Вы находитесь на странице: 1из 9

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

OPTIMASI PRODUKTIFITAS BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaues


vannamae) DENGAN MENGGUNAKAN METODE RESPON SURFACE DAN
NON LINIER PROGRAMMING
Lukman Hudi, Abdullah Shahab
Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

ABSTRAK
Udang vaname (Litopenaues vannamei), merupakan solusi alternatif dalam
memperkaya dan menambah produksi udang budidaya. Kelebihan jenis udang ini
adalah lebih resisten terhadap penyakit dan kualitas lingkungan yang rendah, dengan
padat tebar cukup tinggi. Ada beberapa hal sebagai indikasi keberhasilan dalam
budidaya udang vaname yaitu, besarnya nilai Average Daily Growth (ADG) atau
pertumbuhan rata-rata harian (gram/hari) dan Feed Convertion Ratio (FCR). Tentunya,
dengan ADG tinggi dan FCR rendah diharapkan memperoleh keuntungan yang tinggi.
Penelitian dilakukan untuk menetapkan suatu level factor yang akan
menghasilkan proses budi daya dengan respon sesuai spesifikasi dan keuntungan
maksimal. Faktor budidaya yang dipilih adalah padat tebar, kandungan protein pakan
udang, dan salinitas. Metode respon surface digunakan untuk menganalisis hasil
percobaan untuk memperoleh fungsi persamaan dari respon. Keuntungan dari hasil budi
daya diperoleh dari selisih pendapatan dan biaya. Untuk memperoleh level factor yang
optimal, maka dilakukan optimasi dengan memaksimalkan fungsi keuntungan.
Hasil Penelitian dengan menggunakan metode respon surface dan non linier
programming dalam percobaan menghasilkan keuntungan maksimal dengan
menggunakan level faktor padat tebar 100 ekor/m, kandungan protein 39,96%, dan
salinitas o/oo.
Kata kunci: Litopenaues vannamei, budidaya, ADG, FCR, padat tebar, kandungan
protein, salinitas, respon surface, dan non linier programming.
ABSTRACT
Vaname crab (Litopenaues vannamae) is an alternative solution to enriching and
increasing the cultivation of crab production. The superiority of this kind of crab is that
is more resistant to disease and a low environmental quality, with dense spread quite
high. There are several successful indications, in vaname crab cultivation such as, the
increase in value of Average Daily Growth (ADG) or the average daily growth (Gram
per day) and Feed Conversion Ratio (FCR). Of course, with a high ADG and a low
FCR, it is hoped to receive s huge profit.
Research is done to determine a level factor that will produce the cultivation
process, which responds according to the specifications and maximum profit. The
cultivation factor chosen is dense spread/stock density, protein contents of shrimp feed,
and salinity. Response surface method is used to analyze the experiment results to
obtain the same function from the response. The benefit of the cultivation result is
obtained from the different between income and expenses, to obtain an optimal level
factor, optimation, is done to maximize profit.

ISBN : 979-99735-0-3

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

The result of the research using surface response method and non linnier
programming in the experiment resulted in a maximum profit by using level factor
dense spread/stock density 100 pcs/m2, protein contents 39.96 %, and salinity 20 o/oo.
Keywords: Litopenaues vannamae, cultivation, ADG, FCR, dense spread/stock density,
protein contents, salinity, response surface, and non linier programing.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor perikanan adalah salah satu sektor yang prospektif di Indonesia. Dengan
lautnya yang luas dan garis pantainya yang panjang, Indonesia memiliki potensi sangat
baik untuk pengembangan sektor tersebut.
Menurut catatan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) tahun 2002,
potensi lahan pertambakan di Indonesia diperkirakan mencapai luas 913.000 hektar,
namun hingga tahun 2001 luas areal yang dimanfaatkan baru sekitar 378.700 hektar
atau 40% dari potensi di atas, terutama tambak udang dengan produktivitas rata-rata 500
Kg per-ha/tahun. Jika mampu dikembangkan tambak seluas 500.000 hektar saja, dengan
produktivitas ditingkatkan rata-rata 2 ton per-ha/tahun, DKP menghitung bisa dihasilkan
udang sedikitnya 1 juta ton per tahun.
Dengan potensi areal yang ada, hitungan itu bukanlah mimpi berlebihan.
Masalahnya tinggal bagaimana membangkitkan kembali minat usaha pertambakan
udang yang belakangan banyak dihantui momok serangan penyakit. Introduksi varietas
udang baru yang lebih unggul dan tahan penyakit tampaknya menjadi salah satu kunci
perwujudan mimpi diatas, selain memperkaya dan menambah alternatif jenis udang
budidaya yang potensial untuk digarap.
Litopenaues vannamei atau dikenal dengan nama udang vaname merupakan
varietas baru yang memiliki sejumlah keunggulan, antara lain lebih resisten/tahan
terhadap penyakit dan kualitas lingkungan yang rendah, padat tebar cukup tinggi,
waktu pemeliharaan lebih pendek yakni sekitar 90-100 hari per-siklus.

Gambar 1. Udang Vaname


Resistensi terhadap penyakit dan kualitas lingkungan hidup yang rendah terkait
dengan ketahanan hidup (survival) udang terhadap kontaminan organik dan anorganik,
dimana dia masih bertahan hidup secara normal hingga umur layak konsumsi.
Lingkungan hidup udang meliputi tanah dan air tempat (habitat) hidup udang.
Kelayakannya, ditentukan oleh derajat keasaman (pH), kadar garam (salinitas),

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-2

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

kandungan oksigen terlarut, kandungan amonia, H2S, kecerahan air, kandungan


plankton, dan lain-lain. Ketahanan hidup ini sangat menentukan dalam keberhasilan
proses budidaya udang.
Salinitas atau kadar garam adalah banyaknya garam (gr) yang terkandung dalam
satu liter air, biasa dinyatakan dalam satuan o/oo (gr/liter). Padat tebar adalah jumlah
udang yang ditebar dalam satu meter persegi lahan tambak. Padat tebar terkait dengan
produktifitas budidaya. Makin optimal tingkat padat tebar dalam proses budidaya, akan
semakin tinggi tingkat produktivitas budidaya yang dihasilkan.
Sisi lain yang cukup menentukan terhadap pertumbuhan udang adalah
kandungan protein pakan udang. Kandungan protein merupakan elemen nutrien
dominan yang menentukan kualitas atau grade pakan. Untuk kebutuhan pakan udang,
sudah disuplai oleh industri pakan, di mana kualitas antara merk pakan satu dengan
lainnya hampir sama untuk grade yang sama. Ada beberapa industri pakan yang
menyediakan pakan udang bagi pengusaha tambak, diantaranya PT. Manggalindo
memproduksi merk dagang Omega, Kristal dan Panter, PT. Charon Phokpan
memproduksi merk Bintang, Irawan dan Marine, PT. Matahari Sakti, dan lain-lain.
Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh dari salinitas, padat
tebar, dan kandungan protein terhadap nilai pertumbuhan rata-rata harian udang vaname
(Average Daily Growth/ADG), konversi pakan (Feed Conversion Ratio/FCR) dan
keuntungan maksimal yang diperoleh.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Apakah faktor padat tebar, kandungan protein pakan, dan salinitas berpengaruh
terhadap nilai ADG, FCR, dan keuntungan yang dihasilkan dalam proses budidaya
udang vaname?
2. Bagaimana level dari faktor padat tebar, kandungan protein pakan, dan salinitas
yang dapat menghasilkan ADG maksimal, FCR minimal dan keuntungan maksimal?
3. Berapa kandungan protein pakan yang optimal agar diperoleh keuntungan
maksimal?
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai ADG, FCR, dan
keuntungan yang dihasilkan dalam proses budidaya udang vaname.
2. Mengetahui level yang tepat dari faktor/variabel sehingga menghasilkan nilai
maksimum menyangkut respon ADG dan keuntungan, dan nilai minimum respon
FCR dari budidaya yang dilakukan.
Sedangkan manfaat yang diharapkan adalah:
1. Menambah wawasan dan kemampuan penulis dalam mengaplikasikan ilmu yang
didapat selama masa perkuliahan.
2. Sebagai acuan melakukan penelitian lanjutan.
3. Sebagai masukan bagi pengusaha tambak udang untuk menganalisa dan
mengevaluasi kelemahan dan kelebihan dari beberapa faktor teknis budidaya guna
mengoptimalkan produksi.

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-3

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

METODA
Pengumpulan Data
Adapun data-data yang dikumpulkan adalah: 1. Data Average Daily Growth
(ADG), 2. Data Feed Conversion Ratio (FCR), dan 3. Data Keuntungan. Jumlah petak
keseluruhan dari tambak budidaya tempat penelitian, ada 30 petak yang terbagi atas 3
petak untuk tandon air, 27 petak untuk oprasional produksi. Dari 27 petak operasi, 18
petak sesuai dengan pola Box Behnken Design digunakan untuk pengambilan data
ADG, FCR, dan keuntungan. Secara keseluruhan dari petak operasi terkait dengan
penghitungan biaya tetap. Penelitian dilakukan di PT. XYZ, Situbondo Jawa Timur,
dari tanggal 25 September 2003 hingga 31 Januari 2004.
Penentuan Average Daily Growth (ADG)
ADG adalah besaran yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan rata-rata
harian dari udang vaname selama proses budidaya. ADG dapat diketahui dari:
berat rata-rata per ekor udang (gr)
ADG =
umur udang (hari)
Dalam proses budidaya, nilai ADG diharapkan tinggi, karena ADG yang tinggi
akan mempercepat waktu panen sehingga proses budidaya lebih singkat dan dapat
menghemat biaya operasional budidaya.
Penentuan Feed Conversion Ratio (FCR)
Pakan memiliki peran strategis dalam perikanan budidaya, karena memiliki
dampak fisiologi, ekonomis serta berpengaruh pada ekosistem atau lingkungan. Selain
berpengaruh langsung terhadap percepatan pertumbuhan ikan/udang yang
mengkonsumsinya, secara ekonomis biaya penyediaan pakan dalam perikanan budidaya
mencapai 40-60% dari biaya produksi (Anonim, 2004). Karena itu pakan yang
digunakan harus betul-betul diperhatikan mutunya. Mutu pakan udang terkait dengan
nilai konversi pakan (FCR), semakin rendah nilai FCR pakan semakin bagus mutu
pakan. Penentuan nilai FCR dapat dijelaskan sebagai berikut:
Total Pakan yang dikonsumsi(Kg)
FCR

=
Total Berat Udang yang dihasilkan (Kg)

Terkait dengan biaya pakan, setiap penurunan 0.1 FCR akan menghemat 5 %
dari biaya budidaya, jika FCR turun 0.5 maka penurunan ini akan menghemat 25 % dari
biaya budidaya.
Penentuan Keuntungan
Keuntungan atau Laba adalah selisih antara Total Pendapatan dengan Total
Biaya.
Total Pendapatan = volume(v) x harga per unit(p)
Total Biaya
= Biaya tetap + Biaya variabel
Biaya Tetap diperoleh dari rekapitulasi komponen-komponen biaya tetap
selama satu periode tebar atau 6 bulan operasional, meliputi total gaji karyawan tetap,
biaya logistik, biaya keamanan dan partsipasi sosial, biaya listrik pompa dan

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-4

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

penerangan, biaya rekonstruksi, reklamasi dan pengolahan lahan, biaya transportasi dan
perawatan mobil, serta biaya telepon, administrasi dan biaya lain-lain bersifat tetap.
Biaya variabel (biaya tidak tetap) meliputi biaya benih udang, biaya listrik
aerator dan nilai penyusutannya, serta biaya pakan udang yang dikonsumsi.
Sumber Data dan Penentuan Variabel
Sumber data adalah data hasil panen budidaya udang vaname, di dalamnya
meliputi data luas lahan, jumlah tebar benih udang, umur, SR (survival rate/ prosentase
udang hidup), total berat udang, size udang saat panen (akan diperoleh ADG), dan total
pakan (setelah dikonversi dengan total berat udang akan didapatkan FCR). Setelah
diperoleh total berat udang dikalikan harga saat panen, diperoleh pendapatan.
Selanjutnya pendapatan dikurangi biaya-biaya (biaya tetap dan biaya variabel) akan
didapatkan laba/keuntungan.
Sedangkan data parameter kualitas air dan jenis plankton dipertahankan dalam
batas baku aman (optimal) untuk budidaya udang vaname.
Penentuan Variabel dan Level Variabel
Secara lengkap, penentuan variabel dan level variabel dapat dilihat pada Tabel
berikut:
Tabel 1. Varaiabel dan Level Variabel yang Berpengaruh Terhadap Hasil Uji
No

Variabel

Level 1

Level 2

Level 3

1
2
3

Padat Tebar
Kandungan Protein Pakan
Salinitas

50 ekor / m
33%
10 0/00

100 ekor / m
37%
20 0/00

150 ekor / m
41%
30 0/00

Desain Eksperimen
Desain eksperimen yang dipilih adalah Box Behnken Design.
Analisa Data
Informasi yang diperoleh dari pelaksanaan percobaan yaitu berupa respon
ADG,FCR serta keuntungan. Respon tersebut selanjutnya dianalisa menggunakan
analisis regresi yang meliputi analisis variansi (ANAVA), uji hipotesis, dan uji asumsi
residual. Setelah diperoleh persamaan regresi selanjutnya dilakukan uji permukaan
respon dan uji 0ptimasi dengan metode NonLinier Programming.

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-5

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil percobaan
Data percobaan dengan menggunakan Box Behnken design, diperoleh data untuk
uji ADG, FCR dan keuntungan tercantum pada tabel berikut:
Tabel 2. Data hasil percobaan ADG, FCR, dan Keuntungan
RunOrder

Bloks

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1

Pdt.Tebar Kd.Protein

1
0
1
0
0
-1
0
-1
0
-1
0
0
1
0
-1
0
1
0

-1
-1
0
0
0
1
0
-1
0
0
0
-1
0
0
0
1
1
1

Salinitas

ADG

FCR

Keuntungan

0
1
1
0
0
0
0
0
0
1
0
-1
-1
0
-1
1
0
-1

0.115
0.122
0.119
0.151
0.156
0.187
0.147
0.154
0.159
0.159
0.149
0.127
0.127
0.149
0.169
0.156
0.132
0.156

2.00
2.00
1.95
1.64
1.66
1.36
1.57
1.66
1.75
1.54
1.60
1.95
1.90
1.54
1.50
1.64
1.72
1.55

14.843
6.601
5.827
37.769
38.498
28.283
36.885
16.285
44.573
15.843
36.394
19.920
21.061
39.029
19.176
32.348
21.141
36.671

Hasil Analisa Regresi dengan Respon ADG, FCR dan Keuntungan


Dari hasil analisis data regresi dan ANAVA terhadap ADG, FCR, dan
keuntungan menunjukkan adanya kuat hubungan antara variabel bebas dengan ketiga
respon tersebut dan dianggap cukup memadainya model, sehingga diperoleh persamaan
regresi sebagai berikut:
1. Untuk ADG:
= 0.1499 0.022 x1 + 0.014125 x2 0.002875 x3 0.008025 x32
2. Untuk FCR:
= 1.65 + 0.18875 x1 0.1675 x2 + 0.02875 x3 + 0.10375 x32
3. Untuk Keuntungan:
=38.858 2.15687 x1 + 7.53175 x2 4.52612 x3 13.4966 x12
5.08838 x2 9.88462 x32
Di mana:
= respon yang diprediksi yaitu ADG, FCR, dan keuntungan
x1 = padat tebar
x2 = kandungan protein
x3 = salinitas

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-6

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

Plot Permukaan Persamaan ADG, FCR dan Keuntungan


Plot Permukaan Persamaan ADG
Plot permukaan dari persamaan ADG dengan salah satu variabel X1 konstan
(X1=0) terdapat pada Gambar 2.
3D Surface Plot ADG
Z=0.1499+0.014125*x-0.002875*y-0.008025*y^2

Gambar 2. Permukaan Respon ADG dengan X1 konstan (X1=0


Plot Permukaan Persamaan FCR
Plot permukaan dari persamaan FCR dengan salah satu variabel X2 konstan
(X2=0) terdapat pada Gambar 3.
3D Surface Plot FCR
Z=1.65+0.18875*x+0.02875*y+0.10375*y^2

Gambar 3. Permukaan Respon FCR dengan X2 konstan (X2 =0)

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-7

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

Plot Permukaan Persamaan Keuntungan


Plot permukaan dari persamaan keuntungan dengan salah satu variabel X3
konstan (X3=0) terdapat pada Gambar berikut.
3D Surface Plot Keuntungan
Z=38.858-2.15687*x-7.53175*y-13.4966*x^2-5.08838*y^2

Gambar 4. Permukaan Respon Keuntungan dengan X3 konstan (X3=0)


Optimasi Respon
Selanjutnya dilakukan optimasi respon terhadap persamaan regresi respon ADG,
FCR dan keuntungan. Hasil analisa optimasi dan penetapan variabel ketiga respon
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. Analisis Penetapan Variabel dengan Beberapa Fungsi Tujuan
Fungsi Tujuan
Variabel
Keterangan
Faktor (variabel)
Maximize
X1
Padat tebar
0.0000000 100 ekor/m
ADG
X2
Kadar protein
1.0000000 41%
0,16 gr/hari
X3
Salinitas
0.0000000 20 0/00
Minimize
X1
Padat tebar
0.0000000 100 ekor/m
FCR
X2
Kadar protein
1.0000000 41%
1,48
X3
Salinitas
0.0000000 20 0/00
Maximize
X1
Padat tebar
0.0000000 100 ekor/m
Keuntungan
X2
Kadar protein
0.7400929 39,96 %
Rp. 41.645.100,X3
Salinitas
0.0000000 20 0/00

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan dalam budidaya
udang vaname adalah sebagai berikut:
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas pada budidaya udang
vaname adalah padat tebar, kandungan protein pakan udang dan salinitas air.
Analisis hasil percobaan menunjukkan kondisi level setting faktor (variabel) dengan
tujuan ADG maksimal dan FCR minimal berdasarkan spesifikasi adalah dengan
padat tebar 100 ekor/ m2 , kandungan protein 41 %, dan salinitas 20 o/oo.

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-8

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi II


Program Studi MMT-ITS, Surabaya 30 Juli 2005

Analisis hasil percobaan menunjukkan kondisi level setting faktor (variabel)


keuntungan maksimal berdasarkan spesifikasi adalah dengan padat tebar 100
ekor/m2, kandungan protein 39.96 %, dan salinitas 20 o/oo.
Dari analisis perhitungan yang diperoleh, tampak bahwa faktor yang sangat
berpengaruh dalam memaksimalkan keuntungan adalah faktor kandungan protein.
Kandungan protein pakan terbaik dari hasil analisis dengan coded adalah bernilai
0.74. Data di lapangan, nilai kandungan protein tersebut adalah kisaran 37%
hingga 41% atau kandungan protein pakan 39.96 %.

Saran
Adapun saran yang diajukan dari penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Perlu adanya penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor lainnya yang kiranya juga
berpengaruh terhadap hasil produksi (budidaya), misal faktor ketinggian air, faktor
model atau tipe aerator, faktor kombinasi pakan alternatif dan sebagainya.
Perlu adanya penelitian lanjutan terhadap pengaruh berbagai merk dagang pakan
dengan grade yang sama terkait dengan respon yang diinginkan.
Catatan tambahan
Komposisi prosentase biaya budidaya udang dari penelitian ini adalah: Biaya
tetap sebesar 27 %, biaya pakan 57 %, biaya aerator 9%, dan biaya bibit 7 %. Biaya
perkilogram udang Rp 20.161,-, Umur budidaya 105-110 hari, dan kapasitas aerator
setara 20 HP/Ha.
Rekomendasi
Dari seminar sehari Meningkatkan Efisiensi Produksi Udang Vaname Menuju
Produk yang Kompetitif dalam Persaingan Global di Shangri La Hotel Surabaya, 21
juni 2005 dan World Aquacultur Seminar (WAS) 2005 di Bali Convention Center, Nusa
Dua, 9-13 Mei 2005 oleh Dr.Dean M. Akiyama, konsultan PT. CP Prima Tbk., untuk
budidaya vaname di Indonesia, dia menyarankan:
Produksi Udang = 12 Ton/Ha, stock density/padat tebar = 90 ekor/m2, umur budidaya =
120 hr, ADG = 0.15 gr/hr, SR = 75%, berat = 18 gr (size 55), FCR = 1,4, dan kapasitas
aerator = 20 Hp/Ha. Biaya produksi perkilogram udang Rp 18.610,-.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, 2004. Hasil Rumusan Temu Nasional Perkembangan Udang Vaname.
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) Republik Indonesia. Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya.
Hillier, F. S., Liebierman, G. J., (1995), Introduction to Operation Reseach, Second
Edition, Mc. Graw Hill Book Co., Singapore.
Khuri, I and Cornel, I.A., Response Surface, Design and Analysis, Marcel Dekker, Inc.,
1987.
Myers, R. H., and Montgomery, D.C., 2002, Response Surface Methodology, A. Wiley.
Interscience Publication, USA.
Rokhimin Dahuri, 2002. Usaha Pertambakan Udang Vaname Prospektif. Departemen
Kelautan dan Perikanan dalam Bisnis Indonesia, Selasa, 06 Agustus 2002.

ISBN : 979-99735-0-3

A-28-9

Вам также может понравиться