Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Memasuki era global seperti saat ini, dunia ekonomi dan perdagangan pada
khususnya mengalami perubahan sistem yang signifikan. Pasar bebas berarti masuknya
komoditi barang dan jasa bebas tanpa ada lagi perlakuan istimewa yang bersifat nasional
maupun regional.
Karena Indonesia negara kepulauan maka memerlukan sarana angkutan laut yang
lebih dibandingkan dengan sarana yang lainnya. Hal ini diperlukan guna menghubungkan
antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, atau dengan negara lain, terutama yang
belum terjangkau oleh sarana angkutan darat maupun sarana udara. Pengangkutan barang
melalui laut skalanya lebih besar dibandingkan dengan pengangkutan barang melalui
darat maupun udara. Dengan adanya hal tersebut berarti peluang terjadinya bahaya laut
(Sea Perils) akan ada. Namun bahaya laut ini hanya dapat dikurangi intensitasnya atau
diperkecil kemungkinannya, sebab bagaimanapun juga kemungkinan terjadinya kerugian
karena adanya bahaya laut ini jauh lebih besar dari pada risiko akibat bahaya didarat dan
diudara. Untuk keamanan, keselamatan dan kelancaran pengangkutan barang, baik
eksportir maupun importir menggunakan sistem container.
Kemajuan bidang pengangkutan terutama yang digerakkan secara mekanik akan
menunjang pembangunan diberbagai sektor, salah satunya sektor perdagangan. Indonesia
sebagai negara kepulauan dalam rangka mencapai tujuan cita-citanya seperti yang
ditetapkan dalam konsep wawasan nusantara memerlukan sarana transportasi yang
mantap. Salah satu sarana transportasi yang memegang peranan penting adalah angkutan
laut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian asuransi laut?
2. Apa hak dan kewajiban pihak-pihak dalam asuransi laut?
3. Apa fungsi asuransi laut?
4. Apa saja bagian dari kontrak laut?

5. Bagaimana cara mengajukan klaim asuransi laut?


C. Tujuan
Asuransi laut diadakan karena adanya keadaan gawat di laut, hal ini berarti bahwa sangat
perlu untuk setiap perusahaan pengangkutan laut untuk mengasuransikan usahanya
tersebut. Pihak-pihak yang terkait dalam asuransi laut juga perlu diketahui. Dalam
penyelesaian klaim, juga terdapat kemungkinan adanya keterkaitan dengan pihak lain
baik sebagai penyebab maupun sebagai korban kejadian yang menyebabkan kerugian.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asuaransi Kelautan
Asuransi laut merupakan salah satu asuransi kerugian yang diatur secara lengkap dalam KUHD.
Berkembangnya asuransi laut karena pelaksanaan pengangkutan atau pelayaran melalui laut yang
penuh dengan ancaman bahaya laut. Asuransi laut diatur dalam:
1.

Buku I Bab IX pasal 246-286 KUHD tentang asuransi pada umumnya sejauh tidak diatur
dengan ketentuan khusus.

2.

Buku II Bab IX pasal 592-685 tentang asuransi bahaya laut, dan Bab X Pasal 686-695 KUHD
tentang asuransi bahaya sungai dan periran pedalaman.

3.

Buku II Bab XI Pasal 709-721 KUHD tentang avarai.

4.

Buku II Bab XII Pasal 744 KUHD tentang berakhirnya perikatan dalam perdagangan laut.

Dalam pengertian asuransi laut tidak terbatas pada lingkungan laut saja, melainkan meliputi juga
linkungan darat dan perairan darat (sungai dan danau). Bahaya-bahaya yang ditanggung tidak hanya
terbatas pada bahaya yang terjadi laut, tetapi juga mengenai bahaya-bahaya terusan yang dapat
terjadi selama berlangsungnya angkutan, misalnya bahaya kebakaran di pelabuhan.
2.

Asuransi laut pada dasarnya meliputi unsur-unsur berikut:


1.

Objek asuransi yang diancam bahaya,selalu terdiri dari kapal dan barang muatan.

2.

Jenis bahaya yang mengancam benda asuransi, yang bersumber dari alam (badai,
gelombang besar, hujan angin, kabut tebal, dsb) dan yang bersumber dari manusia, sperti
perompakan bajak laut, pemberontakan awak kapal, penahanan, dsb.

3.

Bermacam jenis benda asuransi, yaitu tubuh kapal, muatan kapal, alat perlengkapan kapal,
bahan keperluan hidup, biaya angkutan.

Polis asuransi laut laut merupakan akta yang harus ditandatangani oleh penanggung, dengan
demikian berfungsi sebagai bukti telah terjadi perjanjian asuransi laut antara tertanggung dan
penanggung. Asuransi laut di negara-negara maju pada umumnya dibuat di bursa dengan perantaraan
pialang, karena itu polis yang digunakan

adalah polis bursa. Menurut praktik asuransi laut di

Indonesia, asuransi laut umumnya dibuat di perusahaan dengan menggunakan polis perusahaan
dengan menggunakan polis perusahaan yang mempunyai bentuk sendiri-sendiri menurut kehendak
perusahaan yang membuatnya.

Menurut ketentuan pasal 593 KUHD, yang dapat menjadi objek asuransi laut adalah benda-benda
berikut ini:
1.

Tubuh kapal kosong atau bermuatan, dengan atau tanpa persenjataan, berlayar sendirian
atau bersama-sama dengan kapal lain.

2.

Alat perlengkapan kapal.

3.

Alat perlengkapan perang.

4.

Bahan keperluan hidup bagi kapal.

5.

Barang-barang muatan.

6.

Keuntungan yang diharapkan diperoleh.

7.

Biaya angkutan yang akan diterima.

3.

http://jawaicity.blogspot.com/2010/05/asuransi-laut.html

diakses

tanggal 21 Juni 2013


http://biboxs.wordpress.com/2011/01/10/makalah-hukum-asuransi/
diakses tanggal 21 Juni 2013

http://kwu.pakgaol.com/2012/10/hukum-laut-dan-pengangkutan.html

diakses

tanggal 21 Juni 2013


https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCcQFjAA&url=
http%3A%2F%2Fdiandyt.files.wordpress.com%2F2012%2F03%2Fasuransipengangkutan-lauthukum.docx&ei=63HEUeeVIYKJrQf_h4G4Dw&usg=AFQjCNF1UlUKKcG3W2Rw
niuxz9g6ok-MOg&sig2=HOD01RdzOwVhpppKx2PGZA

Вам также может понравиться