai gaya tarikmenarik dengan batuan maka fasa uap akan mudah mengalir.
Pada saat reservoir panasbumi mulai berproduksi dengan saturasi cukup tinggi, sedangkan
fasa cair hanya berupa cincin yang melekat pada batuan formasi, butir-butir fasa cair tidak
dapat bergerak, yaitu ketika fasa uap merupakan fasa yang kontinyu dan bersifat mobile, lalu
setelah proses produksi mulai berjalan, fasa uap akan terus diproduksikan dan apabila
temperatur reservoir mulai mengalami penurunan, maka saturasi fasa uap akan semakin
menurun dan saturasi fasa air akan meningkat.
4. Tekanan Kapiler
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang terjadi antara dua
permukaan yang tidak saling campur. Besarnya tekanan kapiler dipengaruhi oleh tegangan
permukaan, sudut kontak antara fasa uap-cair-padat dan jari-jari kelengkungan pori.
Pengaruh tekanan kapiler dalam sistem reservoir panasbumi, antara lain:
Mengontrol distribusi saturasi di dalam reservoir panasbumi.
Merupakan mekanisme pendorong fasa cair dan fasa uap untuk bergerak atau mengalir
melalui pori-pori secara vertikal.
Berdasarkan pada Gambar 1.1 sebuah pipa kapiler dalam suatu bejana terlihat bahwa fasa
cair naik keatas dikarenakan gaya didalam pipa akibat adanya gaya adhesi antara fasa cair
dan dinding pipa yang arah resultannya ke atas. Gaya-gaya yang bekerja pada sistem tersebut
antara lain:
1. Besar gaya tarik keatas adalah 2 rAT, dengan r adalah jari-jari pipa kapiler.
2. Sedangkan besarnya gaya dorong kebawah adalah r2 hg (w- s)
Pada kesetimbangan yang tercapai kemudian, gaya keatas akan sama dengan gaya kebawah
yang menahannya yaitu gaya berat fasa cair. Secara matematis dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut:

atau:

Keterangan:
h = ketinggian fasa cair didalam pipa kapiler, cm
r = jari-jari pipa kapiler, cm
w = massa jenis fasa cair, gr/cc
s = massa jenis fasa uap, gr/cc
g = percepatan gravitasi, cm/dt2

Gambar1.1. Tekanan di Dalam Pipa Kapiler


Dengan memperhatikan permukaan fasa uap dan fasa cair dalam pipa kapiler maka akan
terdapat perbedaan tekanan yang dikenal dengan tekanan kapiler (Pc). Besarnya Pc sama
dengan selisih antara tekanan fasa cair dengan tekanan fasa uap, sehingga diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Tekanan kapiler dinyatakan berdasarkan sudut kontak dalam hubungan sebagai berikut:

Keterangan:
Pc = tekanan kapiler
simbol o = tegangan permukaan fasa uap-cair

simbol O-

=
sudut kontak permukaan fasa uap-cair
r = jari-jari pipa kapiler
Menurut Plateau, tekanan kapiler merupakan fungsi tegangan antar muka dan jari-jari
lengkungan bidang antar muka dan dapat dinyatakan dengan persamaan:

Keterangan:
R1 dan R2 = jari-jari kelengkungan konvek dan konkaf, inch
o = tegangan permukaan, lb/inch
Penentuan harga R1 dan R2, dilakukan dengan perhitungan jari-jari kelengkungan rata-rata
(Rm), yang didapatkan dari perbandingan Persamaan (2-7) dengan Persamaan (2-8). Dari
perbandingan tersebut didapatkan persamaan perhitungan jari-jari kelengkungan rata-rata
sebagai berikut:

Gambar 1.2. Distribusi dan Pengukuran Radius Kontak Antara Fluida Pembasah dengan
Padatan
Gambar 1.2 menunjukkan distribusi serta pengukuran R1 dan R2. Kedua jari-jari
kelengkungan tersebut diukur pada bidang yang saling tegak lurus. Didapatkan bahwa
tekanan kapiler berbanding terbalik dengan ukuran butir batuan (grain size), jadi semakin
besar ukuran butir batuan maka semakin kecil tekanan kapiler dan begitu juga sebaliknya.
5. Saturasi

Saturasi merupakan fraksi fluida yang menempati pori-pori batuan reservoir. Pada saat sistem
mengandung fasa cair dan fasa uap dalam keadaan setimbang, maka kedua fasa tersebut akan
terjenuhi. Dalam keadaan demikian sifat tekanan dan temperatur tidak dapat berdiri sendiri.
Ketika tekanan dan temperatur ini diplotkan maka akan diperoleh suatu kurva saturasi, kurva
itu akan berakhir pada titik-titik kritis karena densitas dari fasa uap dan fasa cair adalah sama
dengan keadaan fluida dua fasa.
Secara matematis untuk saturasi masing-masing fasa dapat dihitung sebagai berikut:

Keterangan:
Sv = saturasi fasa uap, fraksi
Sw = saturasi fasa cair, fraksi
s = densitas fasa uap, kg/m3
w = densitas fasa cair, kg/m3
h = enthalpi campuran, kJ/kg
hs = enthalpi fasa uap, kJ/kg
hw = enthalpi fasa cair, kJ/kg
6. Permeabilitas
Permeabilitas didefinisikan sebagai bilangan yang menunjukkan kemampuan batuan untuk
mengalirkan fluida pada media berpori. Definisi kuantitatif pertama kali dikembangkan oleh
Henry Darcy (1956) dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

Keterangan:
v = kecepatan aliran, cm/sec

= viskositas fluida yang mengalir, cp


= gradien tekanan dalam arah aliran, atm/cm dx dp
k = permeabilitas media berpori, darcy
Dari Persamaan (2-14) dapat dinyatakan kecepatan alir fluida (kecepatan fluks) berbanding
lurus dengan k/ (permeabilitas dibagi viskositas dinamis) atau k/ biasa dikenal dengan
mobility ratio.

Gambar 1.3 Permeabilitas sekunder


Permeabilitas merupakan ukuran lubang yang berhubungan dengan pori, sedangkan porositas
merupakan ukuran ruang pori. Permeabilitas ini dapat dibedakan menjadi:
1. Permeabilitas Absolut, yaitu permeabilitas batuan dengan fluida yang mengalir hanya satu
fasa (fasa cair atau fasa uap saja).
2. Permeabilitas Efektif, yaitu permeabilitas dengan fluida yang mengalir lebih dari satu fasa
(fasa cair dan fasa uap yang mengalir bersamaan).
Permeabilitas mempunyai nilai yang berbeda terhadap arah x dan y, pada arah x dan y lebih
besar dibanding kearah z, maka sistem ini disebut anisotropic. Apabila permeabilitas seragam
kearah horizontal maupun vertikal disebut sistem isotropic.
Satuan permeabilitas adalah m2. Umumnya pada reservoir panasbumi permeabilitas vertikal
berkisar antara 10-14 m2, sedangkan permeabilitas horizontal mencapai 10 kali lebih besar
dibanding permeabilitas vertikalnya.

7. Kompresibilitas Batuan
Kompressibilitas batuan didefinisikan sebagai perubahan volume akibat perubahan volume
per satuan perubahan tekanan. Batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami
dua macam tekanan, yaitu tekanan dalam (internal stress) yang disebabkan adanya tekanan
hidrostatik fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan, sedangkan untuk tekanan luar
(external stress) disebabkan oleh overburden pressure yang berasal dari batuan dan fluida
pengisi yang berada diatasnya. Kompressibilitas batuan dapat dibedakan menjadi:
Kompressibilitas matriks batuan (cr).
Kompressibilitas bulk batuan (cb).
Kompressibilitas pori-pori (cp).
Rumusnya banyak bener Kak?
Ini belum seberapa, nanti Kakak cek lagi di buku keliatannya masih banyak.
Selamat belajar.Wassalamualaikum, Semoga bermanfaat.

(geothermal) alterasi
April 2, 2012

Alterasi
Fluida dan batuan reservoir dalam suatu sistem panasbumi saling berinteraksi, sehingga
mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi fasa padat maupun komposisi fasa cair.
Perubahan komposisi ini merupakan hasil nyata dari proses reaksi kimiawi. Ada beberapa
definisi dari beberapa ahli geologi mengenai alterasi, antara lain:
1. Perubahan komposisi mineralogi dari suatu batuan karena aktivitas hydrothermal (Courty,
1945).
2. Digunakan dalam klasifikasi pada fasa metamorfosis yang bersifat lokal (Jim, 1956).
3. Dimaksudkan sebagai gejala ubahan pada batuan dan mineral sekunder (supergene) seperti
replacement, oksidasi dan hidrasi.

Interaksi antara fluida hidrotermal dengan batuan yang dilewatinya (batuan dinding), akan
menyebabkan terubahnya mineral-mineral primer menjadi mineral ubahan (alteration
minerals), maupun fluida itu sendiri.
Ubahan hidrotermal merupakan proses yang kompleks, melibatkan perubahan mineralogi,
kimiawi, dan tekstur, hasil interaksi fluida dengan batuan yang dilewatinya (Pirajno, 1992).
Perubahan-perubahan tersebut akan tergantung pada karakter batuan dinding, karakter fluida
(Eh, pH), kondisi tekanan maupun temperatur pada saat reaksi berlangsung (Guilbert dan
Park, 1986), konsentrasi, serta lama aktivitas hidrotermal (Browne, 1991 dalam Corbett dan
Leach, 1996). Walaupun faktor-faktor di atas saling terkait, tetapi temperatur dan kimia fluida
kemungkinan merupakan faktor yang paling berpengaruh pada proses ubahan hidrotermal
(Corbett dan Leach, 1996). Henley dan Ellis (1983 dalam Pirajno, 1992) percaya bahwa
ubahan hidrotermal pada sistem epitermal tidak banyak bergantung pada komposisi batuan
dinding, akan tetapi lebih dikontrol oleh kelulusan batuan, temperatur dan komposisi fluida,
Laju alir fasa cair dan fasa uap, Permeabilitas batuanKonsentrasi CO2 dan H2S dalam fluida
mempunyai pengaruh yang penting pada tiap mineralogi sekunder,dan asal usul terjadinya
pemanasan.
Terdapat beberapa tipe alterasi secara hydrothermal, menurut Hochstein adalah sebagai
berikut:
1. Alterasi Langsung (Pengendapan)
Untuk dapat terbentuk secara langsung, maka batuan reservoir panasbumi harus memiliki
celah, dimana dengan adanya celah ini fluida reservoir dapat mengalir. Saluran ini antara lain
berupa joint, fracture, fault, vug pore dan fissure.
2. Alterasi Replacement (Penggantian)
Kebanyakan batuan mengandung mineral utama yang tidak stabil. Mineral ini memiliki
kecenderungan untuk digantikan dengan mineral yang lebih stabil pada kondisi yang baru.
Tabel I-2.
3. Alterasi Leaching (Pelepasan)
Terjadinya uap yang terasamkan secara oksidasi dari gas H2S, maka batuan yang memiliki
mineral pengganti (attacks rock) akan menggantikan mineral primer tanpa mengganggu
lubang yang telah ada. Alterasi ini dapat dikelompokkan berdasarkan mineral yang
dihasilkan, yaitu:
a. Albitisasi
Alterasi yang dihasilkan dari perubahan mineral lain terutama K feldspar oleh larutan yang
kaya Na.
b. Alunitisasi
Dijumpai pada batuan beku berbutir halus yang terdapat disekeliling vein epithermal,
dihasilkan oleh aktivitas air yang bersifat sulfat.

c. Argilitisasi
Biasa ditemukan pada batuan samping dari vein dimana cairan pembentuk akan mengubah
mineral feldspar menjadi lempung.
d. Karbonitisasi
Dihasilkan oleh intrusi atau pembentukan mineral karbonat setempat.
e. Chloritisasi
Mineral sebelumnya, umumnya berupa mineral alluminous ferromagnesian silicate.
f. Epidotisasi
Perubahan mineral alluminous ferromagnesian silicate menjadi epidote terdapat pada
chlorite.
g. Silisifikasi
Dihasilkan oleh introduksi silica dari larutan magmatic akhir.
h. Piritisasi
Suatu perubahan mineral ferromagnesian menjadi pirite.

Tabel I-2. Tipe Produk Pengganti Mineral Primer Karena Alterasi Hydrothermal
Original mineral
volcanic glass
Magnetite/ilminite/titanoomagnetite.
pyroxene/ampnibole/olivine/ biotite
calcic plagioclase
anorthoclase/sanidine/orthoclase

replacement products
zeolite* (e.g. mordenite, laumontite,
criscobalite, quartz. calcite. clays (e.g.
montmoriloite)
pyrite, leucoxene: spnene,pyrhotite,
hematite
chlorite, illite. quartz, pyirite, calcite,
anhydrite
calcite, albite, adularia, vairakite,
quartz. anhydrite. chlorite. Illite, kaolin,
monmorilonite. epidote
adularia

Pada daerah yang dipengaruhi oleh aktivitas hydrothermal, hasil alterasi batuan diharapkan
memberikan informasi kondisi fisik dan kimia selama proses alterasi berlangsung. Keadaan
ini dicerminkan dengan adanya asosiasi mineral sekunder yang terbentuk. Hayashi (1968),

mengelompokkan proses alterasi berdasarkan mineral sekunder juga gambaran fisik dan
kimiawi selama proses berlangsung.
Creasey (1966) membuat klasifikasi ubahan hidrotermal pada endapan tembaga porfir
menjadi tiga tipe yaitu propilitik, argilik, potasik, dan himpunan kuarsa-serisitpirit.Lowell dan Guilbert (1970), membuat model alterasi-mineralisasi juga pada endapan
bijih porfir, menambahkan istilah zona filik, untuk himpunan mineral kuarsa + serisit + pirit
klorit rutil kalkopirit.
1. Tipe propilitik
Dicirikan oleh kehadiran klorit disertai dengan beberapa mineral epidot, ilit/serisit,
kalsit, albit, dan anhidrit .Terbentuk pada temperatur 200-300C pada pH near neutral,
dengan salinitas yang beragam, umumnya pada daerah yang mempunyai permeabilitas
rendah.
Menurut Creasey (1966) terdapat empat kecenderungan himpunan mineral yang hadir
pada tipe propilitik, yaitu :
a. klorit-kalsit-kaolinit
b. klorit-kalsit-talk
c. klorit-epidot-kalsit
d. klorit-epidot.
2. Tipe argilik
Pada tipe argilik terdapat dua kemungkinan himpunan mineral, yaitu muskovit-kaolinitmonmorilonit dan muskovit-klorit-monmorilonit. Himpunan mineral pada tipe argilik
terbentuk pada temperatur 100-300C (Pirajno, 1992), fluida asam hingga neutral dan
salinitas yang rendah.
3. Tipe potasik
Tipe ini dicirikan oleh melimpahnya himpunan muskovit-biotit-alkali felsparmagnetit.
Anhidrit sering hadir sebagai asesori, serta sejumlah kecil albit dan titanit (sphene) atau rutil
kadang terbentuk. Ubahan potasik terbentuk pada daerah yang dekat batuan beku intrusif
yang terkait, fluida yang panas (>300C), salinitas tinggi, dan dengan karakter magmatik
yang kuat.
4. Tipe filik
Tersusun oleh himpunan mineral kuarsa-serisit-pirit, yang umumnya tidak mengandung
mineral-mineral lempung atau alkali felspar. Kadang mengandung sedikit anhidrit, klorit,
kalsit, dan rutil. Terbentuk pada temperatur sedang sampai tinggi (sekitar 230-400C), fluida

asam hingga neutral dengan salinitas yang beragam, pada zona yang permeabel dan pada
batas dengan urat.
5. propilitik dalam (inner propylitic),
Menurut Hedenquist dan Lindqvist (1985 dalam Pirajno, 1992) zona ubahan pada sistem
epitermal sulfidasi rendah (fluida kaya klorida, pH mendekati netral) umumnya juga
menunjukkan zona ubahan seperti pada sistem porfir, tetapi menambahkan istilah inner
propylitic untuk zona pada bagian yang bertemperatur tinggi (>300C), yang dicirikan oleh
kehadiran epidot, aktinolit, klorit, dan ilit.
6. Advanced argillic
Sedangkan untuk sistem epitermal sulfidasi tinggi (fluida kaya asam-sulfat), ditambahkan
istilah advanced argillic yang dicirikan oleh kehadiran himpunan mineral pirofilit + diaspor
andalusit kuarsa tourmalin enargit-luzonit (untuk temperatur tinggi, 250-350C),
atau himpunan mineral kaolinit + alunit kalsedon kuarsa pirit (untuk temperatur
rendah, <180C).
7. Tipe skarn
Batasan mineralogi skarn sampai sekarang masih kabur (Taylor 1996). Masalah yang lain,
banyak batuan skarn yang memperlihatan tekstur ukuran butir halus, yang mempersulit dalam
identifikasi mineral pada batuan skarn. Walaupun demikian terdapat mineralogi yang sangat
umum yang sering didapatkan pada batuan skarn, yaitu kelompok garnet, piroksen, amfibol,
epidot dan magnetit. Mineral lain yang umum adalah wolastonit, klorit, biotit dan
kemungkinan vesuvianit (idokras). Garnet-piroksen-karbonat adalah kumpulan mineral yang
paling umum dijumpai pada batuan induk karbonat yang orisinil (Taylor 1996). Amfibol
umumnya hadir pada skarn sebagai mineral tahap akhir yang meng-overprint mineral-mineral
tahap awal. Aktinolit (CaFe) dan tremolit (CaMg) adalah mineral amfibol yang paling umum
hadir pada skarn. Jenis piroksen yang sering hadir adalah diopsid (CaMg) dan hedenbergit
(CaFe). Terbentuk pada fluida yang mempunyai salinitas tinggi dengan temperatur tinggi
(sekitar 300-700C).
8. Tipe Greisen
Himpunan mineral pada greisen adalah kuarsa- muskovit (atau lipidolit) dengansejumlah
mineral asesori seperti topas, tourmalin, dan fluorit yang dibentuk oleh ubahan
metasomatik post-magmatik granit (Best 1982, Stemprok 1987 dalam Evans
1993).Masalahnya, seringkali kita mendapati dalam satu contoh batuan ditemukan beberapa
mineral dari dua tipe atau lebih. Prosedur yang baik untuk tahap awal observasi batuan
tersebut di atas adalah menulis semua mineral yang nampak sebagai himpunan mineral.
Apabila dalam satu batuan dijumpai mineral-mineral klorit, kuarsa, kalsit, dan kaolinit,
maka disebut sebagai himpunan klorit-kuarsa-kalsit-kaolinit.
Alhamdulillah

Вам также может понравиться

  • Metamorf
    Metamorf
    Документ29 страниц
    Metamorf
    Mila
    Оценок пока нет
  • Lampiran Laporan Batuan Metamorf
    Lampiran Laporan Batuan Metamorf
    Документ15 страниц
    Lampiran Laporan Batuan Metamorf
    Rizky Perdana
    Оценок пока нет
  • Proses Dalam Kerak Benua (Hafid Zul Hakim)
    Proses Dalam Kerak Benua (Hafid Zul Hakim)
    Документ25 страниц
    Proses Dalam Kerak Benua (Hafid Zul Hakim)
    robbiehartawan
    100% (1)
  • Batuan Asal Atau Batuan Induk Baik Berupa Batuan Beku
    Batuan Asal Atau Batuan Induk Baik Berupa Batuan Beku
    Документ14 страниц
    Batuan Asal Atau Batuan Induk Baik Berupa Batuan Beku
    Bagus Eko Nugroho
    Оценок пока нет
  • Joe Naldy - Acara 4
    Joe Naldy - Acara 4
    Документ11 страниц
    Joe Naldy - Acara 4
    Joe Naldy
    Оценок пока нет
  • A
    A
    Документ24 страницы
    A
    Khoerul Iman
    Оценок пока нет
  • Paper Metamorf
    Paper Metamorf
    Документ23 страницы
    Paper Metamorf
    Afie
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ18 страниц
    Batuan Metamorf
    Hendriki
    Оценок пока нет
  • Petrologi Batuan Metamorf
    Petrologi Batuan Metamorf
    Документ16 страниц
    Petrologi Batuan Metamorf
    Muhammad Hidayat
    100% (1)
  • Bab I Pendahuluan PDF
    Bab I Pendahuluan PDF
    Документ24 страницы
    Bab I Pendahuluan PDF
    Dwi Putra Handung Prakosa
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ31 страница
    Batuan Metamorf
    ikhsan
    Оценок пока нет
  • Endapan SKRN
    Endapan SKRN
    Документ6 страниц
    Endapan SKRN
    ramapanglima
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf For Student
    Batuan Metamorf For Student
    Документ24 страницы
    Batuan Metamorf For Student
    AmaRosid
    Оценок пока нет
  • Tugas Edmodo 2
    Tugas Edmodo 2
    Документ8 страниц
    Tugas Edmodo 2
    Gleamen Bastzara Putra
    Оценок пока нет
  • BAB III Metamorf
    BAB III Metamorf
    Документ22 страницы
    BAB III Metamorf
    Robert White
    Оценок пока нет
  • Makalah Metamorf
    Makalah Metamorf
    Документ32 страницы
    Makalah Metamorf
    alow rey
    Оценок пока нет
  • Geologi Indonesia
    Geologi Indonesia
    Документ13 страниц
    Geologi Indonesia
    VISKA GINANJAR
    Оценок пока нет
  • Geologi Fisik 3 Batuan Metamorf
    Geologi Fisik 3 Batuan Metamorf
    Документ27 страниц
    Geologi Fisik 3 Batuan Metamorf
    Penjaga Kebun
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ35 страниц
    Batuan Metamorf
    Septania Paulus
    Оценок пока нет
  • 523-Minggu 6
    523-Minggu 6
    Документ8 страниц
    523-Minggu 6
    Fikri Firmansyah
    Оценок пока нет
  • Metamorf
    Metamorf
    Документ32 страницы
    Metamorf
    Lenaa Natalia Pehere
    Оценок пока нет
  • Metamorf
    Metamorf
    Документ7 страниц
    Metamorf
    mhdnizom131101154
    Оценок пока нет
  • Artikel (Endapan Hidrothermal)
    Artikel (Endapan Hidrothermal)
    Документ15 страниц
    Artikel (Endapan Hidrothermal)
    Pratty Montreana Utami
    100% (1)
  • LAPORAN Batuan Metamorf
    LAPORAN Batuan Metamorf
    Документ22 страницы
    LAPORAN Batuan Metamorf
    Tabzirt
    Оценок пока нет
  • Proses Pengolahan Mineral Dan Batubara
    Proses Pengolahan Mineral Dan Batubara
    Документ22 страницы
    Proses Pengolahan Mineral Dan Batubara
    edwarboys
    Оценок пока нет
  • Geologi Lapangan Beruk
    Geologi Lapangan Beruk
    Документ9 страниц
    Geologi Lapangan Beruk
    Andri Prima Sitepu
    Оценок пока нет
  • Metamorfisme
    Metamorfisme
    Документ9 страниц
    Metamorfisme
    Herman Luther
    Оценок пока нет
  • 11 Sifat Thermal Batuan 1
    11 Sifat Thermal Batuan 1
    Документ51 страница
    11 Sifat Thermal Batuan 1
    jibran
    Оценок пока нет
  • Petrologi Batuan Metamorf
    Petrologi Batuan Metamorf
    Документ16 страниц
    Petrologi Batuan Metamorf
    cary19
    Оценок пока нет
  • Petrologi Batuan Metamorf
    Petrologi Batuan Metamorf
    Документ13 страниц
    Petrologi Batuan Metamorf
    AgusPriono
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ7 страниц
    Batuan Metamorf
    Briyan Ibnu Husna
    Оценок пока нет
  • Final Petrologi
    Final Petrologi
    Документ10 страниц
    Final Petrologi
    Andriani Futel
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ22 страницы
    Batuan Metamorf
    RanaAttiqah
    Оценок пока нет
  • Laporan Batuan Metamorf
    Laporan Batuan Metamorf
    Документ26 страниц
    Laporan Batuan Metamorf
    Muh Azhar T
    Оценок пока нет
  • Laporan Metamorf
    Laporan Metamorf
    Документ19 страниц
    Laporan Metamorf
    annisa royani fajar
    Оценок пока нет
  • 4.batuan Metamorf PDF
    4.batuan Metamorf PDF
    Документ25 страниц
    4.batuan Metamorf PDF
    Febrianto Tobing
    Оценок пока нет
  • Makalah Sifat Batuan Dan Fluida Panas Bumi
    Makalah Sifat Batuan Dan Fluida Panas Bumi
    Документ58 страниц
    Makalah Sifat Batuan Dan Fluida Panas Bumi
    Estrela Bellia
    100% (2)
  • K1 - LA3 - Mu'ammar Ghiffari A.S - 14071022001
    K1 - LA3 - Mu'ammar Ghiffari A.S - 14071022001
    Документ13 страниц
    K1 - LA3 - Mu'ammar Ghiffari A.S - 14071022001
    muammar
    Оценок пока нет
  • Tugas Geokimia Batuan Metamorf
    Tugas Geokimia Batuan Metamorf
    Документ3 страницы
    Tugas Geokimia Batuan Metamorf
    Audi Farhan Anwar
    100% (1)
  • Fasies Metamorf
    Fasies Metamorf
    Документ9 страниц
    Fasies Metamorf
    fahmi fadilla
    Оценок пока нет
  • Bab Iii Metamorf
    Bab Iii Metamorf
    Документ21 страница
    Bab Iii Metamorf
    Potda364
    Оценок пока нет
  • Proses Pembentukan Batuan Metamorf
    Proses Pembentukan Batuan Metamorf
    Документ3 страницы
    Proses Pembentukan Batuan Metamorf
    Sabar Itu Agus
    Оценок пока нет
  • Meemorf
    Meemorf
    Документ8 страниц
    Meemorf
    Mozes Chicass Bienaventuranza
    Оценок пока нет
  • Tugas Petrologi
    Tugas Petrologi
    Документ33 страницы
    Tugas Petrologi
    Erwin Gautama
    Оценок пока нет
  • Piroklastik
    Piroklastik
    Документ14 страниц
    Piroklastik
    Diladara Aenn
    Оценок пока нет
  • Bab 2 Pelapukan
    Bab 2 Pelapukan
    Документ8 страниц
    Bab 2 Pelapukan
    Achmad Fandi
    Оценок пока нет
  • Perbedaan Alterasi Hidrotermal Dan Pelapukan
    Perbedaan Alterasi Hidrotermal Dan Pelapukan
    Документ14 страниц
    Perbedaan Alterasi Hidrotermal Dan Pelapukan
    aisyah abrianti
    Оценок пока нет
  • Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat
    Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat
    Документ12 страниц
    Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat
    Wulan Woko Agustin
    Оценок пока нет
  • Panasbumi
    Panasbumi
    Документ6 страниц
    Panasbumi
    Ianketho
    Оценок пока нет
  • Laporan Batuan Metamorf
    Laporan Batuan Metamorf
    Документ22 страницы
    Laporan Batuan Metamorf
    rachma
    Оценок пока нет
  • Tipe-Tipe Metamorfisme
    Tipe-Tipe Metamorfisme
    Документ7 страниц
    Tipe-Tipe Metamorfisme
    mir
    Оценок пока нет
  • Batuan Metamorf
    Batuan Metamorf
    Документ39 страниц
    Batuan Metamorf
    farah salsabilla
    Оценок пока нет
  • Translate Sam Boggs Hal 9-10
    Translate Sam Boggs Hal 9-10
    Документ3 страницы
    Translate Sam Boggs Hal 9-10
    Ryoga Rizky
    Оценок пока нет
  • Petrografi Beku
    Petrografi Beku
    Документ14 страниц
    Petrografi Beku
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Morfologi Spesifik Karst
    Morfologi Spesifik Karst
    Документ8 страниц
    Morfologi Spesifik Karst
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • 2778-Pburhan-chimie-GO - 2011 - Kuliah 06 Pembentukan Minyak Bumi
    2778-Pburhan-chimie-GO - 2011 - Kuliah 06 Pembentukan Minyak Bumi
    Документ28 страниц
    2778-Pburhan-chimie-GO - 2011 - Kuliah 06 Pembentukan Minyak Bumi
    Fahmi Bajry
    0% (1)
  • Alterasi
    Alterasi
    Документ6 страниц
    Alterasi
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Diferensiasi Magma
    Diferensiasi Magma
    Документ21 страница
    Diferensiasi Magma
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh, Jawa Barat
    Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh, Jawa Barat
    Документ20 страниц
    Karakterisitik Melange Di Daerah Ciletuh, Jawa Barat
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Batu Bara Bayah
    Batu Bara Bayah
    Документ4 страницы
    Batu Bara Bayah
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Gua Dan Sungai Karst
    Gua Dan Sungai Karst
    Документ4 страницы
    Gua Dan Sungai Karst
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Документ12 страниц
    Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Geologi Lembar Leuwidamar
    Geologi Lembar Leuwidamar
    Документ11 страниц
    Geologi Lembar Leuwidamar
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Cara Mengenali Batuan Alterasi
    Cara Mengenali Batuan Alterasi
    Документ19 страниц
    Cara Mengenali Batuan Alterasi
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Manfaat Alterasi
    Manfaat Alterasi
    Документ9 страниц
    Manfaat Alterasi
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет
  • Geologi Lembar Jampang
    Geologi Lembar Jampang
    Документ5 страниц
    Geologi Lembar Jampang
    Adsis Setiadi
    100% (1)
  • Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Документ12 страниц
    Fisiografi Jawa Bagian Barat
    Adsis Setiadi
    Оценок пока нет