Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Grand Theory
2.1.1 Auditor
Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan
suatu perusahaan atau organisasi.
Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
A. Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan pada
instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-undang Dasar
1945yang berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang
keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa Keuangan yang bebas dan mandiri..
ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai
dengan kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak
tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikapindependen.
Auditor Internal Pemerintah atau yang lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan
Fungsional Pemerintah (APFP) yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal Departemen/LPND, dan Badan
Pengawasan Daerah.
B. Auditor Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
C. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi pengauditan
atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan
pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan
besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan
mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan
Publik (KAP).
Namun, Arens & Loebbecke dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu yang diadaptasi
oleh Amir Abadi Jusuf, menambahkan satu lagi jenis auditor, yaitu:
Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor
Di samping itu, auditor juga harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik,
karena selama masa pemeriksaan banyak dilakukan wawancara dan permintaan
keterangan dari auditan untuk memperoleh data.
Buttery, Hurford, dan Simpson (Audit in the Public Sector, 1993) menyebutkan
beberapa mutu personal lainnya yang harus dimiliki oleh seorang auditor, seperti
kepandaian (intelegensi), perilaku yang baik, komitmen yang tinggi, serta kemampuan
imajinasi yang baik untuk menciptakan sikap kreatif dan penuh inovasi.
Pengetahuan Umum
Seorang auditor harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas yang
diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan
untuk melakukan reviu analitis (analytical review), pengetahuan teori organisasi untuk
memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan tentang sektor
public. Yang tak boleh dilupakan, adalah pengetahuan akuntansi untuk membantu
dalam memahami siklus entitas dan laporan keuangan serta mengolah data dan angka
yang diperiksa.
Keahlian Khusus
Keahlian khusus yang harus dimiliki seorang auditor antara lain keahlian untuk
melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistic, keterampilan
mengoperasikan computer, serta kemampuan menulis dan mempresentasikan laporan
dengan baik. Supaya auditor memiliki mutu personal, pengetahuan umum, dan
keahlian khusus yang memadai, maka diperlukan pelatihan bagi mereka. Dalam
SPKN, dinyatakan bahwaauditor dalam dua tahun paling tidak 80 jam pendidikan
yang secara langsung meningkatkan kecakapan professional auditor untuk
melaksanakan audit.
2.1.4 Skeptisisme Profesional Auditor
Standar Profesional Akuntan Publik (IAPI, 2011) menjelaskan bahwa skeptisisme
profesional adalah sikap yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi bukti
audit secara kritis. Pengertian serupa dipaparkan dalam International Standards on
Auditing (IAASB, 2009), skeptisisme profesional adalah sikap yang meliputi pikiran
yang selalu bertanyatanya (questioning mind), waspada (alert) terhadap kondisi dan
keadaan yang mengindikasikan adanya kemungkinan salah saji material yang
disebabkan oleh kesalahan atau kesengajaan (fraud), dan penilaian (assessment)
bukti-bukti audit secara kritis. Konsep skeptisisme profesional yang tercermin dalam
standar tersebut adalah sikap selalu bertanya-tanya, waspada, dan kritis dalam
melaksanakan seluruh proses audit.
2.1.5 Kualitas Audit
Kualitas audit seperti dikatakan oleh De Angelo (1981) dalam Alim dkk. (2007),
yaitu sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan
tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Sedangkan
Christiawan
(2005) mengungkapkan, kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan
kompetensi. Dari definisi di atas, maka kesimpulannya adalah auditor yang kompeten
adalah auditor yang mampu menemukan adanya pelanggaran sedangkan auditor
yang independen adalah auditor yang "mau" mengungkapkan pelanggaran tersebut.
Jelas terlihat bahwa independensi dan kompetensi seperti dikatakan Christiawan
(2005) dan merupakan faktor penentu kualitas audit dilihat dari sisi auditor.
2.2 Penelitian Terdahulu
Elisha dan Rangga (2010) melakukan penelitian tentang hubungan independensi
dengan kualitas audit dengan judul Pengaruh Independensi, pengalaman, due professional
care dan akuntabilitas terhadap kualitas audit Penelitian ini memperluas dua percobaan
sebelumnya (Aji, 2009 dan Rahman, 2009), menunjukkan seberapa jauh independensi,
pengalaman, perawatan profesional karena audit dan akuntabilitas dipengaruhi kualitas.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode survei dengan kuesioner. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di "Big Four" kantor akuntan publik
di Indonesia. Penelitian ini menggunakan simple random sampling di mana dilakukan oleh
penentuan sampel dihitung dengan rumus Slovin, sehingga jumlah sampel 95 responden. dari
200 kuesioner didistribusikan, kembali adalah 136 kuesioner, dan 11 tidak lengkap, sehingga
hanya 125 kuesioner bisa proses. Analisis data dilakukan dengan model regresi berganda.
Hasilnya membuktikan bahwa independensi, pengalaman, perawatan profesional karena dan
akuntabilitas dipengaruhi kualitas audit secara bersamaan. Selain itu, penelitian ini
membuktikan bahwa independensi, perawatan profesional karena dan akuntabilitas kualitas
audit dipengaruhi sebagian, tapi Pengalaman tidak mempengaruhi kualitas audit. Penelitian
ini juga membuktikan bahwa independensi adalah Faktor dominan yang mempengaruhi
kualitas audit. Untuk penelitian masa depan, kami sarankan untuk memperpanjang
survei cakupan wilayah dan menambahkan lebih variabel yang dapat mempengaruhi kualitas
audit.
Jogi (2002) membuat penelitian tentang kompetensi dan
independensi terhadap kualitas audit dengan judul Kompetensi Dan
Independensi Akuntan Publik : Refleksi Hasil Penelitian Empiris penilitian
ini menjelaskan Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu kompetensi
dan independensi. Hasil penelitian tentang kompetensi menunjukkan
bahwa profesi akuntansi mulai tidak menarik dan tergeser oleh profesi
yang lain. Hal ini berdampak terhadap kualitas calon mahasiswa yang
memasuki pendidikan formal akuntansi, yang pada akhirnya akan
membuat rendah kompetensi lulusan pendidikan formal akuntansi. Hasil
penelitian juga menunjukkan bahwa kurikulum pendidikan formal
akuntansi dirasa masih kurang memadai untuk menunjang kompetensi
lulusan program studi akuntansi. Penelitian juga memberikan bukti
empiris bahwa pengalaman akan mempengaruhi kemampuan auditor
untuk mengetahui kekeliruan dan pelatihan yang dilakukan akan
meningkatkan keahlian dalam melakukan audit. Untuk itu maka
masukan dari Kantor Akuntan Publik dan organisasi profesi sangat
diperlukan untuk mengembangkan suatu kurikulum pendidikan formal
akuntansi dan pelatihan akuntansi.
auditnya benar-benar objektif dan dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Adanya
perhatian terhadap kualitas audit dari auditor maupun Kantor Akuntan Publik (KAP) tersebut
maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan
keputusan yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Dita dan Sudarma (2015) melakukan penelitian tentang Pengaruh Kompetensi
dan Independensi Auditor Terhadap Kualitas Audit .Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis dan membuktikan bukti empiris pengaruh pengalaman,
pengetahuan, lama hubungan dengan klien, telaah dari rekan auditor (peer
review), tekanan dari klien dan jasa non- audit yang diberikan oleh KAP terhadap
kualitas audit. Sampel yang digunakan sebanyak 60 responden yaitu auditor
yang terdapat pada 8 kantor akuntan publik di Kota Malang menurut direktori
IAPI tahun 2012, 60 data dapat diolah dengan menggunakan Partial Least Square
(PLS). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengalaman dalam
melaksanakan audit, pengetahuan seorang auditor, telaah dari rekan auditor
(peer review), lama hubungan dengan klien, tekanan dari klien, dan jasa non
audit yang diberikan oleh KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.
Lukman (2015) meneliti tentang Pengaruh Kompetensi, Independensi,
Objektivitas dan Sensitivitas Etika Profesi Terhadap Kualitas Audit Penelitian ini
dilakukan bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh kompetensi auditor di BPKP
DIY terhadap kualitas hasil audit, (2) Pengaruh independensi auditor BPKP DIY
terhadap kualitas hasil audit, (3) Pengaruh objektivitas auditor BPKP DIY
terhadap kualitas hasil audit, (4) Pengaruh sensitivitas etika profesi auditor BPKP
DIY terhadap kualitas hasil audit, (5) Pengaruh kompetensi, independensi,
objektivitas dan sensitivitas etika pofesi auditor BPKP DIY secara bersamaan
terhadap kualitas hasil audit .Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei
pada suatu populasi. Penelitian ini termasuk penelitian penjelasan
(explanatory/confirmatory research). Sampel diambil sebanyak 94 auditor pada
BPKP DIY. Pengumpulan data menggunakan metode kuisioner. Kuisioner diuji
validitas dan reliabilitasnya sebelum dilakukan pengumpulan data penelitian.
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji
prasyarat analisis yang meliputi uji normaitas, uji linearitas, uji multikolonieritas
dan uji heteroskedastisitas. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis
regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) Kompetensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Hasil
Audit. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 2,314 yang lebih besar
dari t tabel 1,66123 dan nilai korelasi (r) sebesar 0,235. (2) Independensi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Hasil Audit. Hal ini
ditunjukkan oleh nilai t hitung sebesar 2,138 yang lebih besar dari t tabel
1,66123 dan nilai korelasi (r) sebesar 0,218. (3) Objektivitas berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kualitas Hasil Audit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai t hitung
sebesar 2,541 yang lebih besar dari t tabel 1,66123 dan nilai korelasi (r) sebesar
0,256. (4) Sensitivitas Etika Profesi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas Hasil Audit. Hal ini ditunjukkan oleh nilai nilai t hitung sebesar 3,403
yang lebih besar dari t tabel 1,66123 dan nilai korelasi (r) sebesar 0,334. (5)
Kompetensi, Independensi, Objektivitas, dan Sensitivitas Etika Profesi secara
bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas Hasil Audit.
Hal ini ditunjukkan oleh F hitung 10,894 yang lebih besar dari F tabel 3,94 dan
nilai korelasi (5) sebesar 0,573.
2.3.1 Hipotesis