Вы находитесь на странице: 1из 21

BAB 6

AKUNTANSI PROFESIONAL UNTUK KEPENTINGAN


PUBLIK, PASCA ENRON
1. Akuntabilitas Ekspektasi Pemangku Kepentingan dan Kerangka Tata Kelola
Dampak hancurnya Enron, Arthur Andersen dan WorldCom telah memunculkan krisis
kredibilitas dalam komunitas bisnis, terkait dengan laporan-laporan dan pasar modal, serta
akuntan professional yang dianggap sebagai bagian dari permasalah yang ada. Public sedang
mencari kembali kredibilitas yang didasarkan atas nilai-nilai seperti kepercayaan, integritas,
transparansi laporan, dan seterusnya, serta kembali pada peruntukkan utama pelayanan untuk
kepentingan umum.
SOX, yang mengharuskan U.S. Securities and Exchange Commission (SEC) untuk
membuat yang memungkinkan adanya reformasi tata kelola, baik untuk perusahaan maupun
profesi akuntansi, memiliki jawaban untuyk permasalahan di atas. Reformasi ini mendorong
adanya perubahan dalam perusahaan-perusahaan AS dan perusahaan asing (yang terdaftar
dalam SEC) serta auditor mereka yang ingin mengakses pasar modal AS.Reformasi SOX
yang dipicu oleh peristiwa Enron dan lebih menekankan lagi pentingnya perubahan tata
kelola serupa bagi perusahaan-perusahaan dan para akuntan professional di seluruh dunia.
Reformasi SOX dan IFAC mengharuskan dunia bisnis untuk lebih bertanggungjawab
secara terbuka kepada masyarakat dan investor, dan bagi akuntan professional, agar diingat
bahwa mereka adalah kaum professional yang diharapkan untuk melindungi kepentingan
investor dan pemangku kepentingan lainnya.

2. Mendedikasikan Kembali Peran Akuntan Profesional untuk Kepentingan


Umum
Mendedikasikan kembali peran akuntan professional pada kepentingan umum
sangatlah penting, kecuali akuntan professional dapat secara jelas dan benar mengerti
peran mereka, mereka tidak dapat secara konsisten menjawab pertanyaan penting
dengan cara yang etis dan bertanggungjawab, sehingga akhirnya akan muncul suatu
keragu-raguan dalam saran mereka serta keputusan yang menyebabkan diri dan
profesi mereka menuai kritik dan bahkan lebih dari itu
3. Harapan Publik terhadap Kalangan Profesional
Jika suatu profesi kehilangan kredibilitas di mata public, akibatnya bisa sangat
buruk dan bukan hanya bagi seorang professional yang bermasalah. Apakah hal/aspek
yang menjadikan suatu profesi.? Dalam analisis akhir, yang menghasilkan suatu
profesi adalah kombinasi fitur, tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam
satu rangkaian nilai-nilai umum profesionalitas-nilai yang menentukan bagaimana
keputusan akan dibuat dan tindakan yang akan diambil. Layanan yang disediakan oleh
sebuah profesi sanagt penting bagi masyarakat, sehingga mereka siap untuk
memberikan hak-hak kepada suatu profesi yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi
mereka juga akan memastikan bahwa seorang professional tersebut dapat melakukan
tugasnya dengan baik dan benar seperti yang diharapkan. Secara umum tugas yang
diharapkan dari suatu profesi adalah dalam rangka mempertahankan:

Kompetensi di bidang keahlian


Objektivitas dalam penawaran pelayanan
Integritas dalam urusan dengan klien
Kerahasiaan hal-hal yang terkait dengan klien
Disiplin atas anggota yang tidak melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan standar
yang diharapkan

Tugas tugas tersebut sangat vital dalam kaitannya dengan kualitas layanan
yang diberikan, suatu kondisi menjadi lebih signifikan karena hubungan seorang
2

professional sebagai pemegang amanah bagi kliennya. Suatu hubungan fidusia dapat
terjadi ketika suatu jasa kedudukannya sangat penting bagi klien dan juga ketika
terdapat perbedaan tingkat keahlian yang signifikan antara klien dan professional,
sehingga klien harus percaya dan bergantung pada penilaian dan keahlian
professional.Menjaga kepercayaan yang ada pada suatu hubungan fidusia merupakan
hal yang fundamental bagi seorang professional sehingga para professional
umumnya diharapkan untuk mengorbankan dirinya jika kesejahteraan klien atau
public dipertaruhkan.
4. Hal/aspek yang menjadikan (suatu) profesi :
Fitur fitur Penting

Pelatihan ekstensif

Penyediaan layanan penting bagi masyarakat

Pelatihan dan skill sebagian besar tentang intelektual dalam karakter

Fitur fitur Khas

Secara umum berlisensi atau bersertifikat

Diwakili oleh organisasi, Asosiasi, atau institusi

Otonomi

Dasar Nilai nilai Etis (Behrman)

Secara signifikan difigurkan oleh dan didasarkan pada pertimbangan etis


daripada teknik atau alat.

5. Harapan Masyarakat dari Seorang Akuntan Professional


3

Seorang akuntan professional diharapkan memiliki keahlian teknis khusus


terkait dengan akuntansi dan pemahaman yang lebih tinggi di bidangnya daripada
orang awam di bidang terkait, seperti control manajemen, perpajakan, atau sistem
informasi.selain itu ia juga diharapkan untuk menaati standar-standar khusus yang
dikeluarkan oleh badan professional terkait tempatnya bekerja.terkadang
penyimpangan dari norma-norma ini dapat menyebabkan berkurangnya kredibilitas
atau kepercayaan terhadap profesi secara keseluruhan.
6. Fitur-fitur, Tugas-tugas, dan Nilai-nilai dari profesi Akuntansi
Fitur-fitur

Penyediaan layanan fidusia yang penting bagi masyarakat


Diperlukan pengetahuan dan skill yang luas
Karakter pelatihan dan skill yang diperlukan sebagian besar dalam hal

intelektual
Diawasi oleh organisasi yang keanggotaannya secara otomatis mengatur diri

sendiri
Akuntabel pada otoritas pemerintah

7. Tugas-tugas yang sangat penting untuk suatu hubungan fidusia


Perhatian yang berkelanjutan pada kebutuhan klien dan pemangku

kepentingan lainnya
Pengembangan dan pemeliharaan pengetahuan dan skill yang diperlukan,
termasuk skeptisisme/keilmiahan (pembawaan diri yang mengarah pada

keraguan terhadap fakta-fakta, orang/institusi) professional.


Pemeliharaan kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia oleh

perilaku yang yang menunjukkan nilai-nilai yang bertanggung jawab.


Pemeliharaan reputasi pribadi yang dapat diterima
Pemeliharaan reputasi sebagai profesi yang kredibel.

Hak-hak yang diijinkan dalam kebanyakan yurisdiksi

Kemampuan untuk tampil/menawarkan diri sebagai seorang professional yang

ditunjuk untuk memerankan jasa fidusia penting


Kemampuan untuk menetapkan standar masuk dan memeriksa calon
Mengatur dan mendisiplinkan diri berdasarkan kode etik
Partisipasi dalam pengembangan praktik akuntansi dan audit
4

Nilai-nilai yang diperlukan untuk melaksanakan tugas dan memelihara hakhak

Kejujuran
Integritas
Objektivitas, berdasarkan pada penilaian independen
Keinginan untuk menerapkan ketelitian dan skeptisisme professional
Kompetensi
Kerahasiaan
Komitmen untuk menempatkan kepentingan public, klien, profesi, dan atasan
atau perusahaan sebelum kepentingan professional sendiri

8. Dominasi Nilai Etis di Atas Teknik-Teknik Akuntansi dan Audit


Kebanyakan akuntan dan juga selainnya menganggap bahwa penguasaan
akuntansi dan/atau teknik audit adalah hal yang sangat penting sine qua non
(merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan) dari profesi akuntansi. Akan tetapi
hanya sedikit skandal keuangan yang disebabkan oleh kesalahan metodologis dalam
penerapan teknik sebagian besar skandal keuangan disebabkan oleh kesalahan
penilaian tentang penerapan teknik yang tepat atau pengungkapan terkait. Beberapa
kesalahan dalam penilaian berasal dari kesalahan penafsiran masalah akibat dari
kompleksnya permasalahan tersebut, selebihnya merupakan akibat dari kurangnya
perhatian pada hal-hal yang sifatnya etis, seperti kejujuran, integritas, objektivitas,
kepedulian, kerahasiaan dan komitmen untuk untuk mendahulukan kepentingan orang
lain di atas kepentingan diri sendiri.

9. Prioritas Tugas, Loyalitas dan Kepercayaan dalam Tugas Fidusia


Seorang akuntan professional telah diberi hak untuk menyediakan jasa fidusia
yang penting bagi masyarakat karena dia bertanggung jawab untuk mempertahankan
kepercayaan yang melekat dalam hubungan fidusia. Seorang akuntan professional
juga tidak hanya dituntut memiliki keahlian, namun ia juga diharapkan untuk
mempraktikkan keahliannya tersebut dengan penuh keberanian, kejujuran, integritas,
objektivitas, kesungguhan dan keilmiahan, kompetensi, kerahasiaan professional,
serta menghindari kekeliruan untuk memastikan bahwa mereka yang mengandalkan
keahlian tersebut dapat mempercayai bahwa kepentingan mereka telah mendapat
5

perlakuan yang selayaknya. Akuntan porofesional diharapkan untuk mematuhi Prinsip


Akuntansi yang Diterima Umum (GAAP) dan Standar Auditing yang diterima Umum
(GASS).
10. Kerahasiaan : Ketat atau Diberikan Wadah/Fasilitas
Pada revisi Kode Etik tahun 2005, IFAC telah memperkenalkan kebutuhan akan
akuntan professional untuk mengatasi situasi di mana terdapat konflik diantara
prinsip-prinsip yang mendasar, yang dalam hal ini dapat terjadi antara kerahasiaan
dan kepentingan public. Kode etik diantaranya menyarankan bahwa akuntan
professional mempertimbangkan untuk mendapatkan nasihat professional dari badan
professional yang relevan atau penasihat hukum, dan dengan demikian mendapat
bimbingan tentang isu-isu etis tanpa melanggar kerahasiaan. Rekomendasi ini akan
diperkenalkan di seluruh dunia karena peraturan badan akuntansi professional telah
diharmonisasikan dengan kode IFAC.

11.Impikasi-implikasi Layanan yang Ditawarkan


Penjaminan dan Jasa-jasa Lain
Akuntan prodesional telah mengembangkan jasa-jasa fidusia yang umum dibidang
akuntansi berikut ini :

Akuntansi dan prinsip-prinsip, praktik, dan sistem pelaporan


Audit catatan akuntansi, sisten dan laporan keuangan
Proyeksi keuangan : persiapan, analisis, dan audit
Perpajakan : persiapan dokumen informasi wajib pajak dan saran
6

Kepailitan : Tugas-tugas wali dan saran


Perencanaan keuangan : saran
Pengambilan keputusan : fasilitasi melalui analisa dan pendekatan
Pengendalian manajemen : Saran dan desain sistem
Urusan-urusan korporasi dan komersial : Saran dan umum
Jasa penjaminan yang dibuat oleh AICPA :

Penilaian resiko
Pengukuran kinerja bisnis
Keandalan sistem informasi
Perniagaan elektronik (stempel persetujuan situs web)
Pengukuran kinerja perawatan kesehatan
Perawatan khusus lansia

12. Peraturan Independensi SEC dan IFAC


Hal yang tidak diantisipasi oleh Komite khusus AICPA untuk pelayanan verifikasi
adalah ketidakmampuan anggotanya untuk mengelola konflik yang melekat pada situasi
konflik kepentingan yang muncul pada saat proses audit dan jasa lainnya ditawarkan kepada
klien yang sama.
Kegagalan seperti ini merupakan salah satu bencana yang menimpa Enron, Arthur
Andersen dan WorldCom serta reaksi di SOX.
Untuk menghindari risiko konflik kepentingan dalam audit perusahaan besar,
sehingga dapat melindungi kepentingan public, SOX mewajibkan SEC untuk melarang
penawaran layanan-layanan non audit yang akan merusak independensi KAP kepada
pendaftar SEC seperti :

Pembukuan atau jasa lain yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi atau

laporan keuangan klien audit


Desain dan implementasi sistem informasi keuangan

Jasa penilaian, pendapat terkait dengan kelayakan, atau laporan mengenai


kontribusi dengan nilai moneter, tetapi tidak untuk ditagihkan (contribution-in-

kind)
Jasa aktuaria
Jasa alih daya (outsourcing) audit internal
Fungsi-fungsi manajemen atau sumber daya manusia
Pialang atau agen, penasihat investasi atau jasa perbankan investasi
Layanan hukum dan layanan ahli yang tidak terkait dengan audit.
Prinsip-prinsip independensi SEC tersebut dalam kaitannya dengan layanan
yang diberikan oleh auditor sebagian besar didasarkan pada tiga prinsip dasar :
1. Auditor tidak dapat berfungsi dalam peran manajemen
2. Auditor tidak dapat melakukan audit atas pekerjaannya sendiri
3. Auditor tidak dapat melakukan pembelaan untuk kliennya

SEC juga mengambil kebijakan lain di luar pembatasan penawaran jenis jasa tertentu, yang
akan :
Mengharuskan beberapa mitra yang memiliki perjanjian dengan tim audit untuk
digilir setelah tidak lebih dari lima atau tujuh tahun berturut-turut, tergantung pada
keterlibatan mitra dalam audit, terkecuali pada beberapa kantor akuntan public kecil
dapat dibebaskan dari ketentuan ini
Menetapkan peraturan bahwa suatu KAP tidak akan independen jika anggota tertentu
dalam manajemen emiten itu merupakan anggota tim audit KAP dalam periode satu
tahun sebelumnya dimulainya prosedur audit :
Menetapkan peraturan bahwa seorang akuntan tidak akan independen dari klien audit
jika ada mitra audit menerima kompensasi berdasarkan penugasan pengadaan mitra
dengan klien untuk jasa lain selain audit, review, dan layanan atestasi
Mengharuskan auditor untuk melaporkan hal-hal tertentu kepada komite audit dan
non audit yang diberikan auditor pada emiten dan
Mengharuskan pengungkapan pada investor segala informasi terkait dengan jasa-jasa
audit dan non audit yang diberikan oleh auditor yang kemudian auditor tersebut
memperoleh bayaran atas jasanya.
13. Nilai tambah Kritis oleh Seorang Akuntan Profesional
Kredibilitas adalah nilai tambah kritis yang dihasilkan oleh seorang akuntan
professional dalam pelayanan verifikasi terbaru dan juga yang standar.Kompetensi
adalah factor fundamrntal dan tingkat kompetensi yang tinggi dapat dan memang
8

memberikan keunggulan kompetitif. Secara khusus nilai tambah kritis seorang


akuntan professional terletak pada harapan bahwa layanan apapun yang ditawarkan
akan didasarkan pada integritas objektivitas dan nilai-nilai ini, selain standar
kompetensi minimum yang dipastikan ada, memberikan kredibilitas atau jaminan
terhadap laporan atau kegiatan.

14. Standar Perilaku yang Diekspektasikan


Masyarakat (khususnya klien) mengharapkan bahwa akuntan professional
akan melakuakan layanan fidusia dengan kompetensi, integritas, dan objektivitas.
Integritas sangat penting, karena memastikan bahwa apapun layanan yang diberikan
akan dilakukan secara adil dan seksama. Kejujuran, atau ketepatan tersirat dalam
semua aspek pengumpulan, pengukuran, pelaporan, dan interprestasi data.
Objektivitas tidak dapat dipertahankan kecuali akuntan professional berpikiran
independen, atau bebas dari perilaku berlebihan dari satu pemangku kepentingan atau
yang lain. Integritas, Kejujuran, dan Objektivitas sangat penting dalam pelaksanaan
tugas-tugas fidusia yang tepat.

15.Penilaian dan Nilai-nilai


Pentingnya Pertambahan Nilai
Penerapan yang tepat nilai-nilai etika kompetensi, integritas, kejujuran, dan
objektivitas secara substansial bergantung namun tidak terutama pada nilai-nilai etika
pribadi para akuntan professional yang terlibat.Seorang professional mungkin berbuat
salah dalam penilaiannya tentang potensi akibat dilemma etika atau tentang
keseriusan akibat tersebut mereka yang harus menanggung akibatnya.Oleh karena itu,
kredibilitas profesi ada pada nilai-nilai yang didukungnya, nilai-nilai etika pribadi dan
professional dari masing-masing anggota, dan kualitas penilaian yang digunakan.
Pembentukan Penialaian/Pertimbangan dan Nilai-Nilai
Kohrlberg berpendapat bahwa individu-individu memalui empat
tahapan progresif dalam perkembangan moral.

Prakonvensional
1. Kepatuhan
2. Sifat angkuh pengganti atau pertukaran instrumental dan sosial
Konvensional
3. Penyelarasan interpersonal
4. Hukum dan tugas (tatanan sosial)
Post-konvensional, autonomous, atau berprinsip
a. Hak-hak umum individu dan standar-standar yang diterima
masyarakat
b. Prinsip-prinsip yang dipilih sendiri
16. Sumber Pedoman Etika
Ekspektasi perilaku dari akuntan professional telah dan akan diwujudkan dalam :

Penentu standar (IFAC, PCACB, FASB, IASB, CICA, ICAEW, dsb)


- prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP)
- Standar audit yang berlaku umum (GAAS)
Praktik-praktik standar yang dipahami secara umum
Studi penelitian dan artikel
Pedoman-pedoman regulator (SEC, OSC, NYSE, TSX, dan lain-lain)
Keputusan pengadilan
Kode etik dari
Atasan (oerusahaan atau KAP)
Badan Akuntansi Profesional Lokal
Internal Federation of Accountants (IFAC)

10

17. Kode Etik Profesional


Tujuan dan kerangka
Kode etik professional dirancang untuk memberikan panduan tentang
perlakuan yang diharapkan dari anggota agar jasa yang ditawarkan dapat diterima
secara kualitas dan reputasi profesi tidak akan dinodai.
Kerangka kerja khas koda etik untuk akuntan professional

Pendahuluan dan tujuan


Prinsip dan standar fundamental
Peraturan umum
Peraturan khusus
Disiplin
Interpretasi peraturan

Prinsip-prinsip Fundamental dalam Kode Etik Akuntan Profesional


Para anggota diharuskan :

Bertindak untuk kepentingan umum


Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk melayani

kepentingan umum :
Bekerja dengan :
- Integritas
- Objektif dan independen
- Kompetensi professional, due care, dan skeptisisme professional, serta
- Rahasia
Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesuaikan atau keliru

18. Prinsip-prinsip dan Standar-standar Fundamental

11

Prinsip-prinsip fundamental dalam kode etik professional Para anggota diharuskan :


Bertindak untuk kepentingan umum
Setiap saat menjaga reputasi baik profesi dan kemampuannya untuk melayani
kepentingan umum
Bekerja dengan : Integritas, Objektiv dan independen,Kompetensi professional, due
care, dan skeptisisme professional serta Rahasia
Tidak dikaitkan dengan informasi yang menyesatkan atau keliru Agar efektif, kode
etik perlu memadukan prinsip-prinsip mendasar dengan sejumlah aturan khusus. Jika
suatu kode/peraturan dirancang untuk mencakup semua masalah yang mungkin terjadi,
maka akan menjadi asngat bertele-tele dan banhkan terlalu banyak, sehingga anggota
perlu waktu lama untuk membiasakan diri dengan hal tersebut dan untuk tetap mengikuti
perkembangan penambahan aturan yang konstan
19. Kode Etik Prinsip-prinsip Dasar Akuntan Profesional Section 100.4

Integritas seorang akuntan professional harus tegas dan jujur dalam semua
keterlibatannya dalam hubungan profesional dan bisnis.

Objektivitas seorang akuntan professional seharusnya tidak membiarkan bias, konflik


kepentingan, atau pengaruh yang berlebihan dari orang lain untuk mengesampingkan
penilaian professional atau bisnis.

Kompetensi professional dan Kesungguhan seorang akuntan professional mempunyai


tugas yang berkesinambungan untuk senantiasa menjaga penghetahuan dan skil professional
pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau atasan menerima jasa
professional yang kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam praktik, legislasi dan
teknis. Seorang akuntan professional harus bertindak tekun dan sesuai dengan standar teknis
dan professional yang berlaku dalam memberikan layanan professional.

Kerahasiaan seorang akuntan professional harus menghormati kerahasian informasi yang


diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional dan bisnis tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga, tanpa otoritas yang tepat dan
12

spesifik kecuali ada hak hukum atau professional atau kewajiban untuk mengungkapkan.
Informasi rahasi yang diperoleh sebagai hasil dari hubungan bisnis professional seharusnya
tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi para akuntan professional atau pihak ketiga.

Perilaku Profesional seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan peraturanperaturan terkait dan seharusnya menghindari tindakan yang bisa mendeskreditkan profesi

20. Kode Etik Profesi Akuntansi


Kode etik profesi akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan
dalam melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi.
Kode etik akuntansi dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi
akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas yang menunjukkan arah moral bagi suatu
profesi

dan

sekaligus

menjamin

mutu

moral

profesi

akuntansi

dimata

masyarakat. Akuntan sebagai suatu profesi untuk memenuhi fungsi auditing harus
tunduk pada kode etik profesi dan melaksanakan audit terhadap suatu laporan
keuangan dengan cara tertentu. Etik sebagai suatu prinsip moral dan perbuatan yang
menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang
13

oleh masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan
kehormatan seseorang. Etik yang telah disepakati bersama oleh anggota suatu profesi
disebut dengan Kode Etik Profesi.
Akuntan sebagai suatu profesi mempunyai kode etik profesi yang dinamakan
Kode Etik Akuntan Indonesia. Khusus untuk akuntan public terdapat Kode Etik
Profesi Akuntan Publik yang sebelumnya disebut Aturan Etika Kompartemen
Akuntan Publik. Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah aturan etika yang harus
diterapkan oleh anggota Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang sebelumnya
dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI KAP) dan
staf profesional (baik yang anggota IAPI maupun yang bukan anggota IAPI) yang
bekerja pada satu Kantor Akuntan Publik (KAP).

a.

Kode Prilaku Profesional


Jika suatu profesi kehilangan kredibilitas di mata publik, akibatnya bisa sangat buruk
dan tidak hanya bagi seorang professional yang bermasalah. Aspek yang menjadikan suatu
profesi adalah kombinasi fitur, tugas, dan hak-hak yang semuanya dibingkai dalam satu
rangkaian nilai-nilai umum profesionalitas nilai yang menentukan bagaimana keputusan
akan dibuat dan tindakan yang akan diambil. Untuk mendukung kombinasi fitur, tugas dan
hak ini, maka penting bagi suatu profesi untuk menyusun seperangkat nilai atau prinsipprinsip dasar yang membimbing anggota mereka dan agar setiap professional memiliki nilainilai pribadi yang berkaitan dengan prinsip dasar tersebut. Nilai-nilai pribadi yang
dikehendaki biasanya meliputi kejujuran, integritas, objektivitas, kebijaksanaan, keberanian
14

untuk mempertahankan pendiriannya, dan karakter yang kuat untuk menolak peluangpeluang yang mengutamakan kepentingan pribadi. Layanan yang disediakan oleh sebuah
profesi sangat penting bagi publik, sehingga mereka siap untuk memberikan hak-hak kepada
suatu profesi tertentu yang telah ditentukan sebelumnya, tetapi mereka juga akan memastikan
bahwa seorang professional tersebut dapat melakukan tugasnya dengan baik dan benar
seperti yang diharapkan.
b.

Prinsip-prinsip etika : IFAC, AICPA, IAI

1.

IFAC
Berikut adalah prinsip-prinsip IFAC :
a. Integritas
Seorang akuntan profesional harus bertindak tegas dan jujur dalam semua hubungan
bisnis dan profesionalnya.
b. Objektivitas
Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan terjadinya bias,
konflik kepentingan, atau di bawah pengaruh orang lain sehingga mengesampingkan
pertimbangan bisnis dan profesional.

c. Kompetensi profesional dan kehati-hatian


Seorang akuntan profesional mempunyai kewajiban untuk memelihara pengetahuan
dan keterampilan profesional secara berkelanjutan pada tingkat yang diperlukan untuk
menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa profesional yang kompeten yang
didasarkan atas perkembangan praktik, legislasi, dan teknik terkini. Seorang akuntan
profesional harus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional
haus bekerja secara tekun serta mengikuti standar-standar profesional dan teknik yang
berlaku dalam memberikan jasa profesional.
d. Kerahasiaan
Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaan informasi yang
15

diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungkapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yang benar dan
spesifik, kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk
mengungkapkannya.
e. Perilaku Profesional
Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan perundang-undangan yang
relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

1.1 Kerangka dasar Kode etik IFAC dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Ciri yang membedakan profesi akuntan (atasan), yaitu kesadaran bahwa
kewajiban akuntan yaitu untuk melayani kepentingan publik.
b. Harus dipahami bahwa tanggung jawab akuntan tidak secara ekslusif hanya
melayani klien (dari sudut pandang akuntan publik), atu hanya melayani
atasan (dari sudut pandang akuntan bisnis), melainkan melayani kepentingan
publik dalam arti luas. Pengertian publik bagi akuntan terdiri dari atas klien,
manajemen (atasan), kreditur, investor, pemerintah, karyawan, masyarakat
bisnis, dan keuangan, media masa, para pemerhati bisnis dan ekonomi, para
aktivis, dan sebagainya.

16

c. Tujuan (objective) dari profesi akuntan adalah memenuhi harapan


profesionalisme, kinerja, dan kepentingan publik.
d. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan empat kebutuhan dasar, yaitu
kredibilitas, profesionalisme, kualitas jasa tertinggi, dan kerahasiaan.
e. Keseluruhan hal tersebut hanya dapat dicapai bila profesi akuntan dilandasi
oleh prinsip-prinsip parilaku fundamental, yang terdiri atas: integritas,
objektivitas, kompetensi profesional dan kehati-hatian, kerahasiaan, perilaku
profesional, dan standar teknis.
f. Namun, prinsip-prinsip fundamental pada butir (5) hanya dapat diterapkan jika
akuntan mempunyai sikap independen, baik independen dalam pikiran
(independence in mind) maupun independen dalam penampilan (independence
in appearance).

2.AICPA
Berikut adalah prinsip-prinsip AICPA :
a. Tanggung JawabDalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang
profesional, anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan
profesional secara sensitif.
b. Kepentingan Publik Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk
bertindak

sedemikian

rupa

demi

melayani

kepentingan

publik,

menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas


profesionalisme.
c. Integritas
Untuk

memelihara

dan
17

memperluas

keyakinan

publik,

anggota

harusmelaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas


tertinggi.
d. Objektivitas dan Independensi
Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas dari konflik
kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional.Seorang
anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam
faktadan penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya.
e. Kehati-hatian
Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika dan teknis
profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkankompetensi
dan

kualita

jasa,

dan

menunaikan

tanggung

jawab

profesional

sampaitingkat tertinggi kemampuan anggota yang bersangkutan.


f. Ruang Iingkup dan Sifat Jasa
Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti prinsip-prinsip
kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa
yang diberikan.

3.

IAI (Ikatan Akuntan Indonesia)


Berikut adalah prinsip-prinsip menurut IAI :
a.

Tanggung Jawab Profesi

b.

Kepentingan Publik

c.

Integritas

d.

Obyektivitas

e.

Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

f.

Kerahasiaan

g.

Perilaku Profesional

h.

Standar Teknis
18

Ancaman terhadap ketidakpatuhan-penilaian independen


Beberapa bentuk ancaman dapat dikatagorikan sebagai berikut
1. Ancaman kepentingan pribadi yang mungkin terjadi akibat akuntan profesional atau
kerabat dekatnya sedang ada kebutuhan finansial atau kebutuhan lainnya .
2. Ancaman peninjauan kembali yang mungkin terjadi saat penilaian sebelumnya perlu
dievaluasi ulang oleh akuntan profesional yang bertanggung jawab atas penilaian
tersebut.
3. Ancaman advokasi yang mungkin terjadi ketika seorang akuntan profesional
mengajak suatu posisi atau pendapat ketitik yang objektifitas selanjutnya dapat
disetujui
4. Ancaman keakraban
5. Ancaman intimidasi
Perlindungan dalam mengurangi resiko konflik kepentingan

1.
2.
3.
4.
5.

Perlindungan yang dibuat oleh profesi,perundangan,atau peraturan


Pendidikan,pelatihan bagi pemula
Melanjutkan pendidikan
Monitoring dan disiplin
Peninjauan ulang laporan oleh pihak ketiga yang ditunjuk oleh hukum
Peninjauan ulang oleh pihak ketiga terhadap sistem pengendalian mutu

perusahaan
6. Undang-undang yang mengatur persyaratan indepedensi dari perusahaan

1.
2.
3.

Perlindungan terhadap klien


Penunjukan auditor disetujui pula oleh selain manajemen
Klien memiliki staf yang kompeten untuk membuat keputusan manajerial
Prosedur internal untuk memastikan pilihan objektif didalam tugas-tugas

jaminan
4. Suatu struktur tata kelola perusahaan
Jenis-jenis konflik kepentingan berdasarkan dampak pada pemangku
kepentingan
1. Konflik kepentingan diri profesional sendiri dengan kepentingan
pemangku kepentingan lainnya
2. Konflik kepentingan diri profesionaldan beberapa pemangku
kepentingan yang lainya
3. Kepentingan suatu kliaen lebih diutamakan dibandingkan kepentingan
lain
4. Kepentingan satu atau lebih pemangku lebih diutamakan dari pada
kepentingan satu atau lebih pemangku kepentingan lain
19

Ruang lingkup dan aktifitas yang berpengaruh


Katagori pertama mengadu domba akuntan profesional dengan pemangku
kepentingan lainnya dalam lingkup beberapa kegiatan
Katagori kedua,dimana profesional bekerja sama dengan beberapa pemangku
kepentingan lain untuk merugikan orang lain
Katagori ketiga melibatkan kelompok pemangku kepentingan tetapi dimana
kepentingan sendiri tidak muncul bermain kecuali kadang-kadang pada sisi
yang kurang diuntungkan.

Konflik kepentingan mempengaruhi layanan yang ditawarkan


Kepentingan pribadi merupakan motifator yang sangat kuat yang dapat
merugikan klien,publik dan para pemngku kepentingan lainnya melalui
penurunan mutu yang ditawarkan oleh akuntan profesional.kebanyakan auditor
tidak tahan pada godaan yang muncul karena urusan pribadi auditor mendominasi
sisi profesionalismenya.kepercayaan yang dibutuhkan mulai rusak ketika satu
atau lebih aspek aspek penting dari layanan profesional yang diharapkan tidak
disampaikan dengan cara yang mendahulukan kepentingan publik sebelum
kepentingan profesional sendiri.
Konflik kepentingan yang melibatkan penggunaan atau penyalahgunaan
informasi
Penyalahgunaan informasi oleh akuntan profesional dapat merugikan pemangku
kepentingan yang lain dari sisi klain atau perusahaan yang terlibat.sebagai
contoh,penggunaan informasi oleh akuntan profesional sementara yang lain
belum memiliki hak untuk menggunakan informasi tersebut tidak adil dan tidak

etis.
Ketika kode-kode dan peraturan tidak membantu
Seringkali,akuntan profesional mendapati diri mereka menghadapi situasi
yang tidak tercakup yang tidak tercakup secara eksplisit dalam kode etik,atau
tidak cukup dengan yurisprudensi sehingga bisa diperoleh manfaat dari sumbersumber atau pedoman itu.terkadang,badan akuntansi profesional akan
menyediakan bagi anggota layanan konsultasi melalui apa yang disebut dengan
20

direktur etik.paling sering,bagaimanapun akuntan profesional akan dibiarkan


sendiri.dia dapat menyewa penasihat mereka sendiri dari jajaran ahli hukum
atau etika,tetapi pada akhirnya akuntan harus mengandalkan pengetahuan
sendiri,nilai-nilai,dan penilaian untuk memutuskan apa yang benar.

Perluasan peran akuntan profesional


Kebutuhan akan adanya integritas,penilaian independen,keahlian,dan
kecerdasan dalam penyusunan dan penyajian analisis dan laporan keuangan
tidak semakin berkurang melainkan kian meningkat.
Selain peran-peran standar dalam hubungan fidusia,akuntan
profesional juga paling cocok untuk memainkan peran yang dominan atau
sebagai pendukung dalam desain,persiapan,dan manajemen bidang-bidang
berikut yang penting untuk tata kelola yang baik diera kian berkembangnya
akuntabilitas pemangku kepentingan

Penilaian kepentingan pemangku kepentingan


Indikator kerja yang terfokus pada pemangku kepentingan dan

sistem insentif
Budaya korporasi yang etis
Kode etik perusahaan
Mekanisme kesesuaian dengan etika dan pelaporan ke dewan
Kerangka pedoman dan pengambilan keputusan yang etis
Sistem pengendalian risiko etika

21

Вам также может понравиться