Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Identitas pasien
Nama
: Tn. B
Umur
: 69 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tidak bekerja
Alamat
: Gedangan Tuntang Kab. Semarang
Tgl masuk RS : 15 Nov 2015
A. Anamnesis
- Primary Survey :
Airway
: Clear (bebas) tidak ada hambatan atau obstruksi jalan nafas
Breathing
: Spontan, RR : 20x/menit reguler, tipe pernafasan normal, adekuat
Circulation
: SpO2 98%, CRT ekstermitas superior dan ekstermitas
Disabiltiy
Exposure
Respirasi
Gastrointestinal
Kardiovaskuler
Perkemihan
Genitalia
Ekstremitas
tambahan jantung
Pulmo
Bentuk paru simetris, tidak terdapat jejas dan kelainan bentuk
Tidak ada ketinggalan gerakl
Tidak ada nyeri tekan pada lapang paru
SDV : +/+
Wheezing : -/Status Lokalis
Inspeksi
Genitalia
: hiperemis (+)
Ekstremitas inferior sinistra
: tampak luka bakar derajat II A B (terlihat
permukaan luka sebagian yang merah dan ada yang putih), tampak kemerahan
(+), bulla (+) dan III ( kulit tampak puctat, tampak jaringan lemak, permukaan
kulit kering)
Palpasi
Nyeri tekan disekitar luka bakar (+), sekitar kulit teraba hangat (+)
Ekstremitas
Ekstermitas edem : -/+ Ekstermitas dingin : -/+
CRT ekstermitas superior dan inferior < 2 detik
A (Assesment)
Combustio grade II-III, LLB 19% et causa kontak langsung dengan api
P (Planning)
Pemberian resusitasi cairan pada penderita
Kebutuhan cairan (Baxter) : BB x % luka bakar x 4cc/24 jam
Pemberian
: 8 jam pertama sejak kejadia diberikan 50%, 16
Pemeriksaan
Lekosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
Hasil
14,83
3,15
11
31,9
83
Nilai Rujukan
4,5-11
4,5-5,5
14-18
40-54
86-108
Satuan
103/uL
106/uL
g/dL
%
fL
Pemeriksaan urine
Pemeriksaan
URINALISA
Bau
Hasil
Khas
Nilai Rujukan
Satuan
Warna
Kuning
Kuning
PH
7,5
Keasaman
Basa
4,8-7,4
Kejemihan
Keruh
Berat Jenis
1.025
1.025-1.025
mg/dl
Reduksi
Negative
<15
mg/dl
Bilirubin
Negative
<0.20
Urobilinogen
Normal (0,1)
0.2-1.0
mg/dl
Keton
Negative
<5
mg/dl
Nitrit
Negative
Negative
Blood
+3/250
<5
/mikro
Leukosit
Negative
<10
/mikro
Protein-albumin
Negative
Negative
mg/dl
MIKROSKOPIS
Epithel
2-3
5-15
/LPK
Lekosit
2-5
1-4
/LPB
Eritrosit
>50
0-1
/LPB
Kristal
Negative
Bakteri
Negative
Negative
/LPB
Silinder Granula
Negative
Negative
/LPB
Benang Mucus
Negative
/LPK
E. Diagnosis
Combustio grade II- III derajat sedang berat dengan derajat luka 19%
Anemia
F. Pembahasan
Berdasarkan anamnesis, pasien datang dengan luka bakar pada alat kelamin dan
tungkai kiri akibat terjatuh di tungku api sejak 1 jam sebelum masuk RS. Luka bakar
dapat terjadi akibat kontak langsung dengan api (Flame burns). Pada anamnesa juga perlu
ditanyakan tempat kejaidn karena bila kejadia dindalam ruangan dapat dicurigai
terjadinya trauma inhalasi yang memperberat kondisi penderita.
Pemeriksaan cedera yang terjadi di seluruh tubuh secara sistematis dilakukan
untuk menentukan ada tidaknya cedera inhalasi, luas dan derajat luka bakar. Dengan
demaikian dapat ditentukan penatalaksanaan selanjutnya. Pada pasien ini pada
pemeriksaan fisik ditemukan luka bakar pada daerah genitalia dan tungkai kiri. Pada luka
bakar ditemukan hiperemis(+), bula (+)
Penetuan luka bakar dapat ditentukan dengan perhitungan rule of nine. Dalam
rumus ini, tiap bagian tubuh ditentukan presentasinya. Rule of nine bermanfaat untuk
memperkirakan persentasi luka bakar pada seluruh permukaan tubuh. Penentuan
pesentase luka bakar berguna karena berhubungan langsung dengan tingkat keparahan
luka bakar.
Pada rumus Rule of Nine total luas luka bakar pasien adalah 9% dengan
rincian : 18% di daerah ekstremitas inferior sinistra + 1% di daerah genitalia. Jika
menggunakan rumus total luas luka bakar tersebut, maka derajat luka bakar pasien masuk
kedalam derajat sedang-berat ( total luas luka bakar 15-25% dan terdapat luka bakar pada
genitalia).
Terlepas dari berapa jumlah total luas luka bakar pasien, pasien sebenarnya sudah
masuk indikasi dirawat di rumah sakit karena perlu penanganan resusistasi cairan untuk
mencegah dehidrasi, karena luka bakar yang terjadi sudah masuk pada derajat sedang,
dan usia pasien termasuk geriatric yang rentan jatuh kedalam keadaan shock hipovolemik
akibat kekurangan cairan. Terapi resusitasi yang diberikan bisa bermacam macam
menggunakan berbagai rumus, namun cara yang paling umum adalah menggunakan
rumus terapi cairan Baxter atau Evans. Selain dilakukan penatalaksanaan resusitasi cairan
, diperlukan pula perawatan luka.
G. Kesimpulan
Menurut hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa pasien mengalami luka
bakar grade II-III derajat sedang - berat, dengan total luas luka bakar 19%, yang
diakibatkan oleh kontak langsung dengan api yang terkena di kulit (luka bakar termal).
Terapi yang diberikan sudah tepat yaitu dengan management nyeri berupa ketorolac,
profilaksis antibiotic berupa ceftizoxime, pemberian ranitidine untuk mengatasi keluhan
simptomatik mual, dan perawatan luka dengan ganti balut setiap hari, rencana
debridement serta pemberian . Untuk resusitasi cairan selama perawatan dinilai tepat
dengan pemberian RL. Perhitungan jumlah kebutuhan cairan bisa menggunakan rumus
rumus yang tertera sesuai dengan kehendak masing masing, namun untuk lebih spesifik
Saran perlu dilakukan koreksi kehilangan cairan berupa koreksi kadar natrium dan
kalium. Selain itu perlu dilakukan monitoring vital sign dan pemeriksaan laboratorium
untuk mengontrol keadaan pasien, dan mencegah pasien untuk jatuh kedalam keadaan
shock hipovolemik.