Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1, Juni 2000
49
Topik Khusus
1 Asma
2 Asma dengan penyakit lain
3 Bukan asma
Klasifikasi Klinis
GINA membagi klasifikasi klinis asma menjadi 4, yaitu
Parameter klinis,
kebutuhan obat,
dan faal paru
Asma episodik
jarang
(Asma ringan)
1. Frekuensi serangan
2. Lama serangan
<1x / bulan
<1 minggu
3. Intensitas serangan
4. Di antara serangan
5. Tidur dan aktivitas
6. Pemeriksaan fisis di
luar serangan
7. Obat pengendali (anti
inflamasi)
8. Faal paru di luar
serangan
9. Faal paru pada saat
ada gejala/serangan
Asma episodik
sering
(Asma sedang)
Asma persisten
(Asma berat)
sering
hampir sepanjang tahun,
biasanya ringan
tanpa gejala
tidak terganggu
>1x / bulan
>1 minggu
tidak ada remisi
biasanya sedang
sering ada gejala
sering terganggu
normal
mungkin terganggu
tidak perlu
PEF / FEV1 >80%
variabilitas >15%
variabilitas >30%
perlu, steroid
PEF / FEV1 <60%
variabilitas 20-30%
variabilitas >50%
biasanya berat
gejala siang dan malam
sangat terganggu
Umur (tahun)
Alat inhalasi
<2
Nebuliser
2-4
Nebuliser
Alat hirupan (MDI=metered dose inhaler ) dengan alat perenggang (spacer)
5-8
Nebuliser
MDI dengan spacer
Alat hirupan bubuk (Spinhaler, Diskhaler, Rotahaler, Turbuhaler)
Nebuliser
>8
MDI
Alat hirupan bubuk
Autohaler
Pemakaian
alat
perenggang
(spacer)
persisten). Penggunaan beta-agonis (kerja
mengurangi deposisi obat
pendek) hirupan >3x sehari secara teratur dan
dalam mulut (orofaring),
terus menerus diduga mempunyai peran dalam
jadi mengurangi jumlah
peningkatan morbiditas dan mortalitas asma. Oleh
obat yang akan tertelan
karena itu obat dan cara peng-gunaannya tersebut
sehingga mengurangi efek
sebaiknya dihindari. Tetapi jika dengan steroid
sistemik.
Sebaliknya
hirupan dosis sedang (400-600 mg/hari) asmanya
deposisi dalam paru lebih
belum terkendali, maka perlu dipertimbangkan
baik sehingga didapat efek
tambahan pemberian beta-agonis kerja panjang,
terapetik yang baik. Obat
atau beta-agonis lepas terkendali, atau teofilin
hirupan dalam bentuk
lepas lambat.6 Dahulu beta-agonis dan teofilin
bubuk kering (Spinhaler,
hanya dikenal sebagai bronkodilator saja. Namun
Diskhaler,
Rotahaler,
akhir-akhir ini diduga mereka juga mempunyai
Turbuhaler) memerlukan
efek anti-inflamasi.
inspirasi
yang
kuat.
Jika dengan penambahan obat tersebut
Umumnya
bentuk ini
asmanya tetap belum terkendali, obat tersebut
dianjurkan untuk anak usia
55
Prognosis
Beberapa studi kohort menemukan bahwa
banyak bayi dengan mengi tidak berlanjut
menjadi asma pada masa anak dan remajanya.
Proporsi kelompok tersebut berkisar antara 45
hingga 85%, tergantung besarnya sampel studi,
tipe studi kohort, dan lamanya pemantauan.
Atelektasis
Penurunan
surfaktan
Asidosis
Vasokonstriksi
pulmonal
Ventilasi
tidak seragam
Hiperinflasi
paru
ventilasi-perfusi
tidak padu padan
Gangguan
compliance
Hipoventilasi
alveolar
PaCO2
PaO2
Hiperinflasi
paru
menyebabkan penurunan
compliance paru, sehingga
Patofisiologi
terjadi peningkatan kerja
Peningkatan
Kejadian utama pada serangan asma akut napas.
intrapulmonal
adalah obstruksi jalan napas secara luas yang tekanan
merupakan kombinasi dari spasme otot polos yang diperlukan untuk
bronkus, edem mukosa karena inflamasiekspirasi melalui saluran
saluran napas, dan sumbatan mukus. Sumbatan napas yang menyempit,
makin
yang terjadi tidak seragam/merata di seluruh dapat
paru. Atelektasis segmental atau subsegmentalmempersempit atau medapat terjadi. Sumbatan jalan napasnyebabkan penutupan dini
menyebabkan peningkatan tahanan jalansaluran napas, sehingga
risiko
napas, terperangkapnya udara, dan distensimeningkatkan
paru berlebihan (hiperinflasi). Perubahan terjadinya pneumotoraks.
tekanan
tahanan jalan napas yang tidak merata di Peningkatan
mungkin
seluruh jaringan bronkus, menyebabkan tidakintratorakal
padu padannya ventilasi dengan perfusimempengaruhi arus balik
vena dan mengurangi
(ventilation-perfusion mismatch).2
curah
jantung
yang
bermanifestasi
sebagai
pulsus paradoksus.
10
Peningkatan
kerja napas
57
minggu
3- uji fungsi paru abnormal
4- terapi profilaksis harus diberikan
Hipoksia
dan
asidosis
dapat
menyebabkan vasokonstriksi pulmonal,
namun jarang terjadi komplikasi cor
pulmonale. Hipoksia dan vasokonstriksi
dapat merusak sel alveoli sehingga produksi
surfaktan berkurang atau tidak ada, dan
meningkatkan risiko terjadinya atelektasis.
Bagan berikut ini dapat menjelaskan
patofisiologi asma.10
Klasifikasi klinis
Konsensus International Penanggulangan Asma
Anak dalam pernyataan ketiganya tahun 1998
membagi asma berdasarkan keadaan klinis dan
keperluan obat menjadi 3 golongan yaitu asma
episodik jarang, asma episodik sering, dan
asma persisten.11
perubahan.9,12
Butir-butir penilaian dalam tabel ini tidak
harus lengkap ada pada setiap pasien.
Penilaian tingkat serangan yang lebih tinggi
harus diberikan jika pasien memberi respons
yang kurang terhadap terapi awal, atau
serangan memburuk dengan cepat, atau
pasien berisiko tinggi.
Serangan ringan
Jika dengan sekali nebulisasi pasien menunjukkan
respons yang baik (complete response), berarti
derajat serangannya ringan. Pasien diobservasi
selama 1-2 jam, jika respons tersebut bertahan,
pasien dapat dipulangkan. Pasien dibekali obat
beta-agonis (hirupan atau oral) yang diberikan
tiap 4-6 jam. Jika pencetus serangannya adalah
infeksi virus, dapat ditambahkan steroid oral
jangka pendek (3-5 hari). Pasien kemudian
dianjurkan kontrol ke Klinik Rawat Jalan dalam
waktu 24-48 jam untuk reevaluasi tatalaksananya.
Selain itu jika sebelum serangan pasien sudah
mendapat obat pengendali, obat tersebut
diteruskan hingga reevaluasi di Klinik Rawat
Jalan. Namun jika setelah observasi 2 jam gejala
timbul kembali, pasien diperlakukan sebagai
serangan sedang.
Serangan sedang
Jika dengan pemberian nebulisasi dua atau tiga
kali, pasien hanya menunjukkan respons parsial
(incomplete response), kemungkinan derajat
serangannya sedang. Untuk itu perlu dinilai ulang
derajatnya sesuai pedoman di depan. Jika
serangannya memang termasuk serangan sedang,
pasien perlu diobservasi dan ditangani di Ruang
Rawat Sehari (RRS). Walaupun mungkin tidak
diperlukan, namun untuk persiapan keadaan
parenteral.
59
dalam 4-6 kali pemberian mulai terjadi
perbaikan klinis, jarak pemberian dapat
diperlebar menjadi tiap 4-6 jam.
dengan dosis:
1- bila pasien belum mendapat
aminofilin
sebelumnya,
diberi
aminofilin dosis awal
Serangan berat
Bila dengan 3 kali nebulisasi berturut-turut pasien
tidak menunjukkan respons (poor response), yaitu
gejala dan tanda serangan masih ada (penilaian
ulang sesuai pedoman), maka pasien harus
dirawat di Ruang Rawat Inap. Oksigen 24L/menit diberikan sejak awal termasuk saat
nebulisasi. Pasang jalur parenteral dan lakukan
foto toraks. Jika sejak penilaian awal pasien
mengalami serangan berat, nebulisasi cukup
diberikan sekali langsung dengan beta-agonis dan
antikolinergik.
Sedangkan bila pasien menunjukkan gejala
dan tanda ancaman henti napas, pasien harus
langsung dirawat di Ruang Rawat Intensif. Untuk
pasien dengan serangan berat dan ancaman henti
napas, langsung dibuat foto rontgen toraks guna
mendeteksi komplikasi pneumotoraks dan/atau
pneumomediastinum.
intravena
diatasi
dan
Kontroversi tatalaksana
Dalam tatalaksana asma pada umumnya dan
penanganan serangan asma khususnya, masih
ada beberapa hal yang masih diperdebatkan.
Dahulu dikenal istilah status asmatikus yaitu
serangan asma yang tidak membaik dengan
tatalaksana baku yang biasa diberikan. Istilah
ini sekarang tidak digunakan lagi. Beberapa
kontroversi dalam tatalaksana asma di
antaranya adalah sebagai berikut:
60
Penutup
Panduan penanganan serangan asma ini disusun
berdasarkan bahan-bahan yang diambil dari
berbagai sumber dengan beberapa modifikasi,
disesuaikan dengan keadaan setempat dan
fasilitas yang tersedia. Walaupun
Daftar Pustaka
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
61
Lampiran
gagal tumbuh
infeksi kronik
muntah /
tersedak
kelainan
fokal paru
kelainan sistem
kardiovaskuler
1 reversibilitas (15%)
2 variabilitas (15%)
Berikan bronkodilator
tidak
berhasil
berhasil
Pertimbangan
pemeriksaan :
foto Ro
toraks & sinus
uji faal paru
respons terhadap
bronkodilator uji
provokasi bronkus
uji keringat
uji imunologis
pemeriksaan
motilitas silia
pemeriksaan
refluks
gastro
esofagus
Tidak mendukung
diagnosis lain
Mendukung
diagnosis lain
angan asma
sebagai penyakit
Bukan
Pertimb
penyerta
Alur
62
a
s
m
a
3x
>3x
(+)
Asma persisten
(Asma berat)
Obat pengendali: ganti dengan
steroid hirupan dosis rendah Obat
pereda: -agonis teruskan
(Asma sangat
berat)
t
e
r
Pertimbangan
k
penambahan salah satu
e
n
obat:
d
1 -agonis kerja
a
li
panjang
3 t
2 -agonis lepas
6-8 minggu, respons:
Naikkan dosis
(+)
eofilin
lepas
lambat
Tambahkan
Fungsi
Obat pereda
(reliever)
Nama generik
Nama dagang
Sediaan
G
ol
o
n
g
a
n
a
g
o
ni
s
(
k
e
rj
a
p
e
n
d
e
k
)
Keterangan
terbutalin
salbutamol
orsiprenalin
heksoprenalin
fenoterol
trimetokuinol
Golongan santin
teofilin
Bricasma, Brasmatic,
Bintasma, Fartolin,
Lasmalin, dll.
Ventolin, Respolin,
Salbuven, Suprasma
Salbron, Dilatamol,
Asmacel, Librentin, dll.
Alupent
Ipradol
Berotec
Inolin
0,05 mg/kgBB/x
tablet 2,5 mg
tablet 2 mg
Bronsolvan, Kalbron,
Amilex, Bronchophylin
Golongan anti-inflamasi non-steroid
kromoglikat
Intal-5
nedokromil
Tilade
Obat
pengendali
(profilaksis)
sirup, tablet
MDI
MDI
ijin di indonesia
untuk >12 tahun
MDI, Turbuhaler
MDI, Diskhaler
MDI, Rotahaler,
diskhaler
sirup, tablet, MDI
tablet
MDI, Disk haler
sirup, tablet
kapsul
tablet
tablet salut
sirup, tablet
Parameter
klinis, fungsi paru,
laboratorium
Ringan
Sedang
Berat
Aktivitas
Berjalan
Bayi: menangis
keras
Istirahat
Bayi: berhenti
makan
Bicara
Posisi
Kalimat
Bisa berbaring
Berbicara
Bayi:
- tangis pendek
dan lemah
- kesulitan makan
Penggal kalimat
Lebih suka duduk
Kesadaran
Sianosis
Mengi
Sesak napas
Otot bantu napas
Retraksi
Dangkal,
retraksi interkostal
Laju napas *
Kata-kata
Duduk bertopang
lengan
Biasanya
teragitasi
Ada
Sangat nyaring,
terdengar tanpa
stetoskop
Berat
Ya
Ancaman
henti
nafas
Kebingungan
Sulit / tidak
terdengar
Gerakan paradok
torako-abdominal
Dangkal / hilang
Meningkat
Sedang,
ditambah retraksi
suprasternal
Meningkat
Dalam,
ditambah napas
cuping hidung
Meningkat
Laju nadi **
Normal
Takikardi
Takikardi
Bradikardi
Tidak ada
< 10 mmHg
Ada
10-20 mmHg
Ada
> 20 mmHg
tidak praktis)
% nilai terbaik)
40-60%
60-80%
SaO2 %
PaO2
91-95%
> 60 mmHg
< 40%
< 60%,
respons < 2 jam
< 90%
< 45 mmHg
< 45 mmHg
> 45 mmHg
PaCO2
> 95%
Normal
(biasanya tidak
perlu diperiksa)
< 45 mmHg
Menurun
65
Nebulisasi jet
Nebulisasi ultrasonik
5 ml
0,5-1 ml / 5-10 tetes
10 ml
0,5-1 ml / 5-10 tetes
lihat tabel 3
10-15 menit
3-5 menit
Nama generik
Nama dagang
Golongan -agonis
Fenoterol
Salbutamol
Terbutalin
Golongan antikolinergik
Ipratropium bromide
Golongan steroid
Budesonide
Sediaan
Dosis nebulisasi
Berotec
Ventolin
Bricasma
solution 0,1%
nebule 2,5 mg
respule 2,5 mg
5-10 tetes
1 nebule
1 respule
Atrovent
solution 0,025%
Pulmicort
Respule
Nama generik
Nama dagang
Sediaan
Prednisolon
Medrol, Medixon,
Lameson,Urbason.
Hostacortin, Pehacort,
Dellacorta
Kenacort
tablet 4 mg
tablet 5 mg
tablet 4 mg
Prednison
Triamsinolon
Dosis
Steroid injeksi:
Nama generik
Nama dagang
Sediaan
Metil prednisolon
suksinat
Hidrokortisonsuksinat
Deksametason
Solu-Medrol
Medixon
Solu-Cortef
Silacort
Oradexon,
Kalmetason,
Fortecortin
Corsona
Celestone
Betametason
Jalur
Dosis
Pemberian
IV / IM
30 mg/kgBB dalam 30 menit
(dosis tinggi) tiap 6 jam
IV / IM
4 mg/kgBB/kali tiap 6 jam
IV / IM
IV / IM